http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa
Jurusan Bahasa Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is the application of Reflective Teaching model and the effectiveness of Reflective
Teaching model for improving the speaking and reading skills of Arabic students of grade VIII MTs Al Irsyad
Gajah Demak. The type and design of this research is quantitative and experimental (true experiment design)
with non equivalent control group design design. Techniques of collecting data using tests and nontes. The test
instrument used is a speaking test and a description test while the nontal instrument used is a closed
questionnaire. The result of the average score of speaking skill on the control class was increased by 3.12 and in
the experimental class there was an increase of 4.15. While reading skill in control class happened decrease equal
to 4.57 and experiment class happened an increase of 1.21. Obtained tcount 1.25 and ttable 0.68, because
thitung> ttabel then Ha accepted and H0 rejected. It can be concluded that "Reflective Teaching Model is effective
for improving Arabic speaking and reading skills".
© 2014 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6994
Gedung B4 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: rosiyana1994@gmail.com
29
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
30
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
Kemudian dari segi siswa, diantaranya sama dengan permasalahan tersebut tidak
adalah (1) sebagian siswa berasal dari sekolah dengan konsep yang telah mereka dapat.
dasar yang tidak ada mata pelajaran bahasa Arab; Untuk menciptakan suasana belajar yang
(2) siswa menganggap bahasa Arab sebagai mata menarik dan dapat melibatkan siswa berperan
pelajaran yang tidak penting karena tidak masuk aktif dan berfikir kritis dalam pembelajaran
mata pelajaran Ujian Akhir Nasional; (3) siswa terutama dalam penguasaan berbicara bahasa
menganggap bahasa Arab sebagai bahasa yang Arab, strategi yang digunakan oleh peneliti
sulit; (4) siswa merasa tidak percaya diri jika akan adalah dengan model pengajaran reflektif
berbicara dan membaca bahasa Arab; (5) (Reflective Teaching).
kurangnya minat dan motivasi siswa dalam Menurut Pollard (2005:16), pengajaran
belajar bahasa Arab. refleksi merupakan proses siklis (cyclical process)
Faktor lain yang mempengaruhi yaitu dari dimana guru memantau, mengevaluasi dan
segi media yang digunakan oleh guru. Banyak merevisi praktek mereka sendiri secara kontinu.
guru yang belum menggunakan media sebagai Guru sebagai pengajar diharapkan dapat
pendamping dalam kegiatan belajar mengajar. merencanakan, membuat ketentuan dan
Guru hanya menggunakan buku paket atau LKS. tindakan yang dapat memantau, mengamati dan
Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dan mengumpulkan data dari nilai kognitif dan afektif
tidak mempedulikan pelajaran bahasa Arab. siswa.
Sarana dan prasarana yang terbatas di Pengajaran reflektif mendorong siswa
MTs Al Irsyad Gajah Demak juga menjadi salah untuk berpikir kreatif, mempertanyakan sikap,
satu faktor yang mempengaruhi kurangnya minat dan mendorong kemandirian pelajar. Pengajaran
siswa dalam belajar bahasa Arab. Tidak adanya reflektif melihat proses belajar adalah produk dari
laboratorium bahasa menjadikan siswa hanya berpikir dan berpikir adalah produk dari sebuah
belajar di dalam kelas saja. Suasana kelas yang proses belajar.
monoton tanpa adanya inovasi dalam Menurut Shermis (1992:2), refleksi dalam
pembelajaran akan membuat siswa tidak suatu kelas dapat berlangsung hanya ketika
tergugah motivasi belajarnya. strategi tanya jawab dipromosikan. Paradigma
Hasil observasi data nilai ulangan tengah dan model tanya jawab sudah berkembang terus
semester genap di MTs Al Irsyad Gajah Demak menerus. Semua dimulai dengan asumsi bahwa
tahun ajaran 2015/2016, jumlah siswa yang ada pertanyaan yang tidak produktif, yaitu
memiliki ketuntasan tepat atau di atas KKM pertanyaan yang memadamkan pikiran siswa.
untuk mata pelajaran bahasa Arab sudah Pollard (2005:16-17) berpendapat bahwa
mencapai 71,7%, dan sisanya tidak tuntas atau di proses reflektif merupakan proses siklis (a cyclical
bawah KKM. Model pembelajaran yang process) yaitu (1) merencanakan, (2) membuat
digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Arab ketentuan, (3) melakukan tindakan, (4)
adalah Direct Instruction. Pembelajaran yang mengumpulkan bukti, (5) menganalisis bukti, (6)
dilakukan masih menitikberatkan peran guru mengevaluasi bukti dan (7) refleksi.
sebagai pusat informasi. Siswa dituntut belajar Pembelajaran refleksi sangat diperlukan
dengan menghafal materi yang disampaikan oleh dalam proses pembelajaran karena akan
guru. Materi pelajaran bahasa Arab yang mengembangkan keahlian guru yaitu
disampaikan melalui metode ceramah, merencanakan, membuat ketentuan dan
membahas contoh soal dan memberikan latihan tindakan yang dapat memantau, mengamati dan
dengan bentuk soal yang sama, tidak membantu mengumpulkan data dari nilai kognitif dan afektif
siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran agar siswa mampu
mereka dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis, kreatif dan meningkat dalam hal
menguasai konsep materi. Siswa dihadapkan penguasaan keterampilan berbicara dan
pada sebuah permasalahan dalam soal, mereka membaca bahasa Arab.
akan cenderung untuk mencari contoh soal yang
31
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
Menurut Halpern, sebagaimana dikutip keterkaitannya atara bahasa dan budaya serta
oleh Noer (2008:273), dengan melakukan memperluas cakrawala budaya.
refleksi, siswa dapat mengembangkan Terdapat unsur-unsur dan keterampilan
keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa.
melalui dorongan untuk menghubungkan Dalam unsur bahasa terdapat tata bunyi
pengetahuan baru pada pemahaman mereka (fonologi/’ilm al- ashwat), tata tulis
yang terdahulu, berpikir dalam terminologi (ortografi/kitabat al huruf), tata kata (al-sharf), tata
abstrak dan konkrit, menerapkan strategi spesifik kalimat (nachwu), dan kosa kata (al-mufrodat).
untuk tugas-tugas baru, dan memahami proses Sedangkan keterampilan berbahasa terdiri atas
berpikir mereka sendiri dan belajar strategi. membaca (al-qira’ah), menulis (al-kitabah),
Dengan demikian berpikir reflektif ditujukan berbicara (al-kalam), dan menyimak (al-istima’)
untuk meningkatkan kemampuan berpikir (Effendy 2009:102).
tingkat tinggi. Bahasa Arab, sebagaimana bahasa-bahasa
Keunggulan refleksi lainnya adalah siswa yang lain memiliki empat keterampilan bahasa
dapat menggunakan problem based sebagai cara () مهارة اللغة. Keempat keterampilan tersebut
untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya, adalah; االستماع مهارة/listening (keterampilan
siswa mendapatkan pembelajaran yang mendengarkan), الكالم مهارة /speaking
bermakna, dan siswa dapat menyampaikan ide (keterampilan berbicara), مهارة القراءة/reading
atau gagasannya secara lisan maupun tulisan (keterampilan membaca), الكتابة مهارة/writing
(Noprianti 2013:13). (keterampilan menulis).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Menurut Thoimah dan Madkur (2010:69-
peneliti melakukan penelitian dengan judul 70) berpendapat bahwa, tujuan mempelajari
“Efektivitas Model Reflective Teaching bagi bahasa Arab yaitu membiasakan siswa belajar
Peningkatan Keterampilan Berbicara dan bahasa Arab sesuai dengan cara penutur bahasa
Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs Al Arab asli, untuk mengetahui kekhususan dan
Irsyad Gajah Demak”. keistimewaan bahasa Arab, dan untuk
mengetahui peradaban dan kekhususan orang
LANDASAN TEORI Arab.
Performansi dan keterampilan berbahasa
Pembelajaran Bahasa Arab juga bermacam-macam. Ada yang berbentuk
Menurut pandangan pemerintah lisan dan ada yang berbentuk tulisan. Ada yang
(Hermawan 2011:57), disebutkan bahwa bahasa bersifat reseptif (taqabbuli) yaitu menyimak dan
Arab merupakan bahasa asing. Hal ini terbukti, membaca dan ada yang bersifat produktif (intaji)
dalam peraturan Menteri Agama RI nomor 2 yaitu berbicara dan menulis. Penelitian ini akan
tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan fokus pada keterampilan berbicara dan membaca
Standar Isi Pendidikan agama Islam dan bahasa bahasa Arab siswa.
Arab. Isi peraturan tersebut mengenai tujuan
mata pelajaran bahasa Arab adalah: (1) Keterampilan Berbicara
mengembangkan kemampuan berkomunikasi Menurut Thoimah (2009:185) berbicara
dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, juga termasuk dari keterampilan berkomunikasi
yang mencakup empat kecakapan berbahasa, diantara manusia, termasuk cara ke dua dari
yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), bentuk komunikasi lisan. Jika mendengar adalah
membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah), (2) sarana untuk mengetahui sebuah pemahaman,
menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya maka berbicara sebagai sarana untuk
bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing memberikan pemahaman.
untuk menjadi alat utama belajar, khususnya Menurut Iskandarwassid (2011:240)
dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam, (3) keterampilan berbicara mensyaratkan adanya
mengembangkan pemahaman tentang saling pemahaman minimal dari pembicara dalam
32
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, utama dan gagasan penunjang; (10) menentukan
betapapun kecilnya, memiliki struktur dasar yang hal-hal penting untuk dijadikan rangkuman; (11)
saling bertemali sehingga mampu menyajikan skimming; (12) scanning untuk menempatkan
sebuah makna. informasi yang dibutuhkan (Iskandarwassid
Secara umum tujuan dari pembelajaran 2011:289).
kalam untuk siswa adalah agar siswa mampu
menyusun kalimat sempurna yang sesuai dengan Tes Keterampilan Berbicara dan
tata bahasa Arab yang baik dan benar serta Membaca
mampu menggunakan kosakata yang dipelajari Menurut Ainin (2006:136), tujuan tes
dalam kalimat yang sempurna. Serta mampu kemampuan berbicara adalah untuk mengukur
menerapkan intonasi, pilihan kata, struktur kata kemampuan teste dalam menggunakan bahasa
yang tepat. Tujuan pembelajaran kalam yang Arab sebagai alat komunikasi lisan. Kemampuan
terpenting bagi guru adalah mampu mendesain yang dimaksud adalah kemampuan
evaluasi pembelajaran yang tepat dan sesuai mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan,
dengan jenjang kemampuan siswa (Ulfarida maupun pikiran dan kemampuan memahami
2013:10). ujaran mitra tutur.
Diantara bentuk tes kemampuan berbicara
Keterampilan Membaca adalah (1) bicara berdasarkan gambar yaitu
Membaca merupakan kegiatan untuk rangsangan gambar yang dapat dipakai sebagai
mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam rangsang berbicara dalam gambar objek dan
teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu gambar cerita. Misalnya, gambar objek yang
menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang masing-masing memiliki nama satu kata dan
pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai merupakan gambar-gambar lepas yang antara
proses mental dalam sistem kognisinya satu dengan yang lain kurang ada kaitannya,
(Iskandarwassid 2011:246). gambar cerita yang berupa rangkaian gambar
Menurut Thoimah (2009:187) membentuk sebuah cerita, (2) berbicara
berpendapat bahwa, membaca adalah suatu berdasarkan rangsangan suara yang berasal dari
keterampilan yang mencakup simbol bahasa siaran radio atau rekaman, (3) berbicara
tertentu, penulis menyampaikan tujuan yang berdasarkan rangsang visual dan suara, seperti
diinginkan melalui pesan kepada pembaca dan siaran televise, video, atau berbagai bentuk
pembaca wajib mengetahui simbol, bentuk dari rekaman sejenis, (4) menceritakan kembali teks
pesan dan maksud yang terkandung di dalamnya. atau cerita (retelling texts or story), (5)
Membaca sendiri melibatkan tiga unsur wawancara merupakan salah satu cara yang
makna sebagai unsur isi bacaan, kata sebagai dapat digunakan untuk menilai kompetensi
unsur yang membawakan makna, dan simbol berbahasa siswa lewat pertanyaan tentang
tertulis sebagai unsur visual (Hermawan berbagai masalah keseharian, (6) berdiskusi dan
2011:143). berdebat, dan (7) berpidato untuk melatih
Tujuan umum dari keterampilan kemampuan siswa mengungkapkan gagasan
membaca, yaitu: (1) mengenali naskah tulisan dalam bahasa yang tepat dan cermat
suatu bahasa; (2) memaknai dan menggunakan (Nurgiyantoro 2014:401-420).
kosakata asing; (3) memahami informasi yang Penelitian ini juga mencakup tes
dinyatakan secara eksplisit dan implisit; (4) keterampilan membaca yang merupakan salah
memahami makna konseptual; (5) memahami satu keterampilan berbahasa yang sangat penting.
nilai komunikatif dari suatu kalimat; (6) Seseorang yang gemar membaca dapat
memahami hubungan dalam kalimat, memahami berbagai informasi tentang
antarkalimat, antarparagraf; (7) menginterpretasi perkembangan kehidupan yang direkam dan
bacaan; (8) mengidentifikasi informasi penting disebarluaskan di berbagai media, terutama
dalam wacana; (9) membedakan antara gagasan media cetak dalam segala bentuknya.
33
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
Implikasinya, bahwa dalam pengajaran yang monumental dalam bidang ini. Mereka
bahasa, pembinaan membaca merupakan mentransformasikan pengetahuan tentang belajar
kegiatan yang mutlak diperhatikan, termasuk di mengajar ke dalam “Model-model Pengajaran”
dalamnya penyelenggaraan tes keterampilan yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai
membaca. sasaran-sasaran instruksional yang berbeda. Ada
Nurgiyantoro (2014:376-392) kebutuhan mendesak untuk memasukkan
mengemukakan bahwa tes keterampilan sebagian “Model Model Pengajaran” tersebut ke
membaca diantaranya yaitu: (1) tes keterampilan dalam kurikulum program pendidikan guru di
membaca dengan merespon jawaban. Misalnya, sekolah menengah serta sekolah dasar sehingga
tes pemahaman wacana prosa, tes pemahaman setiap calon guru bisa mencapai level
wacana dialog, tes pemahaman wacana kemampuan mengajar yang lebih besar.
kesastraan, dan tes pemahaman wacana lain: Menurut Huda (2013:73), model-model
surat, tabel dan iklan, dan (2) tes keterampilan pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan
membaca dengan mengonstruksi jawaban. tertentu-pengajaran konsep-konsep informasi,
Misalnya, pertanyaan terbuka dan tugas cara-cara berpikir, studi nilai-nilai sosial, dan
menceritakan kembali. sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat
aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial
Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara tertentu. Sebagian model berpusat pada
dan Membaca penyampaian guru, sementara sebagian yang lain
Nurgiyantoro (2014:406-421) berpendapat berusaha fokus pada respon siswa dalam
bahwa ada beberapa aspek penilaian mengerjakan tugas dan posisi siswa sebagai
keterampilan berbicara, antara lain : (1) partner dalam proses pembelajaran.
kesesuaian isi, (2) keakuratan dan keaslian
gagasan/argumentasi, (3) ketepatan logika Problem Based Learning
urutan cerita, (4) ketepatan makna, (5) ketepatan Sebagaimana pendapat Savery dan Duffy
kata dan kalimat, dan (6) kelancaran dan yang dikutip oleh Noer (2008:271), PBL
pemahaman. berlandaskan pada asumsi bahwa: 1)
Selain itu, dalam penelitian ini juga pemahaman timbul melalui interaksi dengan
mencakup tes keterampilan membaca dengan lingkungan, 2) konflik kognitif adalah stimulus
beberapa aspek penilaian, yaitu (1) pemahaman untuk memahami dan menentukan organisasi
isi teks, (2) pemahaman detil isi teks, (3) dan sifat alami tentang apa yang dipelajari,
kelancaran pengungkapan, (4) ketetapan dimana konflik kognitif selalu diupayakan terjadi
organisasi isi teks, (5) ketepatan diksi, (6) dalam pembelajaran, dan 3) pengetahuan
ketepatan struktur kalimat, (7) ejaan dan tata berkembang melalui interaksi sosia dan
tulis, dan (8) kebermaknaan penuturan negosiasi.
(Nurgiyantoro 2014:391-392). Problem Based Learning yang selanjutnya
disingkat PBL memberikan suatu lingkungan
Model Pengajaran pelajaran dimana masalah yang menjadi basis
Pengajaran dapat diartikan sebagai praktik dalam pembelajaran, artinya pembelajaran
menularkan informasi untuk proses dimulai dengan masalah kontekstual yang harus
pembelajaran. Jelasnya, pengajaran merupakan dipecahkan. Masalah dimunculkan sedemikian
gaya penyampaian dan perhatian terhadap hingga siswa perlu menginterpretasi masalah,
kebutuhan para siswa yang diterapkan di ruang mengumpulkan informasi yang diperlukan,
kelas atau lingkungan mana pun dimana mengevaluasi alternatif solusi, dan
pembelajaran itu terjadi (Huda 2013:6). mempresentasikan solusinya.
Sebagaimana dikutip oleh Huda (2013:72),
Bruce Joyce dan Marsha Weill dalam Models of
Teaching (2009), misalnya merupakan salah satu
34
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
35
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
Berdasarkan taraf signifikansi 5%, derajat Jenis dan desain penelitian ini adalah
kebebasan yaitu 66, dan ttabel 0.68, karena thitung > kuantitatif dan eksperimen (true experiment design)
ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi pada dengan desain non equivalent control group design.
pembelajaran bahasa Arab di MTs Al Irsyad Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan
Gajah Demak kelas VIII, setelah diberi perlakuan nontes. Instrumen tes yang digunakan berupa tes
dengan model pembelajaran reflective teaching berbicara dan tes uraian. Sedangkan instrumen
efektif. Dari hipotesis yang yang diterima dalam nontes yang digunakan adalah angket tertutup.
penelitian ini adalah Ha karena thitung > ttabel yaitu Berdasarkan data penelitian yang
“Model Reflective Teaching efektif bagi didapatkan, 21.21% siswa beranggapan bahwa
peningkatan keterampilan berbicara dan penerapan model pembelajaran Reflective Teaching
membaca bahasa Arab”. sangat cocok dan bisa membantu dalam
Berdasarkan data penelitian yang pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan 78.79%
didapatkan, 21.21% siswa beranggapan bahwa siswa beranggapan bahwa model pembelajaran
penerapan model pembelajaran Reflective Teaching Reflective Teaching perlu diterapkan dalam
sangat cocok dan bisa membantu dalam pembelajaran bahasa Arab. Dari hasil nilai rata-
pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan 78.79% rata keterampilan berbicara pada kelas kontrol
siswa beranggapan bahwa model pembelajaran terjadi peningkatan sebesar 3.12 dan pada kelas
Reflective Teaching perlu diterapkan dalam eksperimen terjadi peningkatan sebesar 4.15.
pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan keterampilan membaca pada kelas
kontrol terjadi penurunan sebesar 4.57 dan pada
PENUTUP kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar
1.21. Diperoleh thitung 1.25 dan ttabel 0.68, karena
Keterampilan berbicara dan membaca thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak.
adalah keterampilan berbahasa Arab yang Dari hipotesis yang yang diterima dalam
bersifat reseptif dan produktif. Penguasaan penelitian ini adalah Ha karena thitung > ttabel yaitu
keterampilan berbicara dan membaca bahasa “Model Reflective Teaching efektif bagi
Arab siswa kelas VIII MTs Al Irsyad Gajah peningkatan keterampilan berbicara dan
masih rendah. Hal ini terjadi karena kurangnya membaca bahasa Arab”.
minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Sehingga, guru harus menerapkan model DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran reflective teaching sebagai bentuk
inovasi baru dalam menarik minat siswa dalam Ainin, Moh, M, Tohir dan Imam Asrori. 2006.
pembelajaran bahasa Arab. Evaluasi dalam
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Chejne, Anwar G. 1996. Bahasa Arab dan Peranannya
adalah 1) Bagaimana penerapan model Reflective
dalam Sejarah (Judul asli: The Arabic
Teaching bagi peningkatan keterampilan
Language: Its Role in History). Penerjemah
berbicara dan membaca bahasa Arab siswa kelas Aliudin Mahjudin. Jakarta: Pusat Pembinaan
VIII MTs Al Irsyad Gajah Demak?, dan 2) dan Pengembangan Bahasa Departemen
Apakah model Reflective Teaching efektif bagi Pendidikan dan Kebudayaan.
peningkatan keterampilan berbicara dan Efendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi
membaca bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Al Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Irsyad Gajah Demak?. Tujuan penelitian ini Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran
adalah untuk mendeskripsikan penerapan model Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Reflective Teaching dan untuk mengetahui
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan
efektivitas model Reflective Teaching bagi
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
peningkatan keterampilan berbicara dan Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi
membaca bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Al Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Irsyad Gajah Demak. Rosdakarya.
36
Shilvia Rosiyana / Lisanul Arab (6) (2017)
37