Anda di halaman 1dari 7

Konsep Caregiver

2.8.1. Pengertian Caregiver

Definisi caregiver merupakan individu yang secara umum merawat

dan mendukung individu lain (pasien) dalam kehidupannya (Awad &

Voruganti, 2008). Sementara definisi caregiver dalam Merriam-Webster

Dictionary (2013) adalah orang yang memberikan perawatan langsung pada

anak atau orang dewasa yang menderita penyakit kronis.

Menurut Elsevier (2009) menyatakan caregiver sebagai seseorang

yang memberikan bantuan medis, sosial, ekonomi, atau sumber daya

lingkungan kepada seseorang individu yang mengalami ketergantungan baik

sebagian atau sepenuhnya karena kondisi sakit yang dihadapi individu

tersebut. Caregiver mempunyai tugas sebagai emotional support, merawat

pasien (memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makan,

mempersiapkanobat), mengatur keuangan, membuat keputusan tentang

perawatan danberkomunikasi dengan pelayanan kesehatan formal.

Caregiver adalah individu yang memberikan bantuan informal dan

tidak dibayar kepada orang lain yang membutuhkan bantuan fisik dan

emosional. Cheng (2005) menyatakan bahwa caregiver adalah orang yang

memberikan cinta, kasih sayang berupa bantuan, dukungan sosial, dan

pengetahuan profesional kepada orang yang dirawatnya.

Definisi caregiver dari literatur bahasa Indonesia, dikemukakan oleh

Subroto (2012) sebagai seseorang yang bertugas untuk membantu orang-

orang yang ada hambatan untuk melakukan kegiatan fisik sehari-hari baik

yang bersifat kegiatan harian personal (personal activity daily living) seperti

makan, minum, berjalan, atau kegiatan harian yang bersifat instrumental

seperti memakai pakaian, mandi, menelpon atau belanja.

Caregiver dapat ditunjukkan pada orang yang “dibayar” atau “tidak


dibayar” yang melakukan perawatan pada orang yang mengalami

keterbatasan, sakit atau mengalami gangguan mental (Caregiver, 2016).

Caregiver dan carer adalah istilah yang sering digunakan untuk

mengambarkan orang yang melakukan perawatan pada orang yang

mengalami keterbatasan.

Berdasarkan uraian diatas, caregiver adalah individu baik anggota keluarga,

teman, kerabat ataupun tetangga yang memberikan bantuan, dukungan sosial

tanpa pamrih kepada orang yang tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari.

2.8.2. Jenis Caregiver

Caregiver terbagi menjadi dua, yaitu formal dan informal. Caregiver

formal merupakan perawat yang dibayar atau sukarela yang berasal dari

sistem pemberian layanan, seperti rumah perawatan kesehatan atau

karyawan rumah perawatan. (Mc Connell & Riggs dalam Sheets & Gleason,

2010 dalam Fadilla 2014). Caregiver formal juga memberikan jenis

perawatan yang tidak diperoleh penderita dari anggota keluarganya seperti

pelayanan secara medis. (Houde, dalam Sun, Kosberg, Kaufman, Leeper &

Burgin, 2007).

Sedangkan caregiver informal merupakan caregiver yang tidak

dibayar atau bukan dilatih oleh badan – badan hukum, seperti pasangan,

anak, menantu atau teman dekat bagi seseorang yang memerlukan

perawatan (Hung, et al., 2012). Koh & McDonald menyatakan bahwa

caregiver informal merupakan orang yang menyediakan perawatan dan

dukungan bagi kesehatan, finansial, sosial, emosional terhadap individu

yang lemah atau menderita penyakit kronis (Lai & Thomson, 2011).

Timonen (2009) menyebutkan terdapat dua jenis caregiver, yaitu

formal dan informal. Caregiverformal atau disebut juga penyedia layanan

kesehatan adalah anggota suatu organisasi yang dibayar dan dapat


menjelaskan norma praktik, profesional, perawat atau relawan. Sementara

informal caregiver bukanlah anggota organisasi, tidak memiliki pelatihan

formal dan tidak bertanggung jawab terhadap standar praktik, dapat berupa

anggota keluarga ataupun teman. Dengan demikian caregiver keluarga

merupakan bagian dari informal caregiver.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka caregiver dibagi ke dalam dua jenis,

yaitu caregiverinformal merupakan kerabat yang tidak dibayar atau sukarela

dalam memberikan perawatan terhadap penderita skizofrenia. Sementara formal

merupakan tenaga ahli dan terlatih yang dibayar dalam memberikan perawatan

terhadap penderita skizofrenia.

2.8.3. Family Caregiver

Familycaregiver atau caregiver keluarga menurut Wenberg (2007)

adalah pasangan, anak dewasa, kenalan pasangan atau teman yang memiliki

hubungan pribadi dengan pasien, dan memberikan berbagai bantuan yang

tidak dibayar untuk orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi kronis atau

lemah ataupun yang menderita penyakit serius. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa caregiver keluarga adalah anggota keluarga pasien,

yang bersedia dan bertanggung jawab dalam merawat, memberikan

dukungan secara fisik, sosial, emosional serta menyediakan waktunya untuk

pasien yang menderita skizofrenia ataupun mencegah kekambuhan kembali

pada pasien.

Keluarga sebagai Caregiver

Orem menganggap individu (klien) sebagai penerima perawatan, sedangkan

keluarga dianggap sebagai syarat dasar bagi anggota keluarga. Orem (1938) dalam

Friedmen, 1998 mengatakan keluarga sebagai pemberi perawatan bagi anggota

keluarga yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu
yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini, mereka dianggap sebagai

individu dalam sebuah keluarga atau subsistem keluarga. Tujuan utama dari

tindakan ini adalah untuk mencapai kesejahteraan yang optimal dan

memungkinkan individu serta keluarga mereka dapat mempertahankan kontrol

atas kesehatan diri mereka sendiri.

Friedman (1988) menyebutkan tugas keluarga dalam pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga. Tugas keluarga ini sejalan dengan lima tahap

perilaku sakit individu yang telah dijabarkan oleh Potter & Perry (2005). Tugas

pertama anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya

adalah mengenali gangguan perkembangan kesehatan seluruh anggota keluarga.

Skizofrenia sendiri menyerang individu dengan gejala yang khas, sehingga

peran keluarga sangat dibutuhkan dalam menggenali gangguan kesehatan yang

dirasakan oleh salah seorang anggota keluarga. Peran keluarga yang kedua adalah

peran dalam mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat, dimana

keluarga harus dapat memutuskan tindakan yang paling tepat untuk diberikan

kepada anggota keluarga mereka yang mengalami sakit dan mengambil alih

sementara kewajiban yang ada pada diri klien.

Keluarga sebagai Caregiver

Orem menganggap individu (klien) sebagai penerima perawatan, sedangkan

keluarga dianggap sebagai syarat dasar bagi anggota keluarga. Orem (1938) dalam

Friedmen, 1998 mengatakan keluarga sebagai pemberi perawatan bagi anggota

keluarga yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu

yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini, mereka dianggap sebagai

individu dalam sebuah keluarga atau subsistem keluarga. Tujuan utama dari

tindakan ini adalah untuk mencapai kesejahteraan yang optimal dan

memungkinkan individu serta keluarga mereka dapat mempertahankan kontrol

atas kesehatan diri mereka sendiri.


Friedman (1988) menyebutkan tugas keluarga dalam pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga. Tugas keluarga ini sejalan dengan lima tahap

perilaku sakit individu yang telah dijabarkan oleh Potter & Perry (2005). Tugas

pertama anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya

adalah mengenali gangguan perkembangan kesehatan seluruh anggota keluarga.

Skizofrenia sendiri menyerang individu dengan gejala yang khas, sehingga

peran keluarga sangat dibutuhkan dalam menggenali gangguan kesehatan yang

dirasakan oleh salah seorang anggota keluarga. Peran keluarga yang kedua adalah

peran dalam mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat, dimana

keluarga harus dapat memutuskan tindakan yang paling tepat untuk diberikan

kepada anggota keluarga mereka yang mengalami sakit dan mengambil alih

sementara kewajiban yang ada pada diri klien.

Penanganan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia dirumah

Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu bentuk dari intervensi keluarga

yang merupakan bagian dari terapi psikososial. Pada psikoedukasi keluarga

terdapat kolaborasi dari klinis dengan anggota keluarga pasien yang menderita

skizofrenia. Tujuan dari program psikoedukasi adalah memberikan atau

menambahkan pengetahuan keluarga untuk merawat pasien skizofrenia sehingga

dapat mencegah kekambuhan pasien skizofrenia dan keluarga mampu

mengatasinya.

Komponen terapi psikososial antara lain :

1. Psikoedukasi keluarga dan pasien : pasien, keluarga dan orang di sekitar

pasien pasien perlu belajar sebanyak mungkin tentang apa itu skizofrenia

2. Kolaborasi membuat keputusan : penting bagi pasien , keluarga, dan

klinisi untuk memutuskan bersama tentang terapi dan tujuan terapi.

Apabila pesien sudah mulai membaik kondisi mentalnya, dia dapat

menjadi bagian dalam pembuatan keputusan.


3. Monitoring gejala dan pengobatan : monitoring secara hati-hati untuk

meyakinkan pasien minum obat dan mengidentifikasi secara dini tanda-

tanda timbulnya relaps sehingga pencegahan dapat dilakukan.

4. Asistensi dalam mencari pelayanan kesehatan, asuransi, dll : pasien

kadang kala membutuhkan bantuan dalam mencari pelayanan kesehatan

yang lain seperti medis, gigi, atau mencari asuransi kesehatan. Pasien dan

keluarga harus berusaha mengeksplorasi sumber-sumber apa saja yang

dapat diperoleh atau disediakan. Termasuk di dalamnya apabila pasien

sudah mulai ingin bekerja, dicarikan tempat pekerjaan yang sesuai dengan

kondisi pasien.

5. Terapi suportif : termasuk dukungan emosi dan meyakinkan serta

mendorong perilaku sehat pada diri pasien dan membantu pesien

menerima keadaannya.

6. Peer support/ self help group : adanya sebuah kelompok yang memiliki

jadwal bertemu yang reguler tergantung pada kebutuhan dan perhatian dari

kelompok tersebut. Pembicara dapat diundang untuk memberikan

pengetahuan yang dimiliki beliau sehingga terjadi juga diskusi dan sharing

yang dapat saling menguatkan.

Marvin dkk, (2000) menyebutkan bentuk pelayanan lain yang juga

dapat diberikan pada pasien antara lain :

1. Mengatur jadwal pertemuan kembali dengan dokter

2. Assertive community treatment

3. Rehabilitasi terdiri atas :

a. Rehabilitasi psikososial : membantu pasien melatih keterampilan

dengan tujuan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaan

b. Rehabilitasi psikiatri : mengajarkan pasien keterampilan yang

membuatnya dapat meraih tujuan dalam pekerjaan, pendidikan,


sosialisasi, dan tempat tinggal

c. Rehabilitasi pekerjaan : latihan bekerja dan program training yang

dapat membantu pasien untuk menjadi pekerja penuh waktu

d. Intensive partial hospitalization

Aftercare day treatment

Menurut Nurhaeni dkk (2000) dalam hal ini keluarga berfokus pada

pencegahan kekambuhan klien dengan skizofrenia antara lain :

1. Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin, mampu

mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan

kesehatan sedini mungkin

2. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit atau

memerlukan bantuan dan menanggulangi keadaan darurat yang

mengancam kesehatan

3. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat

4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan yang ada di masyarakat

5. Memanfaatkan program rekreasi misalnya : mengajak klien nonton

bersama, jalan santai, pergi ketempat rekreasi

6. Melakukan kegiatan sosial dan keagamaan misalnya : mengajak klien

ikut saat arisan keluarga, mengajak pergi ke pengajian, dll

7. Mencegah stigma di masyarakat tentang gangguan jiwa seperti :

pendekatan pada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh

dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.

8. Saling terbuka dan tidak ada diskriminasi

9. Saling menghargai dan mempercayai

10. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah

kritis/darurat secara tuntas dan wajar.

Anda mungkin juga menyukai