Anda di halaman 1dari 20

Clinical Challenges &

Opportunities to Prevent
CLABSI in Indonesia’s ICU
Elis Puji Utami, Ns, SKep, MPH
Himpunan Perawat Citical Care Indonesia
(HIPERCCI) Pengurus Pusat

CLABSI Campain Roadshow PT 3M Indonesia


Hotel Garden Palace Surabaya, 21 September 2019
Curiculum
vitae
Elis Puji Utami, Ns, SKep.MPH
Riwayat Pelatihan :
Ngawi, 08 Agustus 1968 Pelatihan Surveior KARS, Jakarta 2017, Asia Pasific
RS. Dr. Cipto Mangunkusumo
Infection Control, Thailand, 2017, Hospital
HP: 08128402160
management training, Singapura 2016, Training of
e-mail : ayunda0868@gmail.com
Trainers PPI Jakarta 2016 , Pelatihan Assesor
Organinsasi : Kompetensi, LSP Nakes , 2016, Assesor Kompetensi ,
• Pengurus HIPERCCI PUSAT (2000-2017), sbg: Sekretaris BNSP – 2014, Pelatihan JCI Acreditation 2012,
Attachment with Infection Control Unit, di NUH,
Bidang layanan, Ketua Bidang Layanan
• Saat ini Dewan Pertimbangan HIPERCCI Pusat Singapura, 2008, Asia Pasific Sociaty Training Course in
• Pengurus HIPPII ( Ketua Bidang Diklat 2017-2021), Infection Control, Singapura, 2008, Pelatihan PPI Dasar,
• Perdalin Pusat (Angota Bidang Penelitian) Jakarta 2007, PPI Pelatihan PPI lanjut , Jakarta 2007,
Pelatihan ICU, Pulmonologi,Geriatri - Netherlands-1999,
Riwayat Pendidikan : Pelatihan ICU-RSCM Jakarta 2000, Pelatihan Ventilator
Sekolah Perawat Kesehatan 1987, Akper Depkes RI, JkT Basic 2001, Pelatihan Ventilator Advance , Pelatihan
1996, Sarjana Keperawatan, FIK-UI, 2004, Program “NERS” CRRT
FIK-UI, 2005, Magister Manajemen Rumah sakit, FK - UGM,
2013 Lain lain : Surveior KARS
Pendahuluan
▪ Sekitar 80 % pasien rawat akut memperoleh terapi intravena dengan
tujuan terapi berefek langsung, lebih cepat, lebih efektif, dilakukan secara
kontinyu serta pasien merasa lebih nyaman (Steven dan Anderson, 2003).
▪ Infeksi aliran darah sering ditemukan pada pasien yang terpasang CVC
(catheter vena central), dengan tujuan untuk pengukuran status
hemodinamik, pemberian obat dan nutrisi pendukung yang tidak dapat
diberikan secara aman melalui kateter vena perifer (Society for Vascular Surgery 2009)
▪ CVC merupakan faktor penting terjadinya CR-BSI (Central Venous Catheter-
Related Blodstream Infection)
▪ Tingginya infeksi disebabkan karena ketidak patuhan petugas dalam
menerapkan standar PPI
DEFINISI

▪ CLABSI ( Catheter Line Associated Blood Stream Infection) /


Infeksi Aliran Darah (IAD) : ditemukannya organisme dari
hasil kultur darah dengan disertai tanda klinis yang jelas
serta tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat lain,
atau dokter yang merawat menyatakan telah terjadi infeksi
▪ Infeksi terjadi setelah pemasangan catheter intravaskuler
>2×24 jam.
Termasuk central-line BSI menurut
NHSN (National Healthcare safety
Network)

▪ Aorta
▪ Pulmonary artery
▪ Superior vena cava
▪ Inferior vena cava
▪ Brachiocephalic veins
▪ Internal jugular veins
▪ Subclavian veins
▪ External iliac veins
▪ Common iliac veins,
▪ Femoral veins
▪ In neonates :the umbilical
artery/vein.
EPIDEMIOLOGI

▪ National Nosocomial Infection Survey (NNIS )


NNIS 1992-99 : > 800 US ICU’s

➢ 2,694 Bloodstream Infections


➢ 83% of Bloodstream Infections akibat konstibusi
pemasangan kateter
EPIDEMIOLOGI

▪ International Nosocomial Consursium Infection Control (INICC)


2003-2008 , survei 173 ICU di amerika Latin, Asia Afrika dan Eropa,
menunjukan IAD terkait pengunaan CVC sebesar 7,6 per 1000
CVC day
▪ Angka ini meningkat 3 kali lipat lebih tinggi bila dibanding dg
yang dilaporkan di AS oleh Center for Deseases Control (CDC) ,
sebesar 2.0 per 1000 CVC day ( INICC 2009 )
▪ Mortalitiy rate sekitar 23,6 % - 29,3% (INICC 2009)
Apa Tantangan Perawat
Quality of
ketika pasien terpasang care terjamin
CVC ?

Identifikasi
Risiko
Quality of care pada pasien
terpasang central cateter intra Menjawab Standar
vena

Standar PPI.6.2- Standar Akreditasi RS

Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang


dapat terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan risiko infeksi
tersebut.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rancang untuk menurunkan risiko
terkena infeksi pada pasien, staf , Rumah sakit harus proaktif menelusuri risiko,
tingkatan dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan
Menjawab Standar

Standar PPI. 7
Rumah sakit melaksanakan identifikasi prosedur
dan proses asuhan invasif yang berisiko infeksi
dan menerapkan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi.
Indentifikasi Risiko Risiko:
sesuatu yang mungkin terjadi (lagi)
(Risk) dan mengakibatkan konsekuensi merugikan

Risiko
Identifikasi
CLABSI (akar masalah + penyelesaian)

Cegah
(terencana /tidak)
CLABSI
SUMBER Risiko
Risiko di tahun
yang akan kita
▪ Laporan insiden CLABSI jalani
▪ Temuan akreditasi
▪ Tidak tercapaian indikator
mutu
▪ Laporan kematian karena Kompetensi SDM
CLABSI meningkat Dokter dan
▪ Tidak adanya sarana dan Perawat
prasara yang lengkap
▪ Belum memiliki SOP
Rasa kuatir
“berdasar” melihat
tren yang ada
Lakukan identifikasi Hill K., Ronayne C. Use of dressings to secure intravenous devices.
British J Nursing 2015; 24(14): S5-S8

R isiko terjadinya CLABSI Bernatchez, S. Care of peripheral venous catheters sites: Advantages of transparent film dressing over
tape and gauze. JAVA 2014; 19(4):256-261
Bagaimana kepatuhan Apakah dapat
penerapan “The Central Line teridentifikasi tingkat
kepatuhannya ?
Insertion Bundle”

INCERTION
BUNDLE 1. Hand Hygiene

2. Maximal Barrier Precaution

3. Chlorhexidine skin antisepsis

4. Optimal catheter site selection

MAINTENENCE
BUNDLE 5. Daily review of line necessity
IHI (institute Healtcare Improvement) tahun 2006
Apa Peran kita sebagai
maneger/leader/staf
Keperawatan
HAL YANG HARUS
DILAKUKAN

Menetapkan Menetapkan Menetapkan Area


Masalah Intervensi untuk Implementasi untuk
Penyebab CLABSI mencegah CLABSI mencegah CLABSI

Menetapkan Menetapkan
Menetapkan area
prioritas masalah prioritas
intervensi
intervensi
Prinsip Utama

Kepatuhan Quality of Kolaborasi


dalam care &
menerapkan koordinasi
standar
Optimal fungsi
kolaborasi/koordinasi

 Menetapkan prioritas masalah penyebab CLABSI

▪ Pelajari pemilik bisnis proses


 Pertimbangkan risiko infeksi
 Upaya pemenuhan standar

▪ Harus melihat risiko –> peningkatan kompetensi  Petugas terlatih


petugas  Pemehuhan sarana dan
prasarana
KESIMPULAN
▪ Alat intravaskuler merupakan faktor
penyebab utama dari infeksi aliran
darah, (CLABSI) di area perawatan
intensive
▪ Menjaga kualitas mutu pelayanan
harus memperhatikan Canula care
baundle untuk mencegah CLABSI
SEMOGA
BERMANFAAT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai