Anda di halaman 1dari 12

TEORI MANAJEMEN ILMIAH

Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama
kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sebagai tahun lahirnya teori manajemen modern.

Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas
dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka
menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama, nyaris tak ada
standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya.
Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya.
Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan
menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah “teknik paling baik” dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:

a. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
b. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja
tersebut.
c. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
d. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para
pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada
bagi para pekerja.

Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan
manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan
untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan
pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya
pada sebuah pertemuan profesional. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer
yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang
dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari
pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan.
Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan
tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari
nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut
memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap
gerakan tangan pekerja.

Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu
bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang
pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga
untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga
gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan
menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18
gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang
baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.

Saya lebih memilih teori manajemen ilmiah karena teori ini sangat memberikan
perhatian pada hubungan manusia. Teori ini memikirkan bagaimana membuat manusia bekerja
sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan namun tetap menggunakan tekhnik yang
terbaik sehingga tidak ada tenaga yang terbuang percuma. Metode ini cocok untuk menjawab
masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Teori
manajemen ilmiah merupakan awal lahirnya teori manajemen modern. Teori manajemen ini
dibuat untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga dapat
membuat pekerja lebih produktif sehingga mengurangi hal-hal yang tidak perlu dilakukan
selama bekerja. Teori ini membuat standar untuk para pekerja sehingga para pekerja dapat
menghasilkan hal yang sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Teori ini telah diteliti
selama 20 tahun sehingga hasil penelitian cocok digunakan sebagai referensi bagi perusahaan
untuk masa sekarang. Dalam manajemen ilmiah, manajemen dituntut memegang peran utama
untuk memilihkan pekerjaan dan kemudian melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk
mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan
TEORI ORGANISASI

Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta
mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena
keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya
kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.

Beberapa definisi tentang Organisasi:

Menurut ERNEST DALE:

Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan,


dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja
kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER:

Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu


dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-
tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

Menurut KAST & ROSENZWEIG:

Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan
sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang
berorenteasi pada tujuan.

Definisi UMUM:

“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”

CIRI-CIRI ORGANISASI:

 Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang
ditetapkan.
 Dikembangkan untuk mencapai tujuan
 Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
 Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.
1. TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga
yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik
structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.

Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada
mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka
akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.

Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah
onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.

Defisi Organisasi menurut Teori Klasik:

Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-


peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat


unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi


b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi
pokok: Kekuasaan) Saling melayani) Doktrin) Disiplin)

Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:

a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)


b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:

 BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi


 ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah
organisasi.
 MANAJEMEN ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro
sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan
dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.
TEORI BIROKRASI
Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”.

Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL:

“Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang
dirumuskan secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin
dicapai.

Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:

 Pembagian kerja
 Hirarki wewenang
 Program rasional
 Sistem Prosedur
 Sistem Aturan hak kewajiban
 Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

TEORI ADMINISTRASI
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney,
Allen Reily dari Amerika.

HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah
buku “Admistration industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan
baru dipublikasikan di amerika 1940.

14 Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:

 Pembagian kerja
 Wewenang & tanggung jawab
 Disiplin
 Kesatuan perintah
 Kesatuan pengarahan
 Mendahulukan kepentingan umum
 Balas jasa
 Sentralisasi
 Rantai Skalar
 Aturan
 Keadilan
 Kelanggengan personalia
 Inisiatif
 Semangat korps
Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:

 Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)


 Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
 Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
 Kegiatan Keamanan
 Kegiatan Akuntansi
 Kegiatan Manajerial atau “FAYOL’s FUNCTIONALISM” yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan

JAMES D. MOONEY & ALLEN REILLY :1931) Menerbitkan sebuah buku “ONWARD
INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan factor terpenting dalam
perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut
mereka adalah:

a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar & Hirarkis
c. Prinsip Fungsional

2. TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori
Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori
merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.

HUGO MUNSTERBERG
Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku
“Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara
manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya
perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor
social dan budaya terhadap organisasi.

Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik
Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh
Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari
Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi
kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.
Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:

a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom_up

3. TEORI MODERN
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya
yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern
melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak
bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang
stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan
apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan.

TEORI MODERN vs TEORI KLASIK


a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan Teori
Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan Teori Modern
lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable yang
dipertimbangkan.
TEORI HUBUNGAN MANUSIAWI

Aliran Hubungan manusiawi muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.
Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu
mengikuti pola-pola perilaku yg rasional. Sehingga pembahasan ,” sisi perilaku manusia
,” dalam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori
organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo Munsterberg (1863-1916)


Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo terkenal dengan sebutan “bapak psikologi
industri”. Hugo mengungkapkan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dalam
pekerjaan, dapat dilakukan melalui 3 cara:

1. Penemuan best possible person (orang yang terbaik)

2. Penciptaan best possible work

3. Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan

Munsterberg juga menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi


eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode yang dilakukan dalam memilih karakteristik yang
cocok dengan kebutuhan suatu jabatan.

Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan-percobaan hawthorne


“Hubungan manusiawi” yang merupakan istilah umum sering menggambarkan cara
seorang manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila “manajemen personalia” memotivasi
lebih besar untuk lebih baik dalam bekerja, maka hubungan manusiawi dalam organisasi
tersebut “baik” dan begitu juga sebaliknya. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang
selalu baik, hendaknya manajer harus memahami mengapa karyawan bertingkah seperti yang
hendak mereka lakukan dan faktor-faktor apa saja yang memotivasi mereka untuk melakukan
hal demikian.

Untuk mendukung pernyataan sebelumnya, Elton Mayo, dan asistennya Fritz J.


Roethlisberger serta William J. Dickson melakukan studi tentang perilaku manusia dalam
berbagai macam situuasi kerja yang dikenal dengan percobaan Howthorne. Mereka membagi
karyawan atas dua kelompok kerja yang masing masing terdiri dari 6 karyawati dalam ruangan
terpisah. Dalam satu ruangan, kondisi diubah-ubah secara periodik dan ruangan lainnya tidak.
Sejumlah variabel yang diubah antara lain : upah dinaikan, periode istirahat dan jam lamanya
makan siang diubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek, peneliti yang bertugas sebagai
atasan mengikuti kelompok untuk memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan
kesempatan untuk mengajukan usulan perubahan.

Hasilnya, produktivitas di kedua ruang tersebut ternyata sama-sama meningkat. Elton


Mayo dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan
produktivitas, karena skedul pembayaran kelompok dipertahankan sama. Namun, hal yang
membuat kondisi demikian justru karena reaksi interaksi emosional antara anggota kelompok
dengan atasannya lebih penting dalam peningkatan produktivitas kerja kelompok daripada
perubahan perubahan kondisi kerja diatas. Percobaan ini juga mengarahkan Mayo bahwa
perhatian yang khusus dari seorang atasan yang dapat meningkatkan motivasi bekerja itu sangat
berpengaruh terhadap usaha-usaha mereka.

Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan manusiawi


Aliran Hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian thdp para karyawan akan
memberikan keuntungan.teori ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusia untuk
membahas lebih lanjut motivasi manusia. Keterbatasan teori ini bahwa “ konsep mahluk
sosial” tidak menggambarkan individu-individu dalam tempatnya bekerja. Perbaikan –
perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan
produktivitas yg dramatik.
SEJARAH MUNCULNYA TEORI MODERN

Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap / seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya
yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal mempunyai sifat yang pasti
serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal Fisika, Kimia, Biologi.
2. Ilmu Sosial / Non Eksakta, yaitu ilmu yang memeplajari seluruh gejala manusia dan
eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Misal ekonomi, psikologi, hokum dan lain-lain.
3. Ilmu Humaniora, yaitun kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni. Missal
seni tari, lukis, sastra, suara dan lain-lain.

Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang tahun 1800,
dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya teori klasik dengan
banyak tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh
yang lain sehingga muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan
juga perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali aliran atau
teori baru yaitu manajemen modern.

Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari
Operation Research dan Management Science. Aliran ini merupakan berkumpulnya para sarjana
matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang
lebih kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang
lebih dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat
perang. Dan sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang
ruwet dalam bidang industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang member perhatian pada hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian,
tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan
kepegawaian.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih


diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam
memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat
memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat
keputusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam
berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow,
penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.
B. Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern

Manajemen modern berkembang dalam dua aliran. Aliran pertama merupakan


pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi.
Aliran kedua dibangun atas dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research
dan Management Science atau manajemen Operasi).

Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru
tentang perilaku manusia dan sistem social. Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara lain :

a. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego,
dan Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan
dinamika motivasi.
b. Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
c. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
d. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).

Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :

1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan
prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.

Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan antar
budaya.

Edgar Schein, yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain-lainnya.

Prinsip-prinsip Dasar Perilaku Organisasi dalam Manajemen Modern yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan
prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
Perkembangan aliran Kuantitatif (Operation Research dan Management Science atau
manajemen Operasi), ditandai dengan berkembangannya tim riset operasi (operation research)
dalam pemecahan masalah-masalah industry di Inggris pada Perang Dunia ke-2. Riset operasi
kemudian diformulasikan dan disebut aliran Management Science yang berfungsi untuk
Penganggaran Modal, Manajemen aliran kas, Scheduling production, pengembangan strategi
produksi, perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang
optimal dan lain-lain.

C. Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia

Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-
beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil
bahkan home industry. Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen
dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem


manajemennya, terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran
modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan
biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.

Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan


beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama
organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing
anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai