PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah ini menyebabkan masyarakat yang dirasa tidak mampu tidak dapat
mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan yang berkualitas sehingga
masyarakat kurang mampu hanya dapat mengenyam pendidikan yang kurang
berkualitas di lembaga pendidikan biasa. Seharusnya pendidikan yang berkualitas
di Indonesia itu berlaku untuk seluruh warga negara tanpa terkecuali bukan hanya
golongan-golongan atas saja. Padahal Pendidikan di Indonesia merupakan Hak
asasi yang harus dipenuhi dari lembaga atau institusi yang menyelenggarakan
pendidikan yang diberikan secara merata.
1
harus adanya kebijakan atau tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah biaya
pendidikan yang tidak merata ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam mencetak
generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan. Masalah disana-sini
masih sering terjadi. Namun yang paling jelas adalah masalah mahalnya biaya
pendidikan sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat dikalangan bawah. Negara
harus menyelenggarakan dan memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk
memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak.Maka tentu saja Negara dalam hal
ini Pemerintah harus mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia. Pendidikan merupakan faktor kebutuhan yang paling utama dalam
kehidupan. Biaya pendidikan sekarang ini tidak murah lagi karena dilihat dari
penghasilan rakyat Indonesia setiap harinya. Mahalnya biaya pendidikan tidak hanya
pendidikan di perguruan tinggi melainkan juga biaya pendidikan di sekolah dasar
sampai sekolah menengah keatas walaupun sekarang ini sekolah sudah mendapat
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semuanya masih belum mencukupi biaya
pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu.
3
Pendidikan di Indonesia masih merupakan investasi yang mahal sehingga
diperlukan perencanaan keuangan serta disiapkan dana pendidikan sejak dini. Setiap
keluarga harus memiliki perencanaan terhadap keluarganya sehingga dengan adanya
perencanaan keuangan sejak awal maka pendidikan yang diberikan pada anak akan
terus sehingga anak tidak akan putus sekolah. Tanggung jawab orang tua sangatlah
berat karena harus membiayai anak sejak dia lahir sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini dan banyak masyarakat yang berada dibawah
garis kemiskinan sehingga tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya
pendidikan bagi sang buah hatinya, sehingga membuat anak putus sekolah, anak
tersebut hanya mendapat pendidikan sampai pada jenjang sekolah menengah pertama
atau sekolah menengah keatas. Padahal pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar
sembilan tahun. Jika masalah ini tidak mendapat perhatian maka program tersebut tidak
akan terealisasi. Banyak anak yang putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk
menyekolahkan anaknya.
Biaya pendidikan tahun ajaran baru semakin meningkat setiap tahun. Padahal,
setiap tahunnya anak-anak di Indonesia memiliki hak untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi,. Di saat yang bersamaan Indonesia memiliki peraturan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
undang-undang tersebut disebutkan bahwa anak yang berusia 7-15 tahun berhak untuk
mendapatkan pendidikan minimal pada jenjang dasar tanpa adanya pungutan biaya
alias biaya ditanggung pemerintah. Pada kenyataannya yang digratiskan hanyalah
biaya pendaftaran saja, sementara bagi sekolah-sekolah lain terutama sekolah swasta
masih membebankan biaya pendidikan dalam bentuk lain dengan alasan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
4
Tidak hanya di tingkat sekolah dasar, biaya pendidikan tahun ajaran baru juga
semakin meningkat setiap tahunnya di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Biaya
pendidikan yang semakin tinggi bisa berdampak pada keluarga menengah ke bawah
yang semakin tidak bisa menjangkau kebutuhan biaya hidup apalagi untuk sekolah.
Seperti layaknya hukum ekonomi apabila ada banyak permintaan namun supply
produknya sedikit maka bisa mengakibatkan kenaikan harga. Hal itulah yang terjadi
pada biaya pendidikan tahun ajaran baru di Indonesia. Setiap tahunnya banyak anak
yang ingin melanjutkan sekolah dan mendapatkan sekolah yang bagus sementara
instansi pendidikan yang memiliki kualitas dan reputasi bagus di masyarakat belum
memadai jumlahnya. Akibatnya sekolah-sekolah yang bagus menjadi rebutan dan
membuat biaya untuk masuk menjadi semakin besar.
Penyebab biaya pendidikan tahun ajaran baru yang semakin mahal kedua adalah
adanya penerapan MBS atau Manajemen Berbasis Sekolah. Pada intinya MBS adalah
pemberian hak otonomi dari pemerintah ke Komite Sekolah untuk menentukan
pengelolaan dana yang diterima dari pemerintah untuk kepentingan pendidikan yang
berlangsung di sekolah tersebut. Tetapi pada kenyataannya, banyak praktek MBS yang
tidak pada tempatnya. Komite Sekolah anggota-anggotanya sebenarnya adalah orang-
orang yang dianggap punya kuasa dan tidak mewakili kepentingan keluarga siswa yang
miskin. Sebagai contoh, mereka meminta iuran ini itu dengan alasan kepentingan
pendidikan padahal kerap transparansinya tidak ada.
5
berstatus Badan Hukum Milik Negara di mana tanggung jawab pendidikan berpindah
tangan dari pemerintah ke pemilik badan hukum tersebut. Ini juga yang menyebabkan
biaya perguruan tinggi favorit semakin melambung tinggi.
Tingginya biaya pendidikan tahun ajaran baru juga tidak lepas dari kondisi
perekonomian Indonesia yang katanya cukup stabil tetapi nyatanya semua harga-harga
mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini adalah produk dari melemahnya nilai rupiah
di mata dunia. Kondisi perekonomian yang belum stabil membuat pemerintah banyak
melakukan privatisasi pada sektor pendidikan demi meringankan beban utang negara
pada APBN.
Akhirnya, setiap tahun masyarakat Indonesia selalu dilanda masalah yang sama dan
dipusingkan dengan bagaimana caranya agar anak bisa tetap sekolah, melanjutkan
pendidikan di jenjang yang lebih tinggi meski biaya pendidikan tahun ajaran baru tidak
pernah berhenti naik. Dibutuhkan kerjasama dan komitmen yang baik antara kebijakan
pemerintah, lembaga pendidikan, dan juga masyarakat agar kualitas pendidikan di
Indonesia bisa meningkat tanpa harus mencekik para orang tua dengan tingginya biaya
pendidikan di setiap tahun ajaran baru.
Salah satu sektor strategis dalam usaha pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Indonesia adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan ini memberikan peran
yang sangat besar dalam menentukan kualitas dan standar SDM di Indonesia untuk
membangun Indonesia yang lebih baik kedepannya. Permasalahan yang ikut membawa
dampak sangat besar pada pelajar adalah permasalahan mengenai mahalnya biaya
6
pendidikan di Indonesia. Permasalahan ini dinilai sebagai permasalahan klasik yang
terus muncul kepermukaan dan belum selesai hingga sekarang. Padahal, tingginya
biaya pendidikan saat ini tidak sesuai dengan mutu atau kualitas serta output
pendidikan itu sendiri. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari masih tingginya persentase
pengangguran terdidik (Sarjana) yaitu sekitar 1,1 juta orang (Data BPS - 2009).
Penyebab banyaknya pengangguran terdidik ini terlihat beragam dan menjadi semakin
ironis jika dilihat dari mahalnya seorang pelajar (terdidik) telah membayar uang kuliah
atau uang sekolah mereka.
7
Permasalahan yang dihadapai adalah jarang ada integrasi yang kuat antara
pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan yang mengakibatkan munculnya
pengangguran terdidik dan terlatih. Oleh karena itu, pendidikan perlu mengantisipasi
kebutuhan. Ia harus mampu memprediksi dan mengantisipasi kualifikasi pengetahuan
dan keterampilan tenaga kerja. Prediksi ketenagakerjaan sebagai dasar dalam
perencanaan pendidikan harus mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada kaitannya
dengan kebijaksanaan sosial ekonomi dari pemerintah.
Besar kecilnya subsidi pemerintah itulah yang membuat mahal atau murahnya
biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orang tua atau masyarakat. Kalau kita
ingin biaya pendidikan tidak mahal maka subsidi pemerintah harus besar. Usaha untuk
menjadikan pendidikan tidak mahal untuk dikonsumsi orangtua dan masyarakat
8
sebenarnya sudah dilaksanakan pemerintah indonesia, baik dengan meningkatkan
subsidi maupun membangkitkan partisipasi masyarakat.
Usaha kedua yang sudah dicoba oleh pemerintah ialah membangkitkan peran
serta masyarakat melalui dewan pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan komite
sekolah/madrasah di tingkat sekolah. Sebagaimana tertera dalam pasal 56 ayat (2) dan
(3) dijamin eksistensi dan perlunya dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah
untuk membantu sekolah, termasuk mengatasi mahalnya pendidikan bagi rakyat
banyak. Sebenarnya kita sudah memiliki konsep yang bagus untuk mengatasi mahalnya
biaya pendidikan. Namun, karena kita tidak bisa menghilangkan penyakit ‘tidak
konsisten’, akhirnya biaya pendidikan kita pun masih tetap mahal bagi masyarakat
kebanyakan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://whendikz.blogspot.com/2013/12/masalah-pendidikan-di-indonesia_6764.html
https://uangteman.com/blog/blog/4-faktor-penyebab-tingginya-biaya-pendidikan/
http://wadzifah.blogspot.com/2012/12/mahalnya-pendidikan-di-indonesia.html
DAFTAR PUSTAKA
http://whendikz.blogspot.com/2013/12/masalah-pendidikan-di-indonesia_6764.html
https://uangteman.com/blog/blog/4-faktor-penyebab-tingginya-biaya-pendidikan/
http://wadzifah.blogspot.com/2012/12/mahalnya-pendidikan-di-indonesia.html
12