Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA DI

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SABAI NAN ALUIH


SICINCIN PADANG PARIAMAN TAHUN 2013

Guslinda, Yola Yolanda, Delvi Hamdayani*

ABSTRAK

Lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun berisiko terkena penyakit demensia. Penyakit ini dapat
dialami semua orang tanpa membedakan gender, status sosial, ras, bangsa, etnis, ataupun suku (Nugroho,
2008). Demensia sering menimpa sekitar 10 % kelompok usia di atas 60 tahun dan 47 % kelompok usia di
atas 85 tahun, Permasalahn yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tingginya angka kejadian
dimensia pada lansia di panti sosial tresna werdha sabai nan aluih sicincin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan demensia di panti sosial
tresna werdha sabai nan aluih tahun 2013.
Penelitian menggunakan pendekatan Quasi Eksperiment pre dan post test with control group,
penelitian ini telah dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman 2
minggu dari tanggal 2 juni sampai 16 juni 2013 dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 24
orang yang terdiri dari 12 orang kelompok kontrol dan 12 orang kelompok perlakuan. Hasil penelitian
didapat lebih dari separuh lansia (58,4 %) mengalami dimensia ringan dan 41,6 % lansia mengalami
dimensia sedang.
Hasil Uji Statistik didapatkan p value 0,000 sehingga Ha diterima yaitu terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia dengan dimensia yang dilakukan senam otak
dari pada kelompok lansia dimensia yang tidak dilakukan senam otak.
Lansia yang mengalami dimensia diharapkan melakukan latihan senam otak secara efektif dan
teratur. dan tidak cepat puas diri, walaupun telah terjadi peningkatan fungsi kognitif , agar dapat
meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas lansia.

Kata kunci : Senam otak, lansia, dimensia


_______________________________________________________________
Alamat korespondensi

Ns. Guslinda,M.Kep.,Sp.Kep.J
Ns. Yola Yolanda, S.Kep
Ns. Delvi Hamdayani, S.Kep
Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes Mercubaktijaya Padang
Jl.Jamal Jamil Pondok kopi Siteba Padang
Telp. 0751-442295
PENDAHULUAN
suatu percakapan dan bisa kehilangan
Saat ini, diseluruh dunia, jumlah lanjut kemampuan berbicara. (Medicastore, 2012).
usia diperkirakan lebih dari 625 juta jiwa (satu Beragam pengobatan dapat diterapkan
dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), pada pada pasien demensia ini. Mulai dari terapi
tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1.2 farmakologis dengan menggunakan obat-
milyar (Nugroho, 2012). obatan sampai terapi non farmakologis seperti
Disadari atau tidak, ternyata Indonesia telah rehabilitasi medik berupa fisioterapi, latihan
memasuki era pertambahan jumlah penduduk kognitif, terapi wicara dan terapi okupasi. Terapi
lansia. Sejak tahun 2000, proporsi penduduk non farmakologis perlu diterapkan pada pasien
lansia di Indonesia telah mencapai di atas 7%. demensia untuk menunda kemunduran kognitif
Pada 2010, jumlah lansia diprediksi naik dengan menerapkan perilaku sehat dan
menjadi 9,58% dengan usia harapan hidup 67,4 melakukan stimulasi otak sedini mungkin
tahun. Prediksi tahun 2020, angka tersebut dengan beragam terapi seperti rekreasi,
meningkat menjadi 11,20% dengan usia membaca, mendengarkan musik, mengingat
harapan hidup rerata 70,1 tahun. Seseorang waktu dan tempat, berdansa, terapi seni dan
dikatakan lanjut usia berdasarkan undang- senam otak untuk melatih kemampuan otak
undang nomor 13/tahun 1998 adalah mereka bekerja.
yang berumur mencapai 60 tahun keatas, Banyak orang yang merasa terbantu
Dalam proses menua, sel otak juga mengalami melepaskan stres, menjernihkan pikiran dan
penuaan dan kehausan. Tidak bisa diramalkan meningkatkan daya ingat dengan melakukan
betapa besar kecepatannya. (Watson, 2003). senam otak. Senam otak berguna untuk melatih
Berdasarkan teori, lanjut usia yang otak. Latihan otak akan membuat otak bekerja
berusia di atas 60 tahun berisiko terkena atau aktif. Menurut penelitian, otak seseorang
demensia. Demensia cukup sering dijumpai yang aktif (suka berfikir) akan lebih sehat secara
pada lansia, menimpa sekitar 10 % kelompok keseluruhan dari orang yang tidak atau jarang
usia di atas 65 tahun dan 47 % kelompok usia di menggunakan otaknya. Pada teorinya sesuatu
atas 85 tahun. Pada sekitar 10-20% kasus organ yang aktif akan memerlukan pasokan
demensia bersifat reversibel atau dapat diobati. oksigen dan protein. Jika pasokan itu lancar
Di Indonesia, prevalensi demensia pada lanjut maka bisa dikatakan organ tersebut sehat
usia yang berumur 65 tahun adalah 5% dari (Yanuarita, 2012).
populasi lansia. Prevalensi ini meningkat Menurut ahli senam otak sekaligus penemu
menjadi 20% pada lansia berumur 85 tahun ke senam otak, dari lembaga Educational
atas (Amirullah, 2011). Kinesiology Amerika Serikat Paul E. Denisson
Demensia adalah istilah umum yang digunakan Ph.D., meski sederhana, senam otak mampu
untuk menggambarkan kerusakan fungsi memudahkan kegiatan belajar dan melakukan
kognitif global yang biasanya bersifat progresif penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan
dan mempengaruhi aktivitas sosial dan okupasi dan tuntutan hidup sehari-hari. Selain itu senam
yang normal juga aktivitas kehidupan sehari- otak juga bisa mengoptimalkan perkembangan
hari (AKS) (Mickey & Patricia, 2007). Demensia dan potensi otak serta meningkatkan
biasanya dimulai secara perlahan dan makin kemampuan berbahasa dan daya ingat. Pada
lama makin parah, sehingga keadaan ini pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh
mulanya tidak disadari. Penderita akan membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun dan
mengalami penurunan dalam ingatan, frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa
kemampuan untuk mengingat waktu dan diperbaiki dengan melakukan senam otak.
kemampuan untuk mengenali orang, tempat Senam otak tidak saja akan memperlancar aliran
dan benda. Penderita mengalami kesulitan darah dan oksigen ke otak, tetapi juga
dalam menemukan dan menggunakan kata merangsang kedua belahan otak untuk bekerja
yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (Yanuarita, 2012).
(misalnya dalam pemakaian angka). Pada Demensia yang tidak diatasi atau dibiarkan
akhirnya penderita tidak mampu mengikuti saja akan memperburuk keadaan penderitanya.
Pada sebagian besar demensia stadium lanjut,
terjadi penurunan fungsi otak yang hampir Senam Otak terhadap Fungsi Kognitif pada
menyeluruh. Penderita menjadi lebih menarik Lansia dengan Demensia di Panti Sosial Tresna
dirinya dan tidak mampu mengendalikan Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang
perilakunya. Suasana hatinya sering berubah- Pariaman”.
ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana). Hal
ini akan menimbulkan masalah dalam keluarga METODE PENELITIAN
yaitu kehilangan anggota keluarga. Oleh karena
itu senam otak ini sangat penting dilakukan Penelitian ini dilakukan dengan
dalam membantu meningkatkan fungsi kognitif menggunakan desain penelitian Quasi
pada lansia dengan demensia. Dengan Eksperimen dengan rancangan pre dan post
melakukan senam otak dapat memicu otak agar test with control group dengan cara
tidak kehilangan daya intelektual serta pengukuran MMSE (pre Test) sebelum ada
awareness-nya. Senam otak ini dapat perlakuan (eksperimental treatment) dan setelah
memulihkan kembali kondisi orang yang pelupa itu dilakukan latihan senam otak kemudian
karena pada dasarnya pusat-pusat sistem dilakukan pengukuran MMSE setelah perlakuan.
kewaspadaan atau reticulo activating system Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial
yang terdapat pada batang otak bisa diaktifkan Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang
lagi (Medicastore, 2012). Pariaman selama 5 bulan, dari bulan April
Menurut hasil penelitian yang dilakukan sampai Desember tahun 2013
oleh Ramadia (2009), didapatkan hasil bahwa Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
terjadi peningkatan skor fungsi kognitif secara lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha
bermakna, pada seluruh responden kelompok Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman yang
eksperimen yang telah diberikan latihan kognitif berjumlah 115 orang dan sampel sebanyak 24
(senam otak) selama lebih kurang 20 menit. orang dimana jumlah sampel untuk Kelompok
Rata-rata peningkatan skor fungsi kognitif Intervensi adalah 12 orang dan jumlah sampel
pada lansia dengan demensia ringan, di Panti untuk kelompok kontrol adalah 12 orang.
Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Pengukuran dilakukan dengan dua cara
Batusangkar tersebut adalah sebesar 3,84 %. yaitu pretest dan posttest, pretest adalah
Berdasarkan survey awal yang dilakukan sebelum diberikan senam otak (brain gym)
peneliti di Panti Sosial Sabai Tresna Werdha dengan menggunakan Mini Mental State
Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman Februari Examination (MMSE) dan posttest adalah
2013, dari 115 orang jumlah lansia yang ada sesudah diberikan senam otak (brain gym)
tersebut, 30% diantaranya menderita demensia. dengan menggunakan Mini Mental State
Hal ini diperkuat dari hasil pemeriksaan yang Examination (MMSE) selama dua minggu pada
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pagi dan sore hari.
Mini Mental State Eximination (MMSE) yang
dilakukan kepada seluruh lansia yang ada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dipanti tersebut. Hasil wawancara peneliti
dengan beberapa orang lansia diperoleh Hasil penelitian tentang efektifitas senam
kesimpulan bahwa di panti tersebut belum otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif pada
pernah dilakukan latihan kognitif (senam otak) lansia dengan demensia diuraikan sebagai
untuk penderita demensia. Namun, dipanti berikut:
tersebut sudah ada wadah yang dapat 1. Distribusi frekwensi fungsi kognitif pada
mendukung untuk kegiatan seperti kegiatan lansia dimensia
senam lansia setiap akhir pekan.
Melihat manfaat dari latihan kognitif (senam
otak) terhadap peningkatan daya ingat dan
berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh
Tabel 1. Distribusi frekuensi fungsi kognitif pada lansia dengan demensia sebelum senam otak
(brain gym) di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman
Tahun 2013

Kelompok Kelompok control


Fungsi Kognitif intervensi
f % f %
Normal 0 0 0 0
Demensia ringan 7 58,4 7 58,4
Demensia sedang 5 41,6 5 41,6
Demensia berat 0 0 0 0
Jumlah 12 100 12 100

Analisa data menggunakan menggunakan gerakan senam otak yang sama


menggunakan uji beda dua mean (paired dari gerakan pertama sampai terakhir.
samples T test) untuk membandingkan Darmojo (2011), mengatakan menua adalah
kemampuan fungsi kognitif lansia dengan suatu proses menghilangnya secara perlahan-
demensia pada kelompok intervensi sebelum lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
dan sesudah dilakukan perlakuan senam otak diri/mengganti diri dan mempertahankan
(brain gym). Hasil uji diketahui jika ρ< 0,05 struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak
maka secara statistik ada pengaruh, dan jika dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
nilai ρ> 0,05 maka hasil perhitungan tersebut dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya.
tidak ada pengaruh (Nursalam, 2004). Secara alamiah lansia itu mengalami
sedangkan untuk melihat perbedaan fungsi kemunduran baik fisik, biologis maupun
kognitif pada lansia, peneliti menggunakan uji mentalnya.
beda dua mean (Independent samples T test) Watson (2003), mengungkapkan bahwa dalam
untuk membandingkan kemampuan fungsi proses menua, sel otak juga mengalami
kognitif lansia dengan . penuaan dan kehausan. Tidak bisa diramalkan
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa betapa besar kecepatannya. Bahkan ada yang
lebih dari separoh (58,4%) responden mengalaminya, sedangkan orang lain tidak.
mengalami penurunan fungsi kognitif dengan Dengan bertambahnya umur, kemampuan
kategori ringan sebelum dilakukan senam otak orang untuk memusatkan pikiran juga mundur.
(brain gym) di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Dalam keadaan hiruk pikuk, menjelang usia
Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman. senja orang lebih sukar lagi memusatkan
Berdasarkan hasil penelitian fungsi pikiran. Makin sedikit perhatian yang diberikan,
kognitif sebelum dilakukan senam otak (brain makin sukar orang mengingatnya kembali.
gym) didapatkan bahwa dari 12 responden, Agus, dkk (2002), mengatakan bahwa
lebih dari separoh (58,3%) responden penurunan fungsi kognitif (demensia) biasanya
mengalami penurunan fungsi kognitif dengan mulai timbul sesudah usia 60 tahun dengan
kategori ringan di Panti Sosial Tresna Werdha risiko yang meningkat sesuai pertambahan
Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman. Hal umur. Istilah demensia digunakan untuk
ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh menggambarkan sindrom klinis dengan gejala
Supriyadi (2006), tentang pengaruh senam otak penurunan daya ingat dan kemunduran fungsi
terhadap fungsi kognitif sebelum dilakukan intelektual lainnya. Lansia mengalami
senam otak pada lansia dengan demensia di kemunduran fungsi intelektual yang bersifat
Posyandu Lansia Dahlia Lemahdadi Kasihan menetap, yakni adanya gangguan pada
Bantul Yogyakarta, didapatkan bahwa dari 39 sedikitnya 3 dari 5 komponen fungsi neurologis,
responden lebih dari separoh (60,1%) yang mencakup fungsi berbahasa, mengingat,
responden mengalami demensia ringan. Hal ini melihat dan memahami.
dikarenakan pada kedua penelitian ini Markam (2005), menyatakan bahwa daya ingat
mempunyai karakteristik yang sama dilihat dari memiliki peranan penting dalam kehidupan
segi usia responden 60-74 tahun, dan manusia. Memori merupakan bagian penting
dalam proses kognitif. Memori sangat
berhubungan dengan otak. Otak mengatur dan saraf panca indera akan mengecil.
proses memori manusia. Tiap sel otak Perubahan yang terjadi tersebut mengakibatkan
berkomunikasi dengan sel otak lainnya lewat mekanisme perbaikan sel menjadi terganggu,
kabel-kabel penghubung. Satu sel punya penglihatan berkurang, pendengaran
banyak cabang yang menghubungkan ke menghilang dan terjadi defisit memori serta
beberapa sel lain, semakin banyak percabangan perubahan pada penampilan, persepsi dan
tersebut, semakin banyak program yang dapat keterampilan psikomotor pada lansia. Hal ini
tersimpan dan otak semakin cerdas. Pada lanjut bisa dilihat dari hasil wawancara terpimpin
usia, percabangan ini berkurang akibat sel yang menggunakan lembar observasi MMSE, yaitu 3
menyusut sehingga hubungan komunikasi antar responden (25%) hanya bisa menyebutkan hari
sel menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan pada soal pertama tahap orientasi dan 5
terjadinya penurunan daya ingat pada lansia, responden (41,7%) tidak bisa menyebutkan
penurunan fisik dan psikis disertai dengan negara pada soal kedua tahap orientasi. 3
penurunan daya ingat yang secara perlahan- responden (25%) tidak mampu menghitung
lahan dapat mengacu kepada demensia. selang angka mulai dari 100 kebawah berturut-
Lebih lanjut Markam (2005) menjelaskan turut dan berhenti setelah lima kali hitungan.
bahwa faktor usia sangat berpengaruh terhadap Selain penuaan, penurunan fungsi
penurunan daya ingat, namun lanjut usia masih kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna
dapat terus produktif dan mempertahankan Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang
kemampuan yang ada dengan terus Pariaman juga terjadi karena kurangnya aktifitas
memberikan stimulasi pada otak seperti terus yang dapat menstimulus otak, seperti kurang
melakukan komunikasi, bermain teka-teki membaca, jarang mendengarkan musik
silang, mendengar musik nostalgia, hindari stres nostalgia, terjadi peningkatan stres, dan tidak
dan melakukan senam otak (brain gym). Pada pernah melakukan senam otak (brain gym). Hal
usia produktif penyusutan sel ini pun dapat ini bisa dilihat dari hasil wawancara terpimpin
terjadi jika otak tidak difungsikan. dengan menggunakan lembar observasi MMSE
Menurut analisa peneliti, terjadinya yaitu 6 responden (50%) tidak mampu
penurunan fungsi kognitif dengan kategori mengulang kalimat “jika tidak, dan atau tetapi”,
ringan sebelum dilakukan senam otak (brain 4 responden (33,3%) tidak mampu
gym) pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha melaksanakan perintah untuk memejamkan
Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman mata, 12 responden (100%) tidak mampu
disebabkan karena faktor penuaan dari lansia membuat sebuah kalimat yang mengandung
tersebut, hal ini dapat dilihat dari rata-rata subyek dan obyek serta mempunyai makna dan
responden berumur 60-74 tahun. Penuaan 6 responden (50%) tidak bisa menyalin gambar
menyebabkan terjadinya perubahan anatomi segi enam pada soal no 11 tahap bahasa.
dan kemampuan jaringan untuk memperbaiki Penurunan fungsi kognitif (demensia) jika tidak
diri atau mengganti dan mempertahankan segera diatasi maka akan menimbulkan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat berbagai macam masalah seperti
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki ketidakmandirian lansia dan inaktif yang total,
kerusakan yang diderita. Proses penuaan sangat tidak mengenal lagi anggota keluarganya, sukar
mempengaruhi sel dan fungsi otak pada memahami dan menilai peristiwa, tidak mampu
manusia. Seiring bertambahnya usia, penurunan menemukan jalan di sekitar rumah sendiri,
jumlah sel otak akan terus terjadi setiap harinya, mengalami inkontinensia, menunjukkan
otak akan menjadi atrofi, beratnya berkurang 5- perilaku tidak wajar di masyarakat dan akhirnya
10%, lekukan otak akan menjadi lebih dangkal bergantung pada kursi roda/tempat tidur.
dan melebar, hubungan persyarafan menurun
2. Distribusi frekwensi Fungsi Kognitif lansia Sesudah Senam Otak

Tabel 2. Distribusi frekuensi fungsi kognitif pada lansia dengan demensia sesudah senam otak
(brain gym) di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman
Tahun 2013

Kelompok Kelompok kontrol


Fungsi Kognitif Intervensi
F % f %
Normal 9 75 0 0
Demensia ringan 3 25 7 75
Demensia sedang 0 0 5 25
Demensia berat 0 0 0 0
Jumlah 12 100 0 0

Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa normal sesudah dilakukan senam otak (brain
berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa gym) pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
lebih dari separoh (75%) responden mengalami Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman.
peningkatan fungsi kognitif dengan kategori

3. Analisis perubahan fungsi kognitif lansia

Tabel 3. Analisis perubahan fungsi kognitif pada lansia dengan demensia sebelum dan sesudah
diberikan senam otak (brain gym) pada lansia kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman Tahun
2013 n(24)

Variabel n Mean SD p value


Intervensi :
Fungsi kognitif 12 21.67 3.869
0.000
Sebelum
Sesudah 12 25.83 2.250
Selisih -4.16 1.619
Kontrol :
Funsi kognitif 12 21.67 3.869
0.082
Sebelum
Sesudah 12 21.92 3.777
Selisih -0.25 3.028

Tabel 3 menunjukkan rata-rata fungsi lansia sebelum diberikan senam adalah 21,67
kognitif lansia kelompok intervensi sebelum dengan standar deviasi 3,869. Sesudah senam
diberikan senam otak adalah 21,67 dengan otak rata-rata fungsi kognitif lansia adalah
standar deviasi 3,869 Sesudah senam otak 21,92 dengan standar deviasi 3,777. Hasil uji
rata-rata fungsi kognitif lansia adalah 25,63 statistik didapat nilai 0,082 (Pvalue > 0,05),
dengan standar deviasi 2,250. Hasil uji statistik maka dapat disimpulkan tidak ada peningkatan
(P-value < 0,05), maka dapat disimpulkan ada Fungsi kognitif secara bermakna pada lansia
peningkatan fungsi kognitif secara bermakna kelompok kontrol sesudah senam otak
pada lansia kelompok intervensi setelah diberikan.
diberikan senam otak sebesar 84,54% dari Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
fungsi kognitif awal. Sedangkan pada kelompok dari 12 responden sebelum dilakukan senam
kontrol dapat dilihat rata-rata Fungsi kognitif otak, lebih dari separoh (58,3%) responden
mengalami penurunan fungsi kognitif dengan mengatur tekanan darah, meningkatkan
kategori ringan dan kurang dari separoh penglihatan, keseimbangan jasmani dan juga
(41,7%) responden mengalami penurunan koordinasi.
fungsi kognitif dengan kategori sedang. Setelah Lebih lanjut Anggriyana & Atikah
dilakukan senam otak terjadi perubahan fungsi (2010), menyatakan bahwa senam otak dapat
kognitif, yaitu lebih dari separoh (75%) mengaktifkan otak pada tiga dimensi, yaitu
responden mengalami peningkatan fungsi lateralitas-komunikasi, pemfokusan-
kognitif menjadi normal, dan kurang dari pemahaman dan pemusatan-pengaturan.
separoh (25%) responden mengalami Gerakan-gerakan ringan dengan permainan
peningkatan fungsi kognitif dari sedang melalui olah tangan dan kaki dapat
menjadi ringan. memberikan rangsangan atau stimulus pada
Setelah dilakukan uji paired sampels T otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus
test, didapat nilai P = 0,000 dengan confidence itulah yang dapat meningkatkan kemampuan
interval antara -5,671 sampai -2,667. Hal ini kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan,
berarti nilai p value <0,05 dan selisih nilai persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah
confidence interval sebanyak 3 poin setelah dan kreativitas), menyelaraskan kemampuan
dilakukan senam otak (brain gym. Hal ini hampir kreativitas dan berfikir pada saat yang
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh bersamaan, meningkatkan keseimbangan atau
Situmorang (2010), tentang pengaruh senam harmonisasi antara kontrol emosi logika,
otak terhadap peningkatan fungsi kognitif mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera,
lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh.
Medan, didapatkan p Value = 0,005 hal ini Disamping itu tiap gerakan yang
berarti nilai p Value < 0,05. Dari penelitian ini dilakukan pada senam otak (brain gym) dapat
menggunakan gerakan senam otak yang sama mengaktifkan tiga dimensi otak yang
dengan peneliti dari gerakan awal sampai akhir bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat,
dan dengan jumlah responden yang sama. mempertahankan kualitas hidup lansia dan
Anggriyana & Atikah (2010), mengatakan memperlambat kepikunan.
bahwa senam otak dengan metode latihan Edu- Berdasarkan penelitian yang peneliti
K atau pelatihan dan kinesis (gerakan) akan lakukan selama dua minggu dengan
menggunakan seluruh otak melalui pembaruan memberikan senam otak (brain gym) selama ±
pola gerakan tertentu untuk membuka bagian- 10-15 menit pagi dan sore hari dalam dua
bagian otak yang sebelumnya tertutup atau minggu pada 12 responden. Peningkatan fungsi
terhambat. Senam otak (brain gym) merupakan kognitif sesudah dilakukan senam otak (brain
sejumlah gerakan sederhana yang dapat gym) rata-rata 4,16. Adanya efektifitas senam
menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif pada
dapat menarik keluar tingkat konsentrasi otak lansia dengan demensia disebabkan oleh
dan juga sebagai jalan keluar bagi bagian- gerakan senam otak (brain gym) yang dapat
bagian otak yang terhambat agar dapat mengaktifkan tiga dimensi, yakni lateralisasi
berfungsi maksimal. Akibatnya, stres emosional komunikasi (dimensi otak kiri dan kanan),
berkurang dan pikiran lebih jernih. Senam otak pemfokusan pemahaman (dimensi otak muka
ini dapat memperlancar aliran darah dan dan belakang), dan pemusatan pengaturan
oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan (dimensi otak atas dan bawah).
konsentrasi, meningkatkan energi tubuh,

4. Analisis perbedaan fungsi kognitif lansia

Perbedaan fungsi kognitif lansia antara independent sample T-test. Hasil analisis
kelompok yang diberikan senam otak lansia disajikan pada tabel 4
dianalisis dengan menggunakan uji

Tabel 4. Analisis perbedaan fungsi kognitif pada lansia dengan demensia sesudah diberikan
senam otak (brain gym) pada lansia kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman Tahun 2013 n(24)
Variabel n Mean SD p value
Fungsi kognitif
12 25.83 2,250
Intervensi 0,000
Kontrol 12 21.42 2,392

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa rata–rata Senam otak (brain gym) dapat meningkatkan
Fungsi kognitif pada kelompok yang dilakukan daya ingat, dan konsentrasi, meningkatkan
senam otak pada lansia adalah dengan 25.83 energi tubuh, mengendalikan tekanan darah,
standar deviasi 2,250. Sedangkan rata-rata meningkatkan penglihatan dan juga koordinasi.
Fungsi kognitif kelompok yang tidak dilakukan Menurut pendapat ahli otak dari lembaga
senam otak pada lansia adalah 21.42 dengan Edukational Kinesiology Amerika serikat Paul E.
standar deviasi 2,392. Hasil uji statistik didapat Dennison Ph. D, meski sederhana, senam otak
nilai (P-value < 0,05), maka dapat disimpulkan (brain gym) mampu memudahkan kegiatan
ada perbedaan yang bermakna antara fungsi belajar dan melakukan penyesuaian terhadap
kognitif kelompok yang dilakukan senam otak ketegangan dan tuntutan hidup sehari-hari.
pada lansia lansia dengan yang tidak dilakukan Selain itu senam otak juga bisa
senam otak yaitu dengan selisih nilai 4,41 poin. mengoptimalkan perkembangan dan potensi
Berdasarkan hasil penelitian sesudah otak serta meningkatkan kemampuan
dilakukan senam otak (brain gym), didapatkan berbahasa dan daya ingat pada lansia,
bahwa dari 12 orang responden lebih dari penurunan kemampuan otak dan tubuh
separoh (75%) responden pada kelompok membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun dan
intervensi mengalami peningkatan fungsi frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa
kognitif menjadi normal (tidak ada gangguan diperbaiki dengan melakukan senam otak.
fungsi kognitif) pada lansia dengan demensia di Senam otak tidak saja akan memperlancar aliran
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih darah dan oksigen ke otak, tetapi juga
Sicincin Padang Pariaman. Hal ini hampir sama merangsang kedua belahan otak untuk bekerja.
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teori lain diungkapkan oleh Anggriyana
Festi (2010), juga didapatkan hasil bahwa lebih & Atikah (2010), bahwa senam otak dilakukan
dari separoh (70%) responden dari 10 orang melalui tiga dimensi, yakni lateralisasi
responden mengalami peningkatan fungsi komunikasi (dimensi otak kiri dan kanan),
kognitif menjadi normal (tidak ada gangguan pemfokusan pemahaman (dimensi otak muka
fungsi kognitif). Hal ini dikarenakan pada kedua dan belakang), dan pemusatan pengaturan
penelitian ini mempunyai karakteristik yang (dimensi otak atas dan bawah). Lateralisasi
sama dilihat dari segi usia responden 60-74 komunikasi bertujuan untuk mengoptimalkan
tahun, dan penelitian sama-sama dilakukan di kemampuan belajar. Gerakan yang diperlukan
panti lansia, serta menggunakan gerakan senam adalah cross crawl atau gerakan menyilang yaitu
otak yang sama dari gerakan yang pertama gerakan untuk merangsang agar kedua belahan
sampai terakhir. otak bekerja secara bersamaan serta membuka
Andhika (2010), menyatakan bahwa bagian otak yang terhambat atau tertutup.
senam otak atau brain gym adalah serangkaian Gerakan ini meyangkut mendengar, melihat,
latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. menulis, bergerak dan sikap positif. Gerakan
Senam otak merupakan stimulasi untuk lain yang bisa membantu dimensi ini adalah
menyeimbangkan otak kanan dan kiri. tombol imbang yang bertujuan untuk
Yanuarita (2012), juga mengungkapkan meningkatkan daya ingat. Pemfokusan
bahwa gerakan senam otak (brain gym) dibuat pemahaman bisa dilakukan dengan gerakan
untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi peregangan secara bebas seperti gerakan
lateralitas); meringankan atau merelaksasi olengan pinggul dan pengisian energi. Gerakan
belakang otak dan bagian depan otak (dimensi ini membantu kesiapan dan berkonsentrasi,
pemfokusan); merangsang sistem yang terkait mengerti dan memahami. Gerakan ini akan
dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah bermanfaat membantu kesiapan dan
(limbik) serta otak besar (dimensi pemusatan). berkonsentrasi untuk menerima hal baru dan
mengekspresikan apa yang sudah diketahui. mendekati normal juga mendukung terjadinya
Untuk dimensi pemusatan pengaturan akan peningkatan fungsi kognitif menjadi normal
membuat orang lebih tenang, nyaman dan setelah melakukan senam otak (brain gym)
berfikir positif. secara teratur.
Menurut Ide (2008), porsi latihan senam Gerakan-gerakan ringan dengan
otak yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, permainan melalui olah tangan dan kaki dapat
sebaiknya 2-3 kali dalam sehari dan hasilnya memberikan rangsangan atau stimulus pada
bisa segera diketahui setelah melakukan latihan otak. Gerakan silang pada senam otak (brain
secara teratur selama 2 minggu berturut-turut. gym) dapat merangsang agar kedua belahan
Latihan yang dilakukan secara teratur akan otak bekerja secara bersamaan serta membuka
memperlihatkan hasil yang optimal. bagian otak yang terhambat atau tertutup
Menurut analisa peneliti, terjadinya sehingga memudahkan proses mempelajari hal-
peningkatan fungsi kognitif dari kategori ringan hal baru dan meningkatkan daya ingat. Gerakan
menjadi normal sesudah dilakukan senam otak olengan pinggul dan pengisian energi, sangat
(brain gym) pada lansia dengan demensia pada bermanfaat dalam mengaktifkan otak untuk
kelompok intervensi di Panti Sosial Tresna belajar, mengusir stress, meningkatkan
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang konsentrasi serta meningkatkan kemampuan
Pariaman disebabkan karena melakukan memperhatikan dan memahami.
gerakan senam otak (brain gym) secara benar Gerakan menguap energi, tombol
dan teratur sesuai dengan gerakan yang telah imbang dan tombol bumi membantu
ditetapkan dengan frekuensi latihan 2 kali mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen
sehari selama lebih kurang 10-15 menit dalam 2 otak, meningkatkan koordinasi dan konsentrasi,
minggu dan stimulus dari senam otak (brain menjernihkan fikiran, menjaga badan tetap
gym) dapat merangsang kedua belahan otak rileks dan mengurangi kelelahan mental (stress).
untuk bekerja atau lebih aktif lagi. Senam otak Sedangkan gerakan luncuran gravitasi dan kait
(brain gym) dapat memicu otak agar tidak relaks dapat mengaktifkan rasa keseimbangan
kehilangan daya intelektual serta awareness-nya dan koordinasi motorik halus serta pemikiran
dan dapat memulihkan kembali kondisi orang logis dan pemusatan emosional yang membuat
yang pelupa karena pada dasarnya pusat-pusat orang lebih tenang, nyaman dan berfikir positif.
sistem kewaspadaan atau reticulo activating Selain menstimulasi kerja otak, senam otak
system yang terdapat pada batang otak bisa (brain gym) juga dapat melancarkan aliran
diaktifkan lagi. Hal ini bisa dilihat dari hasil darah ke otak. Jika pasokan oksigen ke otak
wawancara terpimpin dengan menggunakan lancar maka otak bisa dikatakan sehat, karena
lembar observasi MMSE, 7 responden (58,3%) pada teorinya suatu organ yang aktif akan
bisa menyebutkan hari, tanggal, bulan, dan memerlukan pasokan oksigen dan protein yang
tahun pada soal pertama tahap orientasi dan 6 lancar.
responden (50%) bisa menyebutkan negara, Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
provinsi, kabutan, kota, nama instansi tempat rata–rata Fungsi kognitif pada kelompok yang
mereka tinggal. 7 responden (58,3%) dilakukan senam otak pada lansia adalah
menghitung selang angka mulai dari 100 dengan 25.83 dengan standar deviasi 2,250.
kebawah berturut-turut dan berhenti setelah Sedangkan rata-rata Fungsi kognitif kelompok
lima kali hitungan pada tahap atensi dan yang tidak dilakukan senam otak pada lansia
kalkulasi. 7 responden (58,3%) bisa mengulangi adalah 21.42 dengan standar deviasi 2,392.
kalimat “jika tidak, dan atau tetapi”, 11 Hasil uji statistik didapat nilai (P-value < 0,05),
responden (91,7%) bisa melaksanakan perintah maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
memejamkan mata, 3 responden (25%) bisa bermakna antara fungsi kognitif kelompok yang
membuat kalimat yang mengandung subyek dilakukan senam otak pada lansia lansia dengan
dan obyek serta harus mempunyai makna, dan yang tidak dilakukan senam otak yaitu dengan
10 responden (83,3%) bisa menyalin gambar selisih nilai 4,41 poin.
segi enam pada tahap bahasa. Dari hasil penelitian menunjukkan
Selain itu keadaan responden yang bahwa fungsi kognitif pada lansia yang
lebih dari separoh (58,3%) mengalami demensia melakukan senam otak secara teratur 2 kali
ringan dengan jumlah fungsi kognitif yang sehari dengan waktu 10-15 menit dapat
meningkatkan fungsi kognitif sebanyak 4,41 KESIMPULAN DAN SARAN
poin dari fungsi kognitif awal, Menurut peneliti,
hal ini membuktikan bahwa Gerakan senam Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan
otak (brain gym) dapat bermanfaat dalam sebagai berikut :
melancarkan aliran darah dan oksigen ke otak 1. Lebih dari separoh (58,4%) responden
sehingga dapat meningkatkan koordinasi dan mengalami penurunan fungsi kognitif
konsentrasi, menjernihkan fikiran, menjaga dengan kategori ringan sebelum dilakukan
badan tetap rileks dan mengurangi kelelahan senam otak (brain gym) di Panti Sosial
mental (stress). sehingga fungsi kognitif dapat Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
dijaga dan dipertahankan. Padang Pariaman.
Lebih lanjut Ide (2008), menungkapkan 2. Lebih dari separoh (75%) responden
pada prinsipnya dasar senam otak (brain gym) mengalami peningkatan fungsi kognitif
adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah dengan kategori normal sesudah dilakukan
pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang senam otak (brain gym) pada lansia di Panti
kecanggihannya menurut para peneliti lebih Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
canggih dari tata surya di alam lain. Seumur Sicincin Padang Pariaman.
hidup menurut penelitian, otak hanya terpakai
3. Ada perubahan fungsi kognitif pada lansia
20% dari 80% lainnya belum terungkap.
kelompok intervensi setelah diberikan
Tersumbatnya bagian otak sebelah kiri di atas
senam otak terjadi peningkatan sebesar
telinga atau pada pusat bahasa, akan
84,54 % dari fungsi kognitif awal.
mengakibatkan seseorang sulit bicara. Jika
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
terjadi lesi (luka) diatas puncak kepala, tepat
terdapat perubahan Fungsi kognitif.
pada pusat penggerak jari tangan atau bibir,
bisa cadel, lumpuh dan sebagainya.Itu sebabnya 4. Ada pengaruh senam otak terhadap fungsi
penting sekali memelihara otak tetap bugar, kognitif pada lansia dimensia dimana
supaya kualitas hidup seseorang tetap terjaga terdapat perbedaan yang bermakna antara
baik. Karena sedikit lesi, jaringan otak tidak fungsi kognitif kelompok yang dilakukan
berfungsi sehingga dengan sendirinya aktivitas senam otak pada lansia lansia dengan yang
atau kualitas hidup seseorang menjadi jelek, tidak dilakukan senam otak yaitu dengan
terutama bagi lansia yang pada dasarnya telah selisih nilai 4,41 poin.
mengalami penurunan sistem tubuh. Salah satu
upaya pencegahan sejak dini agar para lansia Adapun saran yang bisa diberikan adalah :
sebagai warga senior yang berpengalaman itu 1. Bagi Panti
dapat hidup tetap sehat dan produktif adalah a. Agar dapat menerapkan latihan senam
dengan melakukan senam otak (brain gym). otak sebagai suatu program dalam
Senam otak (brain gym) dapat dilakukan segala rencana kegiatan atau aktifitas rutin
umur, baik lansia, bayi, anak autis, remaja, panti
maupun orang dewasa. b. Diharapkan agar panti memfasilitasi
Menurut Ramadia (2009), pemberian perawat jika ada pelatihan (senam
senam otak (brain gym) yang diberikan kepada otak)
kelompok eksperimen dapat meningkatkan c. Diharapkan petugas kesehatan panti
fungsi kognitif atau daya ingat lansia, karena khususnya perawat agar dapat
aliran darah dan oksigen semakin lancar ke otak memotivasi lansia untuk melakukan
dan senam otak (brain gym) juga dapat latihan senam otak secara rutin dan
merangsang kedua belahan otak bekerja secara teratur sehingga dapat meningkatkan
harmonis dan bersamaan. Oleh karena itu fungsi kognitif pada lansia yang
senam otak (brain gym) dapat mengalami dimensia dan diharapkan
direkomendasikan sebagai penatalaksanaan juga agar perawat dapat memberikan
non farmakologi pada lansia dengan demensia reinforcemen atau penghargaan
kepada lansia yang telah melakukan
latihan senam otak dengan baik yaitu
terbukti dengan selama 2 minggu
melakukan senam otak dapat
meningkatkan fungsi kognitif lansia.
2. Bagi Lansia
a. Bagi lansia yang telah melakukan latihan DAFTAR PUSTAKA
senam otak minimal 2 kali sehari selama
10-15 menit diharapkan agar mampu Agoes, dkk. 2011. Penyakit di Usia Tua. Jakarta :
menerapkannya sebagai suatu aktifitas EGC.
yang rutin sehingga dapat Amirullah. 2011. Jumlah Orang Pikun Indonesia
meningkatkan fungsi kognitif. Meningkat.
Sedangkan pada lansia yang belum http://www.tempo.co/read/news
melakukan latihan senam otak /2011/12/06/060370238/Jumlah-
diharapkan supaya meningkatkan Orang-Pikun-Indonesia-Meningkat.
motivasi dan keingintahuan tentang (diakses tanggal 28 Januari 2013).
pelaksanaan senam otak dari perawat Darmojo, Boedhi. 2011. Geriatri : Ilmu
panti dan dari teman yang telah Kesehatan Usia Lanjut (Edisi 4). Jakarta :
melaksanakan senam otak. EGC.
b. Diharapkan agar lansia tidak cepat Ihksan. 2012. “Pengaruh Terapi Warna Merah
berpuas diri, walaupun telah terjadi terhadap Daya Ingat pada Lansia di Unit
peningkatan fungsi kognitif, namun Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap”.
lebih efektif apbila dilakukan teratur dan Keperawatan Unsoed. Purwokerto :
hal lainnya yang tercakup dalam Jawa Tengah.
penatalaksanaan senam otak untuk Lumbantobing, S. M. 2004. Neurogeriatri.
meningkatkan kualitas hidup lansia serta Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
meningkatkan produktifitas dalm Medicastore. 2012. Demensia.
kehidupan sehari-hari. http://medicastore. com/penyakit
3. Bagi Dinas sosial /699/Demensia. html. (diakses tanggal
c. Diharapkan dengan penelitian ini dapat 8 februari 2013).
menambah pengetahuan petugas dinas Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Metodologi
sosial tentang pelaksanaan terapi non Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
farmakologis dimensia dengan cara Cipta.
malakukan senam otak pada lansia. Nugroho, Wahyudi. H. 2012. Keperawatan
d. Diharapkan agar dinas sosial Gerontik & Geriatrik (Edisi 3). Jakarta :
memberikan sarana dan prasarana EGC.
kepada panti sosial tresna werdha sabai _______. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik
nan aluih sicincin dalam pelaksanaan (Edisi 3). Jakarta : EGC.
latihan senam otak sebagai program Nursalam, 2004. Konsep dan Penerapan
kegiatan atau aktivitas rutin di panti. Metodologi Penelitian Ilmu
4. Bagi Institusi pendidikan Keperawatan (edisi-2). Jakarta :
a. Diharapkan agar penelitian ini dapat Salemba Medika.
sebagai masukan dalam keperawatan Ramadia, Arya. 2009. “Pengaruh Latihan Kognitif
kesehatan jiwa dimasyarakat, keluarga terhadap Perubahan Skor Fungsi
dan gerontik dalam memberikan asuhan Kognitif pada Lansia dengan Demensia
keperawatan pada lansia penderita Ringan di PSTW Kasih Sayang Ibu
dimensia. Batusangkar”. Fakultas Kedokteran
b. Bagi peneliti selanjutnya dapat Universitas Andalas. Padang :
menjadikan penelitian ini sebagai data Sumatera Barat.
dasar untuk melakukan penelitian Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas
selanjutnya dan meneliti terapi non Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.
farmakologis selain senam otak untuk Jakarta : Salemba Medika
meningkatkan funsi kognitif pada lansia, Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare.
serta meneliti lebih lanjut perbedaan 2007. Buku Ajar keperawatan Gerontik.
pengaruh senam otak antara lansia laki- Jakarta : EGC.
laki dan perempuan yang mengalami Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.
dimensia. Jakarta : EGC.
Widianti, Anggriana Tri & Atikah Proverawati. Yanuarita, Andri. 2012. Memaksimalkan Otak
2010. Senam Kesehatan (Aplikasi Senam Melalui Senam Otak (Brain Gym).
Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Muha Yogyakarta : TeranovaBooks
Medika.

Anda mungkin juga menyukai