Penyusun,
I. TES MAKROSKOPI
1.Volume
Pra Analitik:
Persiapan pasien: Tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan sampel: Tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi sampel
(nama, umur, jenis kelamin dan alamat)
Prinsip tes: Makin banyak volume cairan pleura makin besar kerusakan pada
rongga pleura
Alat: Gelas ukur
Analitik:
Cara kerja: Melihat jumlah cairan pleura
Nilai rujukan: 1-10 cc.
Pasca Analitik:
Interpretasi: Makin banyak cairan pleura berarti makin besar kerusakan.
Analitik :
Cara kerja : melihat warna dan kejernihan sampel
Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih
Pasca Analitik :
Interpretasi :
Warna transudat biasanya kekuning-kuningan dan jernih seperti pada gagal jantung
kongestif
Warna eksudatif dapat berbeda-beda seperti :
- Warna kuning : mengandung bilirubin
- Warna merah atau coklat : mengandung darah yang bisa disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah ( seperti pecahnya aneurisma aorta), yang kemudian mengalirkan
darah kerongga pleura atau ada gangguan pembekuan darah
- Warna putih kuning dan keruh : engandung nanah atau pus yang bisa terjadi jika
pneumonia tau abses paru menyebar kerongga pleura
- Putih seperti susu atau keruh : chylus akibat terjadinya cedera saluran getah bening
utama di dada (duktus toraki, atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor)
- Warna kehijauan : pyocyaneus
3. Berat Jenis
Pra Analitik :
Persiapan pasien : tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi
sampel (nama, umur, jenis kelamin, dan alamat )
Prinsip tes : menentukan berat jenis cairan pleura
Alat : urinometer ( bila cairan banyak )dan refraktometer (bila cairan sedikit )
Analitik :
Cara kerja : melihat berat jenis sampel yang tertera dalam alat
Nilai rujukan : < 1,018 berarti transudat; > 1,018 berarti eksudat
4. Bekuan
Pra Analitik :
Persiapan pasien : tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus, namun perlu identifikasi
sampel (nama, umur, jenis kelamin, dan alamat)
Prinsip tes : fibrinogen yang ada dalam sampel dapat menyebabkan sampel
membeku
Alat : tabung yang jernih
Analitik :
Cara kerja : sampel dibiarkan dalam suhu kamar selama satu jam, kemudian dilihat
apakah ada bekuan atau tidak.
Nilai rujukan : tidak membeku
Pasca Analitik :
Interpretasi :
- Ada bekuan (+) : ada proses peradangan
- Makin besar bekuan, makin berat proses peradangannya
Analitik :
Cara kerja :
- Campurkan 2 tetes asam asetat glacial ke dalam 100 ml aquades dalam gelas ukur
- Teteskan 1 tetes cairan pleura yang akan diperiksa ke dalam campuran tersebut
- Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi
-
Nilai rujukan : tidak ada kekeruhan
Pasca Analitik :
Interpretasi :
- Bila tidak ada kekeruhan hasil tes negatif : Transudat
- Bila terdapat kekeruhan hasil tes positif : Eksudat
Teknik artrosentesis
Cara kerja :
Penyuntikan dilakukan dalam keadan yang steril
Tentukan tempat pengambilan yang tepat dan tandai dengan pulpen
Atur posisi penderita sedemikian rupa, sehingga struktur sasaran suntikan dalam keadaan
rileks
Lakukan pembersihan serta tindakan asepsis pada tempat yang akan disuntik
Jika prosedur diperkirakan berlangsung lama atau sulit, dapat diberikan semprotan
etilklorida atau anestesi lokal dengan infiltrasi lidokain melalui jarum yang sangat halus
Umumnya pendekatan dilakukan dari bagian ekstensor untuk menghindari trauma
neurovaskuler
Sistem Mekanisme Dasar Penyakit 5
Setelah semua prosedur di atas dilakukan aspirasi dapat dimulai dengan menusuk
perlahan-lahan tempat yang telah diberi tanda
Jika ada efusi, jumlah cairan yang diambil dapat berkisar 10-20 ml
Tampunglah aspirat ke dalam 4 tabung yang telah disiapkan
Tabung I (tanpa koagulan) : untuk tes makroskopik, viskositas dan tes musin
Tabung II (dengan antikoagulan EDTA) : untuk tes mikroskopik, hitung jenis sel dan sel
Tabung III (tabung harus steril berisi heparin atau EDTA) : untuk tes mikrobiologi
Tabung IV (tanpa koagulan) : untuk tes kimia dan imunologi
Setelah aspirasi, sendi hendaklah dalam keadan rileks.
Analitik
1. Volume
. Cara kerja : perhatikan volume cairan sendi yang diaspirasi
. Nilai rujukan : 0,1 – 3,5
3. Viscositas
. Cara kerja :
Isap sample ke dalam spoit tanpa jarum
Teteskan sample keluar dari spoit, ukur panjang tetesan
Sample diantara jari telunjuk dan ibu jari direntangkan, ukur panjang rentangan
. Nilai rujukan : panjang tanpa putus 4-5 cm
4. Bekuan spontan
. Cara kerja :
Biarkan sample selama satu jam, lihat apakah ada bekuan atau tidak
. Nilai rujukan : tidak membeku
Pasca Analitik
1. Volume
Interpretasi : > 3,5 ml abnormal
2. Warna dan kejernihan
Interpretasi :
Kurang jernih : non inflamasi
Urinalisis (tes urin) atau analisis urin adalah pemeriksaan sampel urin secara fisik
(makroskopik), Mikroskopik dan kimia. Urinalisis (tes urin) merupakan salah satu tes
laboratorium yang tidak hanya memberikan informasi tentang keadaan ginjal dan saluran kemih,
tetapi juga mengenai faal hati, saluran empedu, pnkreas, korteks adrenal dan keadaan lainnya.
Tujuan urinalisis berdasarkan rekomendasi dari NCCLS (National Committee for
Clinical Laboratory Standards) adalah sebagai berikut:
1. Menunjang diagnosis suatu penyakit
2. Memantau perjalanan penyakit
3. Memantau efektifitas pengobatan serta komplikasi penyakit
4. Skrining dan pemantauan penyakit asimptomatik congenital atau herediter.
Urinalisis/tes urin yang rutin pada dasarnya dapat dilakukan secara manual dan
otomatik. Namun yang akan dilakukan dalam praktikum ini adalah tes urin secara manual
sebagai berikut :
1. TES MAKROSKOPIS
Alat dan bahan
Gelas takar
Carik indicator pH
Urinometer
Termometer ruangan
Cara kerja
1. Tuangkan sampel urin kedalam gelas takar dan tentukan volumenya
2. Perhatikan warnanya, catat apakah warnanya normal atau anormal
3. Perhatikan jernih keruhnya urin tersebut
4. Celupkan 1 carik indicator pH, baca berapa pH urin.
5. Menetapkan Berat Jenis :
Tuang sampel urin, yang suhunya sudah sesuai suhu kamar ke gelas urinometer;
hilangkan busanya dengan memakai kertas saring.
Gambar 1. Urinometer
Nilai rujuk :
1. Kejernihan dan warna :
Normal jernih atau sedikit keruh dan berwarna kuning muda.
2. Derajat keasaman atau pH : 4,5 - 8,0
Penetapan pH urin dilakukan dengan memakai indicator strip
2. TES MIKOSROSKOPI
Tes mikroskopi berupa tes sedimen urin. Urin yang dipakai untuk tes sedimen ini dapat
urin segar atau urin yang sudah diberi pengawet formalin. Sebaiknya dipakai urin pagi karena
kepekatannya tinggi.
Cara kerja :
1. Masukkan 10-15 ml urin kedalam tabung sentrifus,lalu urin tersebut disentrifus selama 5
menit pada 1500 – 2000 rpm.
2. Buang cairan dibagian atas tabung (lapisan supernatant), sisakan endapan urin kira-kira 1
ml.
3. Sentakkan dinding tabung dengan jari untuk mencampurkan sisa urin dengan endapan
(sedimen)
4. Ambil suspensi endapan dengan pipet tetes, tempatkan 1 tetes di atas kaca obyek
kemudian tutup dengan kaca penutup.
5. Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan :
Lensa objektif 10 X (LPK : lapangan pandang kecil) :
Untuk jumlah rata-rata sedimen seperti torak, Kristal, epitel dan elemen lainnya.
Cara kerja :
a. Reaksi dengan Asam Sulfosalisil 20%
1. Siapkan 2 tabung reaksi, tandai dengan nomor 1 daan 2. Tabung nomor 2 dipakai
sebagai pembanding.
2. Tuangkan kemasing-masing tabung 2 mL urin
3. Tambahkan ke tabung no 1 : 2 mL asam Sulfosalisil 20 %, kocok isis tabung.
4. Perhatikan ada tidaknya kekeruhan pada tabung no 1, bandingkan dengan tabung no.
2, buat penilaian sebagai berikut :
NEG : tidak ada kekeruhan
+ : Kekeruhan sangat halus, terlihat bila diberikan latar belakang
hitam (protein < 0,01 gr %)
1+ : Ada kekeruhan tetapi tidak tampak berbutir-butir (protein 0,01-
0,05 gr %)
2+ :Ada kekeruhan dan tampak berbutir-butir (protein 0,05-0,2 gr%)
3+ : Amat keruh dengan gumpalan berkeping-keping (protein 0,2-0,5
gr%)
4+ : Kekeruhan tebal dan bergumpal-gumpal (protein > 0,5 gr %)
Cara Kerja
1. Tuangkan 5 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan sampel urin sebanyak 5-8 tetes
3. Didihkan di atas nyala api bunsen selama 2 menit
4. Perhatikan adanya perubahan warna setelah isi tabung dikocok
Interpretasi:
Negatif; cairan tetap biru, jernih, bisa agak hijau atau sedikit keruh
1+ : Hijau kekuningan (Glukosa 0,5-1,0 gr%)
2+ : Kuning kehijauan (Glukosa 1,0-1,5 gr%)
3+ : Kuning (Glukosa 1,5-2,5 gr%)
4+ : Jingga/Merah (Glukosa 2,5-4,0 gr%)
JUDUL TES
I.PENDAHULUAN
II. METODE
1. TES………………..
1.2 ANALITIK
Cara Kerja
Nilai Rujukan
Interpretasi
III. DISKUSI
IV. KEPUSTAKAAN
Nama : .......................................................
Stambuk : ....................................................... Pas
Kelompok : ....................................................... Foto 3 x 4
Pembimbing : .......................................................
Koordinator Praktikum,