1054 1978 2 PB
1054 1978 2 PB
KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI POST
SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO
Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti
Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
ARTIKEL PENELITIAN
1. KOMBINASI BREAST CARE DAN TEKNIK MARMET TERHADAP 1–9
PRODUKSI ASI POST SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Happy Dwi Aprilina, Sri Suparti
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
PENYEDIAAN AIR BERSIH, PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA, PENGELOLAAN
SAMPAH, SANITASI MAKANAN DAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN BERPENGARUH
TERHADAP KEJADIAN DIARE UMUR 15-50 TH
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi KLB
dan dapat disertai dengan kematian. Menurut laporan bulanan diare pergolongan umur
Kabupaten Banyumas angka kejadian diare pada Bulan Januari sampai Agustus 2015 sebesar
17.081 kasus. Angka kejadian diare tertinggi terjadi pada usia >15 tahun sebanyak 7.719 kasus
(45,19%). Pada bulan Januari sampai Agustus 2015 di wilayah Puskesmas Sokaraja I angka
kejadian diare pada umur >15 tahun sebanyak 240 kasus.
Tujuan: Penelitian mengetahui pengaruh faktor penyediaan air bersih, penggunaan jamban
keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi makanan dan kebiasaan mencuci tangan terhadap
kejadian diare.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan Case Control
Unmached. Sampel penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami diare sebagai kasus
sebanyak 31 responden dan tetangga penderita diare yang tidak mengalami diare sebagai
kontrol sebanyak 31 responden. Instrumen penelitian berupa lembar kuesioner dan lembar
observasi. Analisis data meliputi univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil: Ada pengaruh antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR
(95%CI)=73,333 (8,645-622,033). Ada pengaruh antara penggunaan jamban keluarga dengan
kejadian diare (p=0,0001) dan OR 125,000 (95%CI=14,095-1108,582). Ada pengaruh antara
pengolahan sampah dengan kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=60,417
(11,178-326,555). Ada pengaruh antara sanitasi makanan dengan kejadian diare (p=0,0001) dan
OR (95%CI)=41,688 (8,060-215,614). Ada pengaruh antara kebiasaan mencuci tangan dengan
kejadian diare (p=0,0001) dan OR (95%CI)=49,714 (9,434-261,970). Tidak ada variabel yang
paling dominan.
Kesimpulan: Ada pengaruh antara penyediaan air bersih, penggunaan jamban keluarga,
pengelolaan sampah, sanitasi makanan dan kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian diare.
Kata kunci: Diare, Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah,
Sanitasi Makanan, Kebiasaan Mencuci Tangan
sedangkan pada kelompok kontrol yang responden yang memiliki sanitasi makanan
baik sebanyak 01 (96,8%). Dari hasil uji tidak memenuhi syarat memiliki peluang 41
statistik didapatkan nilai p=0,0001 (p<0,05) kali terjadi diare daripada yang memenuhi
menunjukan arti bahwa penggunaan syarat (Tabel 1).
jamban keluarga berhubungan dengan Pada variabel kebiasaan mencuci
kejadian diare umur 15-50 tahun di wilayah tangan yang masuk dalam kategori tidak
Puskesmas Sokaraja 1. Nilai Odds Ratio baik pada kelompok kasus sebanyak 24
125,000 (CI 95% = 14,095-1108,582) (77,4%), sedangkan pada kelompok kontrol
didapatkan artinya responden yang memiliki yang baik sebanyak 29 (93,5%). Dari hasil
penggunaan jamban tidak baik memiliki uji statistik didapatkan nilai p=0,0001
peluang 125 kali terjadi diare daripada yang (p<0,05) menunjukan arti bahwa kebiasaan
baik (Tabel 1). mencuci tangan berhubungan dengan
Pada variabel pengelolaan sampah kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
yang masuk kategori tidak baik pada 49,714 (CI : 95% : (9,434-261,970) artinya
kelompok kasus sebanyak 29 (93,5%), responden yang memiliki kebiasaan
sedangkan pada kelompok kontrol yang mencuci tangan tidak baik memiliki peluang
baik sebanyak 25 (80,6%). Dari hasil uji 49 kali terjadi diare daripada yang baik
statistik didapatkan nilai p=0,0001 (Tabel 1).
(p<0,05) menunjukan arti bahwa Hasil analisis model multivariate
penyimpanan sampah berhubungan dengan menggunkan regresi logistik dapat
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan disimpulkan bahwa dari enam variabel
60,417 (CI : 95% : 11,178-326,555) artinya independen yang diduga menjadi faktor
responden yang memiliki penyediaan kejadian diare tidak terdapat variabel yang
sampah tidak baik memiliki peluang 60 kali menjadi faktor dominan karena nilai p value
terjadi diare daripada yang baik (Tabel 1) > 0,05 yang terletak pada rentang
Pada Variabel sanitasi makanan yang 0,991-0,993. Hasil analisis multivariat
masuk kategori tidak memenuhi syarat pada menunjukkan tidak ada variabel yang paling
kelompok kasus sebanyak 29 (93,5%), dominan. Hal ini disebabkan karena kondisi
sedangkan pada kelompok kontrol yang populasi penyediaan air bersih, penggunaan
memenuhi syarat sebanyak 23 (74,2%). jamban, pengelolaan sampah, sanitasi
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai makanan dan kebiasaan mencuci tangan
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa keadaannya sama (Tabel 2).
sanitasi makanan berhubungan dengan
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
41,688 (CI:95%:8,060-215,614) artinya
Tabel 1. Analisis Hubungan Hubungan antara Kejadian Diare dengan Penyediaan Air Bersih,
Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan
Mencuci Tangan
Variabel Kasus (Diare) Kontrol (Tidak p value OR (95% CI)
Diare)
Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Penyediaan Air Bersih 0,0001 73,333
Tidak Memenuhi 22 (71,0%) 1 (3,2%) (8,645-622,033)
Syarat
Memenuhi Syarat 9 (29,0%) 30 (96,8%)
Penggunaan Jamban 0,0001 125
Keluarga (14,095-1108,582)
Tidak Baik 25 (80,6%) 1 (3,2%)
Baik 6 (19,4%) 30 (96,8%)
Pengelolaan Sampah 0,0001 60,417
Tidak Baik 29 (93,5%) 6 (19,4%) (11,178-326,555)
Baik 2 (6,5%) 25 (80,6%)
Sanitasi Makanan 0,0001 41,688
Tidak Memenuhi 29 (93,5%) 8 (25,8%) (8,060-215,614)
Syarat
Memenuhi Syarat 2 (6,5%) 23 (74,2%)
Kebiasaan Mencuci 0,0001 49,714
Tangan (9,434-261,970)
Tidak Baik 24 (77,4%) 2 (6,5%)
Baik 7 (18,0%) 29 (93,5%)
Makanan 0
mereka juga masih memanfaatkan “toilet Menurut Hamzah (2012), diperoleh hasil
terbuka” seperti sungai atau empang. ada hubungan antara pengelolaan sampah
Masyarakat peri-urban menjadikan dengan kejadian diare pada balita.
kepraktisan dan norma umum (semua orang Menurut Notoatmodjo (2011),
melakukannya) sebagai alasan utama untuk pengolahan sampah yang baik, bukan untuk
menyalurkan kotorannya ke sungai. Tidak kepentingan kesehatan saja, tetapi untuk
heran, sungai-sungai di Indonesia bisa keindahan lingkungan. Yang dimaksud
disebut sebagai jamban raksasa karena pengolahan sampah di sini adalah meliputi
masyarakat Indonesia umumnya pengumpulan, pengangkutan, sampai
menggunakan sungai untuk buang air. dengan pemusnahan atau pengolahan
Masyarakat urban di perkotaan yang sampah sedemikian rupa sehingga sampah
tinggal di gang-gang sempit atau tidak mengganggu kesehatan masyarakat
rumah-rumah petak di Jakarta umumnya dan lingkungan hidup.
tidak mempunyai lahan besar untuk Hubungan antara Kejadian Diare dengan
membangun septic tank. Karena itu, mereka Sanitasi Makanan
biasanya tak memiliki jamban. Jika Dari hasil uji statistik didapatkan nilai
kemudian mereka memiliki sumur, p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa
umumnya tidak diberi pembatas semen. sanitasi makanan berhubungan dengan
Kala hujan tiba, kotoran yang ada di tanah kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan
terbawa air hujan masuk ke dalam sumur. 41,688 (CI : 95% : 8,060-215,614) artinya
Air yang sudah terkontaminasi inilah yang responden yang memiliki sanitasi makanan
memudahkan terjadinya diare (Hiswani, tidak memenuhi syarat memiliki peluang 41
2003). kali terjadi diare daripada yang memenuhi
Hubungan antara Kejadian Diare dengan syarat. Menurut Putra (2014), dalam
Pengolahan Sampah penelitiannya menunjukkan bahwa merebus
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai air sebelum diminum merupakan faktor
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa risiko terhadap kejadian diare.
penyimpanan sampah berhubungan dengan Penanganan makanan yang tidak
kejadian diare. Nilai Odds Ratio didapatkan benar juga menjadi penyebab diare. Banyak
60,417 (CI : 95% : 11,178-326,555) artinya dari mereka yang mencuci sayuran dan
responden yang memiliki penyediaan buah dengan cara yang tidak benar,
sampah tidak baik memiliki peluang 60 kali sehingga berisiko terkontaminasi bakteri
terjadi diare daripada yang baik. kembali. Seharusnya mencuci sayuran atau
Hal tersebut sejalan dengan buah menggunakan air mengalir, bukan
penelitian yang dilakukan oleh Mangguang dengan air dalam tampungan. Begitu juga
(2012), berdasarkan penelitian diketahui dengan pengolahan makanan yang kurang
terdapat hubungan yang bermakna antara higienis (Hiswani, 2003).
tempat pembuangan sampah dengan Hubungan antara Kejadian Diare dengan
kejadian diare pada balita (p=0,006). Kebiasaan Mencuci Tangan
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai diturunkan kasusnya sampai 40% hanya
p=0,0001 (p<0,05) menunjukan arti bahwa dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS)
kebiasaan mencuci tangan berhubungan (Depkes RI, 2009).
dengan kejadian diare. Nilai Odds Ratio Faktor yang Paling Dominan Penyebab
didapatkan 49,714 (CI : 95% : Kejadian Diare
(9,434-261,970) artinya responden yang Dari hasil analisis multivariat
memiliki kebiasaan mencuci tangan tidak diketahui tidak ada variabel yang paling
baik memiliki peluang 49 kali terjadi diare dominan. Hal ini disebabkan karena kondisi
daripada yang baik. populasi penyediaan air bersih, penggunaan
Hal tersebut sejalan dengan jamban, pengelolaan sampah, sanitasi
penelitian yang dilakukan oleh Mangguang makanan dan kebiasaan mencuci tangan
(2012), berdasarkan penelitiannya keadaannya sama.
menunjukkan terdapat hubungan yang Menurut Silva et al (2008),
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
yang mempunyai balita mengenai cuci diare, antaralain: penyediaan air, jamban
tangan pakai sabun dengan kejadian diare keluarga, pengelolaan sampah, sanitasi
pada balita (p=0,000). Menurut Wijaya makanan, fasilitas sanitasi, dan pelayanan
(2012), dalam penelitiannya diketahui kesehatan.
bahwa ada hubungan antara kebiasaan ibu Air adalah sangat penting bagi
mencuci tangan dengan kejadian diare pada kehidupan manusia. Manusia akan lebih
balita yang tinggal di sekitar tempat cepat meninggal karena kekurangan air
penampungan sampah sementara dengan daripada kekurangan makan dalam tubuh
OR sebesar 16. manusia itu sendiri sebagian terdiri dari air.
Menurut Putra (2014), pada penelitian Didalam kegunaan-kegunaan air tersebut
ini didapatkan tidak mencuci tangan setelah yang sangat penting adalah kebutuhan
BAB meningkatkan risiko terhadap kejadian untuk minum. Oleh karena itu, untuk
diare. Menurut Hamzah (2012), dalam keperluan minum (termasuk untuk masak)
penelitiannya diperoleh hasil ada hubungan air harus mempunyai persyaratan khusus
antara kebiasaan ibu mencuci tangan agar air tersebut tidak menimbulkan
dengan air bersih dan sabun dengan penyakit bagi manusia (Notoatmodjo, 2011).
kejadian diare pada balita. Menurut penelitian Putra (2014), tidak
Mencuci tangan menggunakan sabun memanfaatkan jamban keluarga memiliki
juga termasuk salah satu faktor yang risiko terhadap kejadian diare. Faktor
mempengaruhi kejadian diare. Cuci tangan jamban keluarga yang perlu diperhatikan
pakai sabun memang cara sehat paling adalah kepemilikan jamban keluarga, buang
sederhana. Bila dilakukan dengan baik air besar di jamban dan keadaan jamban
dapat mencegah berbagai penyakit menular (silva et al, 2008).
seperti diare, tipus, bahkan flu burung dan Menurut hail penelitian Mangguang
flu baru H1N1. Penyakit diare dapat (2012), diketahui terdapat hubungan yang