Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Praktikum Metoda Analisis Perencanaan II

Tanggal Penyerahan : 15 Desember 2018


Asisten Dosen : Aufiya Althof Faisal
Eliza Putri Ayu

ANALISIS KORELASI
(PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP
TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG)
Tugas Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas

Praktikum MAP II

Disusun oleh :

Shabrina Adany Fadhla H 163060056

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2018
A. Pendahuluan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam
Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan adalah karena kurangnya
pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, perumahan, tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat
diterima. Kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan pada
umumnya mereka yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan
(pengangguran), serta memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang tidak memadai

Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada


kenyataannya selama ini pembangunan hanya ditunjukan untuk pencapaian tingkat
pertumbuhan ekonomi, bukan peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Pembangunan
ekonomi dikatakan berhasil apabila suatu negara dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara merata atau yang dikenal
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional yang


mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan
institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan
(Todaro dan Smith, 2006:22). Salah satu tolak ukur dalam keberhasilan pembangunan
suatu negara dapat dilihat dari menurunnya jumlah penduduk miskin. Oleh karena itu,
kinerja pembangunan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi saja melainkan
harus tetap mempertimbangkan penurunan tingkat kemiskinan
B. Tinjauan Teori

1. Pengertian Analisis Korelasi


Analisis korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat (seberapa
kuat) hubungan antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan teknik analisis yang
termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (Measures of
association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu. Diantara sekian
banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat
populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank
Spearman.

Korelasi terbagi kedalam 2 bagian, yaitu :

a. Korelasi Bivariat : merupakan uji korelasi antara dua variable


b. Korelasi Partial : bertujuan untuk menghitung koefisien korelasi antara dua
variable, akan tetapi dengan menggunakan variable lainnya yang mungkin
dianggap berpengaruh dengan kata lain disebut kontrol.

2. Manfaat Analisis Korelasi


- Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel;
- Bila sudah ada hubungan, untuk melihat/mengetahui besarnya tingkat keeratan
hubungan antar variabel (variabel bebas dengan variabel terikat atau variabel
bebas dengan variabel bebas;
- Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut signifikan
(berarti/meyakinkan) atau tidak signifikan (tidak berarti atau tidak meyakinkan).
3. Kelemahan
- Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal;
- Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas;
- Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
- Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna.

4. kelebihan
- Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan) (Abidin, 2010).
- dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010).
- Penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi, sosial (Sukardi).
- Memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara
intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan
sampel yang besar (Sukardi).
C. Gambaran Umum
Studi kasus yang saya ambil yaitu dari jurnal Riana Puji Letari Jurusan
Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dengan judul
“Analisis Korelasi Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia dan Produk Domestik
Regional Bruto Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kab/Kota Lampung”. Dalam studi
kasus ini terdapat 3 variabel yang akan dianalisis yaitu :

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Indeks pembangunan manusia dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi dan keterampilan manusia atau meningkatkan kemampuan
kerja melalui peningkatan soft skill. Dengan adanya pembangunan soft skill ini
diharapkan kinerja seseorang atau kelompok menjadi lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kualitas produktivitas dengan otomatis taraf hidupnya juga akan
meningkat.
2. PDRB
PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas
produksi didalam perekonomian daerah. Hal ini berarti peningkatan PDRB
mencerminkan pula peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan
dalam aktivitas produksi tersebut. Aktivitas ekonomi yang dimaksud dalam PDRB ini
meliputi kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, dan jasa. PDRB
merupakan suatu indikator yang sangat penting dalam menentukan potensi dan peran
ekonomi dalam suatu wilayah dalam periode tertentu.

3. Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang sering
terjadi sejak beberapa abad silam. Provinsi Lampung memiliki angka kemiskinan yang
sangat mengkhawatirkan angka masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya relatif tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Banyak hal yang
menjadi faktor penyebab kemiskinan, diantaranya yaitu kualitas sumber daya
manusianya, tingkat pengangguran, dan tingkat pendapatan perkapita.
Berikut ini tabel IPM, PDRB dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Lampung
pada tahun 2015:
IPM PDRB Tingkat kemiskinan
Kab/Kota (%) (%) (%)
Kab. Lampung Barat 70.37 2.04 70.37
Kab. Tanggamus 72.66 4.45 72.66
Kab. Lampung Selatan 71.25 12.31 71.25
Kab. Lampung Timur 72.14 12.56 72.14
Kab. Lampung Tengah 72.3 19.36 72.3
Kab. Lampung Utara 71.7 6.72 71.7
Kab. Way Kanan 71.08 3.93 71.08
Kab. Tulang Bawang 71.86 6.42 71.86
Kab. Pesawaran 71.25 4.7 71.25
Kab. Pringsewu 73.22 3.17 73.22
Kab. Mesuji 68.79 2.86 68.79
Kab. Tulang Bawang Barat 70.38 3.19 70.38
Kota Bandar Lampung 74.81 15.15 74.81
Kota Metro 75.1 1.71 75.1
4. Analisis

Berikut ini adalah hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan aplikasi SPSS:

Penjelasan :
 Pada output terlihat korelasi anatara IPM dan PDRB menghasilkan angka
0,271. Angka tersebut menunjukkan lemahnya korelasi antara IPM dengan
PDRB karena nilai r dibawah 0,5.
 Untuk korelasi antara IPM dengan tingkat kemsikinan perhubungan yang
menghasilkan angka 1,000 menunjukkan kuatnya korelaso anatara IPM
dengan tingkat kemiskinan karena nilai r diatas 0,5.
5. Kesimpulan

 Berdasarkan nilai probabilitas : jika probabilitas >0,05 maka tidak terdapat


korelasi, sebaliknya jika probabilitas <0,05 maka terdapat korelasi.
 IPM dan PDRB diperoleh nilai probabilitas 0,349, IPM dengan tingkat
kemiskinan mempunyai nilai probabilitas 0,000, serta PDRB dengan tingakt
kemiskinan mempunyai nilai probabilitas 0,349. Maka nilai tersebut = >0,05
sehingga tidak terdapat korelasi yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai