Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN THALASEMIA

OLEH :
KELOMPOK III

1. DWI TYA DANTA (18.14201.90.04 P)


2. YURIKA (18.14201.90.01)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2019
A. KONSEP DASAR THALASEMIA
1) Pengertian
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi
kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit
menjadi pendek (kurang dari 100 hari )
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang
diturunkan secara resesif, secara melokuler dibedakan menjadi thalasemia alfa
dan beta, sedangkan secra klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan minor.
(Padila, 2002)
Thalasemia adalah penyakit keturunan yang diakibatkan oleh kegagalan
pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk
haemoglobin, sehingga haemoglobin tidak terbentuk sempurna. Tubuh tidak
dapat memberntuk sel darah merah yang normal, sehingga sel darah merah mudah
rusak atau berumur pendek kurang dari 120 hari dan terjadilah anemia
(Herdata.N.H. 2008 dan Tamam.M. 2009)

2) Anatomi dan Fisiologi

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang


menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan
oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil
limbah lainnya. Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma),
yang sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein
utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi
(imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-
hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin.

Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga:


1. merupakan cadangan air untuk tubuh.
2. mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah.
3. membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
Bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan
bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika
protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan
mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai
dengan kebutuhan.

Komponen Sel
1. Sel darah merah (eritrosit).
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam
keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah
mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah
berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan
dan kembali ke paru-paru.

2. Sel darah putih (leukosit).


Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih
untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih
yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan
infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.
a. Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung
granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi
tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-
sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur,
belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).
b. Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan
terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel
kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau
sel plasma).
c. Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan
perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
d. Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam
respon alergi.
e. Basofil juga berperan dalam respon alergi.

3. Platelet (trombosit).
Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada
sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme
perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul
dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah
mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan
menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh
darah dan menghentikan perdarahan.
Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu
mempermudah pembekuan.

3) Etiologi
a. Penyebab primer
 Berkurangnya sintesis Hb A
 Eritropoesis yang tidak efektif
 Penghancuran sel-sel eritrosit intrameduler
b. Penyebab sekunder
 Defisiensi asam folat
 Bertambahnya volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan
hemodilusi
 Destruksi eritrosit oleh sistem retikuloendotelial dalam limfa dan hati

4) Manifestasi Klinis
 Letargi
 Pucat
 Kelemahan
 Anoreksia
 Diare
 Sesak napas
 Pembesaran limfa dan hepar
 Ikterik ringan
 Penipisan kortek tulang panjang tangan dan kaki
 Penebalan tulang kranial

5) Komplikasi
1. Akibat anemia yang berat dan lama sering terjadi gagal jantung
2. Tranfusi darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis mengalibatkan kadar
besi dalam darah sangat tinggi, sehingga ditimbun dalam jaringan seperti hepar,
limfa, kulit dan jantung.
3. Hepatosplenomegaly
4. Gangguan tumbuh kembang
5. Disfungsi organ

6) Patofisiologi
Penyebab anemia pada talasemia bersifat primer dan sekunder. Talasemia
primer adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif
disertai penghancuran sel–sel eritrosit intramedular. Sedangkan talasemia
sekunder ialah karena defisiensi asam folat, bertambahnya volume plasma
intravascular yang mengakibatkan hemodilusi dan destruksi eritrosit oleh system
retikuloendotelial dalam limpa dan hati.
Terjadinya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta
dari hemoglobin berkurang.
Terjadinya hemosiderosis merupakan hasil kombinasi antara tranfusi
berulang, peningkatan absorbsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak
efektif, anemia kronis, serta proses hemolisis.
 Normal hemoglobin adalah terdiri dari Hb-A dua polipeptida rantai alfa dan dua
rantai beta
 Pada Beta thalasemia yaitu tidak adanya atau kurangnya rantai beta dalam
molekul hemoglobin yang mana ada gangguan kemampuan eritrosit membawa
oksigen
 Ada suatu kompensator yang meningkat dalam rantai alpa, tetapi rantai beta
memproduksi secara terus menerus sehingga menghasilkan Hb defective.
Ketidakseimbangan polipeptida ini memudahkan ketidakstabilan dan
disentebrasi. Hal ini meyebabkan sel darah merah menjadi hemolisis dan
menimbulkan anemia dan atau hemosiderosis
 Kelebihan pada rantai alpa ditemukan pada talasemia beta dan kelebihan rantai
beta dan gama ditemukan pada talasemia alpa. Kelebihan rantai polipeptida ini
mengalami presipitasi dalam sel eritrosit. Globin intraeritrositik yang mengalami
presipitasi, yang terjadi sebagai rantai polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari
Hb tak stbil-badan Heinz, merusak sampul eritrosit dan menyebabkan hemolisis
 Reduksi dalam Hb menstimulasi bone marrow memproduksi RBC yang lebih.
Dalam stimulasi yang konstan pada bone marrow, produksi RBC di luar menjadi
eritropoitik aktif. Kompensator produksi RBC secara terus-menerus pada suatu
dasar kronik, dan dengan cepatnya destruksi RBC, menimbulkan tidak adekuatnya
sirkulasi hemoglobin. Kelebihan produksi dan destruksi RBC menyebabkan bone
marrow menjadi tipis dan mudah pecah atau rapuh.
7) Pahtways
8) Pemeriksaan Penunjang
 Pemerikasaan Laboratorium Darah
 Hb : kadar Hb 3-9 gr %
 Pewarnaan SDM : Anisositosis, Poikilositosis, Hipokromia berat, target sel
tear drop cel
 Gambaran Sumsum tulang (Eritripoesis Hiperaktif)
 Elektroforesis Hb
 Thalasemia alfa : ditemukan hb Bart's dan Hb H
 Thalasemia beta : kadar Hb F bervariasi 10-90% (N : > 1%)

9) Penatalaksanaan Medis

1. Tranfusi PRC (packed red cell) bila Hb < 9 gr%


2. Untuk menurunkan besi dari jaringan tubuh diberikan kalori besi : disferal IM/IV
3. Splenektomi : hipersplenisme
4. Transplantasi sum sum tulang pada talasemia maya
5. Berikan asam folat 2 – 5 mg/hari, pada yang jarang mendapatkan tranfusi
6. Pantau fungsi organ: jantung, paru, hati, endokrin, gigi, telinga, mata, tulang.
B. ASKEP TEORITIS
1) Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
anoreksia, lemah, diare, demam, anemia, ikterus ringan, BB menurun, perut
membuncit, hepatomegali dan splenomegali
b. Riwayat kesehatan dahulu
apakah klien pernah mengalami anemia
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasaya salah satu angota keluarga pernah mengalami penyakit yang sama.
3. Pengkajian Fisik
a. Penampilan umum
Pucat, Tanda nyeri, Bentuk tubuh abnormal, Dehidrasi
b. Tanda – tanda Vital
Tekanan darah, Nadi, Suhu, Pernafasan, Perubahan BB, Perubahan TB
c. Kulit dan membran mukosa
Pucat, Sianosis, Joundice, Lesi yang sulit sembuh, Pigmentasi, Koreng pada
tungkai, Kulit tangan dan kaki mengelupas
d. Kuku
Cembung, Datar, Mudah patah, Clubbing
e. Rambut
Tekstur dan Pertumbuhan
f. Mata
Edema, Kemerahan, Perdarahan, Ketidaknormalan lensa, Gangguan
penglihatan, Kebutaan
g. Mulut
Membran mukosa kemerahan dan Luka
h. Lidah
Nyeri, Tekstur, Warna
i. Perut
Splenomegali, Hepatomegali, Adanya nyeri, Sirosis
j. Thorak/dada
Jantung : aritmia, nyeri, murmur
Paru-paru : sesak napas, perubahan suara napas
k. Ekstremitas
Nyeri, kaku, bengkak, edema, perubahan pada tulang
l. Genitalia
Perubahan pada seks sekunder

4. Pengkajian Umum
 Pertumbuhan yang terhambat
 Anemia kronik
 Kematangan seksual yang tertunda
5. Krisis Vaso Occlusive
 Sakit yang dirasakan
 Gejala yang dirasakan berkaitan ischemia daerah yang berhubungan:
- Ekstremitas : kulit tangan dan kaki yang mengelupas disertai rasa sakit
yang menjalar.
- Abdomen : terasa sakit
- Serebrum : Stroke dan gangguan penglihatan
- Liver : Obstruksi, jaundice, hepaticum
- Ginjal : hematuria
 Efek dari krisis vaso occlusive adalah :
- Cor : Cardio megali, Murmur sistolik.
- Paru-Paru : ganguan fungsi paru, mudah terinfeksi.
- Ginjal : Ketidakmampuan memecah senyawa urine, gagal ginjal.
- Genital : Terasa sakit, tegang.
- Liver : Hepatomegali, sirosis
- Mata : Ketidaknormalan lensa yang mengakibatkan gangguan
penglihatan, kadang menyebabkan keterganggunya lapiisan retina dan
dapat menyebabkan kebutaan.
- Ekstremitas : Perubahan tulang-tulang terutama menyebabkan bungkuk,
mudah terjangkit virus salmonela, osteomyelitis.

2) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (hepatomegali, splenomegali)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mengabsorbsi makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan
pemakaian dan suplai oksigen
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya
komponen seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen murni ke sel
5. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit.
6. Resiko infeksi b/d tindakan transfuse darah yang berulang
7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d gangguan sistem endokrin
8. Resiko cedera
3) Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


o Keperawatan Hasil (NOC)

1 Nyeri akut NOC Pain Management


. 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
2. Pain Control komprehensif termasuk lokasi,
3. Comfort Level karakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas
dari faktor presipitasi
Kriteria Hasil : 2. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
1. Mampu mengontrol nyeri
nyeri (tahu penyebab 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nyeri, mampu 4. Evaluasi bersama pasien dan tim
menggunakan teknik kesehatan lain tentang ketidakefektifan
nonfarmakologi untuk kontrol nyeri masa lampau
mengurangi nyeri, 5. Kontrol lingkungan yang dapat
mencari bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu
2. Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan 6. Kurangi faktor presipitasi nyeri
menggunakan 7. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
manajemen nyeri (farmakologi, nonfarmakologi, dan
3. Mampu mengenali nyeri interpersonal)
(skala, intensitas, 8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
frekuensi, dan tanda menentukan intervensi
nyeri) 9. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
4. Menyatakan rasa 10. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
nyaman setelah nyeri 11. Tingkatkan istirahat
berkurang 12. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
13. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analagesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat.
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi.
3. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
4. Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
5. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal.
6. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
7. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali.
8. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
9. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala.
2 Ketidakseimb NOC Nutrition Management
. angan Nutrisi 1. Nutritional Status : 1. Kaji adanya alergi makanan
: kurang dari Food and Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kebutuhan 2. Nutritional Status : menentukan jumlah kalori dan nutrisi
tubuh Nutrient Intake yang dibutuhkan pasien
3. Weight Control 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Kriteria Hasil : 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
1. Adanya peningkatan protein dan vitamin C
berat badan sesuai 5. Berikan substansi gula
dengan tujuan 6. Yakinkan diet yang dimakan
2. Berat badan ideal sesuai mengandung tinggi serat untuk
dengan tinggi badan mencegah konstipasi
3. Mampu 7. Ajarkan pasien bagimana membuat
mengidentifikasi catatan makanan harian
kebutuhan nutrisi 8. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
4. Tidak ada tanda-tanda kalori
malnutrisi 9. Berikan informasi tentang kebutuhan
5. Menunjukkan nutrisi
peningkatan fungsi 10. Kaji kemampuan pasien untuk
pengecapan dari mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
menelan
6. Tidak terjadi penurunan Nutrition Management
berat badan yang berarti 1. Monitor BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orang tua
selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual, muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb
dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake nutrisi
15. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan cavitas oral
3 Intoleransi NOC Activity Therapy:
. aktivitas a. Energy Conservation a. Kolaborasikan dengan Tenaga
b. Activity Tolerance Rehabilitas Medik dalam merencanakan
c. Self Care : ADLs program terapi yang tepat
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi
Kriteria Hasil : aktifitas yang mampu dilakukan
a. Berpartisipasi dalam c. Bantu untuk mengidentifikasi dan
aktivitas fisik tanpa mendapatkan sumber yang diperlukan
disertai peningkatan untuk aktivitas yang diinginkan
tekanan darah, nadi dan d. Bantu untuk mendapat alat bantu
RR aktivitas seperti kursi roda, krek
b. Mampu melakukan e. Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas sehari-hari kekurangan dalam beraktivitas
(ADLs) secara mandiri f. Bantu pasien untuk mengembankan
c. Tanda-tanda vital motivasi diri dan penguatan
normal g. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
d. Energy psikomotor spiritual
e. Level kelemahan
f. Mampu berpindah :
dengan atau tanpa
bantuan alat
g. Status kardiopulmunari
adekuat
h. Sirkulasi status baik
i. Status respirasi:
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
4 Ketidakefekti NOC NIC
. fan perfusi a. Circulation Status Peripheral Sensation Management
jaringan b. Tissue Perfusion : a. Monitor adanya daerah
perifer Cerebral b. tertentu yang hanya peka
c. terhadap panas/dingin/
Kriteria Hasil : d. tajam/tumpul
a. Mendemonstrasikan e. Monitor adanya paratese
status sirkulasi yang f. Instruksikan keluarga untuk
ditandai dengan : mengobservasi kulit jika ada lesi atau
 Tekanan sistol laserasi
dan diastol g. Gunakan sarung tangan
dalam rentang h. untuk proteksi
yang diharapkan i. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan
 Tidak ada orto- punggung
statik hipertensi j. Monitor kemampuan BAB
 Tidak ada k. Kolaborasi pemberian analgetik
tanda-tanda l. Monitor adanya tromboplebitis
peningkatan m. Diskusikan mengenai penyebab
perubahan sensasi
5 Kerusakan NOC NIC
. integritas 1. Tissue Integrity : Skin Pressure Management
kulit and Mucous Membranes 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
2. Hemodyalis Akses pakaian yang longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
Kriteria Hasil : dan kering
1. Integritas kulit yang baik 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
bisa dipertahankan setiap dua jam sekali
(sensasi, elastisitas, 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan
temperature, 5. Oleskan lotion atau minyak /baby oil
hidrasi,pigmentasi) pada daerah yang tertekan
2. Tidak ada luka/ lesi pada 6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
kulit 7. Monitor status nutrisi pasien
3. Perfusi jaringan baik 8. Mandikan pasien dengan sabun dan air
4. Menunjukan pemahaman hangat
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah Insision site care
terjadinya sedera 1. Bersihkan, pantau,dan tingkatkan proses
berulang penyembuhan pada luka yang ditutup
5. Mampu melindungi kulit dengan jahitan , klip atau straples
dan mempertahankan 2. Monitor proses kesembuhan area insisi
kelembapan kulit dan 3. Monitor tanda dan gejala infeksi pada
perawatan alami area insisi
4. Bersihkan area sekitar jahitan atau
staples, menggunakan lidi kapas steril
5. Gunakan preparat antiseptic, sesuai
program
6. Ganti balutan pada interval waktu yang
sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
(tidak dibalut ) sesuai program.

6 Resiko infeksi NOC Infection Control


. a. Immune Status a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
b. Knowledge : Infection pasien lain
Control b. Pertahankan teknik isolasi
c. Risk Control c. Batasi pengunjung bila perlu
d. Instruksikan pada pengunjung untuk
Kriteria Hasil : mencuci tangan saat berkunjung dan
a. Klien bebas dari tanda setelah berkunjung
dan gejala infeksi e. Gunakan sabun antimikroba untuk
b. Mendeskripsikan mencuci tangan
proses penularan f. Cuci tangan setiap sebelum dan
penyakit, faktor yang sesudah tindakan keperawatan
mempengaruhi g. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
penularan serta pelindung
penatalaksanaannya h. Pertahankan lingkungan aseptik
c. Menunjukkan selama pemasangan alat
kemampuan untuk i. Gunakan kateter intermiten untuk
mencegah timbulnya menurunkan infeksi kandung kencing
infeksi j. Berikan terapi antibiotik bila perlu
d. Jumlah leukosit dalam Infection Protection
batas normal k. Monitor tanda dan gejala infeksi
e. Menunjukkan perilaku sistemik dan lokal
hidup sehat l. Monitor hitung granulosit, WBC
m. Monitor kerentanan terhadap infeksi
n. Pertahankan teknik asepsis pada
pasien berisiko
o. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
p. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
q. Ajarkan cara menghindari infeksi
7 Keterlambata NOC NIC
. n
pertumbuhan a. Growth andPeningkatan dan Perkembangan
dan Development, Anak dan Remaja
perkembanga Delayed a. Kaji faktor penyebab gangguan
n b. Nutrition Imbalance perkembangan anak
Less Than Body b. Identifikasi dan gunakan sumber
Requirements pendidikan untuk memfasilitasi
Kriteria Hasil perkembangan anak yang optimal
a. Anak berfungsic. Berikan perawatan yang konsisten
optimal sesuaid. Tingkatkan komunikasi verbal
dengan tingkatannya e. Berikan instruksi berulang dan
b. Keluarga dan anak sederhana
mampu f. Berikan reinforcement positif atas
menggunakan koping hasil yang diacapai anak
terhadap tantangan g. Dorong anak melakukan perawatan
karena adanya sendiri
ketidakmampuan h. Dorong anak melakukan sosialisasi
c. Keluarga mampu dengan kelompok
mendapatkan i. Ciptakan lingkungan yang aman
sumber-sumber Nutritional Management
sarana komunitas a. Kaji keadekuatan asupan nutrisi
d. Kematangan fisik : b. Tentukan makanan yang disukai
perubahan fisik anak
normal pada wanita c. Pantau kecenderungn kenaikan dan
dan pria yang terjadi penurunan berat badan
dengan transisi dari Nutrition Theraphy
masa kanak-kanak ke a. Pantau kesesuaian perintah diet
dewasa b. Kolaborasi dengan ahli gizi, jumlah
e. Status nutrisi kalori dan jenis nutrisi yang
seimbang dibutuhkan untuk memenuhi
f. Berat badan persyaratan gizi yang sesuai
c. Pilih suplemen gizi
d. Dorong asupan makanan tinggi
kalsium
e. Dorong asupan makanan dan cairan
tinggi kalium
8 Resiko NOC NIC
. Cedera a. Risk Control Environment Management (Manajemen
Lingkungan)
Kriteria Hasil a. Sediakan lingkungan yang aman untuk
a. Klien terbebas dari pasien
cedera b. Identifikasi kebutuhan keamanaan
b. Klien mampu pasie, sesuai dengan kndisi fisik dan
menjelaskan
cara/metode untk fungsi kognitif pasien dan riwayat
mencegah injuri/cedera penyakit terdahulu pasien
c. Klien mampu c. Hindari lingkungan yang berbahaya
menjelaskan factor (misalnya memindahkan perabotan)
resiko dari lingkungan d. Pasang side rall tempat tidur
atau perilaku personal e. Sediakan tempat tidur yang nyaman
d. Mampu memodifikai dan bersih
gaya hidup untuk f. Tempatkan saklar lampu di tempat
mencegah injuri yang mudah dijangkau pasien
e. Menggunakan fasilitas g. Batasi pengunjung
kesehatan yang ada h. Anjurkan keluarga untuk menemani
f. Mampu mengenali pasien
perubahan status i. Kontrol lingkungan dari kebisingan
kesehatan j. Pindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
k. Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

Anda mungkin juga menyukai