1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang
berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah sistem juga berarti sehimpunan bagian atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Zahara Idris
(1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil. Menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1984-1985) setiap sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuan
b. Fungsi-fungsi
c. Komponen-komponen
d. Interaksi atau saling hubungan
e. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
f. Proses transformasi
g. Umpan balik atau koreksi
h. Daerah batasan atau lingkungan
3
didiknya adalah semua warga Negara artinya setiap satuan pendidikan yang ada
harus memberikan kesempatan kepada semua warga Negara menjadi peserta didik
yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan ke khususannya, tanpa
membedakan status social, ekonomi, agama, suku bangsa dan sebagainya sesuai
dengan UUD 1945 pasal 31 ayat (1) dan (2) yang berbunyi “tiap-tiap warga Negara
berhak mendapatkan pengajaran”, dan “bahwa setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Menurut UU no. 20 tahun
2003, sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi dan efisiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
4
rohani. Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun
1966-1988 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan nasional.
a) TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
b) TAP MPR No. IV/MPR/1973
c) TAP MPR No. IV/MPR/1978
d) TAP MPR No. II/MPR/1983
e) TAP MPR No.II/MPR/1988
f) Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989
5
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
6
diartikan bahwa sistem pendidikan nasional adalah struktur fungsional pada
pendidikan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional Indonesia.
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3, sistem pendidikan
nasional adalah keseuruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut Abdul Kadir dkk, sisdiknas
dirumuskan dengan misi utama dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga
negara Republik Indonesia. Hal ini bertujuan supaya tiap-tiap warga negara
memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar. Kemampuan
dasar tersebut meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk
dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Landasan Konstitusional
Pendidikan nasional didasarkan atas landasan konstitusional / Undang –
Undang Dasar 1945 pada BAB XIII Pasal 31 yang berbunyi;
Ayat 1 ; Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 ; Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistempengaja-
Ran nasional yang diterapkan dengan undang- undang.
c. Landasan Operasional
Landasan operasional bagi pembangunan negara, termasuk pendidikan
adalah Ketetapan MPR tentang GBHN. Berikut ini dikemukakan ketetapan MPR
7
tentang GBHN sejak tahun 1986 – 1988 sebagai landasan Operasional
Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan Nasional.
8
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian pendidikan nasional, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian sistem pendidikan nasional, maka
dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan nasional adalah adalah struktur
fungsional pada pendidikan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional
Indonesia.
Berdasarkan pembahasan tentang kelembagaan, program, dan pengelolaan sistem
pendidikan nasional, maka dapat disimpulkan bahwa kelembagaan sistem pendidikan
nasional mencakup jalur pendidikan dan jenjang pendidikan. Sedangkan program
dan pengelolaan sistem pendidikan nasional mencakup program pendidikan yang
termasuk jalur pendidikan dan kurikulum.
Berdasarkan pembahasan permasalahan sistem pendidikan nasional dan upaya
pemecahan masalahnya, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan sistem
pendidikan nasional dapat digolongkan menjadi dua bagian yang umum yaitu
konteks historis yang menekankan pada kepentingan penguasa serta konteks analisis
praksis yaitu konteks dalam penerapan sistem pendidikan nasional itu sendiri.
Berdasarkan pembahasan upaya pembangunan pendidikan nasional, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem pendidikan nasional harus selalu melakukan pembaruan
supaya dapat menghadapi tantangan zaman.
4.2 Saran
Sistem Pendidikan Nasional yang terus diperbaharui seiring dengan Amandemen
UUD 1945 memantapkan dan menegakkan sistem pendidikan nasional perlu terus
diupayakan, sehingga sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila
mampu mencerdaskan kehidupan rakyat, yang pada akhirnya mampu menjunjung
9
tinggi martabat bangsa Indonesia, karena sistem pendidikan nasional mampu
menghasilkan insan yang beriman, bertaqwa, beradab, cerdas, produktif, dan mampu
memberikan manfaat, baik bagi dirinya sendiri, sesama manusia, bangsa, maupun
lingkungan pada umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A., & dkk. 2012. Dasar - dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Tirtarahardja, Umar, & Sulo, S. L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan menteri
Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2011. 2012. Guru dan Dosen. Bandung: Citra
Umbara.
12