ID Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profe PDF
ID Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profe PDF
2/2014
Nur Hidayah*
*Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Abstrak
R
umah sakit sebagai salah satu Salah satu bentuk pelayanan
bentuk organisasi pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan
kesehatan yang memberikan kualitas pelayanan adalah memberikan ra-
pelayanan kesehatan yang komprehensif sa tanggung jawab perawat yang lebih
mencakup aspek promotif, preventif, kurat- tinggi sehingga terjadi peningkatan kinerja
if dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan
masyarakat, sering kali mengalami perma- keperawatan ini akan lebih memuaskan
salahan yang menyangkut tentang ketid- tentunya dengan penerapan model asuhan
akpuasan masyarakat terhadap mutu pela- keperawatan professional atau MAKP ka-
yanan rumah sakit yang dianggap kurang rena kepuasan pasien ditentukan salah
memadai atau memuaskan. Dalam rangka satunya dengan pelayanan keperawatan
menjaga dan meningkatkan mutu pela- yang optimal (Fisbach, 1991).
yanan, maka salah satu aspek yang perlu Hubungan yang baik antara pasien
mendapat perhatian adalah kualitas pela- dan perawat dapat dilakukan apabila men-
410
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
erapkan suatu model asuhan keperawatan untuk mengetahui konsep tingkat kepuasan
yang baik. Dengan demikian, maka pela- pasien.
yanan pasien menjadi sempurna sehingga PEMBAHASAN
dapat meningkatkan kepuasan pasien sela- Model Asuhan Keperawatan Profesional
ma di rumah sakit. Asuhan keperawatan Model Asuhan Keperawatan Profe-
yang rendah menyebabkan mutu pelayanan sional adalah sebagai suatu sistem
keperawatan juga menurun dan akhirnya (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
memicu ketidakpuasan pasien, hal yang memungkinkan perawat profesional
demikian akan terus menerus berulang jika mengatur pemberian asuhan keperawatan
tidak segera diatasi. termasuk lingkungan untuk menopang
Menurut Azwar (1996) pasien mera- pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
sa kurang puas terhadap pelayanan Woods, 1996 dalam Hamid, 2001).
keperawatan karena pelayanan tersebut Dasar pertimbangan pemilihan Model
tidak optimal. Dalam penerapan model Asuhan Keperawatan Profesional
asuhan keperawatan profesional, apabila (MAKP).
tanggung jawab atau peran perawat baik Katz, Jacquilile (1998) mengidentifi-
dalam hal dokumentasi, timbang terima, kasikan 8 model pemberian asuhan
supervisi, dan sentralisasi obat tidak dijal- keperawatan, tetapi model yang umum dil-
ankan dengan baik, yang berarti menunjuk- akukan di rumah sakit adalah Keperawatan
kan kinerja kerja perawat juga menurun Tim dan Keperawatan Primer. Karena se-
(Nursalam, 2002). Kepuasan pasien akan tiap perubahan akan berdampak terhadap
tercapai bila diperoleh hasil yang optimal suatu stress, maka perlu mempertim-
bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan bangkan 6 unsur utama dalam penentuan
memperhatikan pasien dan keluarganya, pemilihan metode pemberian asuhan
ada perhatian terhadap keluhan, kondisi keperawatan (Tomey,Mariner 1996) yaitu :
lingkungan fisik dan tanggap kepada kebu- 1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
tuhan pasien (Anna, 2001). 2. Dapat diterapkan proses keperawa-
Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk tan dalam asuhan keperawatan.
mengetahui manajemen model asuhan 3. Efisien dan efektif penggunaan
keperawatan profesional dalam pening- biaya.
katan kepuasan pasien di rumah sakit. 4. Terpenuhinya kepuasan klien,
Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui keluarga dan masyarakat.
jenis-jenis model asuhan keperawatan 5. Kepuasan kinerja perawat.
profesional yang diterapkan di rumah sakit,
411
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
Jenis Model Asuhan Keperawatan Profe- erti isolasi, intensive care.Metode ini ber-
sional ( MAKP) dasarkan pendekatan holistik dari filosofi
Menurut Kron.T & Gray (1997) ada keperawatan. Perawat bertanggung jawab
4 metode pemberian asuhan keperawatan terhadap asuhan dan observasi pada pasien
profesional yang sudah ada dan akan terus tertentu (Nursalam, 2002).
dikembangkan di masa depan dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
menghadapi tren pelayanan keperawatan, (MAKP) Primer
yaitu: Menurut Gillies (1989) perawat yang
Model Asuhan Keperawatan Profesional menggunakan metode keperawatan primer
(MAKP) Fungsional dalam pemberian asuhan keperawatan
Model fungsional dilaksanakan oleh disebut perawat primer (primary nurse).
perawat dalam pengelolaan asuhan Pada metode keperawatan primer terdapat
keperawatan sebagai pilihan utama pada kontinutas keperawatan dan bersifat kom-
saat perang dunia kedua. Pada saat itu ka- prehensif serta dapat dipertanggung jawab-
rena masih terbatasnya jumlah dan kemam- kan, setiap perawat primer biasanya
puan perawat maka setiap perawat hanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung
melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawa- jawab selama 24 jam selama klien dirawat
tan kepada semua pasien di bangsal. Model dirumah sakit. Perawat primer ber-
ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi tanggung jawab untuk mengadakan komu-
keperawatan, perawat melaksanakan tugas nikasi dan koordinasi dalam merencanakan
( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal asuhan keperawatan dan juga akan mem-
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002). buat rencana pulang klien jika diperlukan.
Model Asuhan Keperawatan Profesional Jika perawat primer sedang tidak bertu-
(MAKP) Kasus gas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
Setiap perawat ditugaskan untuk me- kepada perawat lain (associate nurse).
layani seluruh kebutuhan pasien saat ia di- Metode penugasan dimana satu orang
nas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang perawat bertanggung jawab penuh selama
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada 24 jam terhadap asuhan keperawatan
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh pasien mulai dari pasien masuk sampai
orang yang sama pada hari berikutnya. keluar rumah sakit. Mendorong praktik
Metode penugasan kasus biasa diterapkan kemandirian perawat, ada kejelasan antara
satu pasien satu perawat, dan hal ini si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
umumnya dilaksanakan untuk perawat Metode primer ini ditandai dengan adanya
privat atau untuk keperawatan khusus sep- keterkaitan kuat dan terus menerus antara
412
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk gota tim. Sedangkan Kelemahannya yakni
merencanakan, melakukan dan koordinasi komunikasi antar anggota tim terbentuk
keperawatan selama pasien dirawat. terutama dalam bentuk konferensi tim,
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang biasanya membutuhkan waktu di-
(MAKP) Tim mana sulit untuk melaksanakan pada wak-
Metode tim merupakan suatu metode tu-waktu sibuk. (Nursalam, 2002)
pemberian asuhan keperawatan dimana Penentuan Model Asuhan Keperawatan
seorang perawat profesional memimpin Profesional (MAKP)
sekelompok tenaga keperawatan dalam Pada penerapan MAKP harus mam-
memberikan asuhan keperawatankelompok pu memberikan asuhan keperawatan profe-
klien melalui upaya kooperatif dan kola- sional dan untuk itu diperlukan penataan 3
buratif ( Potter, Patricia 1993). Model tim komponen utama:
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap Ketenagaan
anggota kelompok mempunyai kontribusi Saat ini jumlah dan jenis tenaga
dalam merencanakan dan memberikan keperawatan kurang mampu untuk mem-
asuhan keperawatan sehingga timbul moti- beri asuhan keperawatan yang profesional.
vasi dan rasa tanggung jawab perawat yang Hal ini terlihat dari komposisi tenaga yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan ada mayoritas lulusan SPK. Disamping itu
keperawatan meningkat. jumlah tenaga keperawatan ruang rawat
Metode ini menggunakan tim yang tidak ditentukan berdasarkan derajat
terdiri dari anggota yang berbeda- beda ketergantungan klien. Pada suatu pela-
dalam memberikan asuhan keperawatan yanan profesional jumlah tenaga yang di-
terhadap sekelompok pasien. Perawat ru- perlukan tergantung pada jumlah klien dan
angan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group derajat ketergantungan klien. Menurut
yang terdiri dari tenaga professional, Douglas (1984) klasifikasi derajat
tehnikal dan pembantu dalam satu grup ketergantungan klien dibagi 3 kategori yai-
kecil yang saling membantu. Dalam pen- tu : perawat minimal memerlukan waktu 1
erapannya ada kelebihan dan kelema- -2 jam/ 24 jam, perawatan intermediet
hannya. Kelebihannya yakni memung- memrlukan waktu 3 – 4 jam/ 24 jam ,
kinkan pelayanan keperawatan yang me- perawatan maksimal atau total memer-
nyeluruh, mendukung pelaksanakaan pros- lukan waktu 5 – 6 jam/ 24 jam. Dalam
es keperawatan, memungkinkan komu- penelitian Douglas (1975) dalam Su-
nikasi antar tim sehingga konflik mudah priyanto (2003) tentang jumlah tenaga
diatasi dan memberi kepuasan kepada ang- perawat di rumah sakit, di dapatkan jumlah
413
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
yang dibutuhkan pada pagi, sore dan mal- oleh keluarga diserahkan kepada perawat
am tergantung pada tingkat ketergantungan dengan menerima lembar serah terima
pasien. obat. Perawat menuliskan nama pasien,
Metode pemberian asuhan keperawatan register, jenis obat, jumlah dan sediaan
Terdapat 4 metode pemberian asuhan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh
keperawatan yaitu metode fungisonal, keluarga / klien dalam buku masuk obat.
metode kasus, metode tim dan metode Keluarga atau klien selanjutnya mendapat-
keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari kan penjelasan kapan/ bilamana obat terse-
keempat metode ini, metode yang paling but akan habis. Obat yang telah diserahkan
memungkinkan pemberian pelayanan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
profesional adalah metode tim dan primer. kotak obat.
Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, tim- Pengelolaan obat tidak penuh ( desentrali-
bang terima, ronde keperawatan dan super- sasi)
visi (Nursalam, 2002) Obat yang telah diambil oleh keluar-
Sentralisasi Obat ga diserahkan pada perawat, Obat yang
Kontroling terhadap penggunaan dan diserahkan dicatat dalam buku masuk obat,
konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat menyerahkan kartu pemberian
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ obat kepada keluarga / pasien, lalu
alur yang sistematis sehingga penggunaan melakukan penyuluhan tentang rute pem-
obat benar – benar dapat dikontrol oleh berian obat, waktu pemberian, tujuan, efek
perawat sehingga resiko kerugian baik samping, perawat menyerahkan kembali
secara materiil maupun secara non material obat pada keluarga / pasien dan menan-
dapat dieliminir. datangani lembar penyuluhan.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh Dalam pemberian obat perawat tetap
( sentralisasi) melakukan kontroling terhadap pemberian
Tehnik pengelolaan obat kontrol obat. dicek apakah ada efek samping, pen-
penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan gecekan setiap pagi hari untuk menentukan
obat dimana seluruh obat yang akan diberi- obat benar – benar diminum sesuai dosis.
kan pada pasien diserahkan sepenuhnya Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Dalam penambahan obat dicatat dalam bu-
Keluarga wajib mengetahui dan ikut ku masuk obat. Penyuluhan obat khusus
serta mengontrol penggunaan obat. Obat diberikan oleh perawat primer.
yang telah diresepkan dan telah diambil
414
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
415
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
416
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
417
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
418
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
standar praktik keperawatan (Yayan dan luas, namun penerapannya tidaklah semu-
Suarli, 2010). dah yang diperkirakan. Masalah pokok
Konsep Dasar Kepuasan Pasien yang ditemukan ialah karena kepuasan ter-
Kepuasan atau ketidakpuasan pelang- sebut bersifat subyektif. Tiap orang, ter-
gan adalah respon pelanggan terhadap gantung dari latar belakang yang dimiliki,
evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirasi dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
yang dirasakan antara harapan sebelumnya berbeda untuk satu mutu pelayanan
dan kinerja actual yang dirasakan setelah kesehatan yang sama. Di samping itu, ser-
memakainya (Tse dan Wilson,1998). Ko- ing pula ditemukan pelayanan kesehatan
tler (1994) mendasarkan bahwa kepuasan yang sekalipun dinilai telah memuaskan
pelanggan adalah tingkat perasaan pasien, namun ketika ditinjau dari kode
seseorang setelah membandingkan kinerja etik serta standar pelayanan profesi, kiner-
yang dirasakan dibandingkan dengan hara- janya tetap tidak terpenuhi (Supranto,
pannya. (dalam Ali Zaidin, 2001) 2001)
Tingkat kepuasan pasien merupakan Untuk mengukur sejauhmana kinerja
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang itu berjalan dan mencapai hasil yang di-
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja harapkan , dapat diukur dengan hal- hal
dibawah harapan, maka pelanggan akan berikut ini:
kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , Survei kepuasan pasien
pelanggan akan sangat puas. sedangkan Dengan pemberian kuesioner, seperti
mutu pelayanan kesehatan adalah pela- survai kepuasan pasien.
yanan kesehatan yang dapat memuaskan Kesan pasien
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan Kesan yang diterima saat konsultasi
yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata- biaya, konsultasi medik dan pertemuan
rata serata penyelenggaraannya sesuai khusus denga pasien.
dengan standart dan kode etik profesi Laporan
(Azrul Azwar, 1996). Mutu pelayanan Laporan dari pasien, lewat dokter,
kesehatan menunjuk pada tingkat kesem- perawat, Koran, kenalan dan tokoh
purnaan pelayanan kesehatan dalam men- masyarakat. ( Boy S., 2004)
imbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Aspek yang terkait dengan kepuasan
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin pasien ada 4 jenis seperti berikut ini:
baik pula mutu pelayanan kesehatan. 1. Aspek kenyamanan
Sekalipun pengertian mutu yang terkait 2. Aspek hubungan pasien dengan staf
dengan kepusan ini telah diterima secara rumah sakit.
419
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
420
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Ayat di atas menunjukkan bahwa se- jawab kepala ruangan yang baik dilakukan
bagai sesame muslim, kita dianjurkan un- dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
tuk senantiasa berbuat baik dan adil kepada pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan
siapa pun, demikian halnya dalam mem- disini yaitu mengatur dan mengendalikan
berikan asuhan keperawatan terhadap asuhan keperawatan, pengorganisasian
pasien di rumah sakit. Perawat hendaknya disini dalam hal mengendalikan tenaga
memberikan asuhan keperawatan profes- keperawatan, pengarahan dalam hal
sional sehingga dapat meningkatkan meningkatkan kolaburasi antar tim, se-
kepuasan pasien terhadap pelayanan dangkan untuk pengawasan dalam hal su-
keperawatan yang diberikan. pervisi kepada setiap anggota perawatan
Hubungan Tanggung Jawab Perawat da- yang bekerja di ruangan tersebut. Semakin
lam penerapan MAKP baik tanggung jawab kepala ruangan
Hubungan antara tanggung jawab kepala (perencanaan, pengorganisasian, pengara-
ruangan dengan kepuasan pasien. han, dan pengawasan) dijalankan, maka
Tanggung Jawab Kepala Ruangan kepuasan pasien semakin tinggi pula.
mempunyai hubungan yang sangat kuat (Soeroso, 2003)
dengan Kepuasan Pasien. Kepuasan dirasa- Hubungan antara tanggung jawab ketua
kan pasien dari tanggung jawab kepala ru- tim dengan kepuasan pasien
angan dalam hal perencanaan, pengorgan- Semakin baik tanggung jawab ketua
isasian, pengarahan dan pengawasan. Se- tim semakin tinggi kepuasan pasien yang
makin baik tanggung jawab kepala ruangan dirasakan. Menurut Kron & Gray (1987)
semakin tinggi kepuasan pasien yang bahwa peran ketua tim dalam penerapan
dirasakan. model asuhan keperawatan profesional
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa Tim ini sangat penting dan besar terutama
peran kepala ruangan dalam penerapan dalam mengunakan tehnik kepemimpinan,
model asuhan keperawatan profesional sehingga melalui rasa tanggung jawab
Tim ini sangat penting artinya, sehingga yang tinggi membuat mutu asuhan
melalui rasa tanggung jawab yang tinggi keperawatan meningkat dan tentunya
membuat mutu asuhan keperawatan mengakibatkan kepuasan pasien tinggi.
meningkat dan tentunya mengakibatkan Mutu asuhan keperawatan yang baik
kepuasan pasien bertambah. apabila semua tugas yang dilimpahkan
Mutu asuhan keperawatan yang baik dapat dijalankan dengan baik Tanggung
apabila semua tugas yang dilimpahkan jawab ketua tim dalam perencanaan, eval-
dapat dijalankan dengan baik Tanggung uasi, mengetahui kondisi pasien, menilai
421
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
422
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
secara materiil maupun secara non material ber data untuk pemberian asuhan
dapat dieliminir. keperawatan, sumber data untuk
Berjalannya sentralisasi obat dengan penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa-
optimal memberikan asuhan keperawatan ban dan pertanggunggugatan asuhan
yang diberikan kepada pasien menjadi keperawatan, dan sarana untuk peman-
lebih baik. Mutu asuhan yang baik akan tauan asuhan keperawatan.
memberikan kepuasan pasien menjadi Dokumentasi keperawatan mempu-
meningkat. Penyediaan obat yang di sen- nyai hubungan yang sangat kuat terhadap
tralkan di keperawatan akan membuat kepuasan pasien. Tetapi pelaksanaannya
pasien merasa lebih mudah untuk dalam taraf kurang, masih belum berjalan
mendapatkan obat tanpa harus mencari dengan optimal. Pelaksanaan dokumentasi
sendiri, dan hal ini menurunkan juga biaya keperawatan pada tingkat rendah atau ku-
pengobatan karena obat yang disediakan rang optimal biasanya dipengarahui ban-
sesuai dengan jumlah yang diperlukan. yak faktor diantaranya kurang penge-
Pengecekan obat yang dilakukan secara tahuan perawat terhadap dokumentasi
teliti dan setiap pagi dilakukan oleh keperawatan yang baik, manfaat dokumen-
perawat yang bertugas. Sehingga membuat tasi keperawatan, dan tidak adanya moti-
pelaksanaan sentralisasi obat semakin baik vasi dari atasan. Padahal untuk menerap-
pula pelaksanaan MAKP Tim dan akan kan Model Asuhan Keperawatan Profe-
membuat kepuasan pasien semakin tinggi. sional Tim perlu adanya dokumentasi
Hubungan antara pelaksanaan dokumen- keperawatan yang baik, seperti semakin
tasi keperawatan dengan kepuasan pasien baik pelaksanaan dokumentasi keperawa-
Menurut Ali Zaidin (2001) bahwa tan semakin baik pula pelaksanaan MAKP
dokumentasi keperawatan merupakan un- Tim.
sur penting dalam sistem pelayanan Karena apabila hal ini berlanjut
kesehatan. Karena adanya dokumentasi maka mempengaruhi mutu asuhan
yang baik informasi mengenai keadaan keperawatan menjadi kurang baik, yang
kesehatan pasien dapat diketahui secara berakibat terhadap menurunnya kepuasan
berkesinambungan. pasien rendah. Semakin baik dalam pen-
Disamping itu dokumentasi merupa- gisian dokumentasi keperawatan akan
kan dokumen legal tentang pemberian membuat perencanaan keperawatan men-
asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik jadi lebih baik dan kepuasan pasien
dokumentasi berfungsi sebagai sarana meningkat. (Al-Assaf,2009)
komunikasi antar profesi kesehatan, sum-
423
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
424
Nur Hidayah Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya pelatihan khusus, seminar dokumentasi
akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan untuk perawat dan perlu eval-
kesehatan serta memberikan kepuasan pa- uasi secara berkala mulai dari 1 minggu
da pasien dalam pelayanan keperawatan di sekali sampai 1 bulan sekali.
Rumah Sakit
Saran DAFTAR PUSTAKA
Tanggung jawab kepala ruangan, Al-Assaf, A.F.2009. Mutu Pelayanan
tanggung jawab ketua tim, dan tanggung Kesehatan Perspektif Internasional.
Jakarta : EGC
jawab anggota tim di Rumah sakit terhadap
Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar
pasien perlu ditingkatkan terus menerus Keperawatan Profesional. Jakarta :
dan harus dipertahankan selamanya. Widya Medika
Anna, B. (2001). Seminar Nasional Model
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan
Keperawatan Profesional Mana-
mengadakan penyegaran setiap 6 bulan jemen Ruangan. Malang
sekali. Rawat inap Rumah sakit perlu Azwar, S. (1996). Menjaga Mutu Pela-
yanan Kesehatan. Pustaka Sinar
memperhatikan dan mengevaluasi metode
Harapan. Jakarta
pemberian asuhan keperawatan secara tim Boy, S. (2004). Pemasaran Rumah Sakit.
serta apakah perawat dalam melaksanakan Konsursium Rumah Sakit Islam
sentralisasi obat untuk memenuhi / Jateng – DIY. Yogyakarta
Depkes, RI. (1994). Standar Asuhan
membantu kebutuhan diri pasien terhadap Keperawatan. Direktorat Rumah Sa-
penyediaan obat sudah dapat diandalkan kit Umum dan Pendidikan. Dirjen
sehingga dapat mempertahankan dan terus Pelayanan Medik. Jakarta.
Fiscbach, Documentating Care : Commu-
menerus meningkatkan kualitas pelayanan.
nication, The Nursing Process and
Kegitan tersebut dapat dilakukan setiap 1 Documentation Standards, F A Da-
bulan sekali. Pelaksanaan timbang terima vis Company, Philadelphia, 1991
Gilles, Dee Ann, Manajemen Keperawa-
di Rumah Sakit perlu lebih difokuskan
tan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi
kepada masalah pasien. Sehingga untuk Kedua, (Alih Bahasa : Drs. Dika
mencapainya perlu pelatihan timbang Sukmana dkk), W.B. Saunders Com-
pany, Philadelphia, 1989.
terima dan kemudian diadakan evaluasi
Gerson, R.F. (2002). Mengukur Kepuasan
setiap 1 bulan sekali. Pelaksanaan doku- Pelanggan. PPM. Jakarta
mentasi keperawatan di beberapa Rumah Hamid, A.Y.S., 2001. Peran Profesi
Sakit masih jauh dari sempurna banyak Keperawatan Dalam Meningkatkan
Tangung Jawab Perawat Untuk
sekali yang mengisi formulir askep dengan
Memberikan Asuhan Keperawatan
tidak mengacu kepada relevan, lengkap Profesional Sehubungan Dengan
dan valid. Sehingga hal ini perlu adanya Undang-Undang Konsumen. 005/
425
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
426