Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2088-687X 127

LOGIKA MATEMATIKA, DIALEKTIKA DAN TEKNIK


PENGAMBILAN SIMPULAN

RR. Imamul Muttakhidah


Program pascasarjana pendidikan matematika Universitas Bengkulu
Jl.Telaga dewa II kota Bengkulu, roro.immamul@gmail.com

ABSTRAK

Matematika membutuhkan dukungan penalaran dan cabang ilmu lain untuk


menyempurnakan materinya. Oleh karenanya, matematika sangat dimungkinkan untuk berkembang
secara luas. Begitupun logika sebagai ilmu pemikiran/penalaran akan terus mengalami
perkembangan. Logika klasik atau logika formal selama ini hanya berpaku pada simbol saja. Maka
perlu sebuah kajian untuk menyingkirkan kontradiksi antara teori dengan realitas. Apabila
persoalan logika berubah karakternya dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari, dan berusaha
mencapai sebuah pengertian yang lebih rumit maka dialektika-lah yang digunakan. Hingga
diperoleh kesimpulan yang tepat dan sesuai karakter permasalahan. Adanya kritik atau
pertentangan tersebut ditujukan untuk memperkaya materi berpikir tentang logika.

Kata kunci : Logika matematika, dialektika, pengambilan kesimpulan

ABSTRACT

Mathematics need another knowledge to be perfect for himself, therefore, enables mathematics to
develop broadly. The presentation should be able to get rid of the contradiction between theory and
reality. Likewise logic as the science of thinking / reasoning will continue to experience growth.
Classical logic or formal logic have only spiked on a symbol. If the logic problem changed its
character in the problems of everyday life, and trying to achieve a more complex understanding of
the dialectics run. Until it is concluded that the proper and appropriate character issues. Criticism or
disagreement is intended to enrich the material to think about the logic.

Keywords: mathematical logic, dialectics, deduction

Pendahuluan dapat dikonstruksi sendiri, sesuai


Matematika bukan pengetahuan keinginan, asalkan tidak kontradiksi
yang menyendiri sehingga dapat dengan struktur matematika yang telah
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi ada. Karena menurut Soedjadi (dalam
keberadaannya untuk membantu manusia Wahyu, 2012), objek-objek matematika
dalam memahami dan menguasai hanyalah “buatan otak manusia”.
permasalahan sosial, ekonomi dan alam Matematika kini, mengalami
(Morris Klein dalam Alan Woods dan pergeseran, setidaknya ia dipandang
Ted grant, 2010). Oleh karenanya, bukan lagi harga mati dari sebuah dasar
memungkinkan matematika untuk penalaran yang berbasis antara lain pada
berkembang secara luas. Matematika diferensiasi makna atau definisi antara

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


128 ISSN: 2088-687X

simbol praksis dan teoretis. Apalagi hidup, tetapi juga, seperti dikatakan
anggapan umum yang menyatakan Popper (dalam Alan Woods dan Ted
matematika adalah dasar pengetahuan, grant, 2010) bahwa matematika hanya
landasan dari kapasitas nalar atau logika menghasilkan semacam hipotesis-
seseorang, untuk bisa memiliki deduktif, yang karena kodratnya itu ia
kapabilitas menjelaskan apa pun deretan cocok dengan ilmu pasti yang dipenuhi
fakta atau fenomena di sekeliling kita. oleh dugaan-dugaan (conjectures).
Seolah penyajiannya tidak dapat Dari sekolah dasar sampai
menyingkirkan kontradiksi antara teori perguruan tinggi kita terbiasa bertarung
dengan realitas. pada cara berpikir yang berdasarkan
Tampaknya ada semacam premis logika. Hitungan yang biasa kita
dasar yang telah bergeser menjadi kerjakan, eksperimen dalam ilmu alam
semacam keyakinan yang sekian lama dan pembuktian yang guru lakukan di
kemudian bernuansa mistis, yang depan kita, semuanya mengandung
menempatkan matematika sebagai ”ratu” logika (Tan Malaka, 1943). Dengan kata
atau ”ibu” ilmu pengetahuan. Keyakinan lain, logika adalah ilmu berpikir yang
ini diperkuat Roger Bacon (dalam The sangat dekat dengan kehidupan kita.
Liang Gie, 1999, hal 9), yang dengan Pembahasan mengenai logika
tegas menyatakan, tak ada hal apa pun di sendiri sudah ada sejak lama, bahkan
dunia ini dapat kita pahami tanpa sejak sebelum manusia mengenal istilah
memiliki pengetahuan tentang logika itu sendiri. Setelah melalui proses
matematika. Seiring perkembangan yang panjang, lahirlah metode logika
zaman, keyakinan ilmuwan Perancis yang dipakai hingga saat ini. Salah
tersebut telah terbukti tidak cukup satunya adalah logika simbolis atau
relevan. logika matematika. Anehnya, metode
Pemahaman umum yang sudah tersebut, secara fundamental, tidak
jadi mitos ini memang sudah selayaknya berbeda dengan konsep yang
dikoreksi. Nalar, bahkan logika dalam diperkenalkan oleh Aristoteles sekitar dua
pengertian logosentrisme (Eropa) ribu tahun yang lalu (Mario natiello, n.d).
Oksidental sekalipun, sebenarnya sudah Kalau mengaji lebih dalam,
sejak lama memosisikan matematika tentang ada atau tak-adanya barang, asal
hanya sekadar bagian dari bangunan dan akibatnya sesuatu barang, tegasnya
pemikiran atau kerja akal-intelektual kita. kalau kita tenggelam dalam ombak
Tidak hanya karena matematika butuh gelora filsafat, ke dalam persoalan yang
presisi bahasa yang kaku (rigor) sehingga berhubungan dengan alam, masyarakat
lumpuh dalam mengapresiasi kelenturan politik, yang hilang atau timbul,

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 129

bergerak dan berhenti, pada waktu yang berhenti adalah logika.


singkat atau lama, pada perkara yang Misalkan ada suatu pernyataan
mempunyai asal, maka kita tidak bisa yang “benar” : Saya suka makan bakso
sampai ke ujung dengan logika saja. dan minum jus alpukat. Pernyataan saya
Sebaiknya memakai dialektika. Bahkan suka makan bakso (P) sendiri adalah
dialektika lebih diutamakan (Tan benar. Pernyataan saya suka minum jus
Malaka, 1943). alpukat (Q) juga benar. Tetapi dalam
Sebagaimana pengertian logika kasus atau kondisi, misalkan, saya baru
sebagai ilmu berpikir (Solso, Otto, dan saja kehujanan (R), tentu saja, saya tidak
Kimberly, 2008, hal. 405) maka materi suka minum jus alpukat dalam kondisi
logika matematika yang diajarkan dalam seperti itu. Atau saya telah makan nasi
sekolah juga mempunyai dampak pada goreng (T), dalam kondisi kenyang, saya
pola berpikir siswa. Mengingat hukum juga tidak suka makan bakso. Jika kita
yang dibangun dalam matematika modelkan dengan logika matematika
membutuhkan pemikiran yang akurat dan berikut.
teliti. Menurut Tan Malaka (Madilog, P˄Q=B˄B=B
1943) dibutuhkan dialektika yang dipakai R ˄ ~Q = B ˄ S = B (Berdasarkan
untuk persoalan yang kompleks atau hukum logika matematika ini tidak
ketika persoalan yang sederhana berubah benar, benar dan salah haruslah
karakteristiknya dari yang biasa menghasilkan salah ‘B ˄ S = S’).
diperkirakan. Selanjutnya, Tan T ˄ ~P = B ˄ S = B (Berdasarkan
mengungkapkan bahwa baik logika hukum logika matematika ini juga tidak
maupun dialektika bergantung pada benar, benar dan salah haruslah
materi/benda yang mempunyai sifat menghasilkan salah ‘B ˄ S = S’). Dapat
bergerak dan berhenti, hukum bergerak dibuktikan dengan tabel kebenaran
berkaitan dengan dialektika dan hukum berikut.
Tabel 1. Tabel Kebenaran Konjungsi
P Q R T ~P ~Q P˄Q T ˄ ~P R ˄ ~Q
B B B B S S B S S
B B S S S S B S S
B S B B S B S S B
B S S B S B S S S
S B B S B S S S S
S B S S B S S S S
S S B S B B S S B
S S S S B B S S S

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


130 ISSN: 2088-687X

Kalaupun kita gunakan peraturan ini justru bernilai Salah.


logika kondisional/implikasi dimana R  Jika saya telah kehujanan maka saya
dan T adalah hipotesis, P dan Q adalah tidak suka minum jus alpukat
konsekuen/konklusi. Dapat kita . Berdasarkan kondisi,
modelkan sebagai berikut. harusnya ini merupakan pernyataan
 Jika saya telah makan nasi goreng yang bernilai Benar. Tetapi
maka saya tidak suka makan bakso berdasarkan hukum logika implikasi
. Berdasarkan kondisi, ini justru bernilai Salah. Dapat
harusnya ini merupakan pernyataan dibuktikan dengan tabel kebenaran
yang bernilai Benar. Tetapi berikut.
berdasarkan hukum logika implikasi
Tabel 2. Tabel Kebenaran Implikasi
P Q R T ~P ~Q
B B B B S S S S
B B S S S S B B
B S B B S B B S
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S B S S B S B B
S S B S B B B B
S S S S B B B B

Contoh kasus diatas adalah salah formal memikul sebuah hubungan yang
satu kelemahan yang dimiliki hukum serupa dengan hubungan antara
logika matematika. Sedangkan, dialektika matematika tingkat tinggi dengan
merupakan metode berpikir, bukanlah matematika yang lebih rendah.
fiksi dan bukan pula mistisisme, Dengan cara memperketat
melainkan sebuah pengetahuan mengenai perkiraan-perkiraan, koreksi-koreksi,
bentuk pemikiran kita sejauh ia tidak kongkritisasi; pemikiran dialektis
dibatasi ke dalam masalah-masalah memberikan sebuah kekayaan mengenai
kehidupan sehari-hari, tetapi berusaha isi dan fleksibilitas kepada konsep-
mencapai sebuah pengertian yang lebih konsep. Penulis menganggap ini adalah
rumit dan proses-proses yang mendesak upaya untuk mengembangkan logika
untuk diperbincangkan (seperti contoh untuk membawanya lebih dekat pada
kasus yang diberikan pada awal). fenomena yang nyata dalam kehidupan
Sehingga Tan Malaka (Madilog, 1943) sehari-hari terutama bila dipelajari
mengatakan logika dialektika dan logika disekolah.

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 131

Pada dasarnya logika dan logos, yang artinya pertimbangan akal


dialektika mempunyai pendekatan yang pikiran (Adam Leroy, 1909).
sama, yakni filsafat. Karena tokoh-
tokohnya seperti Aristoteles, Heraclitus, Logika Matematika
Demokritus dan kawan kawan pun Sebenarnya sebelum lahir analytic
menelusuri keduanya, menggunakan (logika klasik) oleh Aristoteles 300 SM
pendekatan filsafat dan matematis, yang lalu manusia sudah mengenal logika
dituangkan kedalam sistem matematika (dalam Bofandra Muhammad, 2008).
dan alam gerakan pemikiran dialektis. Meskipun, memang, cara bernalar
Namun makalah ini ingin fokus manusia terus mengalami perkembangan
mengemukakan, hubungan logika dan seiring perubahan zaman, pada
dialektika. Bagaimana bila keduanya dasarnya, logika sudah menjadi bagian
saling dikaitkan menggunakan beberapa yang terintegrasi dalam diri seseorang.
contoh kasus yang dikemukakan secara Dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
praktis. urusan pekerjaan, belajar, bahkan sampai
Logika sebagai ilmu kepada bagaimana kita memilih barang,
pemikiran/penalaran akan terus sebenarnya proses penalaran terus
mengalami perkembangan. Logika klasik berjalan Setiap harinya ratusan penalaran
atau logika formal selama ini hanya kita lakukan tanpa diri kita sendiri perlu
berpaku pada simbol saja. Tanpa adanya menyadarinya.
suatu kritik/pengujian antara paham yang Logika
satu dan yang lainnya. A da yang saling Klasik
bertentangan dan adapula yang memiliki Manusia yang pertama kali
konsep dasar sama. Akan tetapi membakukan proses penalaran atau
meskipun bertentangan, bukanlah untuk logika adalah Aristoteles. Logika
saling dipertentangkan. Justru dengan Aristoteles (Mario Natiello, n.d) adalah
banyaknya metode yang sudah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
diperkenalkan oleh tokoh-tokoh tersebut reasoning), yang bahkan sampai saat
harus diketahui dan diperkenalkan untuk ini masih dianggap sebagai dasar dari
mendukung materi berpikir tentang setiap pelajaran tentang logika formal
logika. (formal logic).
Berpikir dan logika telah menjadi
Teori dan Pembahasan subjek spekulasi untuk waktu yang lama.
Logika secara etimologi diturunkan Lebih dari 200 tahun lalu Aristoteles
dari kata sifat logike dari bahasa Yunani memperkenalkan suatu sistem penalaran
kuno yang berhubungan dengan kata atau validasi argumen yang disebut

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


132 ISSN: 2088-687X

silogisme (Solso, Otto, dan Kimberly, logika klasik Aristoteles (384 - 322 SM).
2008, hal 406). "A discourse in which, Hanya saja logika simbolis menerangkan
certain things being stated, something logika dengan lebih rapi. Pengembangan
other than what is stated follows of dan diskusi yang terus dilakukan tidak
necessity from their being so.", mengubah konsep dasar yang sudah ada.
Aristoteles (Ross W.D, n.d). Sehingga wajar jika Cohen dan Nagel,
Contoh silogisme sederhana: (dalam An Introduction to Logic and the
Semua mamalia menyusui Scientific Method, halaman vii)
(Premis Mayor) menyatakan :
Ikan Paus adalah mamalia "We do not believe that there is
(Premis Minor) any non-Aristotelian logic in the
Ikan paus menyusui sense in which there is a non-
Euclidean geometry, that is, a
(Kesimpulan) system of logic in which the
Kesimpulan silogisme diambil contraries of the Aristotelian
principles of contradiction and the
jika subjek dari premis minor adalah excluded middle are assumed to be
bagian dari subjek premis mayor. true, and valid inferences drawn
Predikat kalimat kesimpulan adalah from them."

predikat premis mayor. Logika matematika sendiri


Logika Matematika terbentuk dari proposisi atau pernyataan,
Logika simbolik adalah ilmu yakni kalimat yang hanya bernilai benar
tentang penyimpulan yang sah (absah), saja atau salah saja namun tidak keduanya
khususnya yang dikembangkan dengan (Susanna S. Epp, 2011, hal 24). Jadi
penggunaan metode-metode matematika dalam kaidah logika matematika tidak
dan dengan bantuan simbol-simbol memperhatikan kedudukan kalimat atau
khusus sehingga memungkinkan struktur kata seperti kaidah penulisan
seseorang menghindarkan makna ganda dalam bahasa Indonesia. Misalkan
dari bahasa sehari-hari (Frederick B. berdasarkan kasus yang diberikan diatas.
Fitch dalam Bofandra, 2008). Dalam Ensiklopedi Britannica
Logika simbolik ini dikenal (“Formal Logic” p34) Logika Hegel
dengan istilah logika matematika. lebih dikenal dengan istilah formal
Logika matematika membuat penalaran logic. Ide dasar formal logic
lebih terarah dan jelas tetapi secara terangkum dalam tiga hukum atau
konsep masih mengikuti ilmu logika prinsip, yaitu:
sudah ada sebelumnya. Sehingga 1) The law of identity ("A" =
walaupun logika ini lahir di abad 19 M, "A").
konsep dasarnya masih sama dengan 2) The law of contradiction ("A" ≠

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 133

“ ~A"). makan nasi goreng (T), P T=B B=


3) The law of the excluded middle B. Berdasarkan The law of the excluded
("A" ≠ "B"). middle ("A" ≠ "B"), saya suka makan
Berkaitan dengan hukum diatas, bakso (P) tidak sama dengan saya makan
contoh kasus yang dikemukakan dalam nasi goreng (T) tetapi jika pernyataan
latar belakang dengan menggunakan saya suka makan bakso (P) benar, dan
logika dan dialektika matematika maka saya makan nasi goreng (T) juga benar
dapat diuraikan sebagai berikut. maka menyebabkan ia tidak konsisten.
Saya suka makan bakso (P) Berarti harus ada pernyataan benar bahwa
adalah pernyataan benar. Saya suka saya suka makan bakso (P) dan saya suka
minum jus alpukat (Q) adalah makan nasi goreng (T).
pernyataan benar. Konsisten dengan The Pada contoh nyata, bila hukum
law of identity P Q=B B = B ("A" = “tidak ada jalan tengah” ini digunakan
"A"). Ketika dihadapkan pada kondisi saat kita bercermin misalnya, organ
saya baru kehujanan (R), maka kanan akan tampak disebelah kiri dan
pernyataan saya suka minum jus alpukat begitu juga sebaliknya. Tentu tangan
(Q) bernilai salah. Hukum ini kanan ≠ tangan kiri ("A" ≠ "B"),
mengarahkan bahwa pada kondisi apapun kenyataannya tangan kanan yang tampak
pernyataan benar tetap menjadi benar. dicermin adalah tangan kiri kita A = B,
Menurut The law of contradiction maka berarti hukum logika ini pun kontradiksi
P ~Q = B S = B ("A" ≠ “ ~A"). Justru dengan realitas.
berdasarkan kenyataan ini menjadi Ada perbedaan penggunaan
inkonsistensi, karena saya suka minum konjungsi dalam kalimat bahasa
jus alpukat (Q) tidak sama dengan saya Indonesia dengan matematika. Dalam
tidak suka minum jus alpukat (~Q). sistem kebahasaan, kedudukan Subjek,
Sedangkan pernyataan saya suka minum prediket, Objek menggunakan kata
jus alpukat (Q) adalah benar, dan saat konjungsi “dan” memperhatikan
pada kondisi saya baru kehujanan (R), kesetaraan antar kalimatnya. Sedangkan
maka pernyataan saya suka minum jus matematika tidak demikian.
alpukat (Q) juga bernilai benar ("A" = “ Dalam bahasa Indonesia:
~A"). Saya suka makan bakso dan saya
Apabila saya suka makan bakso suka minum jus alpukat
(P) adalah pernyataan benar. Saya suka S K P O S
minum jus alpukat (Q) adalah pernyataan K P O
benar. Ketika menjadi kalimat konjungsi,
saya suka makan bakso (P) dan saya telah Sedangkan dalam matematika:

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


134 ISSN: 2088-687X

R = saya baru saja kehujanan mempengaruhi timbulnya proses


(pernyataan benar) dialektika (karena berlainan
Q = saya suka minum jus alpukat berdasarkan waktu) dalam suatu
(pernyataan benar) persoalan.
Contoh kasus diatas mengikuti Misalnya, pada contoh kasus pada
kaidah konjungsi yang didefinisikan; jika latar belakang, pada suatu waktu kita
p, q variabel pernyataan, dinotasikan kehujanan (R), maka nilai kebenaran
. Dan bernilai benar, hanya jika saya suka minum jus alpukat (Q)
variabel pernyataan p dan q bernilai benar adalah Salah.
(Susanna S. Epp, 2011, hal 27). Tidak R ˄ ~Q = B ˄ S = B
mengharuskan sebuah kalimat/pernyataan 2. Hubungan, seluk beluk
yang mempunyai struktur setara. Artinya keterkaitan suatu
permasalahan
Dialektika (konsep/definisi/pernyataan) dapat
Dialektika adalah suatu proses disandarkan pada pernyataan
gerakan pikiran, dimana dua pikiran yang sebelumnya. Sehingga dapat diambil
seolah terpisah, itu saling memasuki satu suatu hubungan terpisah maupun
sama lain akibat sifat yang dimilikinya terkait antara pernyataan tersebut
sendiri dan kemudian membatalkan berdasarkan seluk beluk/pernyataan
keterkaitan itu (Tan Malaka, 1943, hal pangkalnya. Maka, dialektika timbul
167). Berbeda dengan logika klasik, berdasarkan perbedaan hubungan atau
dialektika berawal dari proposisi- seluk beluk suatu permasalahan.
proposisi yang masih diragukan Misalnya, pada contoh kasus pada
kebenarannya (W.D Ross, n.d). latar belakang, pada suatu waktu kita
Timbulnya dialektika menurut kehujanan (R), nilai kebenaran saya
Tan malaka (dalam Madilog, 1943, hal suka minum jus alpukat (Q) adalah
106-112) disebabkan oleh empat hal salah. Pada konteks hubungan ini
yaitu: ditinjau apakah kondisi kita kehujanan
1. Tempo/Waktu (R) berhubungan dengan kesukaan
Artinya suatu perkara dapat kita minum jus alpukat (Q). Atau
menjadi gagal, dan tidak bisa memang kita tidak minum jus alpukat
diselesaikan dengan pasti antara iya (~Q) hanya saat kita telah kehujanan
dan tidak. Ketika pada konteks (R).
tertentu, suatu objek kajian Namun, pada hukum logika.
(konsep/definisi/pernyataan) bisa jadi Implikasi/kondisional bukan
tidak berlaku. Sehingga, tempo/waktu merupakan hubungan sebab akibat.

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 135

Contoh: jika x + y = y + x dimana x, y jus alpukat (~Q).


merupakan bilangan real maka Paris R ˄ ~Q = B ˄ S = B.
merupakan ibukota Inggris. Dengan Menurut hukum logika ini Salah,
menggunakan model matematika tapi menurut realitas ini Benar. Jadi
sebagai berikut. keduanya mempunyai landasan kuat,
p = x + y = y + x dimana x, y tentu menimbulkan pertentangan,
merupakan bilangan real (B) tetapi bergantung darimana sudut
q = Paris merupakan ibukota Inggris pandang kita untuk menarik simpulan.
(S) 4. Gerakan
Meskipun kalimat diatas tidak Dari sinilah timbulnya Dialektika,
mempunyai arti, namun nilai yang juga pernah dinamakan Ilmu
kebenarannya dapat dibuktikan Berpikir dalam Gerakan. Dalam hal
dengan tabel kebenaran berikut. semacam ini kita mesti menjawab ya
dan tidak. Bukan saja ya atau hanya
Tabel 3. Tabel kebenaran implikasi tidak, tetapi ya dan tidak keduanya.
P Q Jadi dalam semua benda yang
B B B
bergerak, kita mesti memakai
B S S
S B B Dialektika. Kita mesti ketahui, bahwa
S S B semua benda di dunia ini tak ada yang
tetap, semuanya berubah, bergerak.
3. Pertentangan
Tumbuhan muncul dari bijinya,
Artinya suatu objek kajian
tumbuh, berbuah, dan mati, zatnya
(konsep/definisi/pernyataan) tidak
kembali ke tanah, ke air dan ke udara.
bisa dikatakan secara pasti benar-
Hewan lahir, tumbuh, beranak, tua,
salah, iya-tidak sekaligus. Namun,
mati dan zatnya kembali ke tanah.
disandarkan pada sudut pandang
Misalnya dalam matematika, pola
(point of view) dan berdasarkan
bilangan merupakan gerak bilangan
konteks yang subjektif. Sehingga,
berdasarkan pola tertentu. Ada
tempo/waktu mempengaruhi
gerakan dalam bilangan berhingga
timbulnya proses dialektika (karena
(artinya gerakan bilangan berhenti
saling bertentangan) dalam suatu
pada suatu batas tertentu) dan
persoalan meski mempunyai kajian
sebaliknya pada bilangan tak
yang sama.
berhingga “∞”(artinya gerakan
Misalnya pada contoh kasus pada
bilangan tidak disepakati kapan ia
latar belakang, pada kondisi kita baru
berhenti pada suatu batas tertentu).
kehujanan (R), saya tidak suka minum

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


136 ISSN: 2088-687X

Persoalan logika yang dapat keadaan, aksi, dan keinginan (dalam


dimunculkan sebab faktor gerakan W.D. Ross, n.d).
(dialektika) ini misalkan, bilangan pada Maka berdasarkan penjelasan
pada sistem perkalenderan yang berlaku. yang telah diuraikan diatas, dialektika
Diketahui, antara sebelum Masehi dan matematika yang dimaksud dalam
sesudah Masehi. Faktor hubungan, yakni makalah ini adalah kemampuan gerakan
keduanya masuk sistem perkalenderan. pikiran tentang suatu konsep
Maka faktor gerakan bilangan, bila matematika, dimana dua pikiran yang
disandarkan pada sebuah garis Sebelum seolah terpisah itu saling memasuki satu
Masehi (diumpamakan) bilangan negatif sama lain akibat sifat yang dimilikinya
(-) karena pergerakan bilangan berjalan sendiri dan kemudian membatalkan
mundur dan Masehi sebagai bilangan keterpisahan tersebut berlandaskan
bulat positif (+) berjalan maju. kaidah penalaran matematis untuk
Seharusnya diantara keduanya dipisahkan menerapkan suatu konsep matematika
sebuah titik asal yakni 0. Namun, logika berdasarkan konteks permasalahan,
tidak memungkinkan untuk khususnya tentang logika.
menggunakan angka 0 masuk dalam
sistem perkalenderan. Hal ini dapat Teknik Pengambilan simpulan
memunculkan dialektika yang meneliti Pengambilan simpulan pada
dimana gerakan materi (bilangan) hukum logika matematika masih
tersebut. Ide pikiran menyepakati adanya terlampau terikat dengan aturan yang
aturan suatu sistem untuk berhenti dan telah dibuat Aristoteles dulu. Solso, Otto
dihentikan. Sementara, yang dan Kimberly (2008) mengatakan bahwa
memungkinkan suatu angka berhenti konklusi diraih ketika penalaran silogistik
adalah logika itu sendiri. diakui valid atau benar, jika premis-
Berbeda dengan logika klasik atau premisnya akurat dan bentuknya benar.
yang juga dikenal dengan istilah Maka, sangat mungkin untuk
analitika, dialektika berawal dari menggunakan logika silogistik untuk
proposisi-proposisi yang masih diragukan validasi argumen. Konklusi yang tidak
kebenarannya. Ide dasar dialektika logis dapat ditentukan dan sebab-
sebenarnya sudah dicetuskan oleh sebabnya terisolasi.
Aristoteles dalam Organon-nya. Ia Pada contoh kasus yang diberikan
menyebutkan sepuluh kategori yang diawal, maka kesimpulan secara
membangun penalaran atau logika sistematis hanya dapat diperoleh menurut
dialektika, yaitu : substansi, kuantitas, hukum logika matematika. Karena dalam
kualitas, relasi, tempat, waktu, posisi, Dialektika belum ada aturan baku seperti

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 137

logika formal. Dialektika menggerakkan sebagai pilihan terbaik dari sejumlah


sebuah penalaran bahwa ia tidak alternatif.
selamanya berlaku, untuk semua hal. Induksi dalam logika proses
Menurut Johnson-Laird (dalam penalaran dari khusus ke umum. Francis
Solso, Otto dan Kimberly, 2008) ada bacon (Solso, Otto dan Kimberly, 2008,
empat kemungkinan dalam penarikan hal 410) mengajukan induksi sebagai
kesimpulan tentang logika deduktif yang logika penemuan ilmiah dan deduksi
lebih dekat dengan metode logika sebagai logika argumentasi. Sebenarnya,
matematika. kedua proses ini digunakan bersama
1. Kesimpulan relasional berdasarkan secara teratur dalam ilmu empirik;
perangkat logis dari hubungan sebagai dengan pengamatan terhadap peristiwa-
: lebih dari, di sebelah kanan dari, dan peristiwa tertentu (induksi) dan dari
setelah. prinsip-prinsip yang sudah diketahui
2. Kesimpulan preposisional berdasarkan (deduksi), prinsip hipotesis baru
negasi dan dalam koneksi seperti jika, kemudian dirumuskan dan hukum
atau, dan dan. dimunculkan.
3. Silogisme berdasarkan pasangan Dapat kita ambil contoh
premis yang masing-masing pemberi pengambilan keputusan induktif, yang
sifat tunggal seperti seluruh atau mungkin anda hadapi saat anda memilih
sebagian. suatu produk kecantikan. Proses kerja
4. Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif produk tersebut mempunyai klasifikasi;
berdasarkan premis yang berisi lebih cepat (A), Sedang (B) dan Lambat (C).
dari satu kesimpulan. Bagaimana kita mengambil keputusan?
Dalam konteks kehidupan sehari- Salah satu metodenya adalah
hari, kita biasa membuat kesimpulan mengevaluasi tiap pilihan (kualitas)
yang tidak terlalu mencerminkan dalam hal nilai relatif pilihan-pilihan itu
paradigma silogistik yang bersifat pada dimensi terkait. Dimensi yang
deduktif, tapi dalam konteks penalaran penting meliputi (1) keamanan produk (2)
induktif, yang keputusannya berdasarkan harga produk (3) kemudahan
pengalaman masa lalu dan memperoleh (4) contoh konkrit pengguna
kesimpulannya berdasarkan yang dirasa produk.

Tabel 4. Tabel Ukuran Kuantitatif untuk Pertimbangan Pengambilan Keputusan

Cepat Sedang (hitungan Lambat (hitungan


(hitungan hari) bulan) tahun)
Proses memperoleh 9 7 6
hasil

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


138 ISSN: 2088-687X

Keamanan produk 5 7 9
(BPOM)
Harga produk 9 7 6
Kemudahan 7 8 8
memperoleh
Contoh pengguna 6 8 8
27 30 32

Berdasarkan contoh-contoh kasus melengkapi dan menguatkan dalam


diatas bahwa kesimpulan yang diperoleh pembelajaran matematika. Sedangkan
memperhatikan konteks/kondisi menurut Adam (Logic, 1909, hal 14)
permasalahan sebagaimana sudah mengatakan bahwa sebuah
dijelaskan pada kasus diatas. Dalam dugaan/kesimpulan sangat tergantung
dunia nyata keputusan bisa diambil pada kualitas objektifitas pikiran
dengan mengambil pertimbangan tertentu seseorang. Biasanya dipengaruhi oleh
saja, yang kemudian diungkapkan Adam pengalaman dan tingkat berpikir orang
(Logic, 1909) sebagai dialog penalaran. tersebut. Sehingga kesimpulan logika
Misalnya, kita sengaja ingin membeli yang disandarkan pada hukum logika
produk untuk sebuah acara. Maka matematika menyepakati satu rumusan
dibutuhkan kerja cepat, dan kemudahan kesimpulan, sedangkan dialektika tidak.
memperoleh. Disini peran dialektika
dalam pengambilan keputusan dikaitkan Kesimpulan
dengan hukum logika yang berlaku. Berdasarkan penjelasan-penjelasan
Ketika suatu kondisi/persoalan persoalan diatas, simpulan yang diperoleh penulis
kompleks atau ketika persoalan yang adalah sebagai berikut.
sederhana berubah karakteristiknya dari 1) Agar materi matematika tidak bersifat
yang biasa diperkirakan. Maka yang teoritik saja, salah satu bahasan, logika
menjadi prioritas adalah analisis matematika yang selama ini kita
kebutuhan sebagai pertimbangan utama pelajari harus mampu jabarkan pada
dalam mengambil keputusan. realitas.
Pada matematika sekolah, Man 2) Logika matematika dan dialektika
Keung Siu (dalam Algorithmic and menggunakan pendekatan yang sama
Dialectical mathematic, n.d) logika dan yaitu filsafat.
dialektika ini dibutuhkan untuk 3) Logika Matematika atau Logika
mengukur penalaran siswa. Keduanya Simbolis memiliki sifat yang sama
merupakan metafora aspek “Yin” dan dengan Logika Klasik untuk
“Yang” seperti filosofi Cina, saling menyelesaikan suatu persoalan

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015


ISSN: 2088-687X 139

4) Logika simbolis atau logika Pustaka


matematika atau logika klasik dapat Bofandra, Muhammad. (2008). Logika
dipakai untuk persoalan yang Klasik dan Logika Matematika.
kepastian benar dan salahnya sudah Jurnal Informatika ITB, 79. 29
jelas. Keputusan yang ingin diambil September 2015
hanya antara ya dan tidak atau antara Cohen, Morris R. dan Nagel, Ernest.
benar dan salah. (1934). An Introduction to Logic
5) Persoalan-persoalan yang umumnya and the Scientific Method. 28
dapat diselesaikan dengan logika September 2015.
matematika : persoalan seputar
http://www.britannica.com/An-
matematika, algoritma pemrograman,
Introduction-to-Logic-and-the-
dsb.
Scientific-Method/dp/1931541914
6) Dialektika dipakai untuk
persoalan yang kompleks. Ensiklopedia britannica. (n.d). Formal
Atau ketika persoalan yang Logic. 12 April 2015.
sederhana berubah karakteristiknya http://www.britannica.com/eb/arti
dari yang biasa diperkirakan. cle-9110687/formal-logic.
7) Logika Klasik sudah memiliki Gie, Liang. (1999). Filsafat Matematika.
bentuk yang sistematis yaitu Logika PUBIB : Yogyakarta
Matematika, sementara Dialektika
Keung Siu, Man. (n.d). Algorithmic
belum mempunyai bentuk yang
Mathematic and Dialectical
sistematis.
mathematic. Journal of
8) Persoalan yang bisa cukup dengan
Department of Mathematic
menggunakan logika matematika
Education. 28 September 2015
tidak perlu menggunakan
dialektika karena justru akan http://www.
menambah rumit permasalahan. universityofhongkong.ch/dialectic
9) Dalam pembelajaran matematika a/algorithmic.htm
sekolah, pendidik harus mampu Malaka, Tan. (1943). MADILOG. 6
menerapkan atau menjelaskan pada Agustus 2014.
kondisi seperti apa hukum logika http://www.scribd.com
matematika digunakan. Jika
Natiello, Mario. (n.d). The Mathematical
memungkinkan, perkenalkan
Manuscripts of Karl Marx. Centre
dialektika agar siswa dapat
for Mathematical Science. 30
mengembangkan logika diluar
September 2015. http://www.
persoalan rutin.
Mario

AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015 Logika … (RR. Imamul Muttakhidah)


140 ISSN: 2088-687X

natiello/pages/linguistics/courses. (Fourth edition). Canada : Cole


pdf Cengage Learning.

Jones, Adam Leroy. 1909. Logic The Chiswick Centre. (2005). Supporting
Inductive and Deductive. Henry Mathematical Thinking. Britain :
holt and company : New David Fulton
York. 21 september 2015. Widada, Wahyu. (2012). Pengantar
http://archive.org/ Analisis Real. Makalah disajikan
Ross, W.D, ed. (n.d). Aristotle organon dalam matrikulasi di UNIB
Physics. 2 Oktober 2015. November 2012.
http://www.constitution.org Woods, Alan, and Grant, Ted. (2008).
Suryadi, Didi. (2011). Membangun Does mathematic reflect reality?.
Budaya Baru dalam Berpikir Reason in revolt. 30 April
Matematika. Bandung : UPI 2015.http://www.marxist.com/rea
press. son-in-Alan Woods dan Ted
grant-16-matematika.htm
Epp, Susanna S. 2011. Discrete
Mathematics with Application

Logika … (RR. Imamul Muttakhidah) AdMathEdu | Vol.5 No.2 | Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai