Anda di halaman 1dari 55

DIABETES MELITUS

Nova Hasani Furdiyanti, S.Farm.,


M.Sc., Apt.
DEFINISI
• Penyakit metabolik yang
ditandai dengan
hiperglikemia; disebabkan
karena abnormalitas
metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein.
Keadaan ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal :
1.Pankreas tidak memproduksi
insulin
2.Pankreas memproduksi insulin
dalam jumlah yang tidak mencukupi
3.Respon tubuh yang tidak cukup
terhadap insulin (resistensi insulin)
Hormon yang berpengaruh
terhadap kadar glukosa darah

1. Insulin
 disekresikan oleh sel
beta langerhans, insulin
bekerja menurunkan
glukosa darah
2.Hormon 'counter regulation insulin'
yang bekerja meningkatkan kadar
glukosa darah u/ mencegah
hipoglikemik.
a.Glukagon  sel alfa langerhans
b.Glukokortikoid  korteks adrenal
c. Epinefrin  medula adrenal
d.Growth hormon  hipofisis
Patofisiologi
EPIDEMIOLOGI
• Ada 16 juta kasus di AS dan setiap
tahunnya didiagnosis 600.000 kasus
baru
• Merupakan penyebab kematian ketiga di
AS dan penyebab utama kebutaan pada
orang dewasa
• Penderita diabetes 2,5x lebih sering
terkena serangan jantung
• 75% meninggal krn peny vaskular
(jantung, gagal ginjal, stroke, gangren)
• Kematian janin pada diabetes
gestasional meningkat
KLASIFIKASI BERDASAR
ETIOLOGI
DM tipe 1 (IDDM/insulin dependent DM)
• Immune mediated  akibat rusaknya sel
beta pankreas secara imunologik yang
akan berefek pada jumlah insulin yang
diproduksi
• Idiopatik  misal karena keturunan
(genetik)
• Pada umumnya timbul dibawah usia 40 th,
paling sering diperoleh saat masa kanak-
kanak
• Diterapi dg insulin dan diet
DM tipe 2 (NIDDM/Non insulin
dependent DM)
• Pasien kekurangan insulin (insulin
tidak mencukupi kebutuhan)
• Sekresi insulin mencukupi, tetapi
reseptor insulin malah resisten
terhadap insulin.
• 90-95% dari kasus diabetes
• Biasanya muncul pada usia di atas 40
th
• Diterapi dg diet saja, atau diet dan
OAD
Diabetes Mellitus Gestasional

• Pasien (ibu hamil) ini tidak


menderita DM, tetapi kadar
gula darahnya naik selama
mengandung.
• Biasanya terjadi pada
trimester ke 2 dan 3.
Diagnosa Diabetes Gestasional
Komplikasi Diabetes

• Hipoglikemia dan hiperglikemia


• Ketoasidosis (naiknya keton
dalam tubuh, sebabkan koma
sampai kematian)
• Jantung dan stroke (2 dari 3
pasien meninggal krn jantung
atau stroke)
• Penyakit ginjal (naiknya kadar
glukosa sebabkan ginjal bekerja
lebih keras dalam mem-filter
sejumlah besar darah  akhirnya
ginjal bisa rusak  protein lolos
dan keluar lewat urin 
mikro/makro albuminuria
• Diabetes retinopati (40%
berkembang menjadi glaukoma,
60% katarak)
GEJALA DAN TANDA

a. Utama : Poliuri, poliphagi,


polidipsi
b. Sampingan : Gatal,
kesemutan, bisul,
keputihan, mata kabur,
impotensi
DIAGNOSIS

• Skrining DM tipe 2 lebih baik


dilakukan 3 th sekali, sejak usia 45
th
• Normal FPG (fasting plasma
glucose) : < 100mg/dL (5,6mmol/L)
• Impaired fasting glucose : FPG
100-125 mg/dL (5,6 – 6,9 mmol/L)
• Wanita hamil beresiko
Kriteria Diagnosis
TEST TOLERANSI GLUKOSA
Glukosa Plasma Puasa
• Pengukuran gula darah dilakukan
setelah pasien 8-12 jam berpuasa 
untuk mengetahui adanya interaksi
antara jaringan perifer, adiposa, dengan
hormon-hormon tubuh.
• Normalnya : < 100 mg/dL.
• Impaired fasting glucose (IFG) : 100
mg/dL dan < 126 mg/dL.
• Disebut DM bila : 126 mg/dL
Glukosa Post Prandial
• Gula darah diukur 2 jam setelah pasien
diberi pembebanan glukosa  untuk
mengetahui kemampuan tubuh
mengatur dan membuang glukosa
setelah konsumsi glukosa.
• Normal : < 140 mg/dL
• Impaired glucose tolerance (IGT) : 140
mg/dL dan < 200 mg/dL.
• Dikatakan DM bila : 200 mg/dL
SASARAN TERAPI

1. Ketidaknormalan kadar
glukosa darah
2. Komplikasi
3. HbA1c target < 7%
TUJUAN TERAPI
1. Menurunkan resiko
komplikasi penyakit (makro &
mikrovaskuler)
2. Menghilangkan gejala
3. Memperbaiki kualitas hidup
TATA LAKSANA TERAPI DM

1. Nir obat/ Non-farmakologi:


• Diit/terapi nutrisi; pengaturan
pemberian insulin dan
keseimbangan diet untuk DM tipe 1.
• Olah raga
2. Dengan obat/ farmakologi:
• Obat-obat antidiabetika
• Insulin
INSULIN
• Insulin adalah hormon
• Diberikan secara injeksi, krn
dicerna seperti makanan
• Secara umum, injeksi bisa
diberikan di mana saja
dimana ada lapisan
lemak di bawah kulit
Tipe Insulin
• Pada waktu-waktu yg berbeda tubuh
memproduksi insulin dalam jumlah yg
berbeda
• Saat malam hari dan diantara waktu
makan  basal atau background insulin
(dalam jumlah kecil dan steady) 
intermediate & long acting
• Saat waktu makan  bolus atau
mealtime insulin (dalam jumlah besar)
rapid & short acting
• Jadi kadar gula akan terkontrol
sepanjang hari
Rapid acting
• Insulin aspart (Novorapid®)
• Insulin glulisine (Apidra®)
• Insulin lispro (Humalog®)
Short acting
• Humulin R®
Intermediate acting
• Humulin N®
• Long acting
• Insulin glargine (Lantus®)
• Insulin detemir (Levemir®)
Regimen Insulin Awal
ANTI DIABETIKA ORAL
Sulfonilurea
• Bekerja dg menambah produksi
insulin  berguna jika sel beta
pankreas masih berfungsi
• dc, once daily
• ES : hiperinsulinemia, BB naik,
hipoglikemia
• Resiko tinggi : elderly, gangguan
renal, gangguan liver parah, skip
meals, OR berat, BB turun drastis
Lanjutan

• Generasi 1  tolbutamide
• Generasi 2  gliburide (durasi 18
jam), glipizide (20 jam), glimepiride
(24 jam, hati2 lansia resiko
hipoglikemi tinggi), glibenclamide
(<24jam)
• Caution : ggn hati dan liver  t1/2
makin lama  hipoglikemia >>>
Short-Acting Insulin Secretagogues
(Meglitinides)
• Menstimulasi produksi insulin
(glucose dependent)
• Resiko hipoglikemia < SU
• Diminum sebelum makan (sampai
30 menit)
• Meningkatkan insulin ketika makan
• Repaglinide, nateglinide
• Repaglinide (Prandin) dosis awal
0.5 - 2 mg
• DM : 4 mg per meal (up to four
meals per day or 16 mg/day).
• Nateglinide (Starlix) : 120 mg 3x1
sebelum makan
• Dosis bisa diturunkan menjadi 60
mg jika A1C tidak terlalu tinggi
Biguanid

• Metformin
• Meningkatkan sensitivitas insulin di
hepar dan otot  memungkinkan
glukosa untuk masuk
• Menurunkan A1C 1.5% - 2%, FPG
60-80 mg/dL, dan mampu
menurunkan kadar FPG yg sangat
tinggi (>300 mg/dL).
• Menurunkan TG plasma dan LDL
(low-density lipoprotein)
cholesterol 8% - 15% dan
meningkatkan highdensity
lipoprotein (HDL) cholesterol (2%).
• Tidak menyebabkan hipoglikemia
• Metformin seharusnya diikut sertakan
dalam terapi semua pasien DM tipe 2
(jika tdk KI)  krn satu2nya
antihiperglikemi oral yg terbukti
menurunkan resiko mortalitas dan CV
• KI : GFR < 30 ml/menit/1,73m2,
gangguan hati berat, pasien dengan
kecenderungan hipoksemia (penyakit
serebrovaskuler, sepsis, renjatan, PPOK,
gagal jantung NYHA FC III-IV)
Thiazolidinediones (Glitazones)

• Mengaktivasi PPAR-γ, faktor


transkripsi nukleus yg penting
pada diferensiasi sel lemak dan
metabolisme asam lemak.
• PPAR-γ agonists meningkatkan
sensitivitas insulin di otot, liver,
dan jaringan lemak secara tdk
langsung
• Pioglitazone
• Dalam 6 bulan, pioglitazone  A1C
turun 1,5% dan FPG 60 - 70 mg/dL
• Efek max penurunan glukosa baru
terlihat setelah 3-4 bulan terapi
• Monoterapi tdk efektif, kec
diberikan saat awal munculnya
penyakit (sel β masih berfungsi
baik)
α glucosidase inhibitor

• Mencegah pemecahan sukrosa


dan kompleks karbohidrat pada
usus kecil  memperlambat
absorpsi karbohidrat
• ES : flatulensi, bloating,
abdominal discomfort, diare
• Acarbose (Precose) and miglitol
(Glyset) dosisnya sama
• Dosis awal : 25 mg bersama makan
per hari dan dinaikkan perlahan lahan
(beberapa bulan) sampai maks 50 mg
3x sehari (BB = 60kg), atau 100 mg 3x
sehari (BB > 60kg).
• Obat dimakan saat suapan pertama
untuk menghambat aktivitas enzim
DPP-4 inhibitor
• Co : Linagliptin, sitagliptin
• Dipeptidyl-peptidase-4
• Mx : menghambat kerja enzim DPP-IV
 GLP-1 (Glucose Like Peptide-1)
tetap dalam konsentrasi yang tinggi
dalam bentuk aktif.
• GLP-1  meningkatkan sekresi
insulin dan menekan sekresi glukagon
bergantung kadar glukosa darah
(glucose dependent)
Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose
Cotransporter 2)

• menghambat penyerapan kembali


glukosa di tubuli distal ginjal
dengan cara menghambat kinerja
transporter glukosa SGLT-2.
• Canagliflozin, Empagliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
• Dapagliflozin baru saja mendapat
approvable letter dari Badan POM
RI pada bulan Mei 2015
Algoritme DM2 (Perkeni, 2015)

Anda mungkin juga menyukai