Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu upaca kegiatan untuk mengarahkan,

mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan

bersama dalam sebuah organisasi Manajemen keperawatan adalah

upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.

Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan

tertata rapi dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu

menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf

keperawatan maupun pasien.

Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik

keperawatan professional (MPKP)yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde

keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat

primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah klien,

dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah

tersebut. Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi

dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Perawat

professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play

tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham

mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat

bekerja

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Management Keperawatan.

2. Tujuan Khusus:

Adapaun tujun yang dicapai setelah penyampaian materi

tentang Ronde Keperwatan diharapkan mahasiswa mampu:

a. Mengetahui dan memahami pengertian ronde keperawatan

b. Mengetahui dan memahami karakteristik ronde keperawatan

c. Mengetahui tujuan ronde keperawatan

d. Mengetahui manfaat ronde keperawatan

e. Mengetahui dan memahami tipe-tipe ronde keperawatan

f. Mengetahui dan memahami tahapan ronde keperawatan

g. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam ronde keperawatan

h. Mengetahui komponen yang terlibat dalam ronde keperawata


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping

melibatkan pasian untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer atau konselor.

Kepada ruangan associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA Kesehatan

(Nursalam, 2002).

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk

membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu

proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat

akan tumbuh dan terlatih melalui suatu trasfer pengetahuan dan

pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan.

B. Karakteristik ronde keperawatan

Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:

1. Klien dilibatkan secara langsung

2. Klien merupakan fokus kegiatan

3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,

perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

C. Tehnik pengelolaan ronde keperawatan

Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah menetapkan

kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim ronde,

membuat proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan literatur,

setelah itu, PPI melaporkan rencana pada karu. Pada tahap pelaksanaan

dilakukan:

1. Pembukaan : salam pembuka, memperkenalkan tim ronde dan

menyampaikan tujuan ronde.

2. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien,

menyampainkan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan

diskusiantar Ketua Tim tentang masalah keperawatan

3. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada

klien dan keluarga, PP2 menanyakan dan memberikan masukan, koselor

menguatkan validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan.

4. Diskusi/Tanya jawab : diskusi antar Ketua Tim tentang masalah

keperawatan, menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas

yang ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menyalesaikan masalah klien melalui

pendekantan kritis
2. Tujuan khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :

a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah

b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah

c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien

d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan

e. Meningkatakan kemampuan untuk memodifikasi intervensi

keperawatan

f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yanf sesuai

dengan masalah klien

g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

3. Manfaat Ronde Keperawatan

Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh

perawat, diantaranya:

a. Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan

manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan

keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008)

denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan

perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan

keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini

dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peninkatan kemampuan perawat

bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga


memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan

berkembang secara profisonal.

b. Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi

kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak.

Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi

kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan

dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh

O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan

parameter penilaian atau teknik intervensi

c. Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan

mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi

percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai

pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al,

2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde

keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan

(Clement, 2011).

d. Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu

mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang

baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di

ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde

keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien

(Clement, 2011).
e. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian

Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien

lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer

et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan

menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.

4. Tahapan Ronde Keperawatan

Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :

a. Pre-rounds meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),

orientation (orientasi).

b. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),

observation (pengamatan), instruction (pengajaran),summarizing

(kesimpulan).

c. Postrounds, meliputi: debriefing (tanyajawab), feedback (saran),

reflection (refleksi), Preparation (persiapan).

5. Pengorganisasian

Penangggung jawab : Wahyu D. Latinapa

6. Pelaksanaan

Kegiatan ronde keperawatan akan dilakukan pada hari Kamis, 10

Oktober 2019 di Ruangan Jambu RSUD Madani Palu

7. Rencana Strategi

a. Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.

b. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan

c. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan


d. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk

menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde

keperawatan

e. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan

staf keperawatan

f. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan


8. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Gambar 2.1

Alur Pelaksanaan Ronde

TAHAP PRA PP
RONDE

PROPOSAL
PENERAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
1. INFORMEND CONCENT
2. HASIL
PENGKAJIAN/INTERVENSI

1. APA YANG MENJADI MASALAH


TAHAP RONDE 2. CROSS CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN
3. APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH
MASALAH TERSEBUT
4. BAGAIMANA PENDEKATAN
(PROSES, SAK, SOP)

TAHAP VALIDASI
RONDE DATA
DISKUSI KARU, PP, PERAWAT
TAHAP RONDE KONSELOR

TAHAP PASCA RONDE EVALUASI

MASALAH
TERATASI

Keterangan : = di Nurse Station = di Bed Pasien

9. Evaluasi

a. Struktur

1) Persyaratan administrastive (informed concent, alat dan lainnya)

2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan

3) Persiapan dilakukan sebelumnya

b. Proses

1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang

telah ditentukan

c. Hasil

1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan

2) Masalah pasien dapat teratasi:

a) Dengan memberikan health education penyebab nyeri yang ditimbulkan

b) Nutrisi klien dapat teratasi sesuai dengan kondisi klien saat ini dengan

pemberian makanan lunak


c) Melibatkan keluarga untuk membantu ADL klien selama dirawat

d. Perawat dapat :

1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah

2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien

3) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan

4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai

dengan masalah klien

5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja


BAB III

PERENCANAAN RONDE KEPERAWATAN

A. Topik : Perawatan klien dengan Diagnosa Tuberculosis (TBC)

B. Sasaran : Tn N, Umur 58 Tahun, Dirawat di Ruang Jambu RSD

Madani

C. Waktu : pukul 10.00-11.00 wib

D. Hari/Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019

E. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat

teratasi.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan

mampu :

a. Menumbuhkan cara berfikir kritis

b. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah klien

c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis

d. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien

e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan

f. Meningkatkan kemampuan justifikasi


g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan

F. Peserta Ronde

1. Perawat : - Kepala Ruangan : Wahyu D. Latinapa

- Ketua Tim : Nur Avni H. Manana

- Perawat Pelaksana : - Dewi Anggaraeni

- Syarifah L. Yagorante

2. Medis : Amiyadin

3. Ahli Gizi : Arum P. Sari

4. Farmasi : Napisa

5. Radiologi : Safrina

6. Laboratorium : Silvia Indriana

7. Pembimbing : Fitria Masulili, M.Kep.,Ns.,Sp.,Kep.,An

Zulfa Tantu, S.Kep.,Ns

G. Materi

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tuberculosis (TBC)

(Terlampir)

H. Metode

1. Ronde Keperawatan

2. Diskusi dan Tanya Jawab

I. Media

1. Dokumentasi Klien (Status)


2. Informent Consent

3. Sarana Diskusi : Alat tulis

J. Mekanisme Kegiatan

Tahap Kegiatan Tempa Pelaksana Kegiatan Waktu


t Klien
Pra 1. Menetapkan kasus dan Nurse PP1 - 2 hari
Ronde topic Station sebelum
2. Menentukan Tim pelaksanaan
Ronde Ronde
3. Mencari Sumber dan
Literatur
4. Membuat Proposal
5. Mempersiapkan klien
6. Informed Consent
kepeada Keluarga
Ronde 1. Pembukaan Kepala Mendenga 5 menit
a. Salam pembukaan Ruangan rkan
b. Memperkenalkan
pasien danTim
Ronde
c. Menjelaskan tujuan
kegiatan Ronde
d. Mempersilahkan
Ketua Tim
menyampaikan
kasusnya

2. Penyajian Data
a. Menyampaikan PP1 20 menit
dasar pertibangan
dilakukan Ronde
b. Menjelaskan
riwayat penyakit
c. Menjelaskan
masalah klien yang
belum terselesaikan
dan tindakan yang
telah dilaksanakan
d. Menyampaikan
hasil evaluasi
keberhasilan
intervensi

Klarifikasi data yang telas


disampaikan PP2
3. Validasi Data Nurse Kepala Memberi 20 menit
a. Memberi salam dan Station Ruangan respon
memperkenalkan dan
Tim Ronde kepada menjawab
klien dan keluarga pertanyaan

b. Memvalidasi data
yang telah PP2,
disampaikan Bed Katim
dengan melibatkan Klien
keluarga

c. Karu membuka dan


memimpin diskusi Nurse Karu,
d. Diskusi antar Station PP1&2,
anggota Tim dank Dokter,
lien tentang Ahli Gizi,
masalah Fisioterapis
keperawatan yang , Konselor,
belum terselesaikan Tim Ronde
dari validasi data
antar Tim Ronde
e. Pemberian
Justifikasi oleh
konselor tentang
masalah pasien
serta rencna
tindakan yang akan
dilakukan

Pasca 1. Menyimpulkan hasil Nurse Kepala - 10 Menit


Ronde diskusi dan Station Ruangan
merekomendasikan
solusi yang dilakukan Tim
dalam mengatasi Ronde
masalah
2. Reward dan Salam Kepala
penutup Ruangan

K. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Evaluasi Struktur

a. Persiapan dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan Ronde Keperawatan

b. Penyusunan proposal Rondr Keperawatan

c. Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan Ronde

d. Membuat Informed Consent dengan pasien dan keluarga

2. Kriteria Evaluasi Proses

Pelaksanaan Ronde Keperawatan berjalan dengan lancer dan masing –

masing anggota Tim dapat menjalankan perannya dengan baik.

3. Kriteria Evluasi Hasil

Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan

masalah pasien.
MATERI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TUBERCULOSIS (TBC)

A. Pengertian

Tuberculosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi penting saluran napas

bagian bawah. Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam

jaringan paru melalui saluran napas (droplet infeksion) sampai alveoli, terjadilah

infeksi primer (ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening setempat

dan terbentuklah primer kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad

Amin).

Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.

B. Etiologi

Penyebabnya adalah kuman mycobacterium tuberculosis. Sejenis kuman

yang berbentuk batang denagn ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm.

sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid ini adalah yang

membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman ini tahan

hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan-tahan

dalam lemari es).


C. Proses Penularan

Tuberculosis tergolong airbone disease yakni penularan melalui droplet

nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap

kali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan

umumnya terjadi didalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara

dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati

dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai

beberapa jam.

D. Patofisiologi

Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan,

saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis

terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung

kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi

terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan

disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit.

Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru-

paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas

lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit

polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun

tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit

diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan
timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn

sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga

berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel.

Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan

infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel

epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1

sampai 10 hari.

E. Manisfestasi Klinis

a. Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu

b. Sesak napas dan nyeri dada

c. Badan lemah, kurang enak badan

d. Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan

menurun (Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru.

F. Jenis-jenis Komplikasi TB Paru

Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :

a. TB paru ( TB pada organ patu-paru )

b. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru

c. Tuberkulosis milier

d. Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )

e. Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula

f. Tuberkulosis Pericarditis

g. Tuberkulosis Skelet / Tulang


h. Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih

i. Tuberkulosis Peritonitis

j. Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)

k. Tuberkulosis Iymphadenitis

l. Tuberkulosis Catan / Kulit

m. Tuberkulosis Laringitis

n. Tuberkulosis Otitis

G. Komplikasi

a. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial

b. Pleuritis tuberkulosa

c. Efusi pleura

d. Tuberkulosa milier

e. Meningitis tuberkulosa

H. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang

kurang

c. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan

untuk menghindari pemajanan patogen.

d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan

berhubungan dengan tidak akurat.


I. INTERVENSI KEPERWATAN
N Dx. Kep Tujuan dan
Intervensi Rasional
o Kriteria Hasil
1 Bersihan jalan Mempertahanka 1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi
nafas tidak n jalan nafas pernapasan contoh napas dapat
efektif pasien : Bunyi nafas, menunjukkan
berhubungan Mengeluarkan kecepatan, atelektasis
dengan sekret tanpa irama, kedalaman 2. Pengeluaran sulit
sekresi yang bantuan dan penggunaan bila sekret sangat
tertahan otot aksesori tebal.
2. Catat kemampuan 3. Sputum berdarah
untuk kental atau darah
mengeluarkan cerah
mukosa / batuk diakibatkan oleh
efektif : catat kerusakan paru
karakter, jumlah atau luka bronkal
sputum, adanya dan dapat
emoptisis memerlukan
3. Berikan pasien evaluasi
posisi semi atau 4. Posisi membantu
fowler tinggi. memaksimalkan
Bantu pasien untuk ekspansi paru
batuk dan latihan dan menurunkan
napas dalam upaya
4. Bersihkan sekret pernapasan
dari mulut dan 5. Mencegah
trakea : obstruksi /
penghisapan sesuai aspirasi
keperluan
5. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat-
obatan
2. Nutrisi BB meningkat 1. Catat status nutrisi 1. Berguna dalam
pasien mendefinisikan
kurang dari
2. Pastikan pola diet derajat / luasnya
kebutuhan biasa pasien, yang masalah dan
disukai / tidak pilihan intervensi
tubuh
disukai yang tepat
berhubungan 3. Berikan makanan 2. Pertimbangan
sedikit tapi sering keinginan dapat
dengan
4. Anjurkan keluarga memperbaiki
asupan nutrisi klien untuk masukan diet
membawa 3. Memaksimalkan
yang kurang
makanan dari masukan nutrisi
rumah dan berikan tanpa kelemahan
pada klien kecuali 4. Membantu
kontra indikasi memenuhi
5. Kolaborasi dengan kebutuhan
ahli gizi personal dan
kultural

3. Menyatakan 1. Kaji kemampuan 1. Belajar


pemahaman pasien untuk tergantung pada
Kurang
proses penyakit belajar emosi dan
pengetahuan / prognosis dan 2. Identifikasi gejala kesiapan fisik dan
kebutuhan yang harus ditingkatkan pada
mengenai
pengobatan dilaporkan ke tahapan individu
kondisi, aturan perawat 2. Dapat
3. Berikan instruksi menunjukkan
tindakan dan
dan informasi kemajuan atu
pencegahan tertulis pengaktifan ulang
4. Anjurkan klien penyakit atau
berhubungan
untuk tidak efek obat yang
dengan tidak merokok memerlukan
5. Kaji bagaimana evaluasi lanjut
akurat.
TB ditularkan 3. Infomasi tertulis
menurunkan
hambatan pasien
untuk mengingat
sejumlah besar
informasi
4. Meskipun
merokok tidak
merangsang
berulangnya TB
tetapi
meningkatkan
disfungsi
pernapasan
4. Resiko tinggi Menurunkan 1. Kaji patologi 1. Membantu pasien
terjadinya resiko penyakit menyadari /
infeksi penyebaran 2. Identifikasi orang menerima
berhubungan infeksi lain yang berisiko perlunya
dengan 3. Anjurkan pasien mematuhi
kurang untuk batuk / program
pengetahuan bersin dan pengobatan
untuk mengeluarkan pada 2. Orang-orang
menghindari tisu dan yang terpajan ini
pemajanan menghindari perlu program
patogen. meludah terapi obat untuk
4. Kaji tindakan mencegah
kontrol infeksi penyebaran /
5. Awasi suhu sesuai terjadinya infeksi
indikasi 3. Dapat membantu
6. Kolaborasi dengan menurunkan rasa
tim medis terisolasi pasien
4. Reaksi demam
indikator adanya
infeksi lanjut
5. Membantu
mengidentifikasi
lembaga yang
dapat dihubungi
untuk
menurunkan
penyebaran
infeksi
·
BAB IV

RESUME PASIEN DALAM PELAKSANAAN RONDE

I. PENGKAJIAN

a. Biodata

Nama : Tn. N

Umur : 58 Tahun

Agama : Kristen

Alamat : Palu

Suku / Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Status : Sudah Menikah

Tanggal MRS : 7 Oktober 2019 pkl. 13.00 Wib

Tanggal Pengkajian : 9 Oktober 2019 pkl. 09.00 Wib

Diagnosa Medis : Tuberculosis

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. J. R.

Umur : 54 tahun

Alamat : Palu

Hubungan dengan Klien : istri klien


II. KELUHAN UTAMA

Batuk dan sesak nafas

III. RIWAYAT KESEHATAN


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh batuk darah sejak ± 1 minggu sebelum MRS,
tanggal 7- 10 - 2019, sebelumnya batuk berdahak putih dan
disertai sesak napas
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan Sebelumnya klien pernah menjalani pengobatan
TBC selama 6 bulan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama seperti klien
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah

b. Vital sign : TD : 130/90 mmHg

N : 90 x/mnt

S : 38 oC

R : 26 x/mnt

d. Pemeriksaan Head to Toe

1. Kepala
Inspeksi : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik,
ekspresi wajah meringis, mukosa bibir kering,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Dada
Inspeksi : Pergerakkan dada mengembang saat inspirasi
kurang sama kanan dan kiri, ctus kordis tak terliha
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama, Ictus di sela iga ke-4
Perkusi : Sonor, Batas jantung kiri dan kanan normal
Auskultasi : Vesikular, ronkhi (+) kiri dan kanan, basah kasar,
Wheezing (+) kanan dan kiri, Bunyi jantung I & II
normal, murmur (-), gallop (-), takhikardi (+)
4. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : . Hepar, liver (+) teraba, NT (-), lemas
Perkusi : Tympani seluruh perut
5. Ekstremitas
Inspeksi : Akral hangat, oedema (-)
Palpasi : tdk ada nyeri tekan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan Laboratorium

HEMATOLOGI HASIL NILAI RUJUKAN


Hemoglobin 13.5 L 13.5 – 16.5 mg/dl
P 11.7 – 15.5 mg/dl
Hematokrit 40 L 40 – 49 %
P 37 – 43 %
Eritrosit 4.5 L 4.5 – 6.0 jtmm3
P 3.9 – 5.6 jtmm3
MCV 87 80 – 94 FL
MCH 29 27 – 31 Pq
MCHC 33 32 – 36 gr/dl
RDW 12 11 – 14 %
Leukosit 10.980 4000 – 10.000 mm3
Trombosit 283.000 150.000 – 400.000 mm3
FF Basofil 0 – 1 %
Eosinofil 1 – 8 %
Batang 3 – 5 %
Segmen 35 – 70 %
Limfosit 20 – 40 %
Monosit 20 – 10 %
Retikulosit 0.5 – 1.5 %
Gol. Darah
LED 0 – 15 mm/Jam
KOAGULASI HASIL NILAI RUJUKAN
CT 4 – 8 Menit
BT 1 – 3 Menit

KIMIA DARAH HASIL NILAI RUJUKAN


Protein Total 6 – 8.3 gr/dl
Albumin 3.5 – 5 gr/dl
Globulin 2.5 – 3.3 gr/dl
Bilirubin Total 0.2 – 1.1 mg/dl
Bilirubin Direct 0.0 – 0.3 mg/dl
Bilirubin Indirect 0.1 – 0.3 U/L
SGOT/AST 18 10 – 37 U/L
SGPT/ALT 19 10 – 42 mg/dl
Ureum 28 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 1.0 L 0.9 – 1.3 mg/dl
P 0.6 – 1.1 mg/dl
Asam Urat L 4.4 – 7.6 mg/dl
P 2.4 – 6.6 mg/dl
Chol.Total < 200 mg/dl
Trigliserida < 150 mg/dl
HDL-C < 35 mg/dl
LDL-C <160 mg/dl
Glukosa Puasa <126 mg/dl
2 Jam PP <140 mg/dl
Sewaktu 85 < 200 mg/dl
HbA1C 4 – 5.7 %
ELEKTROLIT HASIL NILAI RUJUKAN
Natrium 135 – 145 MMOL/L
Kalium 3.5 – 5.5 MMOL/L
Klorida 95 – 108 MMOL/L
URINALISA HASIL NILAI
RUJUKAN
Warna MAKROSKOPI Kuning
K
Kekeruhan Jernih
PH 4,5 – 8,0
Berat Jenis 1,003 – 1,030
Glukosa Negatif
Protein Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilin Normal
Keton Negatif
Nitrit Negatif
Leukosit Negatif
Eritrosit Negatif
MIKROSKOPI
K
Epitel 0 – 2/LPK
Leukosit Negatif
Eritrosit Negatif
Glitter Cells Negatif
Bakteri 0 – 2/LPB
Silinder Hialin Negatif
Silinder Granula Negatif
Silinder Eritrosit Negatif
Silinder Leukosit Negatif
Silinder Epitel Negatif
Kristal Negatif
DLL
Piano Test
SEROLOGI HASIL NILAI
RUJUKAN
HbsAg Negatif
HCV Negatif
HIV Negatif
Syphilis Negatif
VI. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif: Sekret yang kental, lengket Bersihan jalan nafas
- Klien mengeluh sesak tak efektif
napas
- Klien mengatakan sering
batuk dan mengeluarkan
dahak
Data Objektif:
- RR. 26 x/mnt
- Ronchi +/+
- Riak +
2. Data Subjektif: Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan asupan nutrisi tidak nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan adekuat kebutuhan tubuh
Data Objektif:
- BB menurun dalam
waktu 3 minggu
- (51 kg – 46 kg)
- Asupan nutrisi kurang
3. Data Subjektif: Penurunan ekspansi paru, Pola nafas tak efektif
- Klien mengeluh sesak
nafas akumulasi udara
Data Objektif:
- Dispnea
- RR 36 x/mnt
- Retraksi dinding dada +
- Sianosis +
- Nafas cepat, dangkal
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang

tertahan

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru,

akumulasi udara

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi

yang kurang

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Dx. Kep Tujuan dan


Intervensi Rasional
o Kriteria Hasil
1 Bersihan jalan Mempertahanka 1. Kaji fungsi 1. Penurunan
nafas tidak n jalan nafas pernapasan contoh bunyi napas
efektif pasien : Bunyi nafas, dapat
berhubungan Mengeluarkan kecepatan, menunjukkan
dengan sekret tanpa irama, kedalaman atelektasis
sekresi yang bantuan dan penggunaan 2. Pengeluaran sulit
tertahan otot aksesori bila sekret sangat
2. Catat kemampuan tebal.
untuk 3. Sputum berdarah
mengeluarkan kental atau darah
mukosa / batuk cerah
efektif : catat diakibatkan oleh
karakter, jumlah kerusakan paru
sputum, adanya atau luka bronkal
emoptisis dan dapat
3. Berikan pasien memerlukan
posisi semi atau evaluasi
fowler tinggi. 4. Posisi membantu
Bantu pasien untuk memaksimalkan
batuk dan latihan ekspansi paru
napas dalam dan menurunkan
4. Bersihkan sekret upaya
dari mulut dan pernapasan
trakea : 5. Mencegah
penghisapan sesuai obstruksi /
keperluan aspirasi
5. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat-
obatan
2. Nutrisi BB meningkat 1. Catat status nutrisi 1. Berguna dalam
pasien mendefinisikan
kurang dari
2. Pastikan pola diet derajat / luasnya
kebutuhan biasa pasien, yang masalah dan
disukai / tidak pilihan intervensi
tubuh
disukai yang tepat
berhubungan 3. Berikan makanan 2. Pertimbangan
sedikit tapi sering keinginan dapat
dengan
4. Anjurkan keluarga memperbaiki
asupan nutrisi klien untuk masukan diet
membawa 3. Memaksimalkan
yang kurang
makanan dari masukan nutrisi
rumah dan berikan tanpa kelemahan
pada klien kecuali 4. Membantu
kontra indikasi memenuhi
5. Kolaborasi dengan kebutuhan
ahli gizi personal dan
kultural
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan

dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan

dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara

langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid

keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan.

Kegiatan ronde keperawatan ini dilaksanakan untuk pasien dengan

diagnosa TB Paru yaitu Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde

Keperwatan yang menjadi pokok bahasan dalam proposal ini, tentunya masih

banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul

makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman

bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi

kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan proposal ini. Semoga

makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca

yang budiman pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005.Model praktek keperawatan profesional di Rumah Sakit
Panduan Implementasi . Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Jakarta:EGC
Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kinchay, A. (2012, September). www.scribd.com.
Retrieved Oktober 5, 2019, from
http://www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai