Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL III
PENGAMATAN TUMBUHAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA GUNAWAN
NIM : G 101 19 032
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ELIF FITRIANA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER , 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.


Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai jenis tumbuhan ada di mana-mana.
Tumbuhan pun memegang banyak peranan penting dalam kehidupan manusia.
Tumbuhan menyediakan berbagai jenis makanan, menyediakan oksigen yang
sangat kita butuhkan, dan juga membuat bumi tampak indah dan sejuk (Suryati,
2008).

Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat


penting. Disamping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting
untuk perkembangan makhluk hidup. Maka, ilmu di bidang morfologi
mencoba untuk melihat keadaan tumbuhan yang sebenarnya dengan
menggunakan teknik- teknik yang teliti dan pengamatan yang cermat dengan
menelaah dan membandingkan bagian- bagian tumbuhan dari segi bentuk,
struktur dan reproduksinya. Studi perbandingan yang luas mengenai
persamaan- persamaan (homologi) antara organ tumbuhan menjadi amat
penting untuk dapat memahaminya. Homologi dari organ didasarkan kepada
persamaan struktural tanpa melihat fungsinya di saat pengamatan (Muslimin,
2016).

Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur daun,


dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi, dengan cara mengelompokkan
tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut. Dengan mengenal stuktur
daun, dapat ditelaah komponen-komponen setiap struktur secara lebih
terperinci, mulai dari bangunnya, ujung, pangkal, tepi, daging, sistem
pertulangan, warna, dan permukaannya, dan dapat membedakan struktur daun
antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan lainnya yang ditemukan di dalam
kehidupan sehari-hari (Rosanti, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang melatarbelakangi diadakannya


praktikum ini adalah agar lebih mengetahui tentang struktur morfologi,
anatomi dan histologi pada tumbuhan dikotil dan monokotil.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk memahami struktur morfologi, anatomi dan


histologi sistem organ pada tumbuhan. Sehingga diharapkan praktikan dapat
membandingkan struktur morfologi dan anatomi akar, batang, dan daun pada
tumbuhan monokotil dan dikotil. Setelah itu praktikan mampu
menggambarkan berbagai alat reproduksi pada tumbuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di antara sekian banyak jenis tumbuhan yang ada di dunia, tumbuhan biji
(Spermatophyta) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki tingkat perkembangan
paling tinggi sehingga jumlahnya sangat banyak dan mendominasi seluruh jenis
tumbuhan yang ada. Untuk mempertahankan jenisnya dari kepunahan, tumbuhan
tersebut menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakannya. Biji terbentuk di
dalam bakal biji yang terdapat pada bagian bunga. Tumbuhan biji memiliki bunga
sehingga sering disebut Anthophyta. Jika dilihat dari alat perkawinannya yang
tampak jelas dan mudah diamati, maka tumbuhan biji disebut pula dengan
Phanerogamae. Jenis tumbuhan lain yang alat perkawinannya tersembunyi
dinamakan Cryptogamae (Kadaryanto dkk, 2006).

Tumbuhan berbiji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak ditutupi oleh daging
buah. Contoh tumbuhan ini adalah pinus. Tumbuhan berbiji tertutup adalah
tumbuhan yang bijinya ditutupi oleh daging buah. Contoh tumbuhan ini adalah
mangga, nangka, dan jeruk. Tumbuhan berbiji tertutup dibagi lagi menjadi dua
yaitu monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang bijinya
memiliki satu daun lembaga. Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang bijinya
memiliki dua daun lembaga (Panut dkk, 2008).

Tumbuhan Angiospermae dibagi menjadi 2 golongan yaitu dikotil dan monokotil.


Monokotil menurut konsep yang selama ini diajarkan adalah berakar serabut,
sedang dikotil berakar tunggang. Kenyataan yang ada memang betul monokotil
berakar serabut, tetapi dikotil juga akan berakar serabut jika tidak dikembang
biakan dengan biji, misal menggunakan stek, cangkok, atau umbinya, misal kentang
dan ketela rambat. Oleh karena itu konsep yang ditanamkan harus ada sedikit revisi,
dengan pengertian monokotil berakar serabut dan dikotil berakar tunggang jika
dikembang biak menggunakan biji. Dikotil berakar serabut jika dikembang biakan
selain dengan selain. Konsep yang kedua adalah dikotil bercabang banyak, padahal
tidak semua dikotil bercabang-cabang batangnya, misalnya tanaman tempuyung
atau tapak liman dan lain-lain (Iswasta, 2015).

Dapat di ketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan dikotil terletak
pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terlihat lebih
teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas
pembuluh yang tidak teratur. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat
transportasi yang digunakan untuk mengangkut sari makanan dan unsur hara dari
tanah keseluruh tubuh tumbuhan dan floem yaitu berkas yang berfungsi sebagai
pengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Aryuliana,
2004).

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan


selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambiumintervasikuler. Keduanya dapat
mengadakan pertumbuhan sekunder yangmengakibatkan bertambah besarnya
diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya
pada saat air dan zat hara tersedia cukup,sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhanmenebalnya pada batang tampak berlapis-
lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-
lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun (Zhao, 2005).

Pada akar tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat kambium,
sedangkan pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di
jumpai kambium. Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam
membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. Sedangkan pada batang
monokotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang muda dan batang
tua sama. Dan untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi
batang muda dan batang tua berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang
muda dan sebaliknya pada batang tua (Atinirmala, 2006).
Pada Gymnospermae dan dikotil terdapat suatu jaringan meristem yang disebut
kambium pembuluh (kambium vaskuler) yang mengililingi xilem. Pertumbuhan
meristem pucuk menyebabkan pertumbuhan memanjang pada organ tumbuhan.
Kambium pembuluh menyebabkan pertumbuhan menjari dengan penebalan organ.
Sel kambium pembuluh membelah dan menghasilkan elemen xilem ke arah dalam
dan elemen floem ke arah luar. Jaringan pembuluh yang berasal dari kambium
disebut jaringan sekunder yang terdiri atas xilem dan floem (Mulyani, 2006).

Pada batang dikotil, jaringan dewasa primer berasal dari sistem apikal (protoderm,
ground meristem, dan procambium) dan terdiri dari jaringan epidermis, korteks,
endodermis, dan ikatan pembuluh (floem, xylem, dan kambium). Pada tumbuhan
dikotil terdapat kambium. Adanya kambium dikotil dapat mengadakan
pertumbuhan sekunder dan periderm. Pada batang monokotil, jaringan permanen
primer selain dari meristem apikal juga berasal dari meristem interkalar. Jaringan
monokotil primer terdiri dari jaringan dasar fundamental dimana letak ikatan
pembuluh terbesar. Pada batang monokotil tidak terdapat kambium, kecuali pada
beberapa spesies. Karena itu tidak mempunyai jaringan sekunder, walaupun tidak
dapat mengadakan pertumbuhan sekunder, batang monokotil dapat mempunyai
batang yang besar karena adanya pertumbuhan meristem menebal. Pada anatomi
batang dikotil dan monokotil tersebut, memiliki perbedaan pada tipe ikatan
pembuluh pada batang. Pada dikotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu tipe kolateral
terbuka dan bikolateral. Sedangkan pada monokotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu
bertipe kolateral tertutup yang umumnya di bungkus oleh sarung sklerenkim.
Susunan anatomi akar lebih sederhana daripada susunan anatomi batang walaupun
susunan anatomi akar bervariasi. Pada penampang melintang akar primer dijumpai
tiga sistem jaringan pokok yaitu epidermis, korteks, dan sistem jaringan
pengangkut. Di ujung akar terdapat bagian akar primer yang lain, yaitu akar yang
berfungsi melindungi promeristem akar (David, 2013 ).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari rabu tanggal 25 September 2019 pada
pukul 13:00 sampai dengan 15:00 WITA, bertempat di Laboratorium
Biosistematika Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kaca arloji, pisau silet, kuas
kecil, jarum preparat, mikroskop, kaca pembesar, silet, gelas obyek, dan gelas
penutup. Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tumbuhan
dikotil lengkap (akar, batang, daun), tumbuhan monokotil lengkap (akar,
batang, daun), bunga kertas (Bougainvillea), kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis), rumput teki (Cyperus rohtundus), jarak merah (Jatropha
gossypiifolia), dan bayam berduri (Aamaranthus spinosus).

3.3 Prosedur Kerja

1. Diambil masing-masing satu pohon dari kelompok tumbuhan monokotil dan


dikotil. Kemudian morfologi akar, batang, dan daun diamati dan
digambarkan ketiga organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan.
2. Disiapkan kaca obyek dan kaca penutup yang telah dibersihkan. Kemudian
dibuat irisan melintang akar, batang dan daun dari tanaman dikotil dan
monokotil. Digunakan kuas kecil untuk mengambil irisan tersebut dan
diletakkan di atas kaca obyek secara terpisah. Kemudian ditetesi dengan air
atau pewarna. Setelah itu ditutup dengan kaca penutup secara perlahan dan
diamati di bawah mikroskop. Digambar dan diberikan keterangan secara
lengkap setelah diamati di bawah mikroskop.
3. Diambil bunga lengkap suatu tumbuhan yang telah disiapkan dan diambil
bagian daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Diperhatikan
bagaimana kedua macam bagian tersebut melekat satu sama lain atau pada
dasar bunganya, juga bagaimana stamen (benang sari) melekat pada dasar
bunga atau pada petalnya. Diambil pistilnya (putik). Dilihat bakal buahnya
(ovari yaitu bagian yang membengkak pada dasar pistil). Dibelah bakal
buahnya secara membujur dan diperhatikan bagian-bagian yang ada di
dalamnya. setelah itu dibuat sketsa dari bunga yang diamati serta disebutkan
nama bagian-bagiannya.
4. Ada beberapa preparat yang diberikan. kemudian diperhatikan di bawah
mikroskop dengan hati-hati mulai dari perbesaran lemah sampai perbesaran
kuat. Dibuat gambar dari apa yang diamati dan dibandingkan dengan hasil
yang didapatkan dari preparat yang dibuat sendiri.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperoleh :

No. Gambar Keterangan


. 1. 1. pangkal akar
1
2. cabang akar
2 3. batang akar
4 4. serabut akar
3
5. ujung akar

Akar monokotil
2. 1. pangkal akar
1 2. cabang akar
3. batang akar
2 4. serabut akar
4
5. ujung akar
3
4

4
4
Akar dikotil
2. 1. Tulang daun
(Midrib)
2. Ujung daun
2 (Apexfilli)
1 3. Daging daun
(Intervenium)

Daun monokotil

3. 1. Tulang daun
(Midrib)
2. Daging daun
3 1
(Intervenium)
3. Pangkal daun
2

Daun dikotil
4. 1. Kelopak (Sepal)
1
2. Putik (Carpel)

Bunga dikotil
5. 1. Benang sari
2
1 3 (Stamen)
2. Putik (Carpel)
3. Mahkota (Petal)

Bunga monokotil

6. 1. epidermis
4 1 2. xilem
1 3
2 3. floem
5 3 2
1
1
1 2 3
3 4. endodermis
3 1 1
6 2 5. korteks
2 3
1
1 6. rambut akar
1 2
3
1
2
1 Akar monokotil

7. 4 1 1. epidermis
1 3 2. xilem
53 2
3. floem
12 1
31 3 4. endodermis
6 2
2 1 5. korteks
1 1
1 3
3 6. rambut akar
2
2
1
1
Akar dikotil
1. epidermis
2. xilem
1
3 3. floem
2
2
4 4. endodermis
1
1
1
33 5. korteks
3
21
2 6. rambut akar
13
1
2
Batang monokotil 1

1. kutikula
4 1
3 2. epidermis
5 22 3. stomata
1 11
4. xilem
3 3
3
2 1
2 5. floem
1 3
1
2
1

Melintang daun

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kertas (Bougainvillea),


kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), rumput teki (Cyperus rohtundus),
jarak merah (Jatropha gossypiifolia), dan bayam berduri (Aamaranthus
spinosus), diketahui bahwa dikotil dan monokotil baik secara morfologi dan
anatomi, terdapaat perbedaan antara akar, batang, dan daun. Pada anatomi daun
pada tumbuhan monokotil dan dikotil antara kedua tumbuhan tersebut tidak
jauh berbeda dengan tumbuhan lainnya. Secara morfologi, daun dikotil
memiliki bentuk daun menjari dan pada tumbuhan monokotil berbentuk sejajar
sebagaimana yang tampak pada daun rumput teki dan jarak merah. Akar
tumbuhan monokotil berbentuk tunggang sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki bentuk serabut.

Secara anatomi, tumbuhan dikotil memiliki kambium dengan pembuluh angkut


yang teratur. Adapun tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium dan
pembuluh angkutnya tidak teratur. Pada akar tumbuhan dikotil xilem berada
pada bagian dalam dan floem berada pada bagian luar dari xilem. Tumbuhan
monokotil pembuluh angkutnya yaitu xilem dan floem saling bersilangan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada tumbuhan dikotil dan


monokotil terdapat perbedaan pada morfologi dan anatomi serta organ
dari tumbuhan monokotil dan dikotil. Perbedaan tersebut terdapat pada
akar, batang, daun, dan bunga. adapun perbedaan pada umumnya,
batang dikotil mengandung kambium dengan akar tunggang serta daun
yang menjari dan batang monokotilnya tidak mengandung kambium
dan berakar serabut serta daun yang menjari.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih bisa mengefisienkan waktu


sehingga setiap kelompok dapat mengamati semua bahan praktikum
yang disediakan. Diharapkan agar asisten dapat meningkatkan
bimbingannya sehingga praktikan bisa melakukan pengamatan dengan
baik dan benar, serta agar laboran meyediakan peralatan praktikum
yang lebihlengkap agar praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Aryuliana, Diah dan Muslim choirul. 2004. Biologi 2 SMA. Jakarta: Erlangga.

Atinirmala, Pratita. 2006. Biologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

David. 2013. Anatomy Morphology http://generalhorticulture.tamu.edu/HOR1604/.../


Anatomy|Morphology.pdf ( diakses tanggal 10 Oktober 2014).

Iswasta, Karma. 2015. Miskonsepsi Dalam Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar.


Yogyakarta: Deepublish.

Kadaryanto. 2006. Biologi 1 mengungkap Rahasaia Alam Kehidupan. Jakarta:


Yudhistira.

Muslimin. 2016. Panduan Praktikum Konsep Dasar IPA 2. Makasar: FIP UNM.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: KANISIUS.

Panut, H dkk. 2008. Dunia Ipa 3 A. Jakarta: Yudhistira.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Suryati, Tati. 2008. Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Quadra

Zhao. 2005. The Xilem and Floem Transcriptomes from Secondary Tissues of the
Arabidopsis Roof Hypocotyl.
http://jxb.oxfordjournals.org/content/51/351/1721. full. (diakses tanggal 13
Oktober 2019).
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Annisa Gunawan

Stambuk : G 101 19 032

Kelompok : IV

Nama asisten : Elif Fitriana

NO. Hari / Tanggal Koreksi Paraf

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Anda mungkin juga menyukai