Abstrak
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah salah satu komoditas tanaman penting setelah tanaman
jagung dan kedelai. Selain itu, produksi kacang tanah di belum mencukupi kebutuhan dan sering
mengalami gagal panen. Salah satu penyebab hal itu adalah penyakit pada kacang tanah itu sendiri.
Untuk mengatasi masalah penyakit pada kacang tanah dilakukan dengan membuat sistem identifikasi
penyakit, sehingga mempermudah pengendalian. Metode yang digunakan adalah logika fuzzy mamdani
dan forward chaining, logika fuzzy Mamdani untuk menentukan nilai dan hasil diagnosis penyakit dari
gejala yang ditimbulkan, sedangkan forward chaining digunakan untuk pembobotan nilai. Setelah
dilakukan implementasi dan pengujian, didapatkan hasil akurasi antara pakar dengan sistem sebesar
90,00%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari sistem dan pakar sudah sejalan dan
memiliki akurasi positif.
Kata Kunci : Kacang Tanah, Fuzzy Mamdani, Sistem Pakar, Logika Fuzzy
Abstract
Peanut (Arachis hypogaea L.) is one of important plant commodities after corn and soybean crops. In
addition, peanut production in not sufficient needs and often experience crop failure. One of the causes
of it is the disease in the peanut itself. To overcome the problem of disease in peanuts done by making
disease identification system, thus facilitating the control. The method used is fuzzy mamdani logic and
forward chaining, fuzzy logic of Mamdani to determine the value and result of disease diagnosis of the
phenomenon, while forward chaining is used for weighting value. After the implementation and testing,
obtained the accuracy between experts with the system of 90.00%. From these results can be concluded
that the results of the system and experts are aligned and have a positive accuracy.
Keywords: Peanut, Fuzzy Mamdani, Expert System, Fuzzy Logic
Ahli pertanian mempunyai kemampuan hasil sampai 60%. Bercak daun ini disebabkan
untuk menganalisis gejala-gejala penyakit oleh Cercospora personata dan Cercospora
tanaman tersebut, tetapi untuk mengatasi semua arachidicola. Penyakit ini dominan pada
persoalan yang dihadapi petani terkendala oleh pertanaman kacang tanah lahan kering maupun
waktu dan banyaknya petani yang mempunyai lahan sawah. Penyakit ini sudah menyebar ke
masalah dengan gejala yang timbul dan seluruh dunia, termasuk Indonesia, umumnya
beberapa kemiripan gejala yang membuat para disebut tikka.
petani susah melakukan identifikasi penyakit
pada tanaman kacang tanahnya. 2. Karat (Rust)
Salah satu cara yang bisa digunakan dalam Karat adalah penyakit penting secara
mendeteksi penyakit tanaman kacang tanah ekonomi di negara-negara penghasil kacang
adalah penerapan logika fuzzy. Logika fuzzy tanah, menyebabkan kehilangan hasil yang
adalah metodologi sistem kontrol pemecahan cukup signifikan terutama bila serangannya
masalah yang cocok diimplementasikan pada bersama-sama dengan penyakit bercak daun.
sistem, mulai dari sistem yang sederhana, Bila penyakit meninfeksi tanaman kacang di
sistem kecil, embedded sistem, jaringan PC, awal fase generatif, menyebabkan pengurangan
multi-channel atau workstation berbasis pengisian polong.
akuisisi data, dan sistem kontrol (Widiyantoro,
2014). Salah satu metode dalam logika fuzzy 3. Belang (Mottle)
adalah metode Mamdani. Metode Mamdani Penyakit belang pada kacang tanah
paling sering digunakan dalam aplikasi-aplikasi merupakan penyakit penting dan tersebar luas
karena strukturnya yang sederhana, yaitu di daerah pusat pertanaman kacang tanah di
menggunakan operasi Min-Max atau Max- Indonesia. Kehilangan hasil akibat serangan
Product (Sukandy, 2013). Berdasarkan penyakit virus belang berkisar 10 -60%
penjabaran latar belakang tersebut, sistem pakar tergantung dari jenis kacang tanah, musim dan
deteksi penyakit tanaman kacang tanah pada umur tanaman pada saat terinfeksi. Penyakit
tugas akhir ini menggunakan Fuzzy Mamdani. tidak mengurangi berat, gaya kecambah, dan
ukuran biji, tetapi mengurangi jumlah polong,
2. KACANG TANAH jumlah biji dan berat kering biji. Makin awal
terjadinya infeksi, pengurangan semakin besar.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) secara
ekonomi merupakan tanaman kacang-kacangan 4. Layu Bakteri
yang menduduki urutan kedua setelah kedelai, Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh
sehingga berpotensi untuk dikembangkan bakteri Ralstonia solanacearum yang
karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan sebelumnya bernama Pseudomonas
peluang pasar dalam negeri yang cukup besar. solanacearum merupakan penyakit penting
Biji kacang tanah dapat digunakan langsung pada budidaya kacang tanah di Indonesia.
untuk pangan dalam bentuk sayur, digoreng Bakteri ini dapat menyerang tanaman kacang
atau direbus, dan sebagai bahan baku industri tanah pada berbagai stadia pertumbuhan.
seperti keju, sabun dan minyak, serta Pengendalian bisa dilkukan dengan kultur
brangkasannya untuk pakan ternak dan pupuk teknis seperti merendam tanah selama 15-30
(Marzuki, 2007). Di Indonesia kacang tanah hari kemudian diikuti dengan perbaikan
merupakan salah satu sumber protein nabati drainage sebelum penyemaian dapat
yang cukup penting dalam menu makanan. mengurangi insiden penyakit.
Sebagai bahan konsumsi, kacang tanah diolah
dalam berbagai bentuk makanan seperti kue- 5. Layu Pythium
kue, cemilan, atau hasil olahan lain. Di Layu Pythium dilaporkan penyakit ini
Indonesia kacang tanah memiliki beberapa terdapat di negara-negara penghasil kacang
nama antara lain kacang cina, kacang brol, dan tanah. Kerugian bervariasi 0-80% tergantung
kacang brudal (Andrianto dan Indarto, 2004). isolat patogen dan varietas kacang tanah. Gejala
2.1 Penyakit Kacang Tanah layu muncul karena sistem perakaran, terutama
jaringan pembuluh telah terinfeksi. Tanaman
1. Bercak Daun layu permanen mempunyai perakaran jauh
Bercak daun merupakan salah satu penyakit lebih sedikit.
utama pada kacang tanah yang menurunkan
Hasil
Gambar 4. Antarmuka Daftar Penyakit No Output sistem Output Pakar
Akurasi
1 Sapu setan Sapu setan 1
2 Sapu setan Sapu setan 1
3 Bercak daun Bercak daun 1
4 Sapu setan Sapu setan 1
5 Bercak daun Bercak daun 1
6 Sapu setan Sapu setan 1
7 Layu pythium Layu pythium 1
8 Sapu setan Sapu setan 1
9 Layu bakteri Layu bakteri 1
10 Bercak daun Bercak daun 1
11 Layu bakteri Layu bakteri 1
12 Sapu setan Sapu setan 1
13 Layu bakteri Layu bakteri 1
14 Karat Karat 1
15 Karat Bercak daun 0
Gambar 5. Antarmuka Hasil Identifikasi 16 Sapu setan Sapu setan 1
17 Layu bakteri Layu bakteri 1
18 Sapu setan Sapu setan 1
19 Sapu setan Sapu setan 1
20 Sapu setan Sapu setan 1
21 Karat Karat 1
22 Sapu setan Sapu setan 1
23 Bercak daun Bercak daun 1
24 Sapu setan Sapu setan 1
25 Layu bakteri Layu bakteri 1
26 Gapong Busuk Batang 0
Sclerotium
27 Sapu setan Sapu setan 1
28 Layu bakteri Layu bakteri 1
29 Karat Karat 1
30 Karat Belang 0
Gambar 6. Antarmuka About
31 Layu bakteri Karat 1 ini dengan 50 uji data kasus yang dipilih
32 Sapu setan Sapu setan 0 secara acak diperoleh dengan tingkat akurasi
33 Karat Karat 1 90%, penurunan tingkat akurasi disebabkan
34 Layu bakteri Layu bakteri 1
oleh nilai densitas hasil identifikasi sistem
dengan pakar berbeda.
35 Sapu setan Sapu setan 1
36 Sapu setan Sapu setan 1 8. DAFTAR PUSTAKA
37 Sapu setan Sapu setan 1
Andrianto, T.T. dan N. Indarto. 2004. Budidaya
38 Layu bakteri Layu bakteri 1 dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau,
39 Karat Karat 1 Kacang Panjang. Absolut. Yogyakarta.
40 Karat Karat 1 93 hlm.
41 Layu bakteri Sapu setan 1 Fachruddin, Lisdiana. 2000. Budidaya Kacang-
42 Layu bakteri Sapu setan 0 Kacangan. Kanisius, Yoyakarta.
43 Sapu setan Sapu setan 1 Kayame, Pongtiku. 2016. Ilmu Kesehatan
44 Sapu setan Sapu setan 1 Masyarakat Belajar dari Lapangan.
45 Gapong Gapong 1 Nulisbuku.com : Jakarta.
46 Belang Belang 1 Kusumadewi, S., dan Purnomo, H., 2004.
47 Gapong Gapong 1 Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
48 Layu pythium Layu pythium 1 Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
49 Karat Karat 1 Marwoto, Sri Hardaningsih. 2004. Identifikasi
50 Sapu setan Sapu setan 1 hama penyakit kedelai serta cara
pengendaliannya. Lokakrya
Pengembangan kedelai melalui
Data diatas adalah data hasil perbandingan
pendekatan PTT di lahan kering masam.
sistem dengan pakar.
Jumlah Data Uji = 50 Balitkabi-BPTP Lampung. 72
Hasil Sistem yang Sesuai = 45 hlm.Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang
Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
45
𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 (%) = 𝑥100 = 90% Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah.
50 Jakarta : Penebar Swadaya.
Berdasarkan hasil perbandingan data uji dan
Nautiyal, M.C. and Purohit, A.N. 2000.
sistem dapat menyimpulkan bahwa tingkat Cultivation of Himalayan Aconites under
akurasi sistem sebesar 90%. Pengujian ini poly house Condition. Current Science,
menggunakan 50 data uji dengan gejala yang di 78(9): 1062-1063
pilih secara acak.
Sutojo, S.Si., M.Kom., Edy Mulyanto, S.Si.,
M.Kom., Dr. Vincent Suhartono, 2011,
7. KESIMPULAN Kecerdasaan Buatan, Yogyakarta.
Berdasarkan dari hasil perancangan dan Widyantoro. 2014. Buku Panduan Bootstarp.
pengujian yang telah dilakukan, maka Jakarta: Margotek.
kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Rancangan sistem pakar identifikasi
penyakit kacang tanah terdiri dari 4 tabel
database yaitu tabel user, tabel identifikasi,
tabel gejala dan tabel penyakit. Dan terdiri
dari 5 user interface yaitu antarmuka proses
diagnosis, daftar gejala, daftar penyakit,
hasil identifikasi dan about.
2. Hasil pengujian sistem pakar kacang tanah
dengan metode fuzzy mamdani di penelitian