“MANAJEMEN PAJAK”
SANWIN
B1C1 16 083
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
STRATEGI PERENCANAAN STABILISASI PENGHASILAN
Klasifikasi
Persediaan merupakan aset yang berupa:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah daerah, misalnya barang pakai habis
seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
1. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Pengakuan Beban Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu pendekatan
aset dan pendekatan beban. Dalam pendekatan aset, pengakuan beban
persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai atau dikonsumsi.
Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan yang maksud
penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi, atau untuk maksud
berjaga-jaga. Contohnya antara lain adalah persediaan obat di rumah sakit,
persediaan di sekretariat SKPD. Dalam pendekatan beban, setiap
pembelian persediaan akan langsung dicatat sebagai beban persediaan.
Pendekatan beban digunakan untuk persediaan-persediaan yang maksud
penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak dimaksudkan untuk
sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan untuk suatu
kegiatan.
3. Selisih Persediaan
Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan menurut
bendahara barang/pengurus barang atau catatan persediaan menurut fungsi
akuntansi dengan hasil stock opname. Selisih persediaan dapat disebabkan
karena persediaan hilang, usang, kadaluarsa, atau rusak. Jika selisih
persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang normal, maka
selisih persediaan ini diperlakukan sebagai beban. Jika selisih persediaan
dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang abnormal, maka selisih
persediaan ini diperlakukan sebagai kerugian daerah.
Efek Metode Penilaian Persediaan Terhadap Arus Kas
Harta dan aset yang dimiliki perusahaan akan mengalami penurunan nilai
karena penggunaanya. Berkurangnya value berarti berkurangnya kapasitas aset
tetap yang bersangkutan.
Pajak sebagai beban atau biaya yang harus dibayar oleh perusahaan
membuat suatu manajemen berpikir untuk menekan beban dari pajak.
Perencanaan Pajak penting bagi semua bisnis karena berpengaruh pada posisi
keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan ekonomi demi kemajuan suatu
perusahaan. Perencanaan pajak dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan
peraturan undang-undangan perpajakan yang selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Peraturan-peraturan tersebut diantaranya metode perhitungan
penyusutan.
Secara konsep, penyusutan adalah alokasi biaya perolehan suatu aktiva
tetap (kecuali tanah) selama masa manfaat tertentu sesuai dengan kelompok harta.
Sedangkan amortisasi adalah alokasi perolehan harta tidak berwujud selama masa
manfaat tertentu. Besarnya biaya penyusutan dapat dikurangkan dari revenue atau
pendapatan dan sangat berpengaruh pada besarnya Penghasilan Kena Pajak. Hal
ini akan menjadi dasar penghitungan pajak terutang bagi wajib pajak badan
maupun orang pribadi.
Penyusutan terhadap harta atau aset berpengaruh untuk mengurangi
nominal pajak dalam Pelaporan Pajak Harta Perusahaan dimana nilai dari aset
atau harta yang dikenai pajak. Tentunya penyusutan ini harus mengikuti peraturan
perpajakan yang berlaku yaitu bedasar Pasal 11 UU PPh tentang Masa manfaat
dan tariff penyusutan harta berwujud.
Berdasarkan Pasal 11 UU Pajak Penghasilan terdapat dua metode
penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap aktiva
tetap bukan bangunan, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Tarif
penyusutan untuk kedua metode tersebut diatur dalam Pasal 11 ayat (6) sebagai
berikut :