1, 8-16
Perhimpunan Entomologi Indonesia
ABSTRAK
Statistika Demografi Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) pada
Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Kepik polong kacang panjang
Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama
penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama
R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti informasi biologi dan neraca
kehidupan dari serangga tersebut. Neraca kehidupan R. linearis pada kacang
panjang diamati pada kondisi laboratorium. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui biologi dan neraca kehidupan dari kepik polong R.
linearis pada kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakul-
tas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak Oktober 2009 hingga Februari
2010. Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi: 1) lama waktu
perkembangan yang dibutuhkan nimfa pada setiap instar hingga menjadi
imago, 2) lama hidup imago sejak berganti kulit hingga mati, 3) jumlah telur
yang diletakkan. Data yang diperoleh dicatat dalam sebuah tabel yang
dalam kajian dinamika populasi disebut neraca kehidupan (life table) tipe
kohort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stadium telur berlangsung
selama 6,37 hari, sedangkan stadium nimfa instar I, II, III, IV, V, dan VI
berlangsung selama berturut-turut 2,06; 4,75; 4,55; 4,54; 6,2; dan 6,67 hari.
Lama hidup imago R. linearis adalah 29,3 hari. Laju reproduksi bersih (R0)
R. linearis pada tanaman kacang panjang adalah 22,07 individu per induk
per generasi, laju pertumbuhan intrinstiknya (rm) sebesar 0,06 individu per
induk per hari, dan rata-rata masa generasi (T) selama 49,94 hari.
KATA KUNCI: Biologi, kacang panjang, neraca kehidupan, Riptortus
linearis.
ABSTRACT
Demographic Statistics Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) at
String Beans (Vigna sinensis L.). Riptortus linearis is one of the major
pests on long bean. In order to control R. linearis, basic informations such
as biology and life table are needed. The objective of this research is to
study the life table of R. linearis on long bean under laboratory condition.
This research was conducted from October 2009 to Februari 2010 at
Laboratory Bioecology Parasitoid and Predator, Department of Plant
Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. The
variables that were observed in this study consist of: 1) length of growing
period from nymphs to imago, 2) adult life span, 3) fecundity, A life table
was constructed using life table cohort type. The results showed that the egg
*Korespondensi:
Telp.: +62-81807513902,
E-mail: amandamawan@yahoo.com
8
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.
stage lasted for 6:37 hours, while the second instar nymph stage I, II, III, IV,
V, and VI takes place 2.06, 4.75, 4.55, 4.54, 6.2, and 6.67 days,
consecutively. The life span of R. linearis is 29.3 days. The net reproductive
rate (R0) R. linearis on long bean is 22.07 individual per female per
generation, the innate capacity for increase (rm) 0.06 individual female per
day, and the mean generation time (T) 49.94 days.
KEY WORD: Biology, long bean, life table, Riptortus linearis
9
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16
10
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.
mika populasi disebut neraca kehidup- meter demografi yang dihitung me-
an tipe kohort. Perhitungan laju rep- liputi:
roduksi bersih (Ro) didasarkan hanya 1. Laju Reproduksi Bersih (Ro),
pada populasi betina, dan diasumsikan dihitung dengan rumus:
bahwa jantan cukup tersedia di sekitar- Ro = Σ lxmx
nya. Data-data yang dibutuhkan dalam 2. Laju Reproduksi Kotor (GRR),
perhitungan tersebut adalah (Taru- dihitung dengan rumus:
mingkeng 1992): GRR = Σ mx
1. x adalah kelas umur kohort (hari). 3. Laju Pertambahan Intrinsik (rm)
2. ax adalah jumlah individu yang hi- dihitung dengan rumus:
dup pada setiap umur pengamatan. Σ lxmx ℮-rmx =1,
3. lx adalah proporsi individu yang hi- dengan r awal = (ln Ro) / T
dup pada umur x (l: living, lx= 4. Rataan masa generasi (T) dihitung
ax/a0). dengan rumus:
4. dx adalah jumlah individu yang mati T = Σ xlxmx / Σ lxmx
di setiap kelas umur (d : death, dx = 5. Populasi berlipat ganda dihitung
lx – lx+1). dengan rumus:
5. qx adalah proporsi mortalitas pada DT = ln (2) / r
masing-masing umur (qx = dx/ax). Data dalam penelitian ini diolah
6. Fx adalah jumlah telur yang diha- menggunakan software Microsoft Ex-
silkan pada setiap stadium. cel 2007.
7. mx adalah keperidian spesifik in-
dividu-individu pada kelas umur x HASIL DAN PEMBAHASAN
atau jumlah anak betina perkapita Biologi Riptortus linearis
yang lahir pada kelas x. Kepik polong kacang panjang R.
8. lxmx adalah banyaknya anak yang linearis memiliki tipe metamorfosis
dilahirkan pada kelas umur x, Σ paurometabola yaitu terdiri dari telur,
lxmx merupakan proporsi banyaknya nimfa, dan imago. Telur R. linearis
anak (betina) dilahirkan oleh semua berbentuk bulat dan berwarna coklat.
individu (betina) sepanjang generasi Dari empat ekor imago betina di-
kohort dan disebut laju reproduksi hasilkan 104 butir telur. Lama stadium
bersih (R0). telur hingga menetas sekitar 6,37 ±
Berdasarkan data neraca kehidup- 0,82 hari (Tabel 1).
an tersebut perhitungan dapat dilanjut- Nimfa instar pertama mirip semut
kan untuk menentukan parameter- gramang, berwarna kekuning-kuning-
parameter demografi lainnya. Menurut an, aktif bergerak dan mencari makan.
Wilson & Bossert (1971) dan Birch Hasil penelitian serangga yang hidup
(1948) dalam Kurniawan (2007), para- hingga instar 1 sebanyak 93 ekor de-
11
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16
ngan rata-rata lama stadium 2,06 ± stadium 6,67 ± 1,12 hari. Hal ini
0,76 hari. Menurut Prayogo & Suhar- diduga disebabkan oleh kondisi ling-
sono (2005), stadium instar I ber- kungan dan kualitas makanan.
langsung 1-3 hari. Instar II juga mirip Imago R. linearis bertubuh me-
semut gramang, berwarna coklat ke- manjang dan berwarna kuning coklat.
kuningan, aktif bergerak, dan mencari Jumlah imago yang hidup sebanyak 50
makan. Rata-rata lama stadium instar ekor. Imago memiliki sayap sehingga
II adalah 4,75 ± 1,61 hari. Nimfa instar bisa terbang. Perbedaan antara imago
III berbentuk seperti semut rangrang, jantan dan betina dapat terlihat pada
berwarna coklat, aktif bergerak tapi bagian abdomen. Pada abdomen betina
tidak seaktif instar I dan II. Rata-rata terdapat garis segitiga berwarna putih,
lama stadium instar III adalah 4,55 ± sedangkan pada jantan hanya ada garis
2,28. Nimfa instar III yang hidup se- memanjang berwarna putih. Jika sudah
banyak 71 ekor. Nimfa instar IV mirip berisi telur, serangga betina memiliki
semut hitam, tidak seaktif instar satu abdomen yang membesar dan meng-
dan dua. Stadium instar IV ber- gembung pada bagian tengah, sedang-
langsung 4,54 ± 2,27 hari. R. linearis kan abdomen jantan lurus ke belakang.
yang hidup hingga instar IV sebanyak Rata-rata lama stadium imago adalah
63 ekor dan yang mampu mencapai 29,3 ± 13,75 hari. Lama perkembangan
instar V sebanyak 55 ekor. Instar V R. linearis dari telur hingga imago
berwarna hitam agak abu-abu, mirip membutuhkan waktu 64,48 hari.
semut hitam. Stadium instar V ber-
Neraca Kehidupan Cohort Serangga
langsung 6,20 ± 1,58 hari. Pada Paurometabola Riptortus sp.
beberapa invidu ada yang mengalami Kurva kesintasan (survivorship) R.
hingga instar VI dengan bentuk tubuh linearis secara umum menunjukkan
seperti nimfa instar V. Hanya ada 9 tingkat kematian tertinggi terjadi pada
individu R. linearis yang berkembang saat perkembangan awal yang diikuti
hingga instar VI dengan rata-rata lama dengan penurunan secara perlahan di
12
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.
sepanjang hidupnya (Gambar 1). Me- Penelitian ini dilakukan pada kon-
nurut Price (1997), terdapat tiga jenis disi sumber makanan tak terbatas dan
kurva bertahan hidup, yaitu tipe I, tipe lingkungan bebas musuh alami, sehi-
II dan tipe III. Kurva tipe I meng- ngga kematian yang terjadi dapat di-
gambarkan kematian organisme dalam sebabkan oleh genetik dan kondisi
jumlah sedikit ketika populasi berumur lingkungan pada saat pengujian. Ber-
muda dan kematian dalam jumlah be- dasarkan pola kurva kesintasan meng-
sar sewaktu populasi berumur lebih indikasikan bahwa stadium awal pra-
tua, tipe II menunjukkan laju kematian dewasa rentan terhadap gangguan fisik
konstan, sedangkan tipe III memper- pada saat pemeliharaan dan kualitas
lihatkan kematian yang lebih besar ter- makanan. Banyaknya serangga yang
jadi pada populasi berumur muda. mati pada periode tertentu dapat di-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasikan dalam bentuk neraca
R. linearis termasuk tipe III yang kehidupan (Pedigo & Rice 2006).
memperlihatkan kematian yang lebih Velasco & Walter (1993) menyatakan
besar pada populasi berumur muda bahwa keberhasilan serangga dan per-
atau stadium awal. Pola keberhasilan kembangan nimfa serta fase repro-
hidup seperti ini sangat umum dite- duktif sangat dipengaruhi oleh kualitas
mukan pada spesies serangga (Begon makanan.
& Mortiner 1981).
13
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16
14
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.
Proses demografi seperti kelahir- hari, dan rata-rata masa generasi (T)
an, kematian, imigrasi, dan emigrasi, selama 49,94 hari.
merupakan faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi ukuran dan komposisi suatu DAFTAR PUSTAKA
populasi. Waktu terjadinya proses ter-
sebut memainkan peran penting dalam Andrewartha HG, Birch LC. 1982.
Selections from The Distribution
perkembangan suatu populasi, misal- and Abundance of Animals.
nya suatu populasi dengan kematian Chicago: University of Chicago
pradewasa yang tinggi akan memiliki Begon M, Mortiner M. 1981. Popula-
struktur yang berbeda dari populasi tion Ecology: A Unified Study of
dengan tingkat kematian tinggi pada Animals and Plants. Sunderland:
saat setelah umur reproduksi. Neraca Sinauer Associated Inc. Publis-
her.
kehidupan merupakan tabel data ke-
Capinera JL. 2001. Handbook of
sintasan dan fekunditas setiap individu Vegetable Pests. California: Aca-
dalam suatu populasi (Rockwood demic Press.
2006). Carey JR. 1993. Applied demography
for biologist with special empha-
KESIMPULAN sis on insect. New York: Oxford
Tipe metamorfosis R. linearis ada- University Press. p 11-41.
lah paurometabola yang terdiri dari Kurniawan HA. 2007. Neraca Kehi-
dupan Kutukebul, Bemisia tabaci
telur, nimfa, dan imago. Stadium telur,
Gennadius (Hemiptera: Aleyro-
berlangsung selama 6,37 ± 0,82 hari, didae) Biotipe-B dan Non-B
nimfa instar I selama 2,06 ± 0,76 hari, pada Tanaman Mentimun (Cur-
nimfa instar II selama 4,75 ± 1,61 hari, cumas sativus L.) dan Cabai
nimfa instar III selama 4,55 ± 2,28 (Capsicum annuum L.) [tesis].
Bogor: Sekolah Pascasarjana,
hari, nimfa instar IV selama 4,54 ±
Institut Pertanian Bogor.
2,27 hari, dan nimfa instar V selama
Pedigo LP, Rice ME. 2006. Entomo-
6,20 ± 1,58 hari. Beberapa individu logy and Pest Management. New
mengalami ganti kulit hingga instar VI Jersey: Prentice Hall.
dengan lama stadium selama 6,67 ± Prayogo Y, Suharsono. 2005.
1.12 hari. Rata-rata lama hidup imago Optimalisasi pengendalian hama
R. linearis adalah 29,3 ± 13,75 hari. pengisap polong kacang kedelai
(Riptortus linearis) dengan cen-
Statistik demografi R. linearis
dawan entomopatogen. Jurnal
pada tanaman kacang panjang antara Litbang Pertanian 24(4):123-130
lain: laju reproduksi bersih (Ro) adalah th
Price PW. 1997. Insect Ecology. 3
22,07 individu per induk per generasi,
ed. New York: John Wiley &
laju pertumbuhan intrinstiknya (rm) Sons, Inc.
sebesar 0,06 individu per induk per
15
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16
16