Anda di halaman 1dari 2

Semua orang tau bahwa Jogja Istimewa

Tapi aku tak hanya tau kalimat itu


Aku mendapatkan feelnya
Aku habiskan secuil dari usiaku ditanah rantau bernama Jogja
Maybe Jogja is my (second) city
Aku tau orang sepertiku adalah orang yang perasa
Saat keluar dari area Jogja mungkin aku akan berkata
Ah, aku sudah meninggalkannya
Saat aku tiba dirumah mungkin aku juga akan merasa
Ah, aku sudah tidak lagi di Jogja
Layaknya seorang maba yang merasakan homsick
Mungkin satu dua hari aku akan merasakan yang namanya kostsick
Kemudian dimalam hari aku termenung
Memandang atap kamarku yang sesungguhnya
Ah ini bukan lagi atap kost di Jogja
Aku sadar, ini bukanlah seperti ketika engaku libur semester
Dimana aku akan selalu bertemu lagi
Dengan kawan-kawan di semster yang baru
Tapi kali ini, aku tidak berada pada semester yang baru
Aku ada pada babak kehidupan yang baru
Kemudian aku putar sebuah lagu Yogyakarta oleh Ungu
Lagu semasa kuliah juga sering aku putar
Tapi kini aku benar-benar merasakannya, menghayatinya
Bersama liriknya, aku kembaili memutar memori
Aku selami setiap sudut yang pernah aku kunjungi
Aku ingat kembali setiap rasa yang pernah terjadi
Untuk seukuranku yang begitu perasa
Mungkin aku akan menitikkan air mata
Aku percaya, bahwa aku akan selalu bisa mengunjunginya
Ah, jarak rumah dan Jogja tidak seberapa
Tapi aku tak lagi memiliki rumah kedua
Dan itu akan memberikan rasa yang berbeda
“Aku juga ingin tinggal di Jogja, siapa sih yang nggak mau tinggal di Jogja?
Jogja itu enak, tapi siapa tau aku bisa kerja di Jogja,
Atau malah dapat jodoh orang Jogja haha”
Secuil kalimat yang pernah aku ucapkan pada suatu waktu
Bagaimanapun jalanku nantinya,
Percayalah bahwa itu yang terbaik dari-Nya

Anda mungkin juga menyukai