Perubahan Sosial
Perubahan Sosial
Teori konflik
Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Menurut Ralf Dahrendorf, semua
perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Ia yakin bahwa
konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat. Menurut teori ini,
konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok
penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada
pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber
yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Teori struktural fungsional
Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi mempengaruhi
mereka. Konsep kejutan budaya (cultural lag) dari William Ogburn berusaha
menjelaskan perubahan social dalam kerangka fungsionalis ini. Menurutnya, meskipun
unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsur lainnya
tidak secepat itu sehingga tertinggal di belakang.
Teori siklus
Oswald Spengler mengemukakan teorinya bahwa setiap masyarakat berkembang
melalui empat tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu: masa kanak-
kanak, remaja, dewasa, dan tua.
Arnold Toynbee, sejarawan Inggris, menambahkan bahwa kebangkitan dan
kemunduran suatu peradaban bisa dijelaskan melalui konsep-konsep masyarakat yang
saling berhubungan satu sama lain, yaitu tantangan dan tanggapan (challenge and
response). Dia mengamati bagaimana tiap-tiap masyarakat menghadapi tantangan-
tantangan alam dan sosial dari lingkungannya. Jika suatu masyarakat mampu merespon
dan menyesuaikan diri dengan tantangan-tantangan tersebut, maka masyarakat itu
akan bertahan dan berkembang.
Factor penghambat
o Kurangnya kontak dengan budaya lain
o Tingkat pendidikan yang rendah
o Tidak adanya toleransi dengan penyimpangan
o Tidak adanya penghargaan terhadap karya orang lain dan keinginan untuk maju
o Lapisan masyarakat yang bersifat tertutup
o Penduduk yang bersifat homogen