Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah


Sesuai dengan Undang-undang Nomer 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah (UMKM) :
a. Usaha Mikro adalah Usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana yang di atur
dalam Undan-undang ini. Usaha mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar
50 Juta dan omzet sebesar 300 Juta.
b. Usaha Kecil adalah Usaha Ekonomi Produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana yang di maksud dalam
Undang- undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 Juta sampai
dengan 500 Juta dan omzet sebesar 300 Juta dengan 2.5 millyar.
c. Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset sebesar 500
Juta sampai dengan 10 millyar dan omzet sebesar 2,5 millyar sampai dengan 50
milyar.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 1


Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indoneisa,
yaitu :
a. UU No.9 tahung 1995 tentang mengatur kriteria Usaha Kecil bedarsarkan nilai
asset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar 200 Juta dengan omzet per
tahun maksimal 1 millyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 1999
tentang Usaha Menengah, batas asset tetap (diluar tanah dan bangunan) untuk
Usaha Menengah adalah 200 Juta hingga 10 millyar.
b. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil
jika memiliki omset kurang dari 1 millyar per tahun. Untuk Usaha Menengah
batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara 1 sampai dengan 50 millyar
per tahun.
c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa Industri Kecil dan
Menengah adalah Industri yang memiliki nilai Investasi sampai dengan 5 millyar.
Sementara itu Usaha Kecil di bidang perdagangan dan industry juga dikatagorikan
sebagai usaha yang memiliki asset tetap kurang dari 200 Juta dan omzet per tahun
kurang dari 1 millyar (sesuai UU No.9 Tahun 1995)
d. Bank Indonesia menggolongkan Usaha Kecil dengan merunjuk paa UU No.9
tahun 1995, Sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria
asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industry manufaktur (200
Juta s/d 5 millyar) dan untuk non faktur (200 Juta s/d 60 Juta).
e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah
tenaga kerja. Usaha Mikro adalah Usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang.
Usaha kecil adalah Usaha yang memiliki pekerja 6-9 orang. Usaha Menengah
memiliki pekerja 20-99 orang dan Usaha Besar memiliki sekurang- kurangnya
100 orang perkerja atau lebih.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 2


Menurut Sri Winarni (2006) Pada umumnya, usaha kecil mempunyai cirri
antara lain sebagai berikut:
a. Biasanya berbentuk Usaha Perorangan dan belum bebadan hukum perusahaan.
b. Aspek legalitas usaha lemah,
c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku,
d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahaan
antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan.
e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha.
f. Sumber utama modal usaha dari modal pribadi.
g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas.
h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh
kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik
.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Umkm?
2. Bagaimana perkembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia ?
3. Apa hambatan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia?
4. Bagaimana peran pemerintah dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia?
5. Apa Strategi Pemberdayaan UMKM menghadapi Pasar Bebas Asesan?

3.1 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Umkm.
2. Untuk mengetahui perkembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia.
5. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan UMKM menghadapi Pasar Bebas
Asean.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah

2.2 Perkembangan dan Pemberdayaan UMKM di Indonesia


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami peningkatan yang
sangat menggembirkan dikarenakan berhasil menyumbangkan 57% dari PDB (di
dukung oleh data BPS tahun 2006-2010) dimana UMKM meningkat bukan hanya dari
segi kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga
dikatakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau
krisis mereka tidak terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena
prinsip kemandirian yang dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri dan
tidak terlalu tergantung pada lembaga lain sehingga membuat mereka kokoh hingga
saat ini dan menjadi katup perekonomian negara.
Pencapaian yang sangat menggembirakan bagi UMKM kita tidak didapat hanya
dengan sekali mengedipkan mata. Banyak tantangan yang mereka harus lalui dan
banyak masalah yang harus mereka selesaikan baik secara modal, tenaga kerja,
kegiataan produksi dan hal lainnya. Sehingga apabila terdapat UMKM yang tidak siap
dan tak mampu mengindari atau mengatasi gejolak yang dating maka tidak mustahil
akan ada juga UMKM yang kolaps.
Berdasarkan masalah-masalah yang dialami oleh koperasi dan UMKM di Indonesia
penulis menganalisis dan memiliki strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut
yang mereka alami agar tak terulang kembali dan terus meningkat baik secara
kuantitas maupun kualitas. Startegi yang penulis sarankan, baik bagi pemerintah
khususnya Menteri Koperasi dan UMKM, anggota serta pengurus koperasi di seluruh

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 4


Indonesiab dan para owner UMKM di seluruh Indonesia untuk agar memiliki
komitmen yang kuat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia melalui cara-cara
berikut, diantarannya :
a. Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan. Di tambah
dengan pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) dalam mengurus administrasi
untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (Kur) yang telah disediakan oleh pemerintah
sebelumnya.
b. Meningkatkan kulitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan dan
pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh koperasi atau UMKM itu
sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka perlu”dibangungkan”
kembali mengapa mereka berada di koperasi, orang yang masih konsisten berusaha
mengembalikan mindset orang yang tidak aktif agar mereka mau berorganisasi
khususnya koperasi berdasarkan asa dan prinsip-prinsip yang telah di tetapkan.
c. Mengingkatkan kemampuan pemasaran UMKM. Pemberian pendidikan mengenai
pemasaran atau dengan cara membuka atau merekrut tenaga professional yang ahlih
dalam hal pemasaran.
d. Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKM.
e. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKM, Usaha
Besar dan BUMN).
f. Melakukan atau membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau
sasaran. Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-hal
yang dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan membidik para individu yang
memiliki jiwa entrepreneur dengan tetap adanya prinsip prudensial dan adanya
manager investasi (meminjam istilah perbankan syariah dimana nasabah yang telah
diberi pinjaman tetap terus mendapat pengawasan atau layanan prima dalam
pengolahan dana). Selama ini banyak orang ahli dalam bidang UMKM mengadakan
seminar-seminar demi meningkatkan kualitas dan kuantitas dari UMKM, namu efek
yang ada dari seminar tersebut tidaklah lama, hanya bertahan sebentar, untuk itu lebih
baik mereka mencari langsung terjun ke lapangan untuk mencari orang-orang yang
benar-benar serius di UMKM dan jika dilihat potensi usahanya bagus, Maka segera
dipinjami dana dalam rangka mengembangkan usahanya.
Sejatinya perkembangan UMKM di Indonesia cukup baik, Jika ditinjau dari segi
jumlah unis usaha maupun jumlah tenaga kerja yang di serap oleh UMKM dalam
rangka mengurangi pengganguran.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 5


2.3 Hambatan dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia
Meskipun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah telah menunjukkan peranannya
dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan
kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sebagai usaha yang ruang
lingkup usahanya dan anggotannya pada umumnya rakyat kecil dengan modal
terbatas dan kemampuan manajerial yang juga terbatas, UMKM sangat rentan
terhadap masalah-masalah perekonomian.
Perlu digaris bawahmi bahwa lebih dan 51 Juta usaha yang ada, atau lebih
dan 99,9 % pelaku usaha adalah Usaha Mikro dan Kecil, dengan skala usaha yang
sulit berkembang karena tidak mencapai skala usaha yang ekonomis. Dengan
badan usaha perorangan, kebanyakan usaha dikelola secara tertutup, dengan
legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yang sangat tidak memadai.
Upaya Pemberdayaan UMKM makin rumit karena jumlah dan jangkauan UMKM
demekian banyak dan luas, terlebih bagi daerah tertinggal, terisolir dan perbatasa.
Ada berberapa kendala yang dialami oleh UMKM dalam menjalankan usahannya.
Kendala tersebut berupa tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen
sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya
kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha
kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Secara lebih spesifik,
masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil yaitu :
a. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.
b. Kelemahan dalam struktur pemodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
terhadap sumber-sumber permodalan.
c. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
d. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (system informasi
pemasaran).
e. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan.
f. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya
kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 6


2.4 Peran Pemerintah dalam Pemerdayaan UMKM di Indonesia
Semenjak Indonesia Merdeka, Pemerintah berusaha mencetak pengusaha-
pengusaha baru untuk merobohkan sisten ekonomi colonial dan di ganti dengan
kerakyatan. Beberapa program di susun oleh pemerintah Order Lama. Di masa
demokrasi liberal, dikenal Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya
menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar
bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang
tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir priibumi serta
memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat
berpartispasi dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal,
karena sifat pengusaha pribumi yang cenderung konsumtif dan tidak bias bersaing
dengan pengusaha non pribumi.
Gagal dengan Program Benteng, pemerintah mengenalkan program baru
yakni sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang di prakarsai
Mr Iskak Cokrphadisuryu, yaitu Pengalangan kerja sama antara pengusaha cina
(baba) dan pengusaha pribumi (Ali). Pengusaha non-pribumi di wajibkan
memberikan latihan-latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah meyediakan
kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak berjalan
dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya
dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
Di masa Order Baru, Pengembangan UMKM terus berlanjut. Pemerintah Orba
membuat UU. No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil guna memberdayakan
usaha kecil. UU ini berisi XI bab dan 38 pasal dan pengatur pelaksanan
pemberdayaan UMKM di Indonesia. Sehubungan dengan perkembangan
lingkungan perekonomian yang semangkin dinamis dan global, Undang-undang
nomer 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, yang hanya mengatur Usaha Kecil
perlu diganti, agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia dapat
memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 7


UU tersebut diganti dengan UU.20 Tahun 2008 tentang UMKM Dalam UU
tersebut, disebutkan peran pemerintah untuk memberdayakan UMKM. Terkait
dengan urusan pemerintah, setiap meteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan (Pasal4 Ayat2, Huruf C), berkaitan dengan urusan pemerintah
bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah(Pasal 5 ayat3). Undang-undang
telah memberi amant terhadap pemerintah untuk mengembangkan UMKM.
Dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM disebutkan peran pemerintah
antara lain :
a. Bersama Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan dan pengendalian
kesempatan berusaha (Pasal 13).
b. Bersama Pemerintah Daerah melaksanakan kegiatan promosi dagang (Pasal 14,
ayat2).
c. Bersama Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang
produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi
(Pasal 16 ayat1).
d. Menyusun Peraturan Pemerintah mengenai tata cara pengembangan, priotas,
intensitas dan jangka waktu pengembangan usaha di maksud (Pasal 16 ayat 3).
e. Bersama dengan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha
Mikro dan Kecil (Pasal 21). Dalam hal ini pemerintah, Pemerintah Daerah dan
dunia usaha dapat memberikan hibah, mengusahakan bantuan luar negri dan
mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat untuk
Usaha Mikro dan Kecil (Pasal 21 ayat4).
f. Memberikan insentif dalam bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringan
tariff sarana prasarna, dan bentuk insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan
pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil (Pasal 21 ayat 5).
g. Meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (Pasal 22).
h. Bersama Pemerintah Daerah, meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil
terhadap sumber pembiayaan (Pasal 23 ayat 1).
i. Bersama dengan Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Usaha Menengah
dalam bidang pembiayaan dan penjaminan (Pasal 24).
j. Bersama Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarkat memfasilitasi,
mendukung, dan menstimulasi kegiatan kemitraan, yang saling membutuhkan,
mempercayai, memperkuat dan menguntungkan (Pasal 25 ayat 1). Kemitraan

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 8


antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kemitraan antara Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar mencakup proses alih keterampilan di
bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia
dan teknologi (Pasal 25 ayat 2).
k. Menteri Koperasi dan UMKM dan Menteri teknis lain mengatur pemberian
insentif Kepada Usaha Besar yang melakukan kemitraan dengan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah Melalui inovasi dan pengembangan produk berorientasi
ekspor, penyerapa tenaga kerja, penggunaan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan, serta menyelengarakan pendidikan dan pelatihan (Pasal 25 ayat 3).
l. Menteri Koperasi dan UMKM dapat membentuk lembaga koordinasi kemitraan
usaha nasional dan daerah untuk memantau pelaksanaan kemitraan (Pasal 34).
m. Melarang Usaha Besar memiliki dan atau menguasai Usaha Mikro, Keci dan
Menengah sebagai mitra usahanya dalam pelaksanaan hubungan kemitraan
(Passal 35).
n. Melarang Usaha Menengah memiliki dan atau menguasai Usaha Mikro dan
Usaha Kecil mitra usahanya (Pasal 35).
o. Menteri Koperasi dan UMKM melaksanakan koordinasi dan pengendalian
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Pasal 38 ayat 1).
p. Mengatur dan menetapkan Peraturan Pemerintah tentang tata pemberian sanksi
administrative atas pelanggaran UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (Pasal 39 Ayat 3).
q. Sehubungan dengan amanat Undang-undang, pemerintah melaksanakan berbagai
program yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM. Program tersebut antara
lain adalah program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan pemberian
Kredit Usaha Rakyat (KUR).

2.5 Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 9


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 UMKM sebagai tulang pungung perekonomian Indonesia telah terbukti mampu
menjaga stabilitas ekonomi disaat krisis terjadi. Keberadaan UMKM di
Indonesia yang jumlahnya mencapai 99,9 % dari total usaha di Indonesia telah
menyerap 97,30% tenaga kerja di Indonesia. Keberadaan UMKM juga
memberikan kontribusi sebesar 57,12% terhadap produk domestic bruto (PDB).
 Namun UMKM juga memiliki hambatan dalam hal pengelolaan usahanya.
Masalah Utamanya yang di hadapi oleh UMKM adalah Permodalan. Menyusul
masalah lainnya adalah pengelolaan yang kurang professional, kesulitan dalam
persaingan usaha yang pesat, rendahnya tingkat inovasi pelaku UMKM,
kebijakan pemerintah yang kurang pro UMKM, bahan baku sukar diperoleh,
pasar yang cepat berubah selera sehingga pemasaran menjadi sulit.
 Untuk mengatasi hambatan tersebut, peran pemerintah sangat diharapkan.
Undang-undang telah memberi amanat kepada pemerintah untuk
mengembangkan dan memberdayakan UMKM. Sinergi antar Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah juga harus diperhatikan guna menumbuhkembangkan
iklim usaha yang kondusif bagi pelaku UMKM. Beberapa program telah
dilakukan pemerintah untuk melaksanakan amanat Undang-undang. Program
GKN dan pemberian KUR telah menjadi contoh peran pemerintah dalam upaya
untuk penghasilkan UMKM yang berdaya dan mampu bersaing dengan usaha
lain.

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 10


DAFTAR PUSTAKA

Kementiran UMKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014

Kementrian UMKM dan Koperasi, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan
UMKM dan Koperasi.

UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Keci, Mikro dan Menengah

UU No. 09 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Perekonomian Indonesia Regular C. A.308 Page 11

Anda mungkin juga menyukai