PTK PPG 2019.
PTK PPG 2019.
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana metode Quick on the draw dapat meningkatkan kemampuan
memahami Teks Narasi pada Siswa Kelas IX SMPN 4 Sambi Rampas ?
2. Bagaiman peningkatan kemampuan memahami Teks Narasi pada Siswa
Kelas IX SMPN 4 Sambi Rampas setelah menggunakan Metode Quick On
The Draw ?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh metode
quick on the draw terhadap tingkat pemahaman Teks Narasi pada siswa kelas IX
SMPN 4 Sambi Rampas.
1.4.Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa
Diharapkan menambah wawasan pada siswa dalam menemukan konsep
pengajaran Bahasa Inggris Khususnya Bacaan Teks Narasi.
b. Bagi guru-guru
Penelitian ini dijadikan sebagai acuan untuk menambah wawasan
pembelajaran dengan metode quick on the draw.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan berguna dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
di SMP Negeri 4 Sambi Rampas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Quick on The Draw
Adapun langkah-langkah strategi Quick On The Draw menurut (Ginnis di
Surmayani, 2103)
adalah sebagai berikut:
Siapkan satu set pertanyaan mengenai topik yang sedang dibahas. Buat cukup
salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di kartu
terpisah dan tiap set pertanyaan sebaiknya di kartu dengan warna berbeda.
Letakkan set pertanyaan tersebut di atas meja guru.
Bagi kelas ke dalam kelompok. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
Beri tiap kelompok meteri sumber. Satu materi sumber untuk tiap siswa.
Pada kata “mulai” satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru
mengambil pertanyaan pertama menurut warna kelompok mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis
jawaban di lembar kertas terpisah.
Jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika
jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambil, begitu seterusnya.
Saat satu siswa sedang “berlari” siswa lainnya membaca sumber dan
memahami isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan berikutnya
dengan efisien.
Kelompok pertama yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dinyatakan
sebagai “pemenang”.
Guru bersama siswa membahas semua pertanyaan dan membuat catatan
tertulis.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pada metode ini kecepatan membaca
sangatlah penting karena semakin cepat membaca maka akan semkin cepat pula
siswa dalam menemukan jawaban dari sumber materi yang telah diberikan guru
sebelumnya. Tetapi selain kecepatan membaca pemahaman materi juga Iebih
penting, agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab pertanyaan dari sumber
materi tersebut. Pemahaman membaca adalah proses kompleks yang melibatkan
6
pemanfaatan berbagai kemampuan yang berhasil maupun yang gagal. Setelah
membaca, seharusnya kita mampu mengingat informasi dalam suatu bacaan.
Gordon dalam Ulyawati (2009), menyatakan bahwa ada dan seberapa
banyak yang bisa kita ingat tergantung pada banyak faktor di antaranya adalah:
1.) Kita harus mampu memilih hal-hal penting dan materi yang kita baca dan
mampu menarik kesimpulan umum. Kita harus menemukan kata kunci.
2.) Kita harus mampu menarik kesimpulan.
Sebagian besar aktivitas ini tentu saja terjadi tanpa kita sadari, namun dengan
mengingatkan diri sendiri mengenai apa yang perlu kita lakukan, kita akan
bantu untuk melakukannya secara lebih efektif.
8
2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkan dengan ide-ide orang lain.
2.1.2. Membaca
2.1.2.1.Pengertian
Membaca merupakan aktifitas mental yang bertujuan untuk mencari
informasi yang terdapat dalam sebuah tulisan. Keterampilan membaca
merupakan pintu gerbang bagi masuknya konsep-konsep ilmu dalam otak (
Rachmadtullah, dkk, 2017). membaca pemahaman adalah “ kesanggupan
pembaca menyebutkan kembali isi bacaan argumentasi, ekspositori, atau
bacaan deskripsi
tentang suatu topik tertentu ( Razak di Aulia, 2012). Kegiatan membaca
meliputi 3 keterampilan dasar yaitu recording, decoding, dan meaning.
Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiakannya
dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan system tulisan yang digunakan. Proses
decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-
9
kata. Sedangkan meaning merupakan proses memahami makna yang
berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan
evaluatif. Proses recording dan decoding berlangsung pada siswa kelas awal,
sedangkan meaning lebih ditekankan pada kelas tinggi (Farida Rahim, 2008).
Dari beberapa pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa, membaca
merupakan Membaca merupakan suatu keterampilan untuk mendapatkan
informasi, untuk mengikuti atau mendapatkan suatu ilmu yang berkaitan
dengan apa yang dibaca (Aulia, 2012).
Jelas terlihat bahwa tampa aktivitas membaca maka manusia tak akan
memperoleh sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Kalau kondisi ini tetap
dibiarkan maka seseorang yang tidak pernah membaca akan tertinggal jauh
dari perkembangan dan peradapan dunia sekarang yang semakin berkembang.
2.1.2.2.Jenis-jenis membaca
a. Membaca Cepat
Membaca Cepat merupakan membaca yang mengutamakan
kecepatan dan tidak mengabaikan pemahaman isi bacaannya (Tampubolon
dalam Kurniawati, 2012). Membaca cepat adalah kemampuan membaca
dengan memperhatikan tujuan dari membaca (Kurniawati, 2012).
Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus
selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita
membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan
membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat
dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing
kecepatan membaca dapat diperlambat untuk memahami makna kata
tersebut.
b. Membaca Pemahaman
Membaca Pemahaman merupakan membaca yang mengutamakan
makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada
pikiran pembaca(Tarigan dalam Kurniawati, 2012). Hal tersebut termasuk
dalam membaca harus mengutamakan makna bacaan pada setiap hal yang
tertulis. Sama halnya dengan membaca cepat. Membaca pemahaman
merupakan sistem pemahaman bacaan dengan memperhitungkan waktu
10
baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Membaca
pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca untuk membina daya
nalar. Membaca dalam pembinaan daya nalar merupakan kegiatan
membaca yang dilakukan seseorang untuk memahami suatu makna yang
tersirat pada hal tertulis, maka sebab itu untuk memahami suatu makna
seseorang harus melatih daya nalar agar dapat menangkap makna yang
tersirat pada hal tertulis.
11
Menurut Ayuningrum(2016) Paragraf Narasi dapat dibedakan seperti
berikut ini:
a. Narasi Artistik/Sugestif
Narasi artistik yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak
dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Isinya bersifat fiktif. Narasi
sugestif/artistik merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian
macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca (Keraf dalam
Ayuningrum, 2016).
b. Narasi Ekspositorik
Narasi ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang
kehidupan seseorang yang penuh suka dan duka.Isinya bersifat cerita yang
diambil dari peristiwa atau pengalaman nyata. Misalnya, berupa cerita
peristiwa kecelakaan atau bencana alam yang menewaskan beberapa korban.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
Berikut adalah jenis data yang diperlukan dalam PTK:
a. Skor hasil pekerjaan secara individu dan kelompok pada latihan soal-soal.
b. Pernyataan verbal siswa dan guru yang diperoleh dari hasil wawancara
sehubungan dengan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap
materi.
c. Hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan oleh teman sejawat
di sekolah tersebut terhadap aktifitas praktisi dan siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh peneliti.
d. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran selama penelitian.
14
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipraktikan peneliti adalah model Kemmis dan
Taggart. Model in merupakan pengembangan dan modifikasi dari model dasar
Kurt Lewin( Sumini, Tampa Tahun). Hanya komponen tindakan (Acting) dan
pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan. Desian penelitian dapat dijelaskan
melalui table berikut :
15
Membuat soal evaluasi untuk mengukur ketercapaian penguasaan kosakata
bahasa Inggris.
b, Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan proses perlakuan tindakan.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran kosakata bahasa
Inggris di dalam kelas selama satu kali pertemuan.
3. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah menganalisis pelaksanaan pada siklus I.
Refleksi dilakukan untuk menilai pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan sebagai bahan perbaikan pada
pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus II. Refleksi digunakan sebagai
pedoman untuk perencanaan pada siklus II.
2. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek. Penelitian ini
menggunakan tes sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Menurut
Purnom (2011) Tes dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu tes formal dan
non formal. Dikatakan sebagai metode tes formal apabila dalam suatu kali
tatap muka di kelas seluruhnya digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan tes.
Tes formal ini dapat dikatakan sebagai indirect assessment (asesmen yang
bersifat tidak langsung). Artinya bahwa asesmen tersebut dilaksanakan secara
terpisah dengan kegiatan pembelajaran, sehingga balikan baru akan diperoleh
oleh para peserta didik pada pertemuan berikutnya setelah selesainya kegiatan
tes. Sedangkan Tes nonformal adalah tes yang dilaksanakan secara terintegrasi
dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Tes nonformal ini dapat
dikatakan pula sebagai tes langsung (tergolong ke dalam direct assessment).
Dikatakan sebagai direct assessment karena tes dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran. Pada saat itulah pendidik bisa melakukan
asesmen, yang secara langsung pendidik bisa memberikan feedback secara
langsung yang tidak harus ditunda-tunfa pelaksanaannya.
Berdasarkan pada pendapat para ahli maka format tes yang dapat
digunakan untuk memberikan penilaian tingkat pemahaman teks narasi pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas adalah pilihan ganda dan tes
uraian.
18
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi, soal tes, dan lembar catatan lapangan.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan data. Observasi dilakukan ketika proses pembelajaran
Pemahaman Teks Narasi dengan Metode Quick on The Draw berlangsung.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kegiatan guru
dalam penerapan strategi yang dilakukan. Lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kegiatan
guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Uraian mengenai lembar
observasi kegiatan guru dan siswa dijelaskan sebagai berikut.
1. Lembar observasi kegiatan siswa
Lembar observasi kegiatan siswa digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi kegiatan siswa digunakan
untuk mengamati segala sesuatu yang dilakukan siswa selama
pembelajaran berlangsung berdasarkan pada indikator-indikator yang
telah ditentukan. Kisi-kisi lembar observasi kegiatan siswa adalah
sebagai berikut:
19
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Variabel Sub Aspek Nomor
Variabel item
Kemampuan
siswa dalam
memahami Penerapan Metode quik on The
Teks Narasi. Proses 1) Draw
2. Soal Tes
20
3.5 Prosedur Penelitian
Secara umum langkah kegiatan pelaksanaan PTK pada kegiatan penelitian
Siklus I adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Pada tahap ini, rencana yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
Menyusun rancangan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Metode Quik
On The Draw untuk meningkatkan pemahaman tentang teks narrative pada
siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur.
Mengembangkan bahan ajar tentang teks narrative yang berorientasi pada
penerapan Metode Quik On The Draw dalam proses pembelajarandi kelas
Menyusun lembar observasi, lembar wawancara, an lembar dokumenter, dan
lembar tes untuk kegiatan pre test.
b. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran tentang teks narrative dengan menggunakan
Metode Quik On The Draw pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab.
Manggarai Timur sesuai dengan rencana yang telah disusun.
c. Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti dan seorang rekan sejawat di
kelas IX SMP Negeri 4 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur. Pengamatan ini untuk
mengidentifikasi kendala-kendala dan proses penerapan Metode Quik On The Draw
baik yang dihadapi siswa maupun guru selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil tindakan agar dapat memperbaiki
tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi ini dilakukan oleh semua tim peneliti. Siklus
dalam setiap tindakan ini diakhiri atau dihentikan dengan indikator sebagai berikut:
1. Hasil observasi telah menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah disusun dan memberikan nilai yang baik untuk
semua komponen
2. Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa siswa senang dengan
pembelajaran teks narrative dengan menggunakan Metode Quik On The Draw.
21
3. Hasil post tes telah menunjukkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan yang
berarti dalam memahami teks narrative(minimal siswa mencapai KKM yakni
75)
Dengan perhitungan sebagai berikut :
Menurut Aqib, dkk, (2009: 204), untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa,
digunakan rumus sebagai berikut:
a. Nilai individu dihitung dengan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
NA= × 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
22
Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi
yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam
bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Resti. (2012). Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Pada anak
tunarungu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 1 No. 2 Mei.
Purnomo, Bambang Hari. (2011). Metode Dan Teknik Pengumpulan Data Dalam
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jurnal Pengembangan
Pendidikan, Vol. 8, No. 1, hal 251-256.
24