Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKROBIOLOGI ANALISIS

“ASPEK UMUM UJI POTENSI ANTIBIOTIKA”

DisusunOleh :

KELOMPOK 1

1. Ivan Julio G701 17 012


2. Herda Reskiyanti G701 14 216
3. Nurfaizah M. Ali G701 17 133

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah pembuatan makalah ilmu kependudukan.

Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI

Pepatah berkata “Tidak ada gading yang tak retak” sehingga dalam
penyususan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun mohon kesedian dadi
pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya kepada penulis
sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen


pembibing mikrobiologi yang senangtiasa membingbing kami dalam penyelesaian
tugas penulisan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi mahasiswa
dan juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.

Terima Kasih

Palu, 21 Oktober 2019

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL...................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

I.I LATAR BELAKANG.................................................................

I.2 RUMUSAN MASALAH............................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

III.I KESIMPULAN .......................................................................

III.2 SARAN....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan
berbagai penyakit terutama penyakit infeksi. Akan tetapi akibat pemakaian yang
tidak rasional dan pemakaian yang tidak tuntas dari antimikroba malah dapat
membahayakan bagi pasien. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menjadi
resistensi terhadap pengobatan dengan antimikroba. Antibiotik digunakan untuk
mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi,
misalnya pada pembedahan besar.

Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris


dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru
diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey
(Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat
toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.

Penemuan antibiotik terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander


Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri
dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika
cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di
media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya
memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium
chrysogenum syn. P..

4
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu potensi antibiotika ?
2. Apa itu aspek uji potensi antibiotika ?
3. Bagaimana prinsip penggunaan antibiotika ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama


fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil. Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan
oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi
penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun
1941 oleh dr.Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik
diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan
sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat .

Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan berbagai


penyakit terutama penyakit infeksi. Akan tetapi akibat pemakaian yang tidak
rasional dan pemakaian yang tidak tuntas dari antimikroba malah dapat
membahayakan bagi pasien. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menjadi
resistensi terhadap pengobatan dengan antimikroba. Antibiotik digunakan untuk
mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi,
misalnya pada pembedahan besar.

Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk


menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut
terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Efek yang
ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa hambatan pertumbuhan.

Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi


menggunakandua metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng silinder
atau difusi agar.Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan hambatan
pertumbuhan biakanmikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan
antibiotik sedangkanprinsip metode lempeng silinder adalah membandingkan
zona hambatanpertumbuhan mikroorganisme uji oleh dosis senyawa antibiotik

6
yang diuji terhadapzona hambatan oleh dosis antibiotik baku pembanding pada
media lempeng agar

Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam


zat kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri seperti
bergerak menuju atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa. Bila bakteri-bakteri itu
tertarik dan bergerak menuju kearah zat kimia kita sebut chemotaxis (+) dan
sebaliknya kita sebut chemotaxis (-). Bakteri-bakteri yang tidak bergerak,
peretumbuhan koloninya dapat dipengaruhi oleh zat-zat kimiab peristiwa itu
disebut chemotropis (2).
Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila :

1. Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).


2. Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur
suatu antibiotika yang terdapat di alam.
3. Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies
mikroorganisme atau lebih.
4. Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.

Pembagian antibiotika :
1. Penisilin
Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman
Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif.
Contohnya : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam
Klavulanat, Ampisilin.

2. Sefalosporin
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin
beta laktam. Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram
negatif, tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotika sangat
beragam, terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:

7
1. Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara
in vitro. Termasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin,
sefradin. Generasi pertama kurang aktif terhadap kuman Gram negatif.
2. Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi
lebih aktif terhadap kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya
sefamandol dan sefaklor.
3. Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk
Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini
adalah sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim
dan moksalatam.

3. Aminoglikosida
Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi
dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi
(RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek
ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah
diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin.

4. Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-
negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya
: Tetrasiklin, Doksisiklin,

5. Makrolida dan linkomisin


Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-
positif, dan spectrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui
pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya
dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin, Linkomisin.

6. Polipeptida
Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan
kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga

8
permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Contohnya : Polimiksin
B, Basitrasin, Gramsidin.

7. Antibiotika lainnya
Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan
Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman.
Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin, Asam fusidat, Mupirosin,
Spektinomisin.

Berdasarkan mekanisme kerja antimikroba


Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba Antimikroba
yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid, trimetoprim, asam p-
aminosalisilat dan sulfon.
 Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba Obat yang
termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sfalosforin, basitrasin,
vankomisin, dan sikloserin.
 Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel. Obat yang termasuk
dalam golongan ini adalah polimiksin, golongan polien serta berbagai
antimikroba kemoteraupetik, seperti antiseptik surface active agents.
 Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba. Obat yang
termasuk dalam kelompok ini adalah golonbgangna aminoglikosid, makrolid,
linkimisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.
 Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba.
Antimikroba yang termasuk kelompok ini ialah rimpisin dan golongan
kuinolon.

Prinsip penggunaan antibiotika


Penggunaan antibiotik harus berdasarkan pada pemahaman dari banyak aspek
penyakit infeksi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah pertahanan
tubuh pasien, identitas, virulensi dan kepekaan mikroorganisme, farmakokinetika
dan farmakodinamika dari antibiotik. Pada fasilitas pelayanan kesehatan,

9
antibiotik digunakan pada keadaan sebagai berikut (Kemenkes, 2011):

1. Terapi empiris. Pemberian antibiotika untuk mengobati infeksi aktif pada


pendekatan buta (blind) sebelum mikroorganisme penyebab diidentifikasi
dan antibiotik yang sensitif ditentukan. Tujuan pemberian antibiotik untuk
terapi empiris adalah eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri
yang diduga menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
2. Terapi definitif. Pemberian antibiotik untuk mikroorganisme spesifik
yang menyebabkan infeksi aktif atau laten. Penggunaan antibiotik untuk
terapi definitif adalah penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang
sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya. Tujuan
pemberian antibiotik untuk terapi definitif adalah eradikasi atau
penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi penyebab infeksi,
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Indikasi pemberian antibiotik
pada terapi definitif adalah sesuai dengan hasil mikrobiologi yang menjadi
penyebab infeksi.
3. Terapi profilaksis. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah
timbulnya infeksi. Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam
pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda
infeksi dengan tujuan untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi.
Diharapkan pada saat operasi antibiotik di jaringan target operasi sudah
mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhan
bakteri.

o Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek
sehari-hari, tidak melakukan pemeriksaan mikro-biologis untuk setiap pasien
yang dicurigai menderita suatu infeksi. Di samping itu, untuk infeksi berat
yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel
bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman. Pemberian
antibiotik tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educated
guess.
o Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian
antibiotik antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan
terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya
infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, dan lain-lain.

10
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel
mikroba oelh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah
untuk bertahan hidup. Ada 5 mekanisme resistensi kuman terhadap antimikroba
yaitu :
1. Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam
sel.
3. Inaktivasi obat oleh mikroba.
4. Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang
dihambat oleh antimikroba
5. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.

Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil


pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek
sehari-hari, tidak mungkin melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk pasien
yang dicurigai menderita suatu infeksi berat yang memerlukan penanganan segera
dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik untuk biakan dan
pemeriksaan kepekaan kuman.

11
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
1. Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme
hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan
beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil.
2. Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk
menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek
senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang
peka dan sesuai.
3. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat dan sulfon.
4. Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.
5. Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan
sel mikroba oelh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu
mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

III.2 SARAN
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih
ada kata-kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan
atau catatan kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis
dalam membuat makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar
pembaca dapat memakluminya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tjay, T.H., Kirana, K., (1978), “Obat-Obat Penting”, Edisi IV, Dep.Kes.RI,
Jakarta.
Soemarno. dr, Prof., (1976. “Mikrobilogi”. LEPHAS (Lembaga Penerbitan
Universitas Hasanuddin), Unhas, Makassar.
Djidje, M.N., Sartini., (2005), “Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi”, Lab.
Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, UNHAS, Makassar.
Tjay, T.H., Rahardja, K., (2002), “Obat-Obat Penting”, Edisi V, PT Elex
Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Ganiswarna, S. G., et all., (1995), “Farmakologi dan Terapi”, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM., (2001), “Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000”,
Dep.Kes.RI, Jakarta.
Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, Edisi III, Dep.Kes.RI,
Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai