Anda di halaman 1dari 9

J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No.

1, 8-16
Perhimpunan Entomologi Indonesia

Statistika Demografi Riptortus linearis F. (Hemiptera:


Alydidae) pada Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
AMANDA MAWAN* DAN HERMA AMALIA

Program Pascasarjana, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian.


Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680

(diterima November 2010, disetujui Februari 2011)

ABSTRAK
Statistika Demografi Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) pada
Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Kepik polong kacang panjang
Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama
penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama
R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti informasi biologi dan neraca
kehidupan dari serangga tersebut. Neraca kehidupan R. linearis pada kacang
panjang diamati pada kondisi laboratorium. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui biologi dan neraca kehidupan dari kepik polong R.
linearis pada kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakul-
tas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak Oktober 2009 hingga Februari
2010. Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi: 1) lama waktu
perkembangan yang dibutuhkan nimfa pada setiap instar hingga menjadi
imago, 2) lama hidup imago sejak berganti kulit hingga mati, 3) jumlah telur
yang diletakkan. Data yang diperoleh dicatat dalam sebuah tabel yang
dalam kajian dinamika populasi disebut neraca kehidupan (life table) tipe
kohort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stadium telur berlangsung
selama 6,37 hari, sedangkan stadium nimfa instar I, II, III, IV, V, dan VI
berlangsung selama berturut-turut 2,06; 4,75; 4,55; 4,54; 6,2; dan 6,67 hari.
Lama hidup imago R. linearis adalah 29,3 hari. Laju reproduksi bersih (R0)
R. linearis pada tanaman kacang panjang adalah 22,07 individu per induk
per generasi, laju pertumbuhan intrinstiknya (rm) sebesar 0,06 individu per
induk per hari, dan rata-rata masa generasi (T) selama 49,94 hari.
KATA KUNCI: Biologi, kacang panjang, neraca kehidupan, Riptortus
linearis.

ABSTRACT
Demographic Statistics Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) at
String Beans (Vigna sinensis L.). Riptortus linearis is one of the major
pests on long bean. In order to control R. linearis, basic informations such
as biology and life table are needed. The objective of this research is to
study the life table of R. linearis on long bean under laboratory condition.
This research was conducted from October 2009 to Februari 2010 at
Laboratory Bioecology Parasitoid and Predator, Department of Plant
Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. The
variables that were observed in this study consist of: 1) length of growing
period from nymphs to imago, 2) adult life span, 3) fecundity, A life table
was constructed using life table cohort type. The results showed that the egg

*Korespondensi:
Telp.: +62-81807513902,
E-mail: amandamawan@yahoo.com
8
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.

stage lasted for 6:37 hours, while the second instar nymph stage I, II, III, IV,
V, and VI takes place 2.06, 4.75, 4.55, 4.54, 6.2, and 6.67 days,
consecutively. The life span of R. linearis is 29.3 days. The net reproductive
rate (R0) R. linearis on long bean is 22.07 individual per female per
generation, the innate capacity for increase (rm) 0.06 individual female per
day, and the mean generation time (T) 49.94 days.
KEY WORD: Biology, long bean, life table, Riptortus linearis

Aspek demografi suatu populasi


PENDAHULUAN terdapat dalam neraca kehidupan (life
table) (Carey 1993). Menurut Price
Kacang panjang (Vigna sinensis (1997), neraca kehidupan adalah ring-
L.) merupakan tanaman sayuran se- kasan pernyataan tentang kehidupan
musim yang banyak dimanfaatkan oleh individu-individu dalam populasi/ ke-
masyarakat di Indonesia. Bagian ta- lompok. Tarumingkeng (1992) me-
naman kacang panjang yang dapat nambahkan bahwa neraca kehidupan
dikonsumsi adalah bagian daun dan dapat digunakan untuk mengkalkula-
polong Polong kacang panjang banyak sikan berbagai statistik populasi yang
mengandung vitamin A, B, dan C serta dapat memberikan informasi mengenai
protein (Sunaryono 1990). Usaha budi kelahiran (natalitas), kematian (morta-
daya kacang panjang di Indonesia ma- litas), dan peluang untuk berkembang
sih mengalami kendala, salah satunya biak, sehingga dapat digunakan seba-
adalah permasalahan hama dan penya- gai parameter perilaku perkembangan
kit. Menurut Capinera (2001) kepik populasi. Informasi yang dapat dipe-
polong Riptortus linearis F. (Hemip- roleh dari neraca kehidupan merupa-
tera: Alydidae) menjadi salah satu kan deskripsi yang sistematis tentang
hama penting pada pertanaman kacang mortalitas dan kelangsungan hidup
panjang. Dalam upaya pengendalian suatu populasi. Informasi tersebut me-
hama R. linearis dibutuhkan informasi rupakan informasi dasar yang diper-
dasar seperti informasi biologi dan lukan dalam menelaah perubahan ke-
neraca kehidupan dari serangga terse- padatan dan laju pertumbuhan atau
but. Salah satu langkah awal dalam penurunan suatu populasi (Price 1997;
mempelajari perkembangan suatu po- Smith 1990). Neraca kehidupan juga
pulasi serangga adalah dengan menge- dapat membantu kita untuk memutus-
tahui aspek-aspek demografinya. De-
kan teknik pengendalian yang sesuai
mografi adalah analisis kuantitatif dengan mengetahui strategi kehidupan
karakteristik suatu populasi, terutama dari hama tersebut.
hubungannya dengan pola pertumbuh- Penelitian ini bertujuan untuk me-
an populasi, hubungan ketahanan, dan ngetahui biologi dan neraca kehidupan
pergerakan populasi.

9
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16

dari kepik polong R. linearis pada meter 6 cm dengan ketinggian 4 cm,


kacang panjang. satu wadah berisi satu nimfa.
Setiap hari wadah-wadah peme-
BAHAN DAN METODE liharaan dibersihkan menggunakan tisu
Penelitian dilaksanakan di Labora- dan kuas. Nimfa-nimfa tersebut diberi
torium Bioekologi Parasitoid dan Pre- pakan berupa kacang panjang dan di-
dator, Departemen Proteksi Tanaman, ganti setiap hari agar pakan tetap
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian segar. Selama proses pemeliharaan di-
Bogor, sejak Oktober 2009 hingga lakukan pengamatan dan pencatatan
Februari 2010. individu-invidu serangga yang berhasil
hidup dan berganti fase setiap hari.
Pelaksanaan Penelitian
Perubahan stadium ditandai dengan
Serangga uji yang digunakan ada-
adanya proses ganti kulit yang me-
lah kepik polong R. linearis. Beberapa
ninggalkan eksuvia dan perubahan
imago R. linearis yang diperoleh dari
bentuk tubuh (morfologi). Pengamatan
lapangan dibawa dan dipelihara, kemu-
dan pencatatan dilakukan mulai dari
dian diperbanyak di laboratorium. Se-
telur hingga imago meletakkan telur
rangga yang digunakan sebagai bahan
kembali. Jika nimfa telah berkembang
penelitian merupakan serangga gene-
menjadi imago, maka imago jantan dan
rasi kedua.
betina dimasukkan ke dalam satu wa-
Pemeliharan R. linearis memerlu-
dah, dengan tujuan agar terjadi proses
kan polong kacang panjang sebagai
kopulasi. Setelah dua hari atau ketika
pakan nimfa hingga imago.
imago betina siap bertelur, serabut kain
Pada penelitian ini serangga uji
kasa dimasukkan ke dalam wadah se-
yang digunakan adalah imago betina R.
bagai tempat peletakan telur. Jumlah
linearis yang siap bertelur yang di-
telur yang diletakkan dihitung setiap
peroleh dari lahan kacang panjang.
hari.
Setiap imago betina disimpan dalam
Peubah yang diamati pada peneli-
wadah plastik berdiameter 6 cm
tian ini meliputi: 1) lama waktu per-
dengan ketinggian 4 cm. Imago diberi
kembangan yang dibutuhkan nimfa pa-
pakan berupa kacang panjang dan
da setiap instar hingga menjadi imago,
serabut kain kasa sebagai tempat pele-
2) lama hidup imago, 3) jumlah telur
takan telur. Setiap hari telur-telur yang
yang diletakkan, dan 4) lama perkem-
diletakkan kemudian dihitung dan di-
bangan yang dibutuhkan sejak telur
pindahkan ke dalam wadah terpisah.
diletakkan oleh imago hingga menetas
Telur dibiarkan hingga menetas. Nimfa
menjadi nimfa instar satu.
yang telah keluar dipisahkan ke dalam
Data yang diperoleh dicatat dalam
setiap wadah-wadah plastik berdia-
sebuah tabel yang dalam kajian dina-

10
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.

mika populasi disebut neraca kehidup- meter demografi yang dihitung me-
an tipe kohort. Perhitungan laju rep- liputi:
roduksi bersih (Ro) didasarkan hanya 1. Laju Reproduksi Bersih (Ro),
pada populasi betina, dan diasumsikan dihitung dengan rumus:
bahwa jantan cukup tersedia di sekitar- Ro = Σ lxmx
nya. Data-data yang dibutuhkan dalam 2. Laju Reproduksi Kotor (GRR),
perhitungan tersebut adalah (Taru- dihitung dengan rumus:
mingkeng 1992): GRR = Σ mx
1. x adalah kelas umur kohort (hari). 3. Laju Pertambahan Intrinsik (rm)
2. ax adalah jumlah individu yang hi- dihitung dengan rumus:
dup pada setiap umur pengamatan. Σ lxmx ℮-rmx =1,
3. lx adalah proporsi individu yang hi- dengan r awal = (ln Ro) / T
dup pada umur x (l: living, lx= 4. Rataan masa generasi (T) dihitung
ax/a0). dengan rumus:
4. dx adalah jumlah individu yang mati T = Σ xlxmx / Σ lxmx
di setiap kelas umur (d : death, dx = 5. Populasi berlipat ganda dihitung
lx – lx+1). dengan rumus:
5. qx adalah proporsi mortalitas pada DT = ln (2) / r
masing-masing umur (qx = dx/ax). Data dalam penelitian ini diolah
6. Fx adalah jumlah telur yang diha- menggunakan software Microsoft Ex-
silkan pada setiap stadium. cel 2007.
7. mx adalah keperidian spesifik in-
dividu-individu pada kelas umur x HASIL DAN PEMBAHASAN
atau jumlah anak betina perkapita Biologi Riptortus linearis
yang lahir pada kelas x. Kepik polong kacang panjang R.
8. lxmx adalah banyaknya anak yang linearis memiliki tipe metamorfosis
dilahirkan pada kelas umur x, Σ paurometabola yaitu terdiri dari telur,
lxmx merupakan proporsi banyaknya nimfa, dan imago. Telur R. linearis
anak (betina) dilahirkan oleh semua berbentuk bulat dan berwarna coklat.
individu (betina) sepanjang generasi Dari empat ekor imago betina di-
kohort dan disebut laju reproduksi hasilkan 104 butir telur. Lama stadium
bersih (R0). telur hingga menetas sekitar 6,37 ±
Berdasarkan data neraca kehidup- 0,82 hari (Tabel 1).
an tersebut perhitungan dapat dilanjut- Nimfa instar pertama mirip semut
kan untuk menentukan parameter- gramang, berwarna kekuning-kuning-
parameter demografi lainnya. Menurut an, aktif bergerak dan mencari makan.
Wilson & Bossert (1971) dan Birch Hasil penelitian serangga yang hidup
(1948) dalam Kurniawan (2007), para- hingga instar 1 sebanyak 93 ekor de-

11
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16

Tabel 1. Lama stadium Riptortus linearis pada tanaman kacang panjang


Stadium Rata-rata lama stadium (hari) ± SD
Telur 6,37 ± 0,82 (n = 104)
Nimfa instar 1 2,06 ± 0,76 (n=93)
Nimfa instar 2 4,75 ± 1,61 (n=85)
Nimfa instar 3 4,55 ± 2,28 (n=71)
Nimfa instar 4 4,54 ± 2,27 (n=63)
Nimfa instar 5 6,20 ± 1,58 (n=55)
Nimfa instar 6 6,67 ± 1,12 (n=9)
Imago 29,3 ± 13,75 (n=50)

ngan rata-rata lama stadium 2,06 ± stadium 6,67 ± 1,12 hari. Hal ini
0,76 hari. Menurut Prayogo & Suhar- diduga disebabkan oleh kondisi ling-
sono (2005), stadium instar I ber- kungan dan kualitas makanan.
langsung 1-3 hari. Instar II juga mirip Imago R. linearis bertubuh me-
semut gramang, berwarna coklat ke- manjang dan berwarna kuning coklat.
kuningan, aktif bergerak, dan mencari Jumlah imago yang hidup sebanyak 50
makan. Rata-rata lama stadium instar ekor. Imago memiliki sayap sehingga
II adalah 4,75 ± 1,61 hari. Nimfa instar bisa terbang. Perbedaan antara imago
III berbentuk seperti semut rangrang, jantan dan betina dapat terlihat pada
berwarna coklat, aktif bergerak tapi bagian abdomen. Pada abdomen betina
tidak seaktif instar I dan II. Rata-rata terdapat garis segitiga berwarna putih,
lama stadium instar III adalah 4,55 ± sedangkan pada jantan hanya ada garis
2,28. Nimfa instar III yang hidup se- memanjang berwarna putih. Jika sudah
banyak 71 ekor. Nimfa instar IV mirip berisi telur, serangga betina memiliki
semut hitam, tidak seaktif instar satu abdomen yang membesar dan meng-
dan dua. Stadium instar IV ber- gembung pada bagian tengah, sedang-
langsung 4,54 ± 2,27 hari. R. linearis kan abdomen jantan lurus ke belakang.
yang hidup hingga instar IV sebanyak Rata-rata lama stadium imago adalah
63 ekor dan yang mampu mencapai 29,3 ± 13,75 hari. Lama perkembangan
instar V sebanyak 55 ekor. Instar V R. linearis dari telur hingga imago
berwarna hitam agak abu-abu, mirip membutuhkan waktu 64,48 hari.
semut hitam. Stadium instar V ber-
Neraca Kehidupan Cohort Serangga
langsung 6,20 ± 1,58 hari. Pada Paurometabola Riptortus sp.
beberapa invidu ada yang mengalami Kurva kesintasan (survivorship) R.
hingga instar VI dengan bentuk tubuh linearis secara umum menunjukkan
seperti nimfa instar V. Hanya ada 9 tingkat kematian tertinggi terjadi pada
individu R. linearis yang berkembang saat perkembangan awal yang diikuti
hingga instar VI dengan rata-rata lama dengan penurunan secara perlahan di

12
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.

sepanjang hidupnya (Gambar 1). Me- Penelitian ini dilakukan pada kon-
nurut Price (1997), terdapat tiga jenis disi sumber makanan tak terbatas dan
kurva bertahan hidup, yaitu tipe I, tipe lingkungan bebas musuh alami, sehi-
II dan tipe III. Kurva tipe I meng- ngga kematian yang terjadi dapat di-
gambarkan kematian organisme dalam sebabkan oleh genetik dan kondisi
jumlah sedikit ketika populasi berumur lingkungan pada saat pengujian. Ber-
muda dan kematian dalam jumlah be- dasarkan pola kurva kesintasan meng-
sar sewaktu populasi berumur lebih indikasikan bahwa stadium awal pra-
tua, tipe II menunjukkan laju kematian dewasa rentan terhadap gangguan fisik
konstan, sedangkan tipe III memper- pada saat pemeliharaan dan kualitas
lihatkan kematian yang lebih besar ter- makanan. Banyaknya serangga yang
jadi pada populasi berumur muda. mati pada periode tertentu dapat di-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasikan dalam bentuk neraca
R. linearis termasuk tipe III yang kehidupan (Pedigo & Rice 2006).
memperlihatkan kematian yang lebih Velasco & Walter (1993) menyatakan
besar pada populasi berumur muda bahwa keberhasilan serangga dan per-
atau stadium awal. Pola keberhasilan kembangan nimfa serta fase repro-
hidup seperti ini sangat umum dite- duktif sangat dipengaruhi oleh kualitas
mukan pada spesies serangga (Begon makanan.
& Mortiner 1981).

Gambar 1. Kurva kesintasan (suvivorship) R. linearis

13
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16

Tabel 2. Neraca kehidupan (life table) cohort R. linearis


Parameter populasi Satuan
GRR 1112,49 Individu/generasi
Ro 22,27 Individu/induk/generasi
rm 0,06 Individu/induk/hari
T 49,94 Hari
Keterangan: (GRR) Laju reproduksi kotor, (Ro) laju reproduksi bersih, (r) laju pertambahan
intrinsik, (T) rataan masa generasi

Nilai mx menunjukkan banyaknya belumnya. Menurut Kurniawan (2007),


telur betina yang dihasilkan induk nilai Ro dan GRR yang tinggi mem-
yang berumur hari ke-x, dan dihitung perlihatkan tingkat kesesuaian hidup
setelah mempertimbangkan nisbah ke- serangga terhadap tanaman inang.
lamin. Gambar 1 menyajikan kurva la- Laju pertambahan instrinsik (rm)
ma hidup (lx) dan rataan keperidian merupakan pertambahan populasi pada
per hari (mx) R. linearis pada tanaman lingkungan konstan dan sumberdaya
kacang panjang. Dari kurva, diketahui yang tidak terbatas. Nilai yang dipe-
bahwa peletakkan telur dimulai pada roleh ditentukan oleh berbagai aspek
hari ke-36 hingga hari ke-82. Rata-rata yang berhubungan dengan siklus ke-
keperidian betina per hari tertinggi hidupan organisme tersebut, yaitu ke-
pada hari ke-53 dengan jumlah telur matian, kelahiran, dan waktu perkem-
4,33 butir. bangan. Pada penelitian ini, laju per-
Price (1997), menyatakan bahwa tambahan instrinsik (rm) oleh R.
neraca kehidupan merupakan suatu linearis adalah 0,06 individu per induk
pendekatan dalam mempelajari dina- per hari (Tabel 2).
mika populasi. Hasil penelitian menun- Rata-rata masa generasi (T) adalah
jukkan bahwa laju reproduksi kotor rataan waktu yang dibutuhkan sejak
(GRR) R. linearis adalah 1112,49 in- telur diletakkan hingga saat imago be-
dividu per generasi, sedangkan laju tina menghasilkan separuh keturunan-
reproduksi bersih (Ro) R. linearis nya. Dengan mengetahui nilai Ro dan
adalah 22,27 individu per induk per T, maka dapat ditentukan laju pertam-
generasi (Tabel 2). Menurut Price bahan intrinsik (rm) generasi tersebut
1997, laju reproduksi bersih adalah (Andrewartha & Birch 1982). Pada
jumlah keturunan betina yang mampu penelitian ini, masa generasi (T) R.
dihasilkan oleh rata-rata individu induk linearis pada tanaman kacang panjang
tiap generasi. Nilai ini menunjukkan adalah 49,94 hari. Semakin kecil nilai
bahwa pada keadaan lingkungan terse- T maka semakin cepat waktu suatu
but, populasi serangga dapat mening- organisme untuk berkembang biak.
kat 22 kali dari populasi generasi se-

14
Amanda Mawan dan Herma Amalia: Statistika Demografi Riptortus linearis F.

Proses demografi seperti kelahir- hari, dan rata-rata masa generasi (T)
an, kematian, imigrasi, dan emigrasi, selama 49,94 hari.
merupakan faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi ukuran dan komposisi suatu DAFTAR PUSTAKA
populasi. Waktu terjadinya proses ter-
sebut memainkan peran penting dalam Andrewartha HG, Birch LC. 1982.
Selections from The Distribution
perkembangan suatu populasi, misal- and Abundance of Animals.
nya suatu populasi dengan kematian Chicago: University of Chicago
pradewasa yang tinggi akan memiliki Begon M, Mortiner M. 1981. Popula-
struktur yang berbeda dari populasi tion Ecology: A Unified Study of
dengan tingkat kematian tinggi pada Animals and Plants. Sunderland:
saat setelah umur reproduksi. Neraca Sinauer Associated Inc. Publis-
her.
kehidupan merupakan tabel data ke-
Capinera JL. 2001. Handbook of
sintasan dan fekunditas setiap individu Vegetable Pests. California: Aca-
dalam suatu populasi (Rockwood demic Press.
2006). Carey JR. 1993. Applied demography
for biologist with special empha-
KESIMPULAN sis on insect. New York: Oxford
Tipe metamorfosis R. linearis ada- University Press. p 11-41.
lah paurometabola yang terdiri dari Kurniawan HA. 2007. Neraca Kehi-
dupan Kutukebul, Bemisia tabaci
telur, nimfa, dan imago. Stadium telur,
Gennadius (Hemiptera: Aleyro-
berlangsung selama 6,37 ± 0,82 hari, didae) Biotipe-B dan Non-B
nimfa instar I selama 2,06 ± 0,76 hari, pada Tanaman Mentimun (Cur-
nimfa instar II selama 4,75 ± 1,61 hari, cumas sativus L.) dan Cabai
nimfa instar III selama 4,55 ± 2,28 (Capsicum annuum L.) [tesis].
Bogor: Sekolah Pascasarjana,
hari, nimfa instar IV selama 4,54 ±
Institut Pertanian Bogor.
2,27 hari, dan nimfa instar V selama
Pedigo LP, Rice ME. 2006. Entomo-
6,20 ± 1,58 hari. Beberapa individu logy and Pest Management. New
mengalami ganti kulit hingga instar VI Jersey: Prentice Hall.
dengan lama stadium selama 6,67 ± Prayogo Y, Suharsono. 2005.
1.12 hari. Rata-rata lama hidup imago Optimalisasi pengendalian hama
R. linearis adalah 29,3 ± 13,75 hari. pengisap polong kacang kedelai
(Riptortus linearis) dengan cen-
Statistik demografi R. linearis
dawan entomopatogen. Jurnal
pada tanaman kacang panjang antara Litbang Pertanian 24(4):123-130
lain: laju reproduksi bersih (Ro) adalah th
Price PW. 1997. Insect Ecology. 3
22,07 individu per induk per generasi,
ed. New York: John Wiley &
laju pertumbuhan intrinstiknya (rm) Sons, Inc.
sebesar 0,06 individu per induk per

15
J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 8-16

Rockwood LL. 2006. Introduction to ga. Bogor: Institut Pertanian


Popuation Ecology. Oxford, UK: Bogor.
Blackwell Publishing. Velasco LRI, Walter GH. 1993. Po-
Smith RL. 1990. Ecology and Field tential of host switching in Neza-
Biology. 4th ed. New York: ra viridula (Hemiptera: Pentato-
Harper Collins Publisher. midae) to enhance survival and
Sunaryono H. 1990. Kunci Bercocok reproduction. Environmental En-
Tanam Sayur-sayuran Penting di tomology 22: 327-333.
Indonesia. Bandung: Sinar Batu. Wilson EO, Bossert WH. 1971. A
Tarumingkeng RC. 1992. Dinamika Primer of Population Biology.
Pertumbuhan Populasi Serang- Stamford: Sinaver Associates.
______________________

16

Anda mungkin juga menyukai