Makalah Akuntansi Kel 4
Makalah Akuntansi Kel 4
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kurun waktu 12 tahun di era reformasi, Indonesia sedang
melakukan pemebenahan segala bidang. Termasuk pembenahan dalam
pengelolaan keuangan Negara . saat ini pemerintah dituntut untuk lebih
transparan memberikan informasi terkait pengelolaan keuangan negara kepada
masyarakat. Terlebih adanya UU no 14 tahun2008 tentang keterbukaan
informasi public, dimana pada undang-undang ini badan public mewakili
kewajiban untuk menyediakan 3, memberikan dan atau menerbitkan informasi
public yang berada dibawah kewenaangannyaa. Laporan keuangan yang
diterbitlan oleh lembaga public yang berhak diperoleh masyrakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Laporan Keuangan SFAC No 4
Sebagai bagian dari usaha untuk membuat rerangka konseptual,
Financial AccountingStandards Board (FASB,1980) mengeluarkan
Satement of Financial Accounting Concepts No 4 (SFAC 4) mengenai
tujuan laporan keuangan untuk organisasi nonbisnis atau nirbala
(objectives of financial reporting by nonbusiness organizations). Tujuan
laporan keuangan organisasi nirbala dalam SFAC 4 tersebut adalah :
1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon
penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya
1
dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi
sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon
penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya
dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis
serta kemampuannya untuk melanjutkan member pelayanan
tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon
penyedia sumber daya alam, serta pemakai dan calon pemakai
lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisinisatas
pelaksanaan tanggung jawabpengelolaan serta aspek kinerj lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dan
transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber
daya dan kepentingan sumber tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu
periode. Pengukuran secara periodic atas perubahan jumlah dan
keadaan atau kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis
serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi
secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang
berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi
memperoleh danmembelanjakakn kas atau sumber day akas,
mengenai utang dan pembayaran kembali utang dan mengenai
factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai
dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.
B. Kebutuhan Informasi Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah
2
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut
dapatdijabarkan sabagai berikut:
1. Masyarakat pengguna pelayanan public membutuhkan informasi
atas biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin
mengetahui keberadaan dan pengunaan dana yang telah diberikan.
Publik ingin mengetahui apakah pemerintah melakukan catatan
fiscal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung
tingkat resiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan
untuk melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya
laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah dan
penyelewengan keuangan Negara.
5. Manajer public membutuhkan informasi akuntasi sebagai
komponem system informasi manajemen untuk membantu
perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan
membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dnegan
organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen
kompensasi.
3
Komponen laporan keuangan Komponen laporan keuangan
basis kas menuju akural terdiri basis kas akural terdiri dari:
dari:
1. Laporan realisasi 1. Laporan realisasi anggaran
anggaran(LRA) (LRA)
2. Neraca 2. Laporan perubahan saldo
3. Laporan arus kas (LAK) anggaran lebih
4. Catatan atas laporan 3. Neraca
keuangan (CALK) 4. Laporan operasional
5. Laporan arus kas
6. Laporan perubahan
ekuitas
7. Catatan atas laporan
keuangan
Dalam organisasi sector public ada dua jenis pelaporan yang dikenal
yakni pelaporan kinerja dan pelaporan keuangan. Pelapora kinerja
merupakan refleksi kewajiban untuk mempersentasikan daaannn
melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus
dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses
akubtabilitas. Entitas yang berkewajiban membuat pelaporan kinerja
organisasi sector public adalah pemerinta pusat , pemerintah daerah, unit
4
kerja pemerintah, unit pelksana teknis,LSM, partai ppolitik, SM, Partai
politik dan organisasi kemasyrakatan lainnya.
Pelaporan tersebut diserahkan ke masyrakat secara umum atau DPR,
sehinggamayarakat, anggota DPR, kondituen atau masyarakat dampingan
, dapat informasi yang lengkap dan tajam tentang kinerja program
organisasi beseta unitnya.
5
e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efiesiensi dan
pencapaian tujuan.
6
5. Surplus atau deficit dari aktivitas biasa
6. Pos-pos luar biasa
7
Catatn atas keuangan laporan adalah bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan
yang memadai.
Berdasarkan PP No 88 Tahun 20066 dan Permedagri No 13 tahun 2006 juncto
permedagri no 59 tahun 2007, catatan atas laporan keuangan entitas public
harus mencakup hal-hal berikut:
1. Kebijakan fiscal atau keuangan yang harus diungkapkan dlama catatan
atas pelaporan keuangan adalah kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam peningkatan pendaptan, efesiensi belanaj, dan pemerintah
sumber atau pengunaan pembiayaan. Kondisi ekonomi makro yang
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah
asumsi-asumsi aaindikator ekonomi makro yang digunakan dalam
penyusunan APBN atau APBD verikut tingkat pencapaiannya.
2. Iktisar pencapaian kinerja keuangan
Iktisar pembahasan kinerja keuangan dalam catata atas laporan keuangan
harus:
Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan mencapai
tujuan
Memberikan gambaran yang jelas tentang realissi dan rencana
kinerja keuangan dalam entitas pelaporan
Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh
manajemen agar dapat memberikan keyakinan yang beralasan
bahwa informasi kinerja keuangannya dilaporkan itu relefan dan
andal.
3. Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi memuat:
Entitas pelaporan
8
Entitas pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
Kesesuian kebijakan-kebijakan akuntansi
Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk
memahami laporan keuangan.
4. Penjelasan tentang perkiraan laporan realisasi anggaran, neraca dan
laporan arus kas:
Laporan realisasi anggaran
- Pendapatan
- Belanja
- Transfer
- Pembiyaan
Neraca pengungkapan akun-akun neraca
- Asset lancer
- Investasi jangka panjang
- Asset lainnya
- Asset tetap
- Kewajiban jangka penek
- Kewajiban jangka panjang
- Ekuitas dana lancer
- Ekuitas dana investigasi
Laporan arus kas
- Arus kas aktivitas operasi
- Arus kas dari aktivitas asset nonkeuangan
- Asset kas dari asset pembiayaan
- Asset kas dari aktivitas nonanggaran
5. Pengungkapan lainnya
9
Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan
Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen
baru
Kontijensi
Komitmen
Penggabungan atas oemekaran entitas tahun berjalan
Kejaian yang mempunyai dampal social
Kinerja penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara signifikan
terjadapad akun yang disajikan dalam neraka
a. Sistem pelaporan akuntansi pemerintah
1. System akuntansi pemerintah pusat (SAPP)
Sistem akuntansi pemerintah pusat adalah serangkaian
prosedur manual maupun yang berkomputerisasi mulai dari
pengumpulan dta, pencatatan, pengikhtisaran smapai dengan
pelaporan keuangan dan posisi keuangan dan operasi keuangan.
Laporan keuangan pemerintah pusat disampaikan kepada DPR
sebagai pertanggungjawbaan atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh
pihak BPK. Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
a. Anggaran realisasi anggaran
Konsolidasi laporan realisasi anggaran dan dari seluruh
kementetrian Negara atau lembaga yang telah direkonsilisasi
b. Neraca pemerintah
Neraca pemerintah pusat konsolidasi neraca SAI dan neraca
SAKUN
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas pemerintah pusat merupakan konsolidasi laporan
arus kas dari seluruh kanwil DJPBN
10
d. Catatan atas laporan keuangan
e. Merupakan penjelasan atau perincian atau analisi atas nilai yang
tersaji di dalam laporan realisasi anggaran, neraca pemerintah dan
laporan arus kas
11
KPPN
KANWIL
DITJEN
PBN
BPK Dit.
PKN
Untitas
BUN
12
13
b. sistem akuntansi instansi (SAI)
BLU
DJA Dit A3
UAPPB-E1 UAPPA-E1
DITJEN PBN
UAPA (Dit_APK)
UAPPB
DITJEN KN
14
Keterangan :
Rekonsiliasi data
Yaitu kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan
bukti pencatatan yang dicatat dalam jurnal. Jurnal adalah media pencatatan transaksi
secara urut waktu (kronologis). Manfaat jurnal adalah menggambarkan pos pos yang
terpengaruh oleh transaksi, dapat dibagi menjadi beberapa jurnal khusus yang
memungkinkan pekerjaan oleh beberapa orang waktu yang bersamaan, apabila terjadi
kesalahan maka akan lebih mudah menemukannya dalam jurnal daripada mencari
pada buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal, diringkas dan
dibukukan dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu tertentu. Buku
besar dibagi menjadi buku besar umum dan buku besar pembantu. Adapun fungsi
dari buku besar umum adalah mengumpulkan data transaksi kemudian
mengklasifikasikannya untuk divalidasi, mencatat penyesuaian terhadap akun untuk
mempersiapkan laporan keuangan.
15
3. Tahap pelaporan
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja. Sistem pencatatan dalam
akuntansi terbagi menjadi dua yaitu single book entry dan double book keeping entry.
Single book entry adalah sistem pencatatan yang hanya melibatkan satu buku besar
untuk pencatatan seluruh transaksi yang terjadi. Sedangkan double book keeping
entry adalah sistem pencatatan transaksi pada karakteristik entitas, pada entitas yang
tidak begitu kompleks tidak terlalu memerlukan double book keeping entry.
Pemerintah pusat
16
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan
realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut:
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Transfer
4. Surplus/deficit
5. Pembiayaan
6. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
17
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. Arus kas masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi asset nonkeuangan, pembiayaan dan non anggaran.
Penyajian laporan arus kas dan pengungkapannya yang berhubungan dengan arus kas
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 03 tentang Laporan
arus kas.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas harus mempunyai referensi
silang dengan informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu
pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas.
Termasuk pula catatan atas laporan keuangan adalah penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh standar akuntansi pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam
keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas pos-
pos tertentu dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga
dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-
surat berharga.
Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih
berkualitas (dapat dipahami, relevan, handal, dapat dibandingkan). Laporan tersebut
akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka
18
meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para stakeholder
antara lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif), investor, kreditor, dan
masyarakat pada umunya dalam rangka transparansi dan akuntabilitas keuangan
negara.
KESIMPULAN
19
Harus diakui, kehadiran PSAP masih memiliki kelemahan pada beberapa hal,
terutama terkait dengan basis akuntansi yang digunakan tidak konsisten dan bahkan
melanggar undang-undang. Penggunaan basis akuntansi akrual pada PP nomor 71
Tahun 2010 dianggap tidak penuh dan mengarah pada penggunaan basis akuntansi
akrual modifikasian. Tidak dicantumkannya laporan surplus deficit (laporan kinerja)
dalam komponen laporan keuangan pemerintah menurut PP Nomor 24 Tahun 2005,
menimbulkan tanda tanya besar, apakah pemerintah serius dalam upaya mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel. Sekalipun masih
banyak kelemahan, namun kehadiran standar akuntansi pemerintahan tetap perlu
mendapat apresiasi positif. Kehadiran standar ini menjadi langkah awal bagi
perbaikan sistem akuntansi pemerintahan yang selama ini dijalankan tanpa standar
yang baik.
20