Anda di halaman 1dari 3

Halaman 332-334

Topografi dan Geologi

Kota Semarang dipilih sebagai studi kasus karena Kota Semarang mempunyai keunikan
topografi, yang terdiri dari tiga wilayah yang sangat berbeda karakteristik fisiknya, yaitu
perbukitan, dataran rendah, dan daerah transisi.

Dataran rendah, membentang sepanjang pantai lebar antara 3-10 km, kelerengan lahan
datar sekitar 0-2%, dengan ketinggian maksimal 10 m diatas muka air laut (m.a.l), beberapa
daerah berada pada ketinggian sekitar 0,7 m di bawah m.a.l. Kawasan ini merupakan daerah
endapan alluvial yang cukup tebal (30-45 m), tanahnya sangat lunak dengan daya dukung tanah
yang relative rendah. Kendala pengembangan pada daerah ini adalah banjir (local, kiriman, air
pasang atau rob), dan amblesan tanah.

Daerah transisi, ketinggian daerah ini antara 50-200 m m.a.l.. Terdapat lokasi yang
kurang menguntungkan untuk dikembangkan karena terdapat perpotongan struktur geologi
yang berupa sesar normal, memotong lipatan antiklin dan sinklin. Terdapat pula kelerangan
yang cukup terjal (25-40%) karena pertemuan antara daerah rendah dan transisi. Lokasi
tersebut berada pada wilayah kecamatan Ngaliyan, Gunung Pati, Semarang Selatan,
Karangawen, Gajahmungkur dan Tembalang.

Daerah tinggi, berada pada kaki gunung Ungaran yang mempunyai ketinggian sekitar
2.050 m diatas MSL. Batuan endapan vulkanik gunung Ungaran terkikis pada daerah ini dan
membentuk tebing yang terjal (kelerangan 40%) dan merupakan daerah erosi yang potensial.
Merupakan daerah yang harus dikonservasi karena kondisi fisik lingkungan maupun sumber
daya alamnya. Gambar 2 memperlihatkan skema potongan arah Utara-Selatan Kota Semarang,
memperlihatkan ketinggian terhadap jarak dari pantai.
Gambar 1. Penampang melintang (utara-selatan) Kota Semarang, memperlihatkan
perubahan elevasi dan kemiringan lahan tiap-tiap segmen kota.

Secara historis, wilayah Kota Semarang merupakan dasar laut dangkal pada pergantian
masa dari Meiocene ke Pleistocene yang mengalami sedimentasi. Formasi pernyataan, Formasi
Banyak, Formasi Kalibiuk, dan Formasi Notopuro Bawah terbentuk pada lingkungan
sedimentasi ini. Pada saat yang sama, kegiatan vulkanik terjadi sekitar wilayah ini dan
membentuk Formasi Damar Atas dan Notopuro Atas dengan produk-produk vulkanik.

Secara garis besar, geologi Kota Semarang dan sekitarnya dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu batuan vulkanik, batuan sedimen yang berasal dari laut, dan endapan alluvial.
Batuan vulkanik terdiri dari lahar, lava dari Gunung Ungaran dan formasi Notopuro dengan
instrusi andesit. Batuan sedimen terdiri dari Formasi Damar, Formasi Kalibiuk, Formasi
Banyak dan Pernyataan.

Beberapa lipatan dan patahan akibat kegiatan gunung berapi (vulkanik) menyebar di
daerah studi. Patahan yang cukup luas ditemukan diperbatasan antara Formasi Notopuro dan
aliran lava dari Gunung Ungaran, sedangkan lipatan ditemukan di bagian selatan daerah studi.
Gambar 2. Potongan melintang Utara-Selatan Geologi Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai