Richard Hofstader
Gejolak politik dan kontroversi pendidikan di era 1950-an melambungkan istilah anti
– intelektualisme menjadi julukan penting dalam proses mawas – diri bangsa Amerika. Orang
– orang yang tiba – tiba menyadari penyusupan istilah itu sering mengira bahwa anti –
intelektualisme adalah kekuatan baru di salah satu wilayah kehidupan; dan bahwa karena anti
– intelektualisme adalah produk kondisi – kondisi masa kini, maka ia bisa diharapkan bakal
tumbuh sampai ke tingkat tak terbendung lagi. Salah satu alasan mengapa anti –
intelektualisme belum pernah didefinisikan dengan jelas adalah; justru karena tidak ada
definisi yang jelas itulah, anti intelektualisme jadi lebih enak dipakai sebagai julukan untuk
dialamatkan pada lawan, dalam kontroversi yang berlangsung selama ini. Sebagai gagasan,
anti – intelektualisme bukan sebuah dalil tunggal melainkan kumpulan dalil – dalil yang
saling berkaitan. Yaitu gagasan sebagai sikap dan sebagai subjek historis. Dalam hal ini kita
mesti tahu dulu bahwa anti intelektualisme disini tidak disamakan dengan corak doktrin
filosofis yang sering disebut anti – rasionalisme. Tulisan ini adalah usaha penyelidikan kritis,
bukan naskah panduan legal bagi kaum intelektual untuk melawan komunitas bangsanya.
Dalam kenyataan, anti – intelektualisme biasanya merupakan konsekuensi tak disengaja dari
niat lain. Fenomena ini tampak paling nyata di dunia pendidikan. Pendidikan Amerika bisa
dipuji, dengan menunjuk pada banyak prestasinya yang dibangun di atas dalil – dalil dan asas
manfaat serta sains.
Robert N Bellah
Ben Brodinsky
Di dunia pendidikan Amerika, ada suatu gerkan yang menyinggung, memukul, dan
menggembirakan orang. Hiruk pikuk akibat gerakan itu membuat banyak pengurus sekolah
serta kaum terpelajar terpojok jadi defensif. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh para
pembela gerakan ‘kembali dasar ‘ itu ? apa hasil gerakan ‘kembali ke dasar’ ? ada yang baik,
dan ada yang buruk. Diantara keuntungan yang mungkin dihasilkan, yang pertama adalah
kesempatan bagi sekolah – sekolah negeri di Amerika di masa mendatang untuk
memproduksi kader pembaca – pembaca yang lebih baik. Dan diantara kerugiannya adalah
kemungkinan bahwa sekolah – sekolah negeri bergerak ke arah penciptaan sebuah generasi
mediokritas minimal.
Max Rafferty
Erling Jorstad
Tulisan ini merupakan usaha untuk menata dan meneliti teologi serta ideologi
fundamentalisme di sudut yang paling kanan. Kaum fundamentalis sayap kanan membangun
benteng mereka untuk menjaga Kristianitas serta menjaga Amerika dengan tameng doktrin
teologis. Keseluruhan teologi dan ideologi gerakan ultrafundamentalis ini didasarkan pada
keyakinan terhadap kebenaran doktrin prposisional. Kesimpulannya, seorang
ultrafundamentalis meyakini bahwa harga dirinya sendiri sajalah yang memahami Sabda
Allah dan bahwa dirinya telah menjaga kemurnian imannya dengan cara memisahkan diri
dari dunia kaum murtad dan jagat kaum kafir.