Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara berkembang, separuh lebih sampah rumah tangga merupakan
sampah organic. Bahkan di beberapa tempat persentasenya mencapai 80-90%.
Selain itu, sebagian besar sampah organic adalah kegiatan membuat kompos dari
bahan organic seperti sampah organic ini, untuk memanfaatkan sumber daya secara
efektif. Kegiatan ini bukan hanya menghasilkan kompos saja, tetapi juga
mengurangi jumlah sampah dengan mendorong pemilahannya dari sampah kering
dan akan meningkatkan perbaikan sanitasi lingkungan dalam rumah tangga atau
daerah.
Sampah merupakan sisa sisa aktivitas makhluk hidup yang identic dengan
bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah organic
seperti dedaunan yang berasal dari tanaman, jerami, rerumputan, serta sisa sayur dan
buah yang berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah domestic) memang sering
menimbulkan berbagai masalah. Baik masalah keindahan, kenyamanan maupun
masalah kesehatan manusia dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Masalah
masalah seperti timbulnya bau tak sedap maupun berbagai penyakit tentu membawa
kerugian bagi manusia maupun lingkungan di sekitarnya. Melihat fakta tersebut,
tentu perlu adanya suatu tindakan guna meminimalkan dampak negative yang
timbul dan berupaya semaksimal mungkin dampak positifnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak negative
yang ditimbulkan sampah organic adalah mengolah sampah tersebut dengan teknik
komposter tanpa penambahan activator pengomposan, disamping terdapat berbagai
teknik pengolahan lain ( dengan penambahan activator pengomposan)
menghasilkan produk yang bernilai lebih, baik dari segi nilai ekonomi yaitu
memiliki suplemen bagi tanaman. Meskipun dalam metode ini tidak ditambahkan
organic agen (serbuk gergaji dan kotoran hewan) yang berfungsi memacu
pertumbuhan mikroba dan menambah unsur hara dalam kompos.
Salah satu teknik dalam pengomposan adalah dengan menggunakan metode
Takakura. Dinamakan metode Takakura karena diambil dari nama ahli kompos yang
mengembangkan pembuatan kompos di kota Surabaya, Indonesia. Metode
Takakura yaitu pembuatan kompos dengan menggunakan bahan yang ada di
lingkungan alami sekitar, memperbanyak sendiri bakteri yang baik untuk tanah dan
mengurangi bakteri yang tidak diperlukan. Pemeran utamanya adalah bakteri
fermentasi. Di sekitar kita, banyak terdapat bakteri yang hebat, siapa saja bias
membuat kompos dengan mudah dan lebih efektif dengan menemukan dan
membiakkan bakteri ini. Waktu pembuatan kompos semakin singkat dengan
menggunakan bakteri fermentasi ini, kita juga busa menghasilkan kompos dalam
jumlah yang banyak menggunakan ruang yang kecil. Penggunaan bakteri yang ada
di sekitar membuat siapa saja bias melengkapi bahannya, aman, dan murah.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan kompos ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
kompos Takakura.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pembuatan kompos dengan metode Takakura ini dilaksanakan pada tanggal 1
s/d 20 september 2019, yang bertempat di rumah Baiq Ramdhani Amelia
Negara di desa Lembuak, Narmada.

B. Alat dan Bahan

1. Sekop
2. Terpal
3. Keranjang Takakura
4. Botol
- Bahan fermentasi
5. Tomat
6. Nanas
7. Kulit jeruk
8. Tauge
9. Yakult
10. Ragi tape
11. Tape
12. Tempe
13. Garam
14. Air sumur
- Bahan TPB
15. Sekam
16. Tanah yang sudah bercampur dengan kotoran hewan
17. Dedak

C. Prosedur kerja
- Pembuatan fermentasi
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan ( botol plastik dan bahan untuk
pembuatan fermentasi)
2. Kupas bahan bahan seperti tomat, nanas, dan jeruk untuk diambil bagian
kulitnya saja
3. Isikan botol dengan air sumur (tidak menggunakan air yang mengandung
kaporit)
4. Masukkan kulit buah yang sudah dikupas beserta tauge
5. Setelah semua bahan dimasukkan, tambahkan 1 botol yakult kedalam
campuran
6. Masukkan tape dan ragi tape
7. Tutup botol hingga tertutup rapat sehingga tidak ada celah untuk udara
masuk
8. Diamkan fermentasi di tempat tertutup selama 3 hari
9. Setiap harinya fermentasi harus dibuka perlahan agar gas yang terdapat di
dalamnya keluar
10. Setelah 3 hari fermentasi dapat dicampurkan dengan TPB
- Pembuatan TPB
1. Campurkan tanah yang sudah bercampur dengan kotoran hewan, dedak,
dan sekam
2. Setelah itu aduk hingga bercampur rata, tambahkan fermentasi yang
sudah dibuat sebelumnya
3. Setelah dicampurkan, tutup campuran tersebut dengan terpal. Diamkan
selama 5 hari
- Pembuatan kompos
1. Setelah 5 hari didiamkam, ukur suhunya terlebih dahulu jika suhunya
mencapai 60o-80o barulah sampah sayur sayuran bias dimasukkan dan
dicampurkan, jika suhu tidak mencapai 60 tambahkan gula pasir ke dalam
TPB dan diamkan selama sehari kemudian ukur suhunya, penambahan
gula pasir bertujuan untuk mengaktifkan bakteri yang ada di TPB
2. Masukkan sampah sayur sayuran dan aduk hingga rata, pemasukkan
sampah dilakukan setiap hari
3. Lakukan hingga kompos jadi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan


Dari percobaan pembuatan kompos yang telah dilakukan maka diperoleh
hasil sebagai berikut.

Tanggal Kegiatan Kondisi pupuk

9 September 2019 Pengecekan TPB Terdapat serat serat


berwarna putih
10 September 2019 Pengecekan suhu dan Suhu mencapai 40o dan
penambahan gula pasir serat serat putih
bertambah banyak
11 September 2019 Pengecekan suhu Suhu mencapai 60o dan
serat serat putih
bertambah banyak
12-19 September 2019 Penambahan sampah Sampah terurai dan
sayur sayuran tercampur dan
menimbulkan bau tak
sedap

B. Pembahasan
Dari data hasil pengamatan yang diperoleh pembuatan kompos ini memiliki
perubahan yang signifikan setiap harinya. Proses pembuatan kompos ini
berlangsung selama 3 minggu. Pada awal pembuatan fermentasi dapat dilihat gas
yang dihasilkan banyak, botol harus ditutup rapat karena pada proses ini terjadi
fermentasi anaerob yaitu tidak membutuhkan udara.
Pada tahap pembuatan TPB campuran yang terdapat didalamnya adalah
tanah yang telah bercampur dengan kotoran hewan, dedak, dan sekam. Ukuran
perbandingan antara tanah, dedak, dan sekam harus sama, setelah itu dicampurkan
dengan fermentasi yang telah dibuat. Kemudian semua campuran ditutup rapat
menggunakan terpal dan disimpan di tempat dengan suhu lingkungan yang normal,
campuran disimpan selama 5 hari agar bakteri dapat berkembang biak. Jika sudah
sampai pada hari kelima, kemudian dilakukan pengecekan suhu menggunakan
thermometer, jika suhu tidak mencapai lebih dari 60 derajat celcius maka
tambahkanlah gula pasir pada campuran tersebut dan tutup dengan rapat.
Penambahan gula pasir bertujuan untuk mengakifkan bakteri dan mikroba yang
membantu dalam proses pengomposan yang akan meningkatkan suhunya, dimana
mikroba itulah yang memakan sampah dan hasil pencernaannya adalah kompos,
semakin banyak bakteri dan mikroba maka semakin baik pula proses komposting.
Pada hari berikutnya dilakukan pengecekan suhu lagi dan didapatkan suhu telah
mencapai 60 derajat celcius, maka sampah sudah dapat dimasukkan ke dalamnya.
Pemasukkan sampah dilakukan setiap hari. Kompos dikatakan sudah matang
apabila berwarna coklat kehitam-hitaman dan tidak berbau busuk, berstruktur remah
dan gembur. Di dalam timbunan bahan-bahan organic, pada pembuatan kompos
terjadi aneka perubahan yang dilakukan oleh mikroba atau jasad renik.
Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen.
Aerasi secara alami akan terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat
keluar dan udara dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Apabila aerasi
terhambat, maka akan terjadi peroses anaerob yang akan menghasilkan bau tidak
sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikkan setiap harinya
atau mengairkan udara di dalam tumpukkan kompos.
Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang
dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau
penambahan activator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung
dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan atau bahkan tahun sampai
kompos benar benar matang.
BAB IV
KESIMPULAN
Bersadarkan hasil percobaan yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Kita dapat mengetahui proses pembuatan kompos Takakura
2. Suhu dan aerasi sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan kompos
Takakura
3. Kompos yang dihasilkan dari percobaan pembuatan kompos Takakura dianggap
gagal dan belum matang
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu.co.id
https://febriandhy.blogspot.com
https://moodbooster.blogspot.com
https://acukulu.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai