01 GDL Veronicabe 303 1 Veronika - PDF
01 GDL Veronicabe 303 1 Veronika - PDF
Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa Nyaman
: Nyeri Akut Pada Tn. E Dengan Post Operasi Orif Atas Indikasi Fraktur
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
4. Tyas Ardi Suminarsis, S.,Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah
6. Orang tua, suami dan anak yang selalu mendampingi dan mendukung saya
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ............................................................................... 6
D. Perencanaan ............................................................................ 10
E. Implementasi ........................................................................... 11
F. Evaluasi ................................................................................... 13
A. Pembahasan ............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perhubungan (2005) jumlah korban kecelakaan lalu lintas tahun 2005 terdapat
kecelakaan di jalan raya, maka dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu
kasus kecelakaan. WHO mencatat, hingga saat ini sebanyak 50 juta orang
yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa. Pada pasien fraktur
akan timbul nyeri dimana hal ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien
(Pierce & Neil, 2006). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cidera, trauma yang
(Elizabeth, 2009).
Fraktur dapat terjadi di beberapa titik di sepanjang tulang, termasuk
fraktur klavikula yang terbagi menjadi beberapa tipe, tipe I terjadi dibagian
pada fraktur klavikula salah satunya dengan cara pembedahan atau operasi
(Greenberg, 2007).
terbuka dengan fiksasi iterna (Open Reduction and Internal Fixation/ ORIF)
(Greenberg, 2007). Masalah yang muncul setelah pasien operasi, pasien telah
ambulasi berjalan karena luka bekas operasi dan luka bekas trauma, serta
dan disebabkan oleh stimulus tertentu (Saryono, 2005). Klasifikasi nyeri ada
dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik
jaringan aktual atau potensial, terjadi secara tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, terjadi secara tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi secara konstan
atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
bahwa Tn. E mengeluh nyeri, nyeri yang dirasakan seperti linu- linu dengan
Nyeri Akut pada Tn. E dengan post Operasi ORIF Atas Indikasi Fraktur
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
nyeri akut pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas indikasi fraktur
clavicula sinistra.
dengan nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula
sinistra.
nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. E dengan nyeri akut post
dengan nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula
sinistra.
C. Manfaat Penulisan
Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra
keperawatan.
2. Institusi pendidikan keperawatan
dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra
3. Penulis
keperawatan pada pasien dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi
4. Pembaca
pada pasien post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas klien
Dari hasil pengkajian pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB,
didapatkan hasil identitas klien bernama Tn. E, usia 43 tahun, agama Islam,
adalah Ny. H usia 40 tahun, pendidikan SMK, seorang ibu rumah tangga,
B. Pengkajian
dirasakan Tn. E adalah mengeluh nyeri pada bahu kiri dengan riwayat
kesehatan sekarang adalah sebagai berikut, pada tanggal 19 April 2013 pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas, pada saat kejadian pasien tidak sadarkan
diri, setelah sadar pasien merasakan bahu kiri tidak dapat digerakkan dan
terasa sakit. Pada tanggal 20 April 2013 oleh keluarga dibawa ke IGD RS.
Panti Waluyo Surakarta jam 05.15 WIB, saat di IGD klien diperiksa dan
didapatkan hasil bahwa klien mengalami fraktur clavicula sinistra dan harus
segera dilakukan operasi ORIF, di IGD klien mendapat terapi berupa infuse
Pada tanggal 21 April 2013 dilakukan operasi ORIF atas indikasi fraktur
operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi, nyeri
dirasakan klien seperti linu-linu, klien tampak meringis menahan sakit. Klien
sakit apapun dan bisa beraktivitas seperti biasa. Selama sakit klien mengeluh
nyeri pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan
skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Sebelum sakit klien
Pada pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien mengatakan dapat
(nilainya = 0). Selama sakit, klien mengatakan hari pertama post operasi
ORIF hanya dapat berbaring di tempat tidur dan dibantu keluarga dalam
sehari kurang lebih 8 jam perhari dan tidak pernah memakai obat tidur.
Selama sakit klien mengatakan dapat tidur kurang lebih 6 jam perhari tetapi
tanda-tanda vital didapat: tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5 derajat
normal. Hidung simetris, tidak ada polip. Telinga simetris, ada sedikit
operasi tertutup kassa dan tidak ada rembesan. Hasil pemeriksaan paru
palpasi: vocal fremitus kanan sama dengan kiri; perkusi: sonor; auskultasi:
tidak tampak; palpasi: ictus cordis teraba di SIC V; perkusi: bunyi pekak,
abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:
peristaltic usus 20x/menit, palpasi: tidak ada pembesaran hepar, tidak ada
tpm, bahu kiri sudah dilakukan tindakan post operasi ORIF sehingga
pergerakan terbatas, tidak ada oedem, pada kaki tidak terdapat luka sehingga
pergerakan bebas.
Leukosit: 21.100 /mm3 ( N: 4,5-11,0 /mm3 ), Trombosit: 288.000 u/l (N: 150-
Terapi medik yang diberikan tanggal 22-24 April 2013 yaitu infuse RL
infeksi kulit, Ketesse 2x25mg untuk mengurangi nyeri post operasi, Calplex
yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat yaitu nyeri
provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti
linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan data
objektif post operasi hari pertama klien tampak meringis menahan sakit.
D. Perencanaan
klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil, skala nyeri berkurang menjadi 1,
umum klien dengan rasional berguna untuk mengetahui keadaan atau respon
klien. Kaji ulang tingkat nyeri klien meliputi provocate/faktor pencetus nyeri,
farmakologi.
E. Implementasi
22 April 2013 pada jam 11.15 WIB mengobservasi keadaan umum klien,
dengan respon subjektif klien mengatakan badan terasa lemah, dan respon
objektif klien post operasi hari pertama, klien tampak hanya tiduran. Pada jam
11.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon
subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat
post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu
kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari
pertama klien tampak meringis menahan sakit. Pada jam 11.30 WIB
tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit, suhu 36,5 derajat celsius. Pada jam 12.30 WIB mengajarkan pada klien
mengalihkan nyeri dengan nafas dalam dan respon objektif klien tampak
lebih rileks.
mengatakan keadaanya baik dan respon objektif post operasi hari kedua
klien tampak sudah duduk dan berjalan. Pada jam 08.15 WIB mengkaji ulang
masih merasa nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi,
quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale =
skala nyeri 5, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari
kedua klien tampak menahan sakitnya. Pada jam 08.30 WIB memonitor
120/60 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36
derajat celsius. Pada jam 11.30 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam, dengan respon subjektif klien mengatakan masih ingat cara relaksasi
nafas dalam dan respon objektif tampak pasien melakukan tehnik relaksasi
nafas dalam. Pada jam 14.00 WIB memberikan terapi analgesik ketesse
25mg, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia minum obat dan
klien mengatakan keadaannya baik badan tidak terasa lemas dan dan respon
objektif post operasi hari ketiga klien tampak sudah duduk dan berjalan. Pada
jam 08.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon
= nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu,
region= bahu kiri, scale = skala nyeri 3, time = hilang timbul dan respon
objektif post operasi hari ketiga klien tampak lebih rileks. Pada jam 08.30
menit, suhu 36,5 derajat celsius. Pada jam 10.00 WIB menganjurkan
melakukan tehnik relaksasi bila teasa nyeri, dengan respon subjektif klien
bersedia melakukan tehnik relasasi bila terasa nyeri dan respon objektif
tampak pasien mau melakukan relaksasi saat terasa nyeri. Pada jam 14.00
klien mengatakan bersedia minum obat dan respon objektif tampak obat
F. Evaluasi
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri
pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri
yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =
hilang timbul dan hasil observasi post operasi hari pertama klien tampak
meringis menahan sakit, dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah
observasi keadaan umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST),
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan masih
merasa nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi, quality =
nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time
= hilang timbul dan respon objektif post operasi hari kedua klien tampak
observasi keadaan umum klien, kaji tingkat nyeri klien (PQRST), monitor
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri
quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region = bahu kiri, scale =
skala 3, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga
klien tampak lebih rileks. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah
keperawatan nyeri tidak teratasi (skala nyeri sudah berkurang dan klien sudah
klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST) dan anjurkan klien rutin minum
Dalam BAB ini penulis akan membahas studi kasus asuhan keperawatan
yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di Ruang Cempaka RS.
nyaman pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula
sinistra.
A. Pembahasan
1. Pengkajian
pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan
didapatkan hasil inspeksi : luka bekas operasi tertutup kassa dan tidak ada
rembesan.
Dari tindakan operasi ORIF tersebut dapat menimbulkan
operasi ORIF, klien mengeluh nyeri pada luka post operasi, nyeri yang
dirasakan seperti linu- linu, dengan skala 5, nyeri yang dirasakan hilang
timbul dan dari hasil observasi, klien tampak meringis menahan sakit.
kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005). Nyeri
diagnostik atau prosedur invasif (Judha, 2012). Dari hasil wawancara Tn.
E mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dan hasil observasi terdapat
Tingkat nyeri dimulai dari 0-10 adalah sebagai berikut: skala angka
0-1: tidak nyeri, 2-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-8: nyeri berat, 9-
10: nyeri hebat (Judha, dkk, 2012). Dari hasil wawancara klien
mengatakan nyeri yang dirasakan linu- linu dengan skala nyeri 5 dan hasil
sensasi, dan fase pasca nyeri fase antisipasi memungkinkan individu untuk
memahami nyeri, untuk belajar, dan mendapatkan gambaran tentang nyeri
itu sendiri. Pada fase sensasi, saat terjadi nyeri banyak perilaku yang dapat
Dimana dari hasil wawancara Tn. E mengeluh nyeri pada luka post
operasi, nyeri seperti linu- linu, dengan skala 5, nyeri yang dirasakan
hilang timbul dan hasil observasi, klien tampak meringis menahan sakit.
tubuh untuk menoleransi dan juga oleh berat ringannya sensasi nyeri itu
sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
ORIF hari pertama yaitu termasuk nyeri akut, batasan karakteristik pada
nyeri akut antara lain adalah perubahan selera makan, perubahan tekanan
perilaku meringis dan gelisah (Nanda,2009). Hal ini sesuai dengan teori
menurut Nanda bahwa pada kasus Tn. E ditemukan data subjektif Tn. E
mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, provocate = nyeri akibat post
operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri,
scale = skala 5, time = hilang timbul dan data objektif post operasi hari
cidera fisik : post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.
3. Intervensi
untuk mengetahui keadaan atau respon klien. Kaji ulang tingkat nyeri klien
meliputi provocate/faktor pencetus nyeri, quality/kualitas nyeri,
4. Implementasi
(Judha, dkk, 2012). Pada Tn. E didapatkan hasil dengan respon subjektif
klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat post
operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri,
scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari
adanya perubahan sistem tubuh pasien. Tanda vital meliputi tekanan darah,
denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu (Hidayat, 2005). Pada Tn. E
per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5 derajat celsius.
sangat efektif digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri pada Tn. E dengan
cara tarik nafas dalam dan terbukti membuat Tn. E mampu menahan
nyerinya.
5. Evaluasi
tujuan (Potter & Perry, 2005). Pada evaluasi penulis sudah sesuai teori
yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif (S), Objektif (O), Assesment (A),
Planning (P)
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan oleh penulis pada Tn.
evaluasi pada Tn. E tanggal 22 April 2013 masalah nyeri belum teratasi
bekas operasi, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang
hilang timbul dan hasil observasi post operasi hari pertama klien tampak
umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), monitor tanda-tanda
vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program terapi sesuai advis
dokter.
nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri
yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =
hilang timbul dan respon objektif post operasi hari kedua klien tampak
umum klien, kaji tingkat nyeri klien (PQRST), monitor tanda-tanda vital,
dokter.
time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga klien
tampak lebih rileks. Intervensi yang dipertahankan yaitu kaji ulang tingkat
nyeri klien dan anjurkan klien untuk rutin minum obat sesuai advis dokter.
observasi bahwa Tn. E masih mengeluh nyeri pada luka post operasi dan
1. Kesimpulan
nyaman nyeri post operasi ORIF hari pertama adalah data subjektif Tn.
bahu kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan data objektif post
akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra. Tujuan
vital, ajarkan pada klien teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tim
ketesse 25mg.
quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale
22-24 April 2013, klien masih mengeluh nyeri pada luka post operasi,
kesembuhan klien.
c. Bagi Pembaca
Brunner & Suddart, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Alih Bahasa
Rini, M.A, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Corwin, Elizabeth, J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Alih Bahasa Nike
Budhi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Grace, Pierce, A & Borley, Neil, R, 2007, Surgery at a Glance, Edisi 3, Penerbit
Erlangga, Semarang
Hartati, T, 2008, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri pada
Anak Usia Sekolah, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42088796.pdf. Diakses pada tanggal
26 April 2013 jam 11.30 WIB.
Judha, Mohamad, Sudarti, Fauziah, Afroh, 2012, Teori Pengukuran Nyeri dan
Nyeri Persalinan, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
Kusmarjathi, N.K, 2009, Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi ORIF Dalam
Jurnal Ilmiah Keperawatan. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/
21097276.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2012 jam 12.05 WIB.
Wilkinson, Judith M., 2006, Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions
and NOC Outcomes, 7th Ed, Penerjemah Widyawati, S.Kep., M. Kes.,
dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta