Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUNITA MOHAMAD S.

Kep
KELOMPOK : 13

JUDUL ANALISIS JURNAL

1. PENGARUH TERAPI AKTIF MENGGENGGAM BOLA KARET TERHADAP


KEKUATAN OTOT PADA PASIEN SNH DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
PENGASIH II KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN 2017

2. PENGARUH LATIHAN MOTORIK ORAL TERHADAP KEMAMPUAN


BICARA PADA PASIEN STROKE DIRUANGAN NEUROLOGI RSAM Dr.
ACHMAD MOCHTAR BUKIT TINGGI TAHUN 2018

3. PEMBERIAN TERAPI ROM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


RENTANG GERAK PADA PASIEN STROKE TAHUN 2019

4. PEMBERIAN LATIHAN ROM UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN


OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD Dr. SOEDIRAMAN KABUMEN
TAHUN 2017

5. PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRANDT DAROFF TERHADAP


PERUBAHAN INTENSITAS PUSING PADA PENDERITA VERTIGO DI
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG TAHUN 2016

6. EFEKTIVITAS MASSAGE PUNGGUNG UNTUK MENGURANGI NYERI


KEPALA PADA PENDERITA PENYAKIT VERTIGO TAHUN 2018

MENGETAHUI

PRECEPTOR AKADEMIK PRECEPTOR KLINIK

Ns. Ramang Said Hasan, M.Kep Ns. Yunike Manengkey, S.Kep


ANALISIS JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRANDT DAROFF


TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS PUSING
PADA PENDERITA VERTIGO

OLEH
NAMA MAHASISWA : YUNITA MOHAMAD, S,Kep
NIM :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui dimasyarakat.


Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan atau perasaan dimana seseorang atau benda
disekitarnya seolah-olah bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan jika sensasi atau ilusi berputar yang dirasakan adalah diri sendiri
(Mudzakir, et al, 2015)

Vertigo adalah suatu sensasi gerakan dimana perasaan dirinya bergerak berputar
ataupun bergelombang terhadap ruangan disekitarnya dan ini dinamakan vertigo subyektif
sedangkan vertigo objektif adalah bila penderita melihat sekelilingnya bergerak dan berputar
(Sjahrir, 2015). Gerakan vertigo pada umumnya adalah sebuah gerakan berputar, namun
sesekali dijumpai kasus dimana gerakan bersifat linier (Garis lurus), tubuh seseolah ditarik
menjauhi bidang vertikal (Lumbantobing, 2014).

Pada tahun 2016 di indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari
usia 40-50 sampai orang tua yang berumur 75 tahun. Menurut prevelensi angka kejadian
vertigo perifer yang terjadi di Amerika Serikat kecenderungan terjadi pada wanita ( Dewanto,
et al, 2016). Angka kejadian vertigo terkait migrain sebanyak 0,89% dan Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Breven et al,
2009, dijerman dalam jangka waktu satu tahun diperkirakan sebanyak 1,1 juta orang dewasa
menderita Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV).

Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan salah satu penyakit kelainan
perifer dan menjadi penyebab utama dari vertigo. Vertigo jenis ini paling sering didapati,
dimana vertigo dicetuskan oleh keadaan perubahan posisi kepala. Vertigo berlangsung
beberapa detik saja dan paling lama satu menit kemudian reda kembali. Penderita Benign
paroxysmal positional vertigo (BPPV) paling sering dijumpai pada usia 60 ampai 75 tahun
dan wanita lebih sering dari pada pria (Sielski et al..,2015). Banyak penderita vertigo memilih
mengkonsumsi obat untuk meringankan vertigo namun obat yang dikonsumsi tentu saja
memiliki efek samping. Banyak pula terapi-terapi lain selain terapi farmakologi, salah satunya
terapi rehabilitasi vestibular yaitu epley manuever, semount manuver dan brand daroff
exercise.

Dalam penelitian ini menggunakan metode brand daroff merupakan terapi latihan
mandiri dirumah bagi penderita vertigo. terapi latihan ini dianggap lebih efektif selain
gerakannya mudah untuk dilakukan secara mandiri oleh pasien, latihan brand daroff dapat
melancarkan aliran darah ke otak yang mana memperbaiki tiga sistem sensori yaitu sistem
penglihatan (visual), sistem keseimbangan telinga (Vestibular) dan sistem sensori umum yang
meliputi sensorik gerak, tekanan dan posisi (Sumarliyah, 2015). brand daroff exercise adalah
sebuah latihan yang bertujuan meningkatnya respon gravitasi yang akan menimbulkan pusing
saat terjadi perubahan posisi kepala yang dilakukan sesuai dosis yang benar akan mengurangi
bahkan menghilangkan gejala vertigo dalam jangka panjang (Sumarliyah, 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan analisis jurnal
tentang pengaruh penggunaan metode brandt daroff terhadap perubahan intensitas pusing
pada penderita vertigo.
1.2. Tujuan

Menganalisis pengaruh penggunaan metode brandt daroff terhadap perubahan


intensitas pusing pada penderita vertigo.

1.3.Manfaat
1.3.1. Manfaat Praktik

a. Bagi Program Studi Profesi Ners


Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan pedoman dalam memberikan tindakan
mandiri keperawatan khususnya pengaruh penggunaan metode brandt daroff terhadap
perubahan intensitas pusing pada penderita vertigo.
b. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini bisa menjadi sumber informasi teoritis mengenai manajemen
intensitas pusing pada penderita vertigo selanjutnya dan acuan pengembangan
penelitian selanjutnya
c. Bagi Pasien
Mendapatkan pengetahuan dalam penanganan intensitas pusing pada penderita vertigo
dan melalui metode brandt daroff yang diberikan.
d. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman dan kemampuan dalam melaksanakan peneliatian serta
analisis data sesuai metode penelitian dan aturan yang benar dan menjadi wadah
penerapan ilmu keperawatan dalam masyarakat khususnya penanganan intensitas
pusing pada penderita vertigo.

1.3.2.Manfaat Teoritis

Bagi Program Studi Profesi Ners, diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan
sebagai perkembangan teori yang dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia
kesehatan khususnya bidang keperawatan.
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode Pencarian

Analisis jurnal dilakukan dengan mengumpulkan artikel hasil publikasi ilmiah tahun
2014 – 2019 dengan penelusuran melalui search engine/internet menggunakan data.

2.2 Konsep Tentang Tinjauan Teoritis

2.2.1. Vertigo.

1. Definisi

Kata vertigo berasal dari bahasa yunani, yaitu “Vertere” yang artinya berputar dan
“igo” yang berarti kondisi. Vertigo adalah didefinisikan sebagai ilusi gerakan, umumnya
berupa perasaan atau sensasi tubuh berputar terhadap lingkungan, atau sebaliknya yaitu
lingkungan sekitar dirasakan berputar (Wahyudi 2014). Vertigo adalah suatu gejala atau
perasaan dimana seseorang atau benda disekitarnya seolah-olah sedang bergerak atau
berputar, yang biasanya disertai dengan mual, dan kehilangan keseimbangan, jika sensasi
atau ilusi berputar yang dirasakan adalah diri sendiri, hal tersebut merupakan vertigo
subjektif, sebaliknya jika yang berputar adalah lingkungan sekitarnya maka itu disebut vertigo
objektif (Rustinah 2008). Vertigo sendiri dapat disebabkan kelainan didalam telinga tengah,
pada saraf yang menghubungkan telinga dengan otak, dan kelainan penglihatan karena adanya
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, prevelensi vertigo diamerika sebesar
85% yang disebabbkan oleh gangguan sistem vestibular akibat adanya perubahan posisi atau
gerakan kepala (Marchiori, et al,, 2010).

Penyakit vertigo ini merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang
digambarkan sebagai rasa berputar, pening, tak stabil (giddiness, unsteadiness, atau pusing
(dizziness). Prevelensi vertigo dijerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24%
diamsusikan karena kelainan vestibuler. Penelitian di prancis menemukan 12 bulan setelahnya
prevelensi vertigo 48% (Grill et al,,2013; Bissdorf, 2013). Perevelensi amerika, disfungsi
vestibular sekitar 35% populasi umur 40 tahun ke atas. Pasien yang mengalami vertigo
vestibular, 75% mendapatkan gangguan vertigo perifer dan 25% mengalami vertigo sentral
(Charker et al., 2012).

Di Indonesia angka kejadian vertigo juga sangat tinggi, pada tahun 2010 dari usia 40
sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikeluhkan
oleh penderita yang datang kerumah sakit maupun puskesmas dan fasilitas kesehatan, setelah
nyeri kepala dan stroke (Sumariliyah, 2010;Widiantroro,2010). Umumnya vertigo ditemukan
15% dari keseluruhan populasi dan hanya 4-7% yang diperiksakan kedokter
(Sumariliyah,2010).

2.2.2. Metode Brand daroff

Metode Brand Daroff adalah metode rahabilitasi untuk kasus BPPV yang dapat
dilakukan dirumah, berbeda dengan metode latihan lain yang harus dikerjakan dengan
pengawasan dokter atau tenaga medis. Metode latihan ini Brand daroff biasanya digunakan
bila isi BPPV tidak jelas.harus diperhatikan ada berbagai jenis vertigo yaitu rehabilitasi
vestibular tidak dapat dikerjakan untuk setiap jenis vertigo, pemulihan rehabilitasi vestibular
disesuaikan dengan kondisi pasien, latihan vestibular tidak bermanfaat bagi tekanan darah
rendah, reaksi obat-obatan, migren yang disertai vertigo.
Metode Latihan Brand Daroff yaitu :

1. Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung
2. Dengan kedua mata tertutup baringkan dengan cepat kesalah satu sisi, pertahankan
selama 30 detik
3. Setelah itu duduk kembali selam 30 detik
4. Baringkan tubuh dengan cepat kesisi yang lain, pertahankan salama 30 detik
5. Lalu duduk kembali

Latihan ini dilakukan 3 set perhari (Pagi,siang dan malam) selama 2 minggu atau 2 set
perhari (pagi dan malam) selama 3 minggu. Dalam setiap set, dilakukan manuver sebagai
gambar diatas sabanyak 5 kali pada umumnya perbaikan diperoleh setelah 30 set atau sekitar
10 hari. Sebelum anda melakukan latihan tersebut pastikan anda telah berkonsultasi dengan
dokter anda.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Author/ Penulis Judul/Tahun Metode Hasil Source

Google Scholar
Google Scholar
Google Scholar

Anda mungkin juga menyukai