Anda di halaman 1dari 6

ANALISASI SINTESIS PEMBERIAAN TERAPI OKSIGEN NASAL KANUL

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI

DI RUANG SHOFA 3 RSU HAJI SURABAYA

Hari : Kamis

Tanggal : 17 Oktober 2019

Jam : 13.00 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas dan tenggorokan sakit

B. Diagnose medis
CVA Infark

C. Diagnose Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan system
neuroskeletal
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

D. Data yang mendukung


DS: pasien mengatakan sesak nafas
Pasien mengatakan sulit menelan
Pasien mengatakan badan lemas
DO: RR : 24 x/m
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 36,2 celcius
Menggunakan O2 4 lpm
Pernafasan melalu bibir
SPO2 : 98 %
Kekuatan Otot ekstremitas atas kanan 2 kiri 2 dan ekstremitas bawah
kanan 2, kiri 2

E. Dasar Pemikiran
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar.
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh ( Andarmoyo, Sulistyo, 2012).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua prosestubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sistem pernapasan secara fungsional (Kusnanto,2016).

F. Prinsip tindakan keperawatan


Fase Pra Interaksi
Persiapan Alat :
1. Nasal kanul
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Oksigen central/ tabung oksigen
5. Aquabides
6. Plester
7. Gunting

Fase Interaksi

1. Memberikan salam terapeutik


2. Melakukan evaluasi/ validasi pasien
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Menjaga privasi pasien

Fase Kerja

1. Cuci tangan
2. Gunakan handscone dan masker
3. Mangatur posisi klien
4. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam
tabung humidifier sesuai ketentuan
5. Kaji kelancaran aliran oksigen dengan menggunakan punggung tangan
apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul
6. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasid an instruksi
7. Pasang nasal kanul pada hidung pasien dana tur pengikatan agar pasien
lebih nyaman

Fase terminasi

1. Evaluasi respon klien


2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating

G. Analisasi tindakan
Di bangsal shofa 3 penanganan klien dengan gangguan oksigenasi dengan
dilakukan pemberian oksigen diharapkan gangguan oksigenasi tercapai dengan
baik tidak ada sesak nafas. Pemberian oksigen pada pasien cva dapat
meningkatkan suplai oksigen dalam darah sehingga saturasi oksigen dalam
batas normal. Jika pada kasus CVA tidak diberikan oksigen akan menyebabkan
kerusakan otak ireversibel, karena jika lebih dari 5 menit otak tidak
mendapatakan suplai oksigen maka akan mengalami kerusakan. Selain itu juga
transport oksigen ke otak yang tidak adekuat akan mengalami penurunan
menyebabkan gangguan pertukaran gas untuk mengatasi hal tersebut maka
diberikan tindakan pemberian terapi oksigen nasal kanul dengan dosis 4
liter/menit. Manfaat dari pemberian oksigen nasal kanul untuk mengatur
pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Hal ini sejalan dengan penelitian Roffe, etc (2017) yang berjudul “ effect
of routine low-dose oxygen supplementation on Death and Disability in adults
with acute stroke: the stroke oxygen study randomized clinical trial”
menyatakan bahwa pemberian oksigen pada pasien stroke dapat meningkatkan
suplai oksigen dalam otak karena stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak
terganggu oleh pembuluh darah yang tersumbat atau pecah sehingga otak
kekurangan suplai oksigen namun kadar oksigen yang tinggi juga bisa
membahayakan penyempitan pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke
otak, merusak paru- paru.
Pedoman NICE (2008), Royal Collage of Physicians (2016) dan British
Thoracic Society (2017) merekomendasikan pemberian oksigen pada pasien
stroke yang mengalami penurunan kadar oksigen dibuktikan dengan saturasi
oksigen. Pemberian oksigen rutin tidak dianjurkan.

H. Bahaya yang dilakukannya


Pemberian oksigen kepada pasien harus memperhatikan banyak hal
mengenai dosis pemberian, cara pemberian, cara perawatan pasien dengan
menggunakan oksigen, memperhatikan kelembaban oksigen yang masuk
melalui humidifier hal ini dapat mencegah terjadinya komplikasi pernapasan.
Di bangsal shofa 3 menggunakan oksigen central dan juga humidifier namun
tidak di isi dengan aquabides sesuai batasan dengan alasan jika menggunakan
oksigen central tidak perlu dilakukan pengisian aquabides kedalam humidifier.
Berdasarkan teori perawatan humidifier menyebutkan bahwa humidifier harus
di isi dengan air steril atau aquabides. Selain itu kadang perawat lupa untuk
memberikan KIE kepada pasien atau keluarga pasien untuk tidak mengganti
ukuran oksigen secara mandiri (Bachtiar, 2015).

I. Tindakan keperawatan yang dilakukan


1. Monitor KU dan TTV
2. Anjurkan teknik nafas dalam
3. Berikan Head up 30-45 derajat
4. Berikan tindakan oksigen nasal kanul 4 lpm
5. Kolaborasi dengan tim medis : pemberian oksigen dan terapi obat

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S: pasien mengatakan tidak sesak nafas lagi
O: klien tampak nyaman
TD: 130/80 mmHg
S: 36,2 celcius
N: 88 x/m
RR : 18 x/m
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

K. Evaluasi
Oksigenasi memegang peranan penting dalam semua prosestubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sistem pernapasan secara fungsional (Kusnanto,2016).
Nasal kanul adalah salah satu jenis alat yang digunakan dalam pemberian
oksigen. Alat ini adalah dua lubang hidung yang di letakan di lubang hidung.
Cara pemberian oksigen melalui kanul dengan konsentrasi hingga 44 % ( Terry
& Weaver, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Arief, Bachtiar. 2015. Pelaksanaan Pemberian Terapi Oksigen Pada Pasien
Gangguan Sistem Pernafasan. Poltekkes Kemenkes Malang
Terry & Weaver. 2013. Keperawatan Kritis Demystified. Yogyakarta: Rapha
Publishing
Roffe C, Nevatte T, Sim J, et al; Stroke Oxygen Study Investigators And The Stroke
Oxygen Study Collaborative Group. Effect Of Routine Low-Dose Oxygen
Supplementation On Death And Disability In Adults With Acute Stroke:
The Stroke Oxygen Study Randomized Clinical Trial. JAMA. 2017;
318(12): 1125-35.
NICE. Stroke and transient ischemic attack in over 16s: Diagnosis And Initial
Management. CG68. London: National Institute For Health And Care
Excellence; 2008
Intercollegiate stroke working party. National Clinical Guideline For Stoke.
London: The Royal College of Physicians; 2016.

Anda mungkin juga menyukai