Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang: Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang paling sering mempengaruhi jutaan

orang di seluruh dunia yang disebabkan oleh P.acnes. Berdasar catatan studi dermatologi
kosmetika, warga Indonesia menderita akne vulgaris sebanyak 60% pada tahun 2006, 80% pada
tahun 2007 dan 90% pada tahun 2009. Sediaan antibakteri topikal klindamisin dan eritromisin
untuk pengobatan akne vulgaris dapat memberikan efek samping kulit kemerahan, terasa panas,
iritasi ringan, dan terkadang pengelupasan kulit. Kulit jeruk nipis memiliki efek antimikroba,
yang mengandung banyak senyawa aktif, senyawa yang telah diketahui efek antimikrobanya
yaitu minyak atsiri 1,25%, flavonoid 0,52%, tanin 0,63%, alkaloid 1%, fenolat 0,47%, dan
saponin 0,98%.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
pertumbuhan P.acnes secara in vitro.

Metode Penelitian: True Experimental Post test Only Control Group Design, dengan
konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis yang digunakan adalah 100%, 25%, 24%, 23%, 22%, 21%,
20%, 19%, 18%, 17%, 16%, 15%, 14%, 13% 12.5%, 0%.. Analisa data menggunakan uji One
Way ANOVA dan post hoc Games-Howell.

Diskusi dan Hasil: Nilai KBM pada konsentrasi 13%. Hasil uji ANOVA (p=0.000<0.05)
menunjukkan ada pengaruh bermakna pemberian ekstrak kulit jeruk nipis terhadap P.acnes. Hasil
uji Games-Howell dengan signifikan 0.045 menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar
perlakuan. Peningkatan konsenrasi ekstrak kulit jeruk nipis akan menurunkan jumlah koloni
P.acnes pada NAP. Hal tersebut dikarenakan bahan aktif yang dimiliki buah kulit jeruk nipis
yaitu minyak atsiri, fenolat, alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin.

Kesimpulan: Ekstrak kulit jeruk nipis memiliki efek antimikroba terhadap pertumbuhan
P.acnes.

Kata Kunci: Ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Propionibacterium acnes, KBM
(Kadar Bunuh Minimal).

Anda mungkin juga menyukai