Laporan Praktikum
yang Dibina Oleh Dr. Murni Saptasari, M.Si. & Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Offering C 2018
JURUSAN BIOLOGI
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2019
B. Pembahasan
Perkecambahan kacang hijau adalah salah satu tipe perkecambahan epigeal. Pada
pengamatan morfologi, akar kacang hijau termasuk dalam sistem perakaran tunggang dan
radikula pada biji kacang hijau sudah terlihat pada hari pertama. Radikula adalah calon akar yang
akan terus bertambah panjang menjadi akar sesunggguhnya dan dapat diidentifikasi bagian-
bagiannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soendjot (2008) bahwa pada tahap
pertumbuhan radikula selanjutnya, akan tumbuh menjadi akar primer dan dari akar tersebut akan
muncul akar lateral/sekunder.
Sedangkan kotiledon yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk embrio dapat
terlihat pada hari kedua. Ketika kecambah kacang hijau sudah memiliki helai daun atau dapat
berfotosintesis maka kotiledon ini akan jatuh dan kehilangan fungsinya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Tjitrosoepomo (1985) bahwa sumber makanan pada kotiledon sedikit demi sedikit
diedarkan ke bagian-bagian lain agar bertumbuh dengan pesat, dan jika tumbuhan tersebut sudah
dapat melakukan fotosintesis maka kotiledon menjadi layu dan akan jatuh. Pertumbuhan bagian
hipokotil yang terus menerus bertambah panjang pada setiap harinya memperkuat bahwa
perkecambahan kacang hijau termasuk jenis perkecambahan epigeal.
Kemudian pada pengamatan anatomi epikotil dan hipokotil kacang hijau memiliki
kesamaan strukturnya. Menurut Sulisetijono (2013), struktur penyususun epikotil dan hipokotil
kacang hijau terdiri dari epidermis yang berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya,
jaringan dibawahnya yaitu terdapat korteks dan endodermis. Juga terdapat berkas pengangkut
dibagian stele yang tersebar teratur dalam lingkaran. Sedangkan bagian anatomi akar kacang
hijau sama dengan struktur akar pada tumbuhan dikotil lainnya. Seperti mempunyai rambut dan
tudung akar yang berfungsi untuk menyerap air dan zat hara.
Sedangkan pada pengamatan anatomi epikotil jagung tedapat berkas pengangkut yang
menyebar pada stele, terdapat korteks yang berukuran cukup luas yang tersusun atas parenkim
dan beberapa sklerenkim, epidermis yang berfungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya, serta
memiliki dinding sel yang dipenuhi dengan lignin. Kemudian pada pengamatan anatomi akar
jagung terdapat jaringan epidermis yang dapat ditemukan derivat berupa rambut akar, korteks
yang akan membentuk serabut sklerenkim, endodermis yang tersusun secara padat dan
mengandung suberin serta lignin. Jaringan pengangkut yang tersusun secara radial dan ukuran
xilem yang lebih besar daripada floem (Agustina, 2010).
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hatta (2005) bahwa pada
proses perkecambahan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam (internal) dan
faktor luar (eksternal). Faktor dalam meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi,
dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar meliputi air, temperatur, oksigen,
cahaya, dan medium.
C. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkecambahan
memiliki dua tipe. Yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal, yang
membedakan keduanya adalah letak biji dalam proses perkecambahan tersebut. Pada
perkecambahan biji kacang hijau termasuk perkecambahan epigeal karena biji terangkat keatas
permukaan tanah akibat pemanjangan hipokotil, sedangkan pada perkecambahan biji jagung
termasuk perkecambahan hipogeal karena biji tetap berada dibawah permukaan tanah. Kemudian
untuk anatomi diantara keduanya terdapat perbedaan dari beberapa struktur dan jaringan-
jaringanya. Pada proses perkecambahan setiap biji memerlukan lingkungan yang baik untuk
melakukan pertumbuhan. Karena perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan
eksternal.
D. Lampiran
No Hasil Pengamatan
1 Morfologi
Perkecambahan
Kacang Hijau Hari ke
1-7
2 Morfologi
Perkecambahan
Jagung Hari ke 1-7
3 Morfologi Akar
Kacang Hijau
4 Morfologi Akar
Jagung
5 Morfologi Biji
Kacang Hijau
6 Morfologi Biji
Jagung
7 Irisan Melintang
Epikotil Kacang
Hijau
8 Irisan Melintang
Hipokotil Kacang
Hijau
9 Irisan Melintang
Akar Kacang Hijau
10 Irisan Membujur
Epikotil Kacang
Hijau
11 Irisan Membujur
Hipokotil Kacang
Hijau
12 Irisan Melintang
Epikotil Jagung
13 Irisan Melintang
Akar Jagung
14 Irisan Membujur
Epikotil Jagung
15 Irisan Membujur
Akar Kacang Hijau
16 Irisan Membujur
Akar Jagung
Laporan Sementara
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, T. W. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung : Penerbit UIN Sunan
Gunung Djati.
Henderson, F.M. 2006. Morphology and Anatomy of Palm Seedling. New York : The Botanical
Review.
Hatta. 2005. Penelitian Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Palembang : Fakultas
Pertanian Unsri.
Soendjot. 2008. Upaya Peningkatan Mutu dan Produktifitas Pangan Menuju Pengelolaan
Pangan Lestari. Banjarbaru : BTR Banjarbaru.