Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Jogjakarta,Mei 2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
Klien akan makin merasa tidak berdaya dan muncul perilaku depresif dan
akhirnya ada niat untuk mencederai diri dan mengakhiri hidup. Harga diri rendah
3
adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan
gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry, 2003), serta merupakan
respon maladaptif setelah munculnya stressor sehingga klien menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun
komunikasi dengan orang lain (Keliat, 1998). Setelah munculnya harga diri
rendah pada klien menimbulkan perilaku depresif sehingga klien menarik diri dari
lingkungan serta tidak mau berinteraksi dengan orang lain sehingga memunculkan
diagnosagangguan isolasi sosial. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti
ingin mengetahui efektifitas pelaksanaan intervensi perkembangan dewasa
berdasarkan Individu dan kelompok
4
b. Rumusan Masalah
5
BAB II
Pembahasan
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap
kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan sampai tiga puluhan. Ia
dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap
awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu
membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan
dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara
pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam
perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul
tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Masa dewasa madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari
masa dewasa muda yang berusia 40-65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada
aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya,
berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukan
terjadinya kemunduran-kemunduran.
6
Aspek jasmania mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur
menurun. Aspek-aspek psikis (intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus
berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan
kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa
dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara
berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir
usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih
rinci tentang perkembangan fisik, inteltual, moral, dan karir pada masa dewasa.
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini,
dan dengan pandangan kedepan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan
penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan
membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan
yang berikutnya fase penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (
45 – tahun).
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir
(60 keatas). Perlu memperhatikan khusus bagi orang tuanya yang sudah
menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang
dewasa yang bertanggungjawab. Disamping itu permasalahan dari diri sendiri
dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian.
7
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan
fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik,
pencariian makna hidup selanjutnya. Menurut Erikson tahap dewasa akhir
memasuki tahap integrity versus despair yaitu kemampuan perkembangan lansia
mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu
mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi
kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan
produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan
hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia
adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan
sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun,
baik secara kualitas maupun kuntitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu : kehilangan peran
ditengan masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan
tiga gejala penting,yaitu keintiman, generative, dan integritas.
8
2. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Masa Dewasa, individu dan
kelompok
2.3.1 Permasalahan Pada Masa Dewasa Awal
1. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas.
2. Kemandirian vs tidak mandiri.
3. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karier vs gagal menempuh jenjang
pendidikan dan karier.
4. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah).
5. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri.
9
sekarang ia siap menghadapi tantangan baru di luar rumah.
Masalah keintiman :
Pria ingin agar istrinya berperilaku sebagai seorang pacar yang
mesra bukan hanya pengelola rumah tangga. Bagi wanita
ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila istri sibuk
diluar rumah sepanjang hari, maka bila malam tiba sudah
kecapekan maka suami terabaikan.
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidak
stabilan emosi kadang gembira, bersemangat, kadang murung,
tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan tawar,
sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak,
pekerjaan dan lain-lain. Bagi seorang wanita tengah baya sering
mengalami kecemasan, dan ketakutan kehilangan suaminya,
kesepian, dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa
mengalami depresi, bagi wanita yang tidak siap mengalami depresi
yang berat ketika memasuki masa menopause paling berat bagi
mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.
10
gaya baru dari generasi yang lebih muda, begitu juga sebaliknya. Renggangnya
ikatan kekeluargaan dan ketidakacuhan keluarga terhadap Manula, membuat
mereka terpaksa hidup menyepi di lembagalembaga penampungan kaum lansia
4. Disinhibisi Makin lanjut usia seseorang makin kurang pula kemampuan mereka
dalam mengendalikan perasaan dan kurang dapat mengekang diri dalam berbuat,
sehingga hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, tetapi bagi
Manula dapat membangkitkan luapan emosi dan mungkin mereka bereaksi
dengan ledakan kemarahan.
5. Perubahan suasana hati Perubahan-perubahan fisiologis dalam otak dan sistim
syaraf yang terjadi pada Manula adalah salah satu penyebab timbulnya perubahan
suasana hati dan perubahan pada beberapa aspek perilaku Manula. Hal ini terlihat
pada perilaku yang bereaksi secara tiba-tiba dan tampak tidak beralasan, seperti
ingin marah-marah, ingin menyendiri, dan lainnya. Keadaan seperti itu mungkin
merupakan bagian yang sudah sewajarya dalam proses Manula, tetapi kebanyakan
penyebab dari semua itu adalah kurangnya perhatian orang-orang terhadap
Manula.
6. Peranan iman Menurunnya kemampuan fisik dan mental pada Manula
memungkinkan mereka untuk tidak membenci dan merasa takut memandang hari
akhir, karena usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran beragama
harus ditingkatkan. Tetapi tidak semua Manula merasa tentram dalam menghadapi
dan menyongsong akhir kehidupan mereka di dunia, karena permasalahan ini
muncul apabila lemahnya keimanan seseorang dalam menghadapinya sehingga
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menghadapi kematian yang akan lebih
meningkat pada usia lanjut (McGhie, 1996:149-156).
11
2.4.1 Permasalahan individu, kelompok
Permasalahan indivu :
Produktifitas kerja
Kepuasan kerja
masalah rumah tangga
Permasalahan kelompok :
Kepemimpinan
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Komunikasi
Konflik
12
memegang peranan aktif dalam perawatannya, termasuk
menyelesaikan tugas – tugasnya di rumah.
Behavioral Therapy (Terapi Perilaku)
Terapi perilaku didasarkan pada cara berpikir seseorang yaitu aspek
kognitif dan atau cara seseorang berperilaku. Terapi – terapi ini
mengidentifikasikan kemungkinan perubahan atau rekondisi pikiran
atau tingkah laku manusia untuk mengatasi masalah yang spesifik.
Terapi ini berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari atau juga tidak
dipelajari. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu individu
mempelajari perilaku yang baru dan positif yang akan mengurangi
masalah yang ada.
Psychoanalitic Therapy (Terapi Psikoanalisis)
Terapi psikoanalisis adalah satu tipe terapi berdasarkan teori
psikososial Freud atau teori psikoanalisis klasik Freud yang
menyatakan bahwa pikiran yang tidak sadar dapat mempengaruhi
pikiran dan perilaku, dengan kecenderungan untuk melihat kepada
pengalaman dari masa kecil dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi kehidupan seseorang atau berpotensi menyumbang
pada masalah yang dihadapi saat ini. Terapi ini berlangsung dalam
jangka panjang dan bergantung pada kedalaman eksplorasi dari
masalah tersebut.
Dynamic Interpersonal Therapy (Terapi Interpersonal
Dinamis)
Sebuah terapi yang lebih mengkhususkan pada hubungan individu
dengan lingkungannya. Dipercaya apabila kita mampu berurusan
dengan masalah hubungan sosial dengan lebih efektif maka gejala
psikologis akan cenderung menunjukkan perbaikan
Family / Systemic Therapy ( Terapi Keluarga)
Terapi keluarga adalah pendekatan yang bekerja dengan keluarga dan
kerabat dekat seseorang. Ahli terapi akan mengamati perubahan dalam
interaksi antara setiap orang dalam keluarga dan hubungan masing –
13
masing. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengatasi masalah yang
timbul antara anggota keluarga untuk saling membantu dan merasakan
empati terhadap satu sama lain. Terapi anak terlambat bicara juga bisa
dilakukan melalui terapi keluarga untuk mendapatkan dukungan dan
pengertian antar anggota keluarga.
14
BAB III
Kesimpulan
15
Permasalahan pada dewasa akhir
Masalah atau gangguan yang mungkin terjadi pada dewasa dilihatdari sisi
individu dan kelompok , diantaranya sebagai berikut :
Permasalahan indivu
Produktifitas kerja, Kepuasan kerja, masalah rumah tangga,
dan itu masalah dalam individu
Permasalahan kelompok
Kepemimpinan,.Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah, Komunikasi,.dan Konflik.
Dengan adanya intervensi klinis kita lebih mudah untuk menangani gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi pada masa dewasa. Intervensi sendiri bertujuan
untuk mengubah perikau, pkiran, dan perasaan seseorang.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31916071/Intervensi_Individu_Kelompok_dan_Komunitas
17