Bab Ii Teoritis Nstemi
Bab Ii Teoritis Nstemi
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu istilah atau terminologi yang
infark miokard gelombang non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST
disebabkan oleh tidak adequatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan
(Sylvia, 2009).
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu
di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung
menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut
juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan
pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah
papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus
kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya
kira-kira 250-300 gram. Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai
separuh dari seluruh berat jantung, terdiri dari otot bergaris. Jika ia berkontraksi
Otot jantung, merupakan jaringan sel-sel yang bersifat “Kontraktif” (pegas) dan
meneruskan rangsang listrik jantung secara mudah dan cepat di seluruh bagian
otot-otot jantung. Tiap sel otot jantung di pisahkan satu sama lain oleh
listrik potensial di antara serabut-serabut sel otot-otot jantung. Proses demikian itu
terjadi karena “intercalated discs” memiliki tahanan aliran listrik potensial yang
lebih rendah dibandingkan bagian otot jantung lainnya. Dan keadaan inilah yang
jantung. Otot-otot atrium umumnya tipis dan terdiri dari dua lapisan yang berasal
dari sudut sebelah kanan jantung, sedangkan otot ventrikelnya lebih tebal dan
terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan superficial, lapisan tengah dan laipsan dalam.
Ventrikel kiri memiliki dinding 2-3 kali lebih tebal daripada dinding ventrikel
kanan dan mendominasi bangunan dasar otot jantung dalam membentuk ruang-
lainnya, dengan lapisan superficial berlanjut menjadi lapisan tengah dan lapisan
dalam. Di dalam ventrikel, ketiga lapisan otot jantung tersebut mengandung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot
a. Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis
b. Letak
kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya
dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae. Pada
tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
c. Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
d. Lapisan
jantung.
2) Miokardium : Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah
sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan. Pompa
jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai
dari ventrikel kiri – aorta – arteri - arteriola-kapiler – venula - vena cava superior
3. Patofisiologi
NSTEMI dapat terjadi karena trombosis akut atau proses vasokontriksi koroner.
Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tidak
stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas
otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasifaktor jaringan yang
tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol
dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat
2010).
4. Etiologi
iskemia miokard dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan miokard dengan derajat
aterosklerotik terganggu.
a. Umur
b. Jenis kelamin
d. Hereditas
e. Ras
psikologis berlebihan
3. Faktor penyebab
karena penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada
banyak pasien.
b. Obstruksi dinamik
diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada segmen arteri
koroner epikardium (angina prinzmetal). Spasme ini disebabkan oleh
karena spasme atau trombus. Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan
mengakibatkan SKA.
kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab berupa
miokard, dan mereka biasanya menderita angina stabil yang kronik. SKA
tirotoksikosis
hipoksemia.
banyak terjadi tumpang tindih. Dengan kata lain tiap penderita mempunyai
5. Manifestasi Klinis
dari itu.Selain itu pada angina,nyeri akan hilang dengan beristirahat namun lain
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya
muntah, dan biasanya lebih sering pada infark inferior,dan stimulasi diafragma
d. Gejala lain termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel,
gelisah.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada
baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang buruk. Kaul et al.
NSTEMI.
b. Pemeriksaan Laboratorium
spesifik dari pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin
pada darah perifer setelah 3-4 jam dan dapat menetap sampai 2 minggu.
7. Penatalaksanaan
Pasien NSTEMI harus istirahat ditempat tidur dengan pemantauan EKG untuk
deviasi segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi harus
a. Terapi antiiskemia
berulang. Dapat diberikan terapi awal mencakup nitrat dan penyekat beta.
Terapi ini terdiri dari nitrogliserin sublingual dan dapat dilanjutkan dengan
10 ug/menit).
2) Penyekat Beta
atau rekuren setelah terapi nitrat dosis penuh dan penyekat beta dan pada
b. Terapi antiplatelet
1. Aspirin
2. Clopidogrel
3. Terapi Antikoagulan
penelitian acak dan kombinasi UFH dan aspirin telah dignakan dalam
banyak kerugian UFH termasuk dalam ikatan yang non spesifik dan
Merupakan inhibitor utama pada sirkulasi trombin dan juga pada faktor
8. KOMPLIKASI
a. Syok kardiogenik
berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas
pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah
hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vokal
di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply
oksigen miokardium.
b. Edema paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja didalam
dari batas negative menjadi batas positif. Penyebab kelainan paru yang
1) Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan
kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler.
9. PENATALAKSANAAN
a. Istirahat
vena dan volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema.
Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea,
ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal
ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak
mengganggu istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien harus
pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang badannya setiap hari turgor
e. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati
depresi pernapasan.
f. Pemberian oksigen
Asuhan Keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien (pasien) untuk
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
keperawatan.
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah
menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial dan
lingkungan
a. Identitas
Gejala:
3. Diet jantung
c. Aktivitasistirahat
Gejala:
2. Insomnia
d. Sirkulasi
Gejala:
1. Riwayat hipertensi
2. Bedah jantung
3. Anemia
4. Endokarditis
e. Integritasego
Gejala:
f. Kenyamanan
Gejala:
g. Pernapasan
Gejala:
h. Interaksi sosial
i. Keamanan
Gejala:
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut NOC label : Pain NIC Label : Pain NIC Label : Pain
Defenisi : Control Management Management
pengalaman
sensori dan - Klien melaporkan 1. Kaji secara 1.Untuk
emosional yang nyeri berkurang komprehensip mengetahui
tidak terhadap nyeri tingkat nyeri
menyenangkan · Klien dapat termasuk lokasi, pasien
yang muncul mengenal lamanya karakteristik,
akibat kerusakan (onset) nyeri durasi,
jaringan yang frekuensi, kualitas,
actual atau · Klien dapat intensitas nyeri
potensial atau menggambarkan dan
digambarkan faktor penyebab faktor presipitasi
dalam hal
kerusakan · Klien dapat 2. Observasi reaksi 2.Untuk
sedemikian rupa menggunakan ketidaknyaman mengetahui
(international teknik secara nonverbal tingkat
associantion for non farmakologis ketidaknyamanan
the study of pain): dirasakan oleh
awitan yang tiba- ·Klien pasien
tiba atau lambat menggunakan 3.Gunakan strategi 3.Untuk
dari intensitas analgesic sesuai komunikasi mengalihkan
ringan hingga instruksi terapeutik untuk perhatian pasien
berat dengan akhir mengungkapkan dari
yang dapat di Pain Level pengalaman nyeri rasa nyeri
antisipasi atau ·Klien melaporkan dan penerimaan
diprediksi dan nyeri berkurang klien
berlangsung <6 terhadap respon
bulan. ·Klien tidak nyeri
Batasan tampak 4. Tentukan 4.Untuk
karakteristik: mengeluh dan pengaruh mengetahui
Perubahan menangis pengalaman nyeri apakah nyeri yang
selera makan terhadap kualitas dirasakan klien
Perubahan ·Ekspresi wajah hidup( napsu berpengaruh
tekanan darah klien makan, terhadap yang
Perubahan tidak menunjukkan tidur, lainnya
frekuensi nyeri aktivitas,mood,
jantung hubungan sosial)
Perubahan ·Klien tidak 5. Tentukan faktor 5.Untuk
frekuensi yang mengurangi
pernapasan gelisah dapat factor yang dapat
Laporan isyarat memperburuk memperburuk
Diaphoresis nyeriLakukan nyeri
evaluasi dengan yang dirasakan
Sikap
melindungi area klien klien
nyeri dan tim kesehatan
Indikasi nyeri lain tentang ukuran
yang dapat pengontrolan nyeri
diamati yang telah
dilakukan
6.Berikan 6.untuk
informasi mengetahui
tentang nyeri apakah terjadi
termasuk pengurangan rasa
penyebab nyeri atau nyeri
nyeri, berapa lama yang
nyeri akan hilang, dirasakan klien
antisipasi terhadap bertambah.
ketidaknyamanan
dari prosedur
7.Control 7.Untuk
lingkungan mengurangi
yang dapat tingkat
mempengaruhi ketidaknyamanan
respon yang dirasakan
ketidaknyamanan klien.
klien( suhu
ruangan,
cahaya dan suara)
8. Hilangkan 8. Agar nyeri yang
faktor dirasakan klien
presipitasi yang tidak
dapat bertambah.
meningkatkan
pengalaman nyeri
klien( ketakutan,
kurang
pengetahuan)
9. Ajarkan cara 9.Agar klien
penggunaan terapi mampu
non farmakologi menggunakan
(distraksi, guide teknik
imagery,relaksasi) nonfarmakologi
dalam
memanagement
nyeri
yang dirasakan.
10.Kolaborasi 10.Pemberian
pemberian analgetik
analgetik dapat mengurangi
rasa nyeri pasiens
2 Penurunan curah Cardiaac pump 1. Aukskultasi 1. Agar mengetahui
jantung effectiveness nadi, kaji seberapa besar
berhubungan Status srikulasi frekuensi jantung, tingkatan
dengan perubahan Tanda-tanda vital irama perkembangan
faktor listrik, Kriteria Hasil : jantung. penyakit secara
penurunan 1. Menununjukan universal
karakteristik tanda vital dalam
miokard. batas normal, dan 2. Pantau tekanan 2. Pada kelainan
Definisi : bebas gejala darah jantung
Ketidakadekuatan gagal jantung. peningkatan
darah yang di tekanan darah bisa
pompa oleh 2. Melaporkan terjadi kapanpun
jantung untuk penurunan episode
memenuhi dispnea, angina. 3.Kaji kulit 3. Pucat atau
kebutuhan terhadap pucat sianosis
metabolik tubuh 3. Ikut serta dalam dan sianosis menunjukan
Batasan aktvitas menurunnya
karakteristik: mengurangi perfusi
Perubahan beban kerja perifer sekunder
frekuensi atau terhadap tidak
irama jantung jantung adekuatnya curah
Perubahan jantung.
preload
Perubahan 4. Berikan oksigen 4. Meningkatkan
afterload tambahan dengan sediaan oksigen
Perubahan kanula untuk kebutuhan
kontraktilitas nasal/masker miokard
Perilaku/emosi sesuai indikasi.
5.Kolaborasi 5. vasodilator
pemberian digunakan untuk
vasodilator meningkatkan
curah
jantung, dan
menurunkan
volume
sirkulasi
4. Implementasi Keperawatan
dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan
kondisi klien. Pelaksanaan pada klien dengan NSTEMI antara lain meningkatkan
program pengobatan.
5. Evaluasi Keperawatan
tindakan keperawatan dengan normal atau kriteria tujuan yang sudah dibuat