Angin Matahari
Single Event Latch-up
pada Satelit LAPAN-TUBSAT Pengamatan Matahari
dari Ruang Angkasa
ISSN 2303-2707
Review :
Cuaca Antariksa
3 Dampak Sintilasi Ionosferpada
daftar isi
Akurasi Navigasi dan Posisi GNSS
6 Angin Matahari
Diterbitkan oleh
9 Interplanetary Magnetic Field (IMF)
Pusat Sains Antariksa (Pussainsa)
LAPAN 10 Anomali pada Satelit LAPAN-
TUBSAT
Pelindung
Kepala LAPAN Cuaca Antariksa
Deputi Bidang Sains, Pengkajian 12 Aktivitas Matahari 17 Single Event Latch-Up
dan Informasi Kedirgantaraan
13 Aktivitas Geomagnet pada Satelit LAPAN-
Penanggung Jawab TUBSAT
14 Indeks T Regional
Kepala Pusat Sains Antariksa 19 Kalender Astronomi
Indonesia
Redaktur 15 Review : 20 Teka Teki Silang
Drs. Jiyo, M.Si. Cuaca Antariksa
Editor
Irvan Fajar Syidik, S.T.
Johan Muhamad, S.Si
Annis Siradj Mardiani,A.Md
SALAM REDAKSI
Pembaca yang budiman, selamat Salah satu dampak langsung cuaca
Kontributor berjumpa kembali dengan Buletin antariksa ekstrem dapat dilihat pada
Asnawi, M.Sc. Cuaca Antariksa edisi ini. Tak terasa gangguan sistem operasional satelit,
Rasdewita Kesumaningrum, M.Si kita sudah sampai pada edisi terakhir termasuk pada satelit milik LAPAN
Santi Sulistiani, S.Si. tahun 2013. Kami berharap, pembaca yaitu satelit LAPAN-TUBSAT.
Fitri Nuraeni, M.Si. dapat mengambil banyak manfaat dari Pembaca dapat melihat bagaimana
Visca Welyanita, M.Si. artikel-artikel yang disajikan pada dampak cuaca antariksa ekstrem
Drs. A. Gunawan Admiranto
Buletin Cuaca Antariksa edisi ini dan tersebut terhadap satelit pertama yang
Nayla Najati, S.T.
Varuliantor Dear, S.T.
edisi sebelumnya. Besar harapan kami, dibuat oleh LAPAN tersebut. Selain itu,
Buletin ini dapat menambah kami juga menyampaikan artikel
Penata Letak pemahaman pembaca tentang mengenai dampak lain cuaca antariksa
Endah Oktaviani, S.Ds. fenomena cuaca antariksa terhadap kehidupan manusia.
Untuk menutup tahun 2013, kami Fenomena antariksa lainnya yang kami
Sekretariat menyampaikan beberapa artikel yang angkat pada edisi ini ialah sintilasi
Neneng Destiani, S.E. berkaitan dengan fenomena ruang ionosfer. Sintilasi ionosfer dapat
antar planet dan pengaruhnya terhadap berdampak pada akurasi sistem navigasi
Alamat ke h i d u p a n m a nu s i a d i B u m i . berbasis satelit. Dengan adanya artikel
Jl. Dr. Djundjunan No.133 Pemahaman tentang dinamika ruang ini kami berharap pembaca dapat
Bandung 40173 antar planet didasari oleh pemahaman mengenal pengaruh perubahan cuaca
Telepon: (022) 6012 602 / 6038 005 mengenai fenomena angin matahari. antariksa terhadap teknologi masa kini.
Fax: (022) 6014 998 / 6038 005
HP: 0813 2121 0002
Oleh karena itu, pada edisi ini kami Tidak lupa kami sampaikan juga
sampaikan artikel mengenai angin artikel-artikel ulasan mengenai kondisi
matahari yang menjelaskan tentang cuaca antariksa dalam beberapa bulan
sumber terjadinya dan dinamikanya di terakhir.
ruang antar planet. Kami juga Semoga pembaca dapat mengambil
melengkapi pembahasan tersebut banyak manfaat dari artikel-artikel yang
Untuk pemesanan Buletin dengan artikel mengenai medan kami sampaikan. Kritik dan saran yang
Cuaca Antariksa magnet ruang antar planet membangun sangat kami harapkan agar
Kirim faks permohonan (Interplanetary Magnetic Field). Medan buletin ini semakin memuaskan
langganan Buletin Cuaca magnet di ruang antar planet ini pembaca. Akhir kata, kami ucapkan
menjadi parameter penting yang selamat membaca edisi kali ini bagi
Antariksa ke : menghubungkan angin matahari semua pembaca setia Buletin Cuaca
(022) 6038 005 dengan Bumi. Perubahan kondisi Antariksa.
medan magnet di ruang antar planet
Kontak : dapat berpengaruh langsung terhadap
keadaan di lingkungan Bumi. ISSN 2303-2707
Annis Siradj
0813 2121 0002 Gmbar : http://www.mrwallpaper.com/lazarus-nebula-wallpaper/
Dampak Sintilasi Ionosfer adalah pengamatan maka pada saat
mengukur jarak kita harus
pada Akurasi Navigasi & Posisi GNSS menentukan kecepatan propagasi
sinyal yang diasumsikan sama
dengan kecepatan cahaya di ruang
hampa. Tetapi kenyataannya selama
Oleh : Asnawi
komponen kontrol untuk propagasi, sinyal GNSS tidak
memantau kesehatan satelit, koreksi menjalar di ruang hampa melainkan
Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi
jam satelit dan orbit. melalui ionosfer yang mengubah
Aplikasi GNSS yang utama kecepatannya dan juga
adalah untuk penentuan posisi membelokkan arah propagasinya.
GNSS, Global Navigation menggunakan metode triliterasi Kemudian sinyal tersebut melewati
Satellite System. yaitu pencarian titik yang tidak troposfer yang bukan ruang hampa
diketahui berdasarkan jaraknya ke sehingga kecepatannya juga
Sistem navigasi dan penentuan
tiga titik yang diketahui. Titik yang berubah. Selain itu, pengamatan
posisi saat ini telah berkembang
diketahui adalah minimal tiga waktu propagasi juga dipengaruhi
pesat dengan meng gunakan
koordinat satelit GNSS, dan oleh sinkronisasi jam satelit dan jam
teknologi satelit, yang menyediakan
koordinat yang tidak diketahui penerima, kesalahan jam satelit,
fitur penentuan posisi bumi (geo-
adalah lokasi penerima GNSS. Titik kesalahan penentuan koordinat
positioning) otomatis dengan cakupan
yang dicari adalah merupakan satelit atau orbit, multipath dan
global. Istilah umum yang digunakan
perpotongan dari tiga bola dengan derau penerima. Setelah SA (Selective
untuk sistem navigasi satelit pada
jari-jari sepanjang jarak satelit ke Availability) tidak aktif, sumber
saat ini adalah GNSS ( Global
penerima GNSS. kesalahan penentuan jarak satelit
Navigation Satellite System). GNSS
bersumber dari ionosfer yang
terdiri dari gabungan konstelasi Aplikasi GNSS telah
ordenya bisa mencapai puluhan
satelit navigasi. Konstelasi yang berkembang secara luas dan cepat
meter.
sudah beroperasi saat ini adalah GPS dalam berbagai bidang seperti
(Amerika Serikat), GLONASS manajemen transportasi udara, laut,
(Rusia), GALILEO (Eropa), IRNSS dan darat, untuk pertanian,
(India), COMPAS (China), dan membantu menebar benih,
QZSS (Jepang). Pada saat ini GNSS menentukan batas lahan tanam,
mencakup tiga teknologi satelit untuk rekreasi wisata alam,
utama, yakni: GPS, GLONASS, dan traveling, pendakian gunung, untuk
GALILEO. Masing-masing terdiri penelitian kandungan uap air di
dari tiga segmen utama, yakni: atmosfer, monitoring ionosfer,
? Komponen angkasa satelit (space untuk perbankan yaitu akurasi
segment), waktu klering dan lain sebagainya.
Gambar 1. Tiga Komponen Utama dari
? Komponen kontrol ( control Akurasi Posisi system GNSS.
segment), Ada beberapa tingkat ketelitian
? Komponen peng guna ( user penentuan posisi yaitu tingkat
segment). meter, sub-meter dan sentimeter
Ketiga komponen GPS (Global bahkan milimeter, yang bergantung
Positioning System), GLONASS dan kepada jenis penerima dan metode
GALILEO masing-masing memiliki pengukurannya. Akurasi
fungsi yang hampir sama, dan pengukuran GNSS dipengaruhi
ketiganya membentuk teknologi oleh pengukukuran jarak satelit dari
GNSS yang saling melengkapi. penerima GNSS dan geometri
satelit GNSS. Pengukuran jarak
S e c a r a u mu m ko m p o n e n
satelit GNSS dari penerima
angkasa adalah konstelasi satelit
dipengaruhi oleh akurasi Gambar 2. Lokasi penerima GPS (hijau)
GNSS yang mengorbit mengelilingi adalah hasil perpotongan tiga sinyal satelit
perhitungan jarak dari pengamatan
bumi dan akan mengirimkan sinyal GPS yang berbentuk bola (merah).
waktu propagasi sinyal GNSS dari
pada penerima (receiver) di bumi. Pewaktu dikirimkan oleh satelit ke empat
satelit menuju penerima. Jika waktu (garis kuning) (Sumber: How GPS work,
Komponen angkasa selalu
propagasi sudah diperoleh dan itu http://xenon. colorado. edu).
dimonitor (uplink – downlink) oleh
(a)
Gambar 1. Ekor komet - yang arahnya selalu menjauhi matahari - Gambar 2. Aliran angin matahari dapat menjangkau seluruh Tata Surya
terbentuk akibat hembusan angin matahari. (Sumber: yang menyerupai putaran air di taman, yang kadang-kadang disebut
http://science.nationalgeographic.com). ballerina skirt. (Sumber:http://wso.stanford.edu/gifs/HCS.html)
Anomali pada
Satelit LAPAN-TUBSAT
Gambar 3-1a. : Real time telemetry normal Gambar 3-1b. : Real time telemetry
pasca gangguan
Tiada hari tanpa bintik matahari Juli, dua buah filamen bererupsi di September 2013 63.5
pada permukaan matahari selama matahari. Erupsi pertama terlihat 62.5
Oktober 2013
bulan Juni-Agustus 2013, beberapa sebagai lengkungan magnet di tepi
di antaranya memiliki konfigurasi kuadran selatan-barat matahari. November 2013 61.5
magnet yang potensial menghasilkan Filamen kedua yang Desember 2013 60.4
flare kuat. Banyak terjadi peristiwa menghubungkan NOAA 1800 dan
flare di matahari, dominasi flare kelas 1805 bererupsi segera setelah yang Januari 2014 59.3
C dan banyak flare kelas M, beberapa pertama. Kedua ledakan tersebut Februari 2014 58.2
di antaranya disertai oleh CME. melontarkan CME ke angkasa yang
Namun tak semua CME tersebut keduanya tidak mengarah ke bumi. Maret 2014 57
mengarah dan berdampak ke bumi. Daerah aktif NOAA 1817 April 2014 55,9
Tanggal 5 Juni pukul 09:12 UT, menghasilkan sebuah flare LDE Mei 2014 54,8
SOHO/LASCO C2 mendeteksi kelas M1.4 yang mencapai puncak
sebuah CME halo sebagian yang pukul 19:33 UT. Flare LDE ini Juni 2014 53.6
berasosiasi dengan sebuah flare LDE disertai oleh CME yang relatif cepat Juli 2014 52.5
kelas M1.3 yang mencapai puncak (laju 1000 km/s) dan sebuah
Agustus 2014 51.4
pukul 08:57 UT di daerah aktif semburan radio tipe II. Tanggal 20
NOAA 1762 yang berkonfigurasi dan 21 Agustus diamati dua buah Keterangan: Prediksi ini tidak
medan magnet fotosfer beta- CME yang berasosiasi dengan memodelkan kemungkinan kemunculan
gamma-delta. CME ini memiliki erupsi filamen. Kedua CME ini dua puncak dalam satu siklus.
lebar sudut sekitar 200° dan laju tidak mengarah ke bumi. Flare LDE
sekitar 300 km/s, mengarah ke lain terjadi tanggal 30 Agustus yang
selatan dan tidak mencapai bumi. juga disertai oleh CME dan
Sebuah flare M5.9 terjadi tanggal 7 semburan radio tipe II. Flare LDE
Juni di daerah aktif yang sama, kelas C8.3 ini berasal dari daerah
mencapai puncak pukul 22:49 UT aktif NOAA 1836 yang berlokasi di
dan berasosiasi dengan CME halo N13E43.
sebagian yang pertama kali dideteksi Siklus matahari ke-24 adalah
SOHO/LASCO C2 pukul 23:12 siklus matahari terlemah dalam 50
UT. CME ini memiliki lebar sudut Gambar 1. Peristiwa erupsi filamen yang
tahun terakhir. Fisikawan matahari
sekitar 150° dan laju sekitar 700 direkam oleh instrumen SDO tanggal 26
dari Goddard Space Flight Center, Dean Juli 2013. (Sumber: Solar Dynamic
km/s, mengarah ke selatan dan Pesnell, menyatakan bahwa siklus Observatory)
mencapai bumi tanggal 10 Juni. ke-24 berpuncak ganda dan puncak
Tanggal 21 Juni terjadi flare M2.9 di kedua belum terjadi. Siklus matahari
NOAA 1777 yang berasosiasi y a n g l e m a h j u g a d i ke t a h u i
deng an CME namun tidak menghasilkan flare yang sangat kuat.
berdampak pada geomagnet. Badai matahari terkuat dalam
Sebuah flare M2.9 lain terjadi di sejarah, pada tahun 1859, terjadi
NOAA 1778 tanggal 23 Juni, dalam sebuah siklus matahari yang
mencapai puncak pukul 20:56 UT. relatif rendah seperti ini. Kita masih
Aktivitas matahari bulan Juli perlu bersiap akan terjadinya
relatif lebih rendah dibandingkan peristiwa yang kuat walaupun
dengan Juni walaupun masih terjadi aktivitas matahari masih rendah.p
banyak flare kelas C. Flare paling kuat Sumber: spaceweather.com; sidc.oma.be
selama bulan Juli adalah flare M1.5 Gambar 2. CME yang menyertai erupsi
yang terjadi tanggal 3 Juli, mencapai filamen tanggal 26 Juli 2013, dideteksi oleh
puncak pukul 07:08 UT. Tanggal 26 SOHO/LASCO C3. (Sumber: Solar and
Heliospheric Observatory)
Gambar 1. Indeks Dst bulan Juni 2013 memperlihatkan 3 kejadian badai magnet besar pada tanggal 1 Juni dan
moderate pada tanggal 7 dan 29 Juni.
Gambar 2. Indeks Dst bulan Juli 2013 memperlihatkan 3 kejadian badai magnet moderate pada tanggal 6, 10 dan 14 Juli.
Gambar 3. Indeks Dst bulan Agustus 2013 memperlihatkan 2 kejadian badai magnet kecil pada tanggal 4 dan 27
Agustus.
Dari pengamatan jaringan stasiun ALE (Automatic sedangkan pada dini hari sampai fajar, peluang
Link Establishment) sirkit Watukosek – Bandung (WTK- keberhasilan komunikasi pada kanal frekuensi amatir
BDG) selama bulan Agustus 2013 dapat dilihat bahwa sangat kecil. Sebagai acuan pemilihan frekuensi serta
keberhasilan komunikasi cukup tinggi pada frekuensi 7, waktu komunikasi selama bulan Oktober –Desember
10, 14 MHz, sedangkan keberhasilan komunikasi pada 2013, operator dapat melihatnya pada buku prediksi
frekuensi 18 MHz umumnya terjadi pada waktu siang frekuensi komunikasi HF triwulan IV – 2013 yang
sampai sore hari. Namun pada sirkit Manado-Bandung diterbitkan oleh PUSSAINSA LAPAN. Tabel di
(MDC-BDG) selama bulan Agustus 2013, dapat dilihat samping memuat prakiraan indeks T regional Indonesia
bahwa keberhasilan komunikasi pada frekuensi 18, 21, 25 periode Oktober 2013 – September 2014.¥
dan 28 MHz cukup tinggi pada siang hingga sore hari
Regional
81
Th. 2013 79
76
74
71
69
67
Th. 2014
66
64
63
61
60
LAPAN-TUBSAT adalah satelit melewati ruang angkasa yang Pengaruh dari kenaikan temperatur
riset milik Indonesia berbentuk banyak mengandung partikel bisa merusakkan perangkat itu
kotak berukuran 45cm x 45cm x berenergi tinggi (South Atlantic sendiri maupun mempengaruhi
27cm dengan massa 56 kg. Sub Anomaly, SAA). Aktivitas matahari kinerja perangkat yang berada di
sistem satelit ditempatkan di dua rak, juga mengakibatkan ada beberapa dekatnya. Untuk mengembalikan
yaitu bagian atas dan bagian bawah. kawasan di belahan bumi yang perangkat pada kondisi normal,
Bagian bawah berisi sistem memiliki kerapatan partikel yang maka suplai daya harus dimatikan
pengendalian sikap (3 buah reaction tinggi, yaitu daerah SAA dan kutub. ( turn-off ), kemudian dihidupkan
wheel , 3 buah giro laser serat optik, 1 Gambar 1 memperlihatkan daerah kembali (turn-on). Operator satelit
buah sensor bintang, 3 koil magnetic dengan tingkat kerapatan partikel LAPAN-TUBSAT melakukan
coil, dan 3 buah sel surya GaAs), pada keting gian 500 km tindakan ini bila dalam operasi
sistem telemetri dan telecommand, berdasarkan garis lintang dan garis pemantauan kesehatan satelit terjadi
muatan kamera dengan fokus 1000 bujurnya. kondisi SEL tersebut.
mm dan sistem transmisi S-Band. L A PA N - T U B S A T t e l a h Pengamatan terhadap kejadian
Sedangkan bagian atas berisi baterai, beroperasi selama lebih dari 7 tahun, SEL pada satelit LAPAN-TUBSAT
sistem kontrol catu daya dan dalam kurun waktu tersebut ada dilakukan pada rentang waktu
pengaturan data (Power Control and perangkat satelit yang mengalami Februari 2010 sd. sampai dengan
Data Handling/PCDH), sebuah air anomali yang dikenal sebagai SEL Desember 2011 untuk mengetahui
coil, serta kamera resolusi rendah (Single Event Latch-up). Pada kondisi lokasi terjadinya kondisi tersebut.
dengan fokus 50 mm. ini perangkat mengalami kondisi Selama proses pengamatan, tercatat
Satelit ini berada pada orbit high-current. Saat terjadi SEL, arus 81 kejadian, dengan perincian 41
rendah (Low Earth Orbit, LEO) yaitu yang mengalir relatif lebih besar, kejadian terjadi pada tahun 2010 dan
pada ketinggian 630 km. Dalam sehingga menaikkan temperatur 40 kejadian pada tahun 2011.
sehari satelit ini beberapa kali daerah/ruang di sekitarnya. Berdasarkan data tersebut, pada
Gmbar : http://www.mrwallpaper.com/lazarus-nebula-wallpaper/
2 3 4 5 JAWABAN TTS
Vol.3/No.1 Juli-September 2013
MENDATAR
6 7 8 1. CAVITY
3. KORONAGRAF
8. GELEMBUNGPLASMA
9 11. PI
13. CME
15. PERTURBASI
16. PROMINENSA
10 17. SSC
18. APHELIUM
11 19. NOAA1748
20. DEBRIS
12
13 14 15 MENURUN
1. CIR
16 17 2. LEARMONTH
4. RADIATIONBELT
5. EQUINOX
6. MAGNETOPAUSE
7. VLF
8. GISTM
18 19
9. LEO
10. SID
12. GEOSTASIONER
14. SINTILASI
20
MENDATAR MENURUN
1. Pancaran gelombang radio dari matahari yang 1. Penyebab terjadinya IMF
tidak dapat menembus bumi 3. Hubble of the Sun
2. Sistem navigasi berbasis satelit 5. Orbit satelit pada ketinggian sekitar 630 km
4. Pengukuran dan pelaporan informasi pada jarak 7. Daerah disekitar ekuator matahari tempat
yang jauh berasalanya angin matahari lambat
6. Kegagalan sinkronisasi pada blok PLL akibat 8. Konstelasi satelit navigasi milik China
adanya fenomena sintilasi 9. Metode pencarian titik berdasarkan tiga referensi
9. Parameter keluaran menggunakan GPS untuk koordinat satelit
penelitian lapisan Ionosfer 14. Perambatan gelombang radio
10. Transmisi sinyal dari Space Segment ke Ground 15. Pola garis medan magnet diruang antar planet
Segment 17. Salah satu perangkat pengamat lapisan ionosfer
11. Kondisi yang dialami LAPAN-TUBSAT yang 18. Satelit pengamat matahari dengan misi utama
menyebabkan gangguan pada sensor bintang pengamatan CME secara 3 dimensi
12. Medan Magnet diruang antar planet
13. Transmisi sinyal dari Ground Segment ke Space
Segment
16. Lokasi terjadinya tumbukan antara medan
magnetik matahari dengan medium antar bintang
19. Satelit pengganti Ulysses
20. Misi satelit LAPAN-TUBSAT
Gmbar : http://www.mrwallpaper.com/lazarus-nebula-wallpaper/