Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

“OM SWASTIYASTU”

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, saya yang masih dalam tahapan belajar ini dapat
menyelesaikan laporan kimia tentang “Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan
dengan Titrasi Asam Basa” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yang merupakan
salah satu tugas yang harus diselesaikan pada semester genap ini.
Dalam makalah ini saya menjelaskan mengenai penjelasan secara singkat tentang kadar
asam cuka perdagangan dengan titrasi asam-basa. Adapuan tujuan saya menulis laporan ini
yang utama untuk memenuhi tugas sekolah dari guru pembimbing saya. Saya menulis
laporan ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai asam cuka perdagangan dengan titrasi
asam-basa.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah meluruskan praktikum saya.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,diharapkan kritik
dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan saya ini untuk ke depannya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca khususnya
siswa-siswi SMA Negeri 1 Gianyar.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

“OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM”

Gianyar, 24 Maret 2016

(Penulis)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam cuka merupakan asam lemah yang sering dijumpai dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, tingkat keasaman setiap merk cuka yang diperdagangkan berbeda-
beda, maka untuk mengetahui tingkat keasaman merk cuka tertentu maka dapat diketahui
dengan melakukan titrasi.
Titrasi adalah penambahan larutan standar (larutan yang telah diketahui dengan tepat
konsentrasinya) ke dalam larutan lain dengan bantuan indikator sampai tercapai titik
ekuivalen (kondisi dimana saat analyt tepat bereaksi dengan larutan standar). Titrasi
dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna yang disebut titik akhir
titrasi. Penetapan kadar suatu larutan disebut titrasi asam–basa
Dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, maka untuk menetukan kadar asam
cuka perdagangan, cuka harus diencerkan. Jika tidak diencerkan maka akan memerlukan
larutan NaOH yang terlalu banyak sehingga tidak praktis dan tidak mempunyai ketelitian
yang baik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan kimia ini adalah peserta didik dapat menentukan kadar asam
cuka perdagangan menggunakan titrasi asam basa.

1.3 Landasan Teori


Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah suatu
prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam
basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah
diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar suatu larutan basa dapat di tentukan dengan
menggunakan larutan asam yang telah di ketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada
jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetri. Pengukuran volume
diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar misalnya, buretdan pipet
volumetric.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi
asam basa atau aside alkalimetri. Asidimetri adalah reaksi netralisasi larutan basa dengan
larutan standar asam. Alkalimetri adalah reaksi netralisasi larutan asam dengan larutan
standar basa. Penentuan kadar CH3COOH dalam asam cuka perdagangan ini menggunakan
metode titrasi alkalimetri dengan larutan NaOH sebagai larutan standar basa. Pada titrasi
asam cuka dengan NaOH sebagai larutarutan NaOH sebagai larutan standar basa. Pada titrasi
asam cuka dengan NaOH sebagai larutan standar akan dihasilkan garam yang berasal dari
asam n standar akan dihasilkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, dengan
persamaan sebagai berikut :

NaOH(aq) + CH3COOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)

Berbagai merk asam cuka yang tersedia di pasaran rata-rata mencantumkan kadar 25%
pada labelnya. Pada pratikum ini akan dilakukan percobaan untuk menyelidiki kebenaran
label tersebut dengan menggunakan titrasi alkalimetri. Dalam melakukan percobaan ini, asam
cuka perdagangan perlu diencerkan terlebih dahulu agar tidak memerlukan larutan NaOH
yang terlalu banyak. Hal ini juga bertujuan agar hasil titrasi mempunyai ketelitian yang baik.
Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan
bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volume
tertentu dalam labu Erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai dengan
berubahnya warna. Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan
dan volumenya dicatat sebagai volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan
dalam buret disebut dengan penitrasi.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai
trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat
habis bereaksi pH larutan samadengan 7.
Perubahan warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi
tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volum larutan penitrasi yang
diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Besar kecilnya kesalahan
titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator, jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasinya
kecil. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi
volumetri. Untuk menghitung kemolaran suatu zat pada titrasi di gunakan rumus :

VA x MA x nA = VB x MB x nB

Keterangan :
VA = konsentrasi zat A/1
MA = kemolaran zat A/1
nA = jumlah koefisien H+/OH- zat A/1
VB = konsentrasi zat B/2
MB = kemolaran zat B/2
nB = jumlah koefisien H+/OH- zat B/2
1.4 Alat dan Bahan
a. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar asam cuka perdagangan
dengan titrasi asam basa adalah sebagai berikut :

 Gelas Kimia 80 mL : 2 buah


 Erlenmeyer ukuran 250 mL : 3 buah
 Gelas beker ukuran 250 mL : 1 buah
 Gelas ukur 100 mL : 1 buah
 Pipet tetes : 2 buah
 Corong kaca : 1 buah

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kadar asam cuka


perdagangan dengan titrasi asam basa adalah sebagai berikut :

 Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 200 mL


 Asam cuka perdagangan sebanyak 50 mL
 Indikator PP sebanyak 10 mL
 Akuades sebanyak 1 L

1.5 Cara Kerja


Langkah-langkah dalam percobaan penentuan kadar asam cuka perdagangan dengan
titrasi asam basa adalah sebagai berikut :

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini.
b. Cucilah alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan dengan bersih.
c. Ambil 5 mL asam cuka perdagangan, lalu encerkan sampai volume 100 mL
dalam labu ukur!
d. Masukkan 10 mL larutan asam cuka yang telah diencerkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian tetesi dengan indikator PP sebanyak tiga tetes!
e. Tetesi larutan asam cuka dengan larutan NaOH 0,1 M! Penetesan harus
dilakukan secara berhati-hati dan labu erlenmeyer terus-menerus digoncangkan.
Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi
merah muda.
f. Hitung volume NaOH 0,1 M yang digunakan!
g. Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama!
h. Hitung kadar asam cuka perdagangan tersebut!
BAB II
PEMAHASAN

2.1 Data Pengamatan

Volume NaOH 0,1 M yang


No Gelas Erlenmeyer Tetes telah digunakan
( 1 mL = 25 tetes )
1 A 284 tetes 11,36 mL
2 B 327 tetes 13,08 mL
3 C 299 tetes 11,96 mL

2.2 Analisis Data


1. Tentukan volume rata-rata larutan NaOH 0,1 M yang digunakan!
Dik :
Volume A = 11,36 mL
Volume B = 13,08 mL
Voume C = 11,96 mL
Dit :
Volume rata-rata (v) = ... ?
Jwb :

11,36 𝑚𝐿 + 13,08 𝑚𝐿 + 11,96 𝑚𝐿


V=
3
36,40 𝑚𝐿
V=
3
V = 12,13 mL
V = 12 mL

2. Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan!


Dik :
[NaOH] = 0,1 M
Volume = 12,13 mL
Dit :
Jumlah mol NaOH (n) = ... ?
Jwb :

𝑚𝑜𝑙 (𝑛)
𝑀=
𝑉
𝑛 = 𝑀𝑥 𝑉
𝑛 = 0,1 M x 12,13 mL
𝑛 = 1,213 mmol
𝑛 = 1,2 mmol

3. Tentukan jumlah mol asam cuka yang digunakan berdasarkan perbandingan koefisian
reaksi!
Dik :
NaOH(aq) + CH3COOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)
Dit :
Jumlah mol asam cuka (n) = ... ?
Jwb :
Karena koefisien dari NaOH dan CH3COOH besarnya sama, yaitu sebesar 1.
Maka, mol CH3COOH juga sebesar 1,2 mmol.

4. Tentukan kadar asam cuka perdagangan tersebut apabila ρ asam cuka = 1,05 g/mL!
Dik :
ρ asam cuka = 1,05 g/mL
Dit :
Kadar asam cuka perdagangan = ... ?
Jwb :

RUMUS :
VA x MA x nA = VB x MB x nB
- Perhitungan konsentrasi larutan cuka yang telah diencerkan :
VA x MA x nA = VB x MB x nB
10 mL x MA x 1 = 12 mL x 0,1 M x 1
10 mL MA = 1,2 mL
1,2 𝑚𝐿
MA =
10 𝑚𝐿
MA = 0,12 M

Keterangan :
 VA = volume CH3COOH
 MA = molar CH3COOH
 nA = mol CH3COOH
 VB = volume NaOH
 MB = molar NaOH
 nB = mol NaOH

- Perhitungan konsentrasi larutan cuka sebelum diencerkan :


VA x MA x nA = VB x MB x nB
100 mL x 0,12 M = 5 mL x MB
12 = 5MB
MB = 2,4 M
Keterangan :
 VA = volume CH3COOH sesudah diencerkan
 MA = molar CH3COOH sesudah diencerkan
 nA = mol CH3COOH
 VB = volume CH3COOH sebelum diencerkan
 MB = molar CH3COOH sebelum diencerkan
 nB = mol CH3COOH

- Perhitungan kadar asam cuka :


% × 𝜌× 10
M= 𝑀𝑟
𝑀 𝑥 𝑀𝑟
% kadar asam asetat =
𝜌 ×10
2,4 𝑥 60
% kadar asam asetat = 1,05 𝑥 10
144
% kadar asam asetat = 10,5
% kadar asam asetat = 13,71 %
Jadi, kadar asam cuka perdagangan tersebut adalah 13,71%

5. Bandingkan kadar asam cuka yang Anda hitung dengan kadar asam cuka yang tertera
dalam label!
Dik :
Kadar asam cuka yang dihitung = 13,71%
Kadar asam cuka dalam label = 25 %
Dit :
Perbandingan kadar asam cuka yang dihitung dengan kadar asam cuka dalam
label = ... ?
Jwb :
13,71
Perbandingan = 𝑥 100%
25
= 54,84 %
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dari ketiga percobaan diperoleh 3 volume NaOH yang sama yaitu 11,36 mL, 13,08
mL, 11,96 mL. Untuk menentukan kadar cuka diperlukan volume NaOH yang
diperoleh dari rata – rata ketiga volume NaOH, yaitu 12,13 mL. Setelah didapat rata
– rata volume NaOH, kita dapat menentukan Molaritas cuka (CH3COOH) yaitu 0,12
M. Dengan Molaritas cuka (CH3COOH) kita dapat menghitung kadar cuka yaitu
sekitar 13,71%.
2. Indikator PP berfungsi untuk menunjukkan titik ekuivalen atau titik akhir titrasi yang
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah muda bening.
3. Pengenceran asam cuka dengan ditambahkan akuades berguna agar larutan NaOH
yang digunakan saat titrasi tidak terlalu banyak dan hasil titrasi memiliki ketelitian
yang baik.

3.2 Saran
Semoga pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan alat yang lebih baik lagi
seperti menggunakan Bufer agar tingkat ketelitian dan konsentrasi siswa tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA

Indratmoko, Septiana dan Taufan Ratri Harjanto, 2010, Petunjuk Praktikum Kimia
Farmasi II, Cilacap : STIKES Al-Irsyad Al-Islaimyyah
Purba, Michael 1995. Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Jakarta :
Erlangga.
Sutresna, Nana. 2003. Pintar Kimia Jilid 3 untuk SMU Kelas 3. Jakarta :
Ganeca Exact
Pudjaatmaka, Hadyana.1989. KIMIA UNTUK UNIVERSITAS. ERLANGGA:
Jakarta.
Soma, Wayan. 2004. Panduan Belajar Kimia Kelas XI semester 2 Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Singaraja.
Anonim, 2009
http://dxcommunitypha1.wordpress.com/2009/04/06/praktek-kimia-titrasi-asam-
basa/, online 29 Maret 2010
Arrhenius, 2009,
http://belajarkimia.com/2009/01/definisi-asam-basa-arrhenius/, online 29 Maret 2010
Anonim, 2009
http://pdfdatabase.com/index.php?q=titrasi+asam+basa+larutan+kimia, online 29
Maret 2010
Aisyah, 2008
http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/22/titrimetri/ , online 29 Maret 2010
diposkan oleh shochichah di 19.39
label: laporan kimia farmasi

Anda mungkin juga menyukai