Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang amat pesat dalam
kehidupan manusia turut mempengaruhi perkembangan pembelajaran termasuk
dalam pembelajaran bahasa. Hal ini ditandai dengan dengan munculnya teori-teori
baru yang menawarkan pola pemikiran baru yang diyakini mamapu membawa
perubahan dalam system pembelajaran bahasa itu sendiri. System pembelajaran di
era modern ini menekankan pola pengembanagan pemikiran High Order Thinking
Skill yang merujuk pada pengolahan kelas untuk lebih kritis dan mampu
menciptakan sesuatu yang baru dari hasil pembelajaran itu sendiri. Dalam konteks
pembelajaran bahasa, siswa dituntut agar lebih memahami dan proaktif untuk
membangun konsep keilmuan dari diri mereka sendiri yang lebih dikenal dengan
istilah Students Centered Learning (Budiyanto, 2016) yang termasuk dalam model
Pembelajaran Saintifik.
Pada prinsipnya Pendekatan Saintifik memfasilitasi siswa agar lebih
aktif menemukan konsep keilmuan dari pembelajaran itu sendiri. Dalam
pembelajaran bahasa Keterampilan Membaca yang menitikberatkan pada
pemahaman bacaan menjadi hal yang juga mendapat perhatian dari semua pihak
termasuk para Pakar Pendidikan. Mereka berkesimpulan bahwa kemahiran
membaca (reading literacy) merupakan conditio sine quanon (prasyarat mutlak)
bagi setiap insan yang ingin berjalan seiring dengan perkembanagan dunia yang
begitu pesat ( Harras, 2008).
Sekailpun demikian konsep perkembanagn itu belum menyetuh
System Pendidikan di Daerah-Daerah Pedalaman di Pelosok Negeri ini. Hal ini
dikarenakan oleh akses yang serba terbatas. Kondisi ini tentu saja berpengaruh
pada pola pembelajaran pesrta didik itu sendiri. Pembelajaran dalam keterbatasan
itu tentu saja tidak menciptakan hasil yang memuaskan. Keterampilan Berbahasa
menjadi salah satu sasaran yang perlu diperdayakan. Kemampuan membaca siswa
yang terkadang jauh dari yang diharapkan menjadi persoalan yang patut
diperhatikan secara serius oleh para pendidik di sekolah. Berdasarkan data yang
dirampung peneliti, yang berupa hasil wawancara Guru Bahasa Inggris di SMPN
1
4 Sambi Rampas dan Tes Pemahaman bacaan yang dilakukan peneliti pada Bulan
September 2019 menunjukan hasil yang kurang memuaskan pada proses
pemahaman teks bacaan lebih khusus Teks Narasi.
Salah satu metode yang dianggap dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan Teks Narasi adalah metode Quick
on The Draw. Metode ini merupakan suatu metode yang dalam penerapannya
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dimana siswa dibawa pada
situasi ‘belajar sambil bermain’ sehingga kejenuhan dalam belajar dapat diatasi.
Metode Quick on The Draw merupakan metode yang mengandalkan ketepatan
dan kecepatan (Ginnis, 2008), jadi siswa berlomba dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ulyawati (2009) metode Quick on The Draw dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sebesar 2,04%. Kelebihan dan metode ini menurut Ginnis (2008) adalah
sebagai berikut:
1) Aktifitas ini mendorong kerja kelompok semakin efisien.
2) Memberi pengalaman mengenai macam-macam keterampilan membaca.
3) Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar
pada sumber, bukan guru.
4) Sesuai bagi siswa dengan karakter kinestetik yang tidak dapat duduk diam
dalam jangka waktu yang agak lama.
Metode Quick on The Draw pada dasarnya sanagat cocok dalam
mengasah keterampilan membaca pesrta didik karena konsepnya hanya mengarah
pada kecepatan dan ketepatan saja dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
materi yang sedang diajarkan. Adapun dalam penelitian ini, Metode Quick on The
Draw diterapkan pada materi pemahaman Teks Narasi.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu
menumbuhkan rasa senang bagi siswa dan menghilangkan rasa bosan dalam
mengikuti pelajaran adalah Metode Quick On The Draw. Metode Quick On The
Draw ini akan melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa adanya perbedaan status.
Tipe pembelajaran ini juga menyajikan contoh-contoh pembelajaran dalam bentuk
gambar yang bertujuan agar siswa dapat lebih mengaerti dan memahami pelajaran
yang sedang disajikan oleh guru. Hal tersebut tentu saja akan membuat daya serap
siswa terhadap materi yang diajarkan dapat lebih maksimal.
2
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan penelitian Tindakan Kelas
dengan judul “Penerapan Metode Quick on The Draw Untuk Meningkatkan
Pemahaman Bacaan Teks Narasi Pada Siswa Kelas IX SMPN 4 Sambi Rampas”

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana metode Quick on the draw dapat meningkatkan kemampuan
memahami Teks Narasi pada Siswa Kelas IX SMPN 4 Sambi Rampas ?
2. Bagaiman peningkatan kemampuan memahami Teks Narasi pada Siswa
Kelas IX SMPN 4 Sambi Rampas setelah menggunakan Metode Quick On
The Draw ?

1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh metode
quick on the draw terhadap tingkat pemahaman Teks Narasi pada siswa kelas IX
SMPN 4 Sambi Rampas.

1.4.Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa
Diharapkan menambah wawasan pada siswa dalam menemukan konsep
pengajaran Bahasa Inggris Khususnya Bacaan Teks Narasi.
b. Bagi guru-guru
Penelitian ini dijadikan sebagai acuan untuk menambah wawasan
pembelajaran dengan metode quick on the draw.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan berguna dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
di SMP Negeri 4 Sambi Rampas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori


2.1.1. Metode Quick On The Draw
a. Pengertian Metode
Ada beberapa pengertian dan metode, dalam hal ini adalah metode
pembelajaran yang diberikan oleh para ahli. Secara literal metode berasal dari
Bahasa Greek yang terdiri dan dua kosa kata, yaitu meta” yang berarti melalui
dan “hodus” yang berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang dilalui”
(Ulyawati, 2009).
Menurut Surachmad (Tanpa tahun, 74) metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian suatu tujuan.
Berdasarkan defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar adalah cara-cara yang digunakan dalam proses pengajaran di kelas,
sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran secara
optimal, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen penting yang berkaitan
dengan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Lebih lanjut Surachmad (Tanpa tahun, 75) mengemukakan beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan metode adalah sebagai berikut:
1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.
2) Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya.
3) Situasi yang berbagai keadaannya.
4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya.
5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Dalam proses belajar mengajar, penggunaan suatu metode saja akan
cenderung rnenghasilkan suasana belajar yang membosankan. Dengan kata
lain guru harus menguasai berbagai metode mengajar untuk menyampaikan
materi pelajaran siswa. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat
dijadikan sebagai alat ekstrensik dalam kegiatan belajar.
4
b. Pengertian Metode Quick on The Draw
Secara etimologi Quick on The Draw dalam kamus Echol (2003),
quick dengan’ cepat, lekas” on diartikan pada, atas, tentang sedangkan draw
sebagai ”sangat cepat berpikir” Jadi Quick on The Draw bisa diartikan
kecepatan pada berpikir.
Sedangkan metode Quick on The Draw adalah sebuah metode yang di
Kantor dalamnya melaku1an sebuah aktivitas riset dengan insentif bawaan
untuk kerja tim dan kecepatan (Ginnis, 2008). Aktivitas ini mendorong kerja
kelompok semakin efisien. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas
lebih produktif daripada komputer menduplikasi tugas.
c. Keuntungan Metode Quick on The Draw
Adapun keuntungan metode Quick on The Draw adalah sebagai
berikut:
1.) Aktifitas ini mendorong kerja kelompok semakin efisien.
2.) Memberi pengalaman mengenai macam-macam keterampilan
membaca, yang didorong oleh kecepatan aktifitas, ditambah belajar mandiri
dan kecakapan, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan
dengan tepat, membedakan metode yang penting dengan yang tidak.
Kemudian Suyudi dalam Ulyawati (2009) mengatakan bahwa ini juga
bermanfaat agar:
1.) Anak didik dapat mengetahui hubungan berbagai elemen yang berbeda-
beda dan hubungan antar makhluk yang beragam
2.) Anak didik mampu mencari sumber yang menjadi tempat pengembalian
berbagai ilmu serta berbagai topik yang berbeda-beda.

5
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Quick on The Draw
Adapun langkah-langkah strategi Quick On The Draw menurut (Ginnis di
Surmayani, 2103)
adalah sebagai berikut:
 Siapkan satu set pertanyaan mengenai topik yang sedang dibahas. Buat cukup
salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di kartu
terpisah dan tiap set pertanyaan sebaiknya di kartu dengan warna berbeda.
Letakkan set pertanyaan tersebut di atas meja guru.
 Bagi kelas ke dalam kelompok. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
 Beri tiap kelompok meteri sumber. Satu materi sumber untuk tiap siswa.
 Pada kata “mulai” satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru
mengambil pertanyaan pertama menurut warna kelompok mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
 Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis
jawaban di lembar kertas terpisah.
 Jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika
jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambil, begitu seterusnya.
 Saat satu siswa sedang “berlari” siswa lainnya membaca sumber dan
memahami isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan berikutnya
dengan efisien.
 Kelompok pertama yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dinyatakan
sebagai “pemenang”.
 Guru bersama siswa membahas semua pertanyaan dan membuat catatan
tertulis.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pada metode ini kecepatan membaca
sangatlah penting karena semakin cepat membaca maka akan semkin cepat pula
siswa dalam menemukan jawaban dari sumber materi yang telah diberikan guru
sebelumnya. Tetapi selain kecepatan membaca pemahaman materi juga Iebih
penting, agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab pertanyaan dari sumber
materi tersebut. Pemahaman membaca adalah proses kompleks yang melibatkan

6
pemanfaatan berbagai kemampuan yang berhasil maupun yang gagal. Setelah
membaca, seharusnya kita mampu mengingat informasi dalam suatu bacaan.
Gordon dalam Ulyawati (2009), menyatakan bahwa ada dan seberapa
banyak yang bisa kita ingat tergantung pada banyak faktor di antaranya adalah:
1.) Kita harus mampu memilih hal-hal penting dan materi yang kita baca dan
mampu menarik kesimpulan umum. Kita harus menemukan kata kunci.
2.) Kita harus mampu menarik kesimpulan.
Sebagian besar aktivitas ini tentu saja terjadi tanpa kita sadari, namun dengan
mengingatkan diri sendiri mengenai apa yang perlu kita lakukan, kita akan
bantu untuk melakukannya secara lebih efektif.

e. Aplikasi Metode Quick an The Draw


Metode Quick on The Draw tidak hanya dapat diterapkan pada satu Mata
Pelajaran saja tetapi dapat diterapkan pada berbagai bidang ilmu di antaranya:
1.) Tidak terhingga dari kelas VII dan seterusnya. Kedalaman dan kompleksitas
pertanyaan dapat divariasikan untuk menyesuaikan dengan banyaknya konteks
yang berbeda. Pada A lefel, misalnya melakukan metode ini selama seminggu
dengan pertanyaan yang menuntut riset di luar kelas.
2.) Sains: Sebagai tambahan untuk pertanyaan yang mudah pada teks, melakukan
dengan peralatan. Kelompok dapat mengumpulkan bagian peralatan
selanjutnya hanya setelah mereka menata bagian sebelumnya dengan benar.
f. Variasi Metode Quick on The Draw
Selain langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas Metode Quick on
The Draw dapat divariasikan oleh guru dengan cara sebagai berikut:
1.) Dapat dimainkan sebagai pacuan melawan waktu, bukan melawan kelompok
lain
2.) Berbagai alternatif, dalam aktifitasnya sama sekali tidak ada persaingan,
kelompok dan saling memeriksa jawaban untuk memastikan detail dan
ketelitian.
Quick on The Draw merupakan salah satu bagian dari strategi belajar
kelompok atau yang lebih sering disebut pembelajaran kooperatif. Strategi
pembelajaran kelompok akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para
ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) dalam Sanjaya (2008, 242)
7
mengemukakan dua alasan, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan
bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut
maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Lebih lanjut Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa ingin tahu, suku yang
berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota
kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam
itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap
kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap
individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang
sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.
Menurut Sanjaya (2008) pembelajaran kelompok memiliki beberapa
keunggulan dan keterbatasan sebagai berikut:
a. Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Beberapa keunggulan strategi pembelajaran kooperatif dibandingkan
dengan pembelajaran yang lain adalah sebagai berikut:
1) Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi akan dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

8
2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan dengan ide-ide orang lain.

b. Keterbatasan Strategi Pembelajaran Kooperatif


Dari segala keunggulan yang dimiliki strategi pembelajaran kooperatif,
strategi ini juga memiliki beberapa keterbatasan di antaranya:
1) Untuk memahami dan mengerti filosofi strategi pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu, sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara
otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
Untuk siswa dianggap memiliki kelebihan. Contohnya, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam
kelompok.
2) Ciri utama dan strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka
dibandingkan dengan pengajaran langsung dan guru, bisa terjadi cara belajar
yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
dicapai oleh Siswa.

2.1.2. Membaca
2.1.2.1.Pengertian
Membaca merupakan aktifitas mental yang bertujuan untuk mencari
informasi yang terdapat dalam sebuah tulisan. Keterampilan membaca
merupakan pintu gerbang bagi masuknya konsep-konsep ilmu dalam otak (
Rachmadtullah, dkk, 2017). membaca pemahaman adalah “ kesanggupan
pembaca menyebutkan kembali isi bacaan argumentasi, ekspositori, atau
bacaan deskripsi
tentang suatu topik tertentu ( Razak di Aulia, 2012). Kegiatan membaca
meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning.
Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya
dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan system tulisan yang digunakan. Proses
decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-
9
kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang
berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan
evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal,
sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi (Farida Rahim, 2008).
Dari beberapa pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa, membaca
merupakan Membaca merupakan suatu keterampilan untuk mendapatkan
informasi, untuk mengikuti atau mendapatkan suatu ilmu yang berkaitan
dengan apa yang dibaca (Aulia, 2012).
Jelas terlihat bahwa tampa aktivitas membaca maka manusia tak akan
memperoleh sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Kalau kondisi ini tetap
dibiarkan maka seseorang yang tidak pernah membaca akan tertinggal jauh
dari perkembangan dan peradapan dunia sekarang yang semakin berkembang.

2.1.2.2.Jenis-jenis membaca
a. Membaca Cepat
Membaca Cepat merupakan membaca yang mengutamakan
kecepatan dan tidak mengabaikan pemahaman isi bacaannya (Tampubolon
dalam Kurniawati, 2012). Membaca cepat adalah kemampuan membaca
dengan memperhatikan tujuan dari membaca (Kurniawati, 2012).
Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus
selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita
membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan
membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat
dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing
kecepatan membaca dapat diperlambat untuk memahami makna kata
tersebut.
b. Membaca Pemahaman
Membaca Pemahaman merupakan membaca yang mengutamakan
makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada
pikiran pembaca(Tarigan dalam Kurniawati, 2012). Hal tersebut termasuk
dalam membaca harus mengutamakan makna bacaan pada setiap hal yang
tertulis. Sama halnya dengan membaca cepat. Membaca pemahaman
merupakan sistem pemahaman bacaan dengan memperhitungkan waktu
10
baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Membaca
pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca untuk membina daya
nalar. Membaca dalam pembinaan daya nalar merupakan kegiatan
membaca yang dilakukan seseorang untuk memahami suatu makna yang
tersirat pada hal tertulis, maka sebab itu untuk memahami suatu makna
seseorang harus melatih daya nalar agar dapat menangkap makna yang
tersirat pada hal tertulis.

2.1.3. Teks Narasi


Narasi merupakan tulisan yang tujuannya menceritakan kronologis peristiwa
kehidupan manusia(Semi dalam Ayuningrum, 2016). Pendapat lain menyatakan
bahwa paragraf narasi adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama dan kalimat
penjelas. Paragraf yang ide utamanya terletak di semua kalimat. (Maliki dalam
Ayuningrum, 2016).
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf narasi adalah
paragraf yang menceritakan peristiwa kehidupan manusia yang tidak mempunyai
kalimat utama, ide utamanya (ide pokok) terletak di semua kalimat.
Berdasarkan rumusan itu, maka yang menjadi ciri tulisan narasi adalah sebagai
berikut(Ayuningrum, 2016):
 Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
 Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan
nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.
 Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya.
 Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan, kemelut, atau
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.
 Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.
 Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.

11
Menurut Ayuningrum(2016) Paragraf Narasi dapat dibedakan seperti
berikut ini:
a. Narasi Artistik/Sugestif
Narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak
dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Isinya bersifat fiktif. Narasi
sugestif/artistik merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian
macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca (Keraf dalam
Ayuningrum, 2016).
b. Narasi Ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang
kehidupan seseorang yang penuh suka dan duka.Isinya bersifat cerita yang
diambil dari peristiwa atau pengalaman nyata. Misalnya, berupa cerita
peristiwa kecelakaan atau bencana alam yang menewaskan beberapa korban.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan kemampuan memahami Teks Narasi Bahasa Inggris siswa kelas IX
di SMP Negeri 4 Sambi Rampas. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan diakhiri dengan tindakan refleksi(Budiarti, 2019). Dalam
penerapannya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan dua siklus denga
mengulangi langkah tindakan seperti langkah pertama.

3.2 Waktu, Tempat, dan Subyek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kabupaten
Manggarai Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam waktu dua bulan yakni
Januari dan Februari 2019. Subyek penelitianya adalah siswa/i kelas IX yang
berjumlah 25 orang. Dengan rincian sebagai berikut :
Bulan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu
4
Januari 2020
Februari 2020

3.3. Data dan Sumber Data


3.3.1 Data
Dalam suatu penilitian selalu terjadi proses pengumpulan data yang
merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh seorang peneliti dengan
menggunakan satu atau beberapa metode sesuai dengan jenis penlitian yang dilakukan
( Bachri, 2010) Data adalah catatan fakta-fakta atau keterangan yang akan diolah
dalam kegiatan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data
yang dapat menggambarkan keberhasilan dan ketidakberhasilan penelitian.

13
Berikut adalah jenis data yang diperlukan dalam PTK:
a. Skor hasil pekerjaan secara individu dan kelompok pada latihan soal-soal.
b. Pernyataan verbal siswa dan guru yang diperoleh dari hasil wawancara
sehubungan dengan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap
materi.
c. Hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan oleh teman sejawat
di sekolah tersebut terhadap aktifitas praktisi dan siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh peneliti.
d. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran selama penelitian.

3.3.2. Sumber Data


Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.Sumber
data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer
yaitu informan (orang) yang dapat memberikan informasi tentang data
penelitian.Informan dalam penelitian ini adalahsiswa kelas IX SMP Negeri 4
Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur yang terdiri dari 25 siswa.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data.Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang
dikumpulkan oleh orang lain, data pendukung dalam penelitian ini adalah data
dari Guru Bahasa Inggris dan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab.
Manggarai Timur. Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
aktivitas, lokasi dan dokumentasi.

14
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipraktikan peneliti adalah model Kemmis dan
Taggart. Model in merupakan pengembangan dan modifikasi dari model dasar
Kurt Lewin( Sumini, Tampa Tahun). Hanya komponen tindakan (Acting) dan
pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan. Desian penelitian dapat dijelaskan
melalui table berikut :

Gambar 1: Model Penelitian Tagart dan Kemmis (diadaptasi dari


Kasihani Kasbolah E.S, 1998)

3.4. Prosedur Penelitian


Berdasarkan model Kemmis dan Taggart tersebut di atas, maka adapun
tahapan-tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahapan rancangan yang digunakan untuk
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris. Rancangan di buat
berdasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran
sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan adalah membuat rencana
pembelajaranyang menarik dan mencapai tujuan pembelajaran. Membuat media
kartu gambar yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

15
Membuat soal evaluasi untuk mengukur ketercapaian penguasaan kosakata
bahasa Inggris.

2. Perlakuan dan Pengamatan


Selama proses pembelajaran berlangsung dalam kelas terdapat dua
kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu perlakuan tindakan dan
pengamatan.
a. Perlakuan tindakan
Pelaksanaan perlakuan tindakan yang dilakukan di dalam kelas berdasarkan
pada skenario pembelajaran yang telah dibuat. Skenario pembelajaran yang
telah dibuat bersifat fleksibel dan dapat berubah ketika pelaksanaannya. Hal
ini disesuaikan dengan kondisi kelas waktu pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan tindakan penelitian yang berlangsung sebagai berikut :
1) Penyampaian materi pelajaran
Penyampaian materi pelajaran diawali dengan apersepsi mengenai hal
yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Apersepsi dilakukan
untuk memancing keingintahuan siswa mengenai pelajaran yang
disampaikan. Siswa diperkenalkan dengan kosakata baru yang diajarkan
sesuai dengan materi yang ada di silabus pembelajaran dengan bantuan
media kartu gambar. Pada awalnya, siswa diminta untuk mendengarkan
kata-kata yang diucapkan oleh guru. Siswa diminta untuk menirukan kata-
kata tersebut sambil memperhatikan media yang digunakan oleh guru.
Siswa diminta untuk membaca dan menuliskan kalimat sederhana yang
dibuat oleh guru sesuai dengan media gambar yang digunakan oleh guru
dalam buku tulis masing-masing siswa.
Masing-masing siswa diberi kartu gambar yang berisi kosakata tentang
materi yang telah disampaikan oleh guru. Siswa diminta untuk
mempelajarinya dan memahaminya. Siswa yang telah memperoleh kartu
gambar kemudian diminta untuk mencari pasangannya yang mempunyai
gambar mengenai kartu tersebut, kosakata dalam bahasa Inggris, kosakata
dalam bahasa Indonesia dan pengucapannya dalam bahasa Inggris untuk
kemudian menjadi satu kelompok. Secara acak guru menyebutkan salah
satu gambar yang ada dalam kartu. Bagi kelompok yang kartunya
16
disebutkan oleh guru, maka satu kelompok tersebut harus ke depan kelas
membacakan kosakata yang dimiliki secara bersama-sama. Kegiatan
tersebut terus dilakukan sampai semua siswa telah membaca kartu
kosakata yang dimilikinya.
2) Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara tertulis. Siswa mengerjakan soal
evaluasi yang telah di buat oleh guru. Soal evaluasi yang dikerjakan oleh
siswa memuat tentang kosakata yang telah diajarkan.

b, Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan proses perlakuan tindakan.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran kosakata bahasa
Inggris di dalam kelas selama satu kali pertemuan.

3. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah menganalisis pelaksanaan pada siklus I.
Refleksi dilakukan untuk menilai pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan sebagai bahan perbaikan pada
pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus II. Refleksi digunakan sebagai
pedoman untuk perencanaan pada siklus II.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu dengan mengunakan metode tes dan non tes.
Metode tes dapat berupa pertanyaan tertulis untuk mengetahui tingkat
ketercapaian siswa. Metode non tes dapat berupa observasi dan catatan
lapangan yang dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan.
1. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat non tes. Observasi
lebih menekankan pada aspek pengamatan. Macam kegiatannya seperti
mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator, apakah
17
hal itu berkaitan dengan aspek proses maupun hasil(Purnomo, 2011)
Observasi disajikan dalam suatu lembar yang dinamakan lembar observasi
yang berguna sebagai pedoman dalam penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung.

2. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek. Penelitian ini
menggunakan tes sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Menurut
Purnom (2011) Tes dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu tes formal dan
non formal. Dikatakan sebagai metode tes formal apabila dalam suatu kali
tatap muka di kelas seluruhnya digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan tes.
Tes formal ini dapat dikatakan sebagai indirect assessment (asesmen yang
bersifat tidak langsung). Artinya bahwa asesmen tersebut dilaksanakan secara
terpisah dengan kegiatan pembelajaran, sehingga balikan baru akan diperoleh
oleh para peserta didik pada pertemuan berikutnya setelah selesainya kegiatan
tes. Sedangkan Tes nonformal adalah tes yang dilaksanakan secara terintegrasi
dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Tes nonformal ini dapat
dikatakan pula sebagai tes langsung (tergolong ke dalam direct assessment).
Dikatakan sebagai direct assessment karena tes dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran. Pada saat itulah pendidik bisa melakukan
asesmen, yang secara langsung pendidik bisa memberikan feedback secara
langsung yang tidak harus ditunda-tunfa pelaksanaannya.
Berdasarkan pada pendapat para ahli maka format tes yang dapat
digunakan untuk memberikan penilaian tingkat pemahaman teks narasi pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas adalah pilihan ganda dan tes
uraian.

18
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi, soal tes, dan lembar catatan lapangan.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data. Observasi dilakukan ketika proses pembelajaran
Pemahaman Teks Narasi dengan Metode Quick on The Draw berlangsung.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kegiatan guru
dalam penerapan strategi yang dilakukan. Lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kegiatan
guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Uraian mengenai lembar
observasi kegiatan guru dan siswa dijelaskan sebagai berikut.
1. Lembar observasi kegiatan siswa
Lembar observasi kegiatan siswa digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi kegiatan siswa digunakan
untuk mengamati segala sesuatu yang dilakukan siswa selama
pembelajaran berlangsung berdasarkan pada indikator-indikator yang
telah ditentukan. Kisi-kisi lembar observasi kegiatan siswa adalah
sebagai berikut:

19
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Variabel Sub Aspek Nomor
Variabel item
Kemampuan
siswa dalam
memahami Penerapan Metode quik on The
Teks Narasi. Proses 1) Draw

Siswa belajar sesuai dengan


konsep metode yang
2) dipraktikan

Siwa Menggunakan metode


untuk mengerjakan latihan yang
3) diberik guru

2. Soal Tes

Tabel 4. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris


Variabel Aspek yang Format tes Indikator Kemampuan
Diukur C1 C2
Pemahaman
teks narasi
dengan Pemahaman
menggunaka Siswa
n metode terhadap teks
Quick on the narasi yang 1
Draw diberikan Tes pilihan ganda Menemukan , 3,
detail 5,7,9
informasi
dalam teks 2, 4, 6,
narasi 8, 10
Mendeskripsik
an detail
informasi
Tes uraian dalam teks 11-15

20
3.5 Prosedur Penelitian
Secara umum langkah kegiatan pelaksanaan PTK pada kegiatan penelitian
Siklus I adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Pada tahap ini, rencana yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
 Menyusun rancangan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Metode Quik
On The Draw untuk meningkatkan pemahaman tentang teks narrative pada
siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur.
 Mengembangkan bahan ajar tentang teks narrative yang berorientasi pada
penerapan Metode Quik On The Draw dalam proses pembelajarandi kelas
 Menyusun lembar observasi, lembar wawancara, an lembar dokumenter, dan
lembar tes untuk kegiatan pre test.

b. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran tentang teks narrative dengan menggunakan
Metode Quik On The Draw pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab.
Manggarai Timur sesuai dengan rencana yang telah disusun.
c. Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti dan seorang rekan sejawat di
kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur. Pengamatan ini untuk
mengidentifikasi kendala-kendala dan proses penerapan Metode Quik On The Draw
baik yang dihadapi siswa maupun guru selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil tindakan agar dapat memperbaiki
tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi ini dilakukan oleh semua tim peneliti. Siklus
dalam setiap tindakan ini diakhiri atau dihentikan dengan indikator sebagai berikut:
1. Hasil observasi telah menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah disusun dan memberikan nilai yang baik untuk
semua komponen
2. Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa siswa senang dengan
pembelajaran teks narrative dengan menggunakan Metode Quik On The Draw.

21
3. Hasil post tes telah menunjukkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan yang
berarti dalam memahami teks narrative(minimal siswa mencapai KKM yakni
75)
Dengan perhitungan sebagai berikut :
Menurut Aqib, dkk, (2009: 204), untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa,
digunakan rumus sebagai berikut:
a. Nilai individu dihitung dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
NA= × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

Keterangan: NA (nilai akhir)


b. Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa, maka digunakan rumus
∑𝑥
sebagai berikut: X= 𝑛

Keterangan: X : mean (rata-rata) ∑x : nilai N : jumlah siswa

Apabila ketiga indikator tersebut belum terpenuhi, maka dilakukan siklus


berikutnya dengan berdasar pada hasil refleksi Siklus I atau sebelumnya sampai
terpenuhinya ketiga indikator tersebut.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan teknik interaktif
berdasar hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar, dengan langkah berikut :
 Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang
telah terkumpul
 Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk
pernyataan
 Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran ini
terjadi peningkatan motivasi berprestasi dan hasil belajar atau tidak (berdasar
hasil observasi)
 Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk
siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus berakhir
berdasar inferensi yang telah ditetapkan

22
 Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam
bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan.

23
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Resti. (2012). Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Pada anak
tunarungu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 1 No. 2 Mei.

Ayuningrum, Iis Dyah. (2016). Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi


Melalui Media Buku Harian Pada Siswa Kelas VII MtSN Saradankabupaten Madiun.
Jurnal 165 Widyabastra, Volume 04, Nomor 2.

Bachri, Bachtiar S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada


Penelitian Kualitatif. Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 01 Nomor 01.

Budiarti, Endang. (2019). Pemanfaatan Media Gambar Kartun Untuk Meningkatkan


Pemahaman Membaca Teks Narasi Siswa Kelas II SDN Pucang 4 Sidoarjo. Jurnal
Lintang Songo: Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 1 Februari.

Echols, John. M dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia.Jakarta: Gramedia


pustaka Utama, 2003

Ginnis, Paul. Trik & Taktik Mengajar. Jakarta: PT Indeks, 2009.


Group, 2008.

Kasihani Kasbolah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas XII SMA di Surabaya. Jurnal


Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 01 Nomor 01

Kurniawati, Rikke, dkk. (2012). Penelitian kemampuan membaca pemahaman

Purnomo, Bambang Hari. (2011). Metode Dan Teknik Pengumpulan Data Dalam
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jurnal Pengembangan
Pendidikan, Vol. 8, No. 1, hal 251-256.

Rachmadtullah, Reza. (2017). Strategi Guru Meningkatkan Pemahaman Bacaan


Melalui Pendekatan Savi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar . Jurnal Pendidikan
Dasar Volume 8, Edisi 1, Mei .

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pernada Media

Surachmad, Winardjo. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars_.

Ulyawati, Anifatul. “Re: [IAIN-Sunan Ampel] Undergraduate Theses from


JIPTIAIN.” 9 November 2009. http: digilib sunsn-ampel.ac.id/index.php.

24

Anda mungkin juga menyukai