I. Konsep Teori 1.1. Definisi
I. Konsep Teori 1.1. Definisi
Konsep teori
1.1. Definisi
Abortus adalah pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang
berbobot 500 gram atau kurang, dari ibunya yang kira – kira berumur 20
sampai 22 minggu kehamilan (Moore, 2013).
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari
500gr (Liewollyn, 2012).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan yang disebabkan oleh seba
tertentu, pada atau sebelum kehamilan 22 minggu (Mansjoer, A. 2013)
Jadi dapat disimpulan bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan
dengan keluarnya janin (fetus) dimana usia kemilan kurang dari 20 minggu
sehingga menyebabkan kematian janin.
2.1. Etiologi
1. Faktor Janin
Perkembangan zigot abnormal. Kondisi ini menyebabkan
kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa sehingga janin tidak
mungkin hidup terus. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena
kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan
sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat
terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh
kelainan ovum. Beberapa sebab abortus adalah :
a. Kelainan kromosom
Pada umumnya kelainan kromosom yang terbanyak
mempengaruhi terjadinya aborsi adalah Trisomi dan Monosomi
X. Trisomi autosom terjadi pada abortus trisemester pertama
yang disebabkan oleh nondisjuntion atau inversi kromosom.
Sedangkan pada monosomi X (45, X) merupakan kelainan
kromosom tersering dan memungkinkan lahirnya bayi
perempuan hidup (sindrom Turner).
b. Mutasi atau faktor poligenik
Dari kelainan janin ini dapat dibedakan dua jenis aborsi, yaitu
aborsi aneuploid dan aborsi euploid. Aborsi aneuploid terjadi
karena adanya kelainan kromosom baik kelainan struktural
kromosom atau pun komposisi kromosom. Sedangkan pada
abortus euploid, pada umumnyanya tidak diketahuai
penyebabnya. Namun faktor pendukung aborsi mungkin
disebabkan oleh : kelainan genetik, faktor ibu, dan beberapa
faktor ayah serta kondisi lingkungan
(Williams,2006)
2. Faktort ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
a) Infeksi yang terdiri dari :
1. Infeksi akut
a. Virus, misalnya cacar, rubella, dan hepatitis.
b. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
c. Parasit, misalnya malaria.
2 Infeksi kronis
a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester
kedua.
b. Tuberkulosis paru aktif.
b) Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
c) Penyakit kronis, misalnya :
- hipertensi jarang menyebabkan abortus di bawah 80 minggu,
- nephritis
- diabetes angka abortus dan malformasi congenital meningkat
pada wanita dengan diabetes. Resiko ini berkaitan dengan
derajat control metabolic pada trisemester pertama.
- anemia berat
- penyakit jantung
- toxemia gravidarum yang berat dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi pada plasenta
d) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan
abortus
e) Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang
pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama
ini dapat menimbulkan abortus.
f) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus
g) Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola)
3. Pemakainan obat dan faktor lingkungan
a.Tembakau
merokok dapat meningkatkan resiko abortus euploid. Wanita yang
merokok lebih dari 14 batang per hari memiliki resiko 2 kali lipat
dobandingkan wanita yang tidak merokok.
b. Alkohol
abortus spontan dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi alkohol
selama 8 minggu pertama kehamilan.
c.Kafein
konsumsi kopi dalam jumlah lebih daari empat cangkir per hari
tampak sedikit meningkatkan abortus spontan
d. Radiasi
e.Kontrasepsi
alat kontrasepsi dalam rahim berkaitan dengan peningkatan insiden
abortus septik setelah kegagalan kontasepsi.
f. Toxin lingkungan
pada sebagian besar kasus, tidak banyak informasi yang menunjukkan
bahan tertentu di lingkungan sebagai penyebab. Namun terdapat
buktibahwa arsen, timbal, formaldehida, benzena dan etilen oksida
dapat menyebabkan abortus (barlow, 2010)
4. Faktor Imunologis
a) Autoimun
b)Alloimun
5. Faktor ayah
Translokasi kromosom pada sperma dapat mnyebabkan abortus.
(william,2011)
b. Etiologi non-patologis misalnya : aborsi karena permintaan wanita yang
bersangkutan
1. Missed abortion
3. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau
lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi
hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.
1.4. Patofisiologi
a. Tes Kehamilan
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
Factor predisposisi:
Kelainan kromosom
Psikologis ibu
MK : Risti Lepasnya PD dan ABORTUS
infeksi plasenta ibu
kecemasan
Rangsangan pada uterus
perdarahan
MK: anxietas
Prostaglandin
anemia
Hipovolemik
Dilatasi serviks
kelemahan
MK : Resiko syok
nyeri
hemorrhagic
MK : Gangguan
aktivitas
MK : Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breath)
- RR= 18 x/menit
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Tidak menggunakan alat bantu pernafasan
b. B2 (Blood)
- Tekanan darah : 60/40 mmHg
- Nadi : 50x/menit
- Suhu : 39o C
- Hb : 5 gr/Dl
- Leukosit : 15.000
- Golongan darah : A
- Akral dingin
- CRT > 2 detik
c. B3 (Brain)
- Stupor, tidak mengalami gangguan tidur
d. B4 (Bladder) : -
e. B5 (Bowel)
- Nyeri di daerah perut
- Penurunan nafsu makan
- Frekuensi BAB 1 x/hari, berbau khas, konsistensi padat
f. B6 (Bone)
- Turgor kulit baik
- Pergerakan dalam batas normal
g. Psikologis
- Ansietas
h. Sosial
Hubungan dengan suami dan keluarga
Diagnosa keperawatan
Kolaborasi :
1. Berikan sejumlah 1. Tranfusi
cairan pengganti mungkin
harian(NaCl 0.9%, diperlukan pada
RL, Dekstran), kondisi
plasma dan transfusi perdarahan massif
darah
Gangguan rasa nyaman : merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dmensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial
NOC :
1. Ansiety
2. Fear level
3. Sleep deprivation
Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol kecemasan
2. Status lingkungan yang nyaman
3. Mampu mengontrol nyeri
4. Kualitas tidur adekuat
5. Dapat mengontrol ketakutan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
3 Gangguan rasa Klien dapat NIC
nyaman : beradaptasi Mandiri :
Nyeri b.d dengan 1. Monitor 1.Pengukuran nilai
Kerusakan nyeri yang kondisi nyeri ambang nyeri dapat
jaringan dialami yang dialami dilakukan dengan
intrauteri klien skala maupun
deskripsi
Edukasi: 1. Meningkatkan
1. Terangkan nyeri koping klien dalam
yang diderita klien melakukan guidance
dan penyebabnya mengatasi nyeri
Cemas perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang sangat disertai respon
autonomy.
NOC :
1. Anxiety self control
2. Coping
Kriteria Hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
2. Ekpresi wajak meunjukan keberkurangnya kecemasan
DAFTAR PUSTAKA