DisusunOleh :
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan
tugas makalah pembuatan makalah ilmu kependudukan.
Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat
membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang
menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI
Pepatah berkata “Tidak ada gading yang tak retak” sehingga dalam
penyususan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun mohon kesedian dadi
pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya kepada penulis
sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Terima Kasih
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL...................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
III.2 SARAN....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu potensi antibiotika ?
2. Apa itu aspek uji potensi antibiotika ?
3. Bagaimana prinsip penggunaan antibiotika ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang diuji terhadapzona hambatan oleh dosis antibiotik baku pembanding pada
media lempeng agar
Pembagian antibiotika :
1. Penisilin
Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman
Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif.
Contohnya : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam
Klavulanat, Ampisilin.
2. Sefalosporin
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin
beta laktam. Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram
negatif, tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotika sangat
beragam, terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:
7
1. Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara
in vitro. Termasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin,
sefradin. Generasi pertama kurang aktif terhadap kuman Gram negatif.
2. Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi
lebih aktif terhadap kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya
sefamandol dan sefaklor.
3. Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk
Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini
adalah sefoksitin (termasuk suatu antibiotika sefamisin), sefotaksim
dan moksalatam.
3. Aminoglikosida
Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi
dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi
(RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek
ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah
diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin.
4. Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-
negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya
: Tetrasiklin, Doksisiklin,
6. Polipeptida
Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan
kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga
8
permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Contohnya : Polimiksin
B, Basitrasin, Gramsidin.
7. Antibiotika lainnya
Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan
Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman.
Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin, Asam fusidat, Mupirosin,
Spektinomisin.
9
antibiotik digunakan pada keadaan sebagai berikut (Kemenkes, 2011):
o Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek
sehari-hari, tidak melakukan pemeriksaan mikro-biologis untuk setiap pasien
yang dicurigai menderita suatu infeksi. Di samping itu, untuk infeksi berat
yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel
bahan biologik untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman. Pemberian
antibiotik tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educated
guess.
o Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian
antibiotik antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan
terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya
infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, dan lain-lain.
10
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel
mikroba oelh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah
untuk bertahan hidup. Ada 5 mekanisme resistensi kuman terhadap antimikroba
yaitu :
1. Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam
sel.
3. Inaktivasi obat oleh mikroba.
4. Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang
dihambat oleh antimikroba
5. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.
11
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme
hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan
beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil.
2. Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk
menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek
senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang
peka dan sesuai.
3. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat dan sulfon.
4. Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan uji kepekaan kuman.
5. Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan
sel mikroba oelh antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu
mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.
III.2 SARAN
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih
ada kata-kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan
atau catatan kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis
dalam membuat makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar
pembaca dapat memakluminya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, T.H., Kirana, K., (1978), “Obat-Obat Penting”, Edisi IV, Dep.Kes.RI,
Jakarta.
Soemarno. dr, Prof., (1976. “Mikrobilogi”. LEPHAS (Lembaga Penerbitan
Universitas Hasanuddin), Unhas, Makassar.
Djidje, M.N., Sartini., (2005), “Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi”, Lab.
Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, UNHAS, Makassar.
Tjay, T.H., Rahardja, K., (2002), “Obat-Obat Penting”, Edisi V, PT Elex
Media Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Ganiswarna, S. G., et all., (1995), “Farmakologi dan Terapi”, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM., (2001), “Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000”,
Dep.Kes.RI, Jakarta.
Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, Edisi III, Dep.Kes.RI,
Jakarta
13