PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagaimna nasib obat dalam tubuh yang meliputi berbagai proses seperti
Bioavailibilitas adalah jumlah atau banyaknya zat aktif dari suatu sediaan
salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat karena setiap bagian
tubuh atau anatomi tubuh mempunyai sifat atau ciri khas yang berbeda-
beda. Selain itu jumlah suplai darah di setiap tubuh berbeda-beda enzim-
enzim yang terdapat di daerah tersebut juga berbeda. Hal-hal ini dapat
pemberian obat.
C. Maksud Percobaan
D. Tujuan Percobaan
rute oral.
E. Prinsip Praktikum
farmokinetik oral meliputi tetapan eliminasi (K), waktu paruh (t1/2), volume
distribusi (Vd), tetapan laju absorpsi (Ka), Cpmax, Tmax, dan area di bawah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Sebelum obat yang diberikan pada pasien yang tiba di dalam tubuh
obat mengalami banyak proses obat yang dapat dibagi dalam tiga
(Ganiswarna, 2005).
metabolisme, atau eksresi obat kedua sehingga kadar plasma kedua obat
obat dari tubuh merupakan proses yang dinamis yang kontinyu dari suatu
obat dimakan dan sampai semua obat tersebut hilang dari tubuh. Laju dari
1. Daerah dibawah kurva (Area Under Curva) adalah integritasi batas obat
ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh.
dan plasma.
mencapai level obat maksimum dalam darah (tmax). serta parameter ini
minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakolpgis yang
dikendaki.
5. Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk
suatu level aktivitas obat dan emnjadi separuh dari leval asli atau level
yang dikendaki
absorbsi suatu obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat
adalah secara oral. Tablet, kapsul, atau cairan oral ditelan, dan begitu
melepaskan zat aktif obat. Menariknya, suatu obat dianggap tidak berada
dan masuk kedalam aliran darah. Usus data dianggap sebagai suatu
tabung cekung yang melalui tubuh, terbuka pada kedua ujungnya (sangat
isi usus dianggap berada di luar tubuh. Pelintasan obat kedalam tubuh
membrane sel yang melapisi dinding lambung dan usus (Cairns, 2008).
(Dorland, 2011).
Sebagian besar obat diabsorbsi melalui jalur ini dan cara ini paling
pasien, obat oral mudah diberikan dan dapat membatasi jumlah infeksi
sistemis yang dapat mempersulit tata laksana. Selain itu, toksisitas atau
seperti arang aktif. Dipihak lain, jaras yang terlibat dalam absorpsi obat
(Syamsuni, 2006) :
cara injeksi karena dapat dirusak oleh enzim proteolitik pada saluran
gastrointestinal.
Metabolisme obat biasanya terjadi dalam hati melalui satu atau dua
jenis reaksi. Tahap 1 reaksi umumnya membuat molekul obat lebih polar
(Dipiro, 2008).
membuatnya lebih cepat dieliminasi oleh ginjal. Organ lain yang memiliki
(Dipiro, 2008).
A. Uraian Bahan
dan eter P.
B. Uraian Obat
Ibuprofen (Medscape)
Farmakokinetik
Distribusi : Ikatan protein 90-99% dan volume distribusi 0,12 L/kg BB.
Waktu paruh : 2-4 jam (dewasa), 1,6 jam (anak 3 bulan- 1 tahun).
2019)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
galur atau varietas tikus yan memiiki kekhususan tertentu antara lain
kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan galur long-evans yang
lebih kecil daripada tikus putih dan memiliki warna hitam pada kepala
METODOLOGI PERCOBAAN
70%, betadine, kapas, Natrium CMC, spoit 1 mL dan 3 mL, dan tissue.
B. Cara Kerja
a. Disiapkan bahan.
rata.
dilakukan.
tabung effendorf.
A. Hasil Praktikum
Tabel 1.1
t (menit) Cp (µg/mL)
2 22.55
4 33.6
6 39.55
8 40.10
10 39.6
12 27.4
14 20.00
16 19.81
18 15.22
20 13.4
22 11.2
24 9.28
B. Pembahasan
nasib obat atau perjalanan obat tubuh. Oleh karena itu penting bagi
awal mula kerja awat sampai obat tidak berefek dalam tubuh dan agar
sediaan obat yang diberikan dapat diketahui proses distribusi dan volume
dan ekskresi obat. Untuk menghasilkan efek, suatu obat harus terdapat
tempat kerja, suatu obat harus melewati berbagai membran sel tubuh.
sama dengan manusia. Pada percobaan ini obat yang digunakan adalah
paling baik untuk berbagai macam obat dan memberikan efek toksik.
akan digunakan. Diberi obat clonidin pada tikus secara oral sesuai dengan
volume pemberian. Lalu diambil darah tikus pada menit 15, 30 dan 60.
0,092 menit-1. Dan waktu paruhnya adalah 7,532 menit, kecepatan laju
A. Kesimpulan
diberikan secara oral, diperoleh hasil data yaitu, kecepatan laju eliminasi
obat yaitu 0,092 menit-1. Dan waktu paruhnya adalah 7,532 menit,
486,754 mL, Tmax 4,661 menit, Cp max nya sebesar 38,187 µg/mL, %
literature data yang valid adalah data yang %AUC nya ≤20%
B. Saran
berlangsung.
Cairns, Donald. 2008. “Intisari Kimia Farmasi (edisi II)”. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta
Neal, M.J. 2006. “At Glance Farmakologi Medis (edisi lima)”. Penerbit
Erlangga: Jakarta
Tjay, Tan Hoan dan Raharja Kirana. 2007. “Obat-obat Penting”. Elex
Media Komputindo :Jakarta
Utami, M.G. 2013. “Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Oral pada
Pasien di Instalasi Rawat Jalan Akses Rumah Sakit Dokter
Soedarso Pontianak”. Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura : Pontianak
A. Skema Kerja
15, 30 dan 60
B. Lampiran Gambar