PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan
dengan adanya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh, sedangkan
perkembangan pun juga terjadi peningkatan mental, memori dan daya nalar.
Erickson (1950 dalam Wong 2009) terdiri atas delapan tahapan dan salah satu
1
2
diantaranya adalah anak usia sekolah. Anak usia sekolah dikenal dengan fase
berkarya versus rasa rendah diri. Masa ini berada diantara usia 6 sampai 12 tahun,
dimana anak mulai memasuki dunia sekolah yang lebih formal, tumbuh rasa
kemandirian anak, anak ingin terlibat dalam tugas yang dapat dilakukan sampai
selesai.
Usia sekolah disebut sebagai masa intelektual atau masa penyesuaian dalam
mempunyai rasa bersaing, senang berkelompok dengan teman sebaya, ikut serta
dalam kegiatan kelompok, mampu menyelesaikan tugas sekolah atau rumah yang
diberikan (Keliat, Daulima & Farida, 2011). Aspek perkembangan psikososial pada
ini saling mendukung dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam
2009).
Pada perkembangan motorik, menurut Yusuf (2002) anak usia sekolah senang
pada usia sekolah dasar, motorik anak sudah lebih halus dan lebih terkoordinasi
dari masa sebelumnya. Pada usia 8 – 11 tahun, anak-anak lazimnya sudah mampu
melakukan berbagai jenis kegiatan olahraga seperti; lari, lompat tali, berenang dan
3
Selanjutnya pada aspek kognitif anak usia sekolah dapat dilihat dari
(Hockenberry & Wilson, 2009). Selain itu, anak usia sekolah seharusnya sudah
memiliki kemampuan untuk memahami suatu objek serta mampu mengenal sebab
akibat dari suatu permasalahan. Dengan adanya kemampuan aspek kognitif ini,
anak dapat bangga dengan prestasi yang dimilkinya serta menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan disekolah. Namun jika terjadi hambatan dalam aspek ini, anak
(Hurlock,2008).
bahasa anak tergantung pada pematangan otak secara biologis. Dengan bahasa anak
mempengaruhi sikap dan prilaku anak sepanjang hidupnya. Sehingga jika aspek
Aspek emosi pada anak usia sekolah merupakan perasaan senang mengenai
sesuatu, marah kepada seseorang ataupun takut terhadap sesuatu. Menurut hasil
4
emosi anak bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Sehingga untuk
terdapat kecendrungan ciri sifat kepribadian anak yang menetap dan relatif tidak
berubah. Sehingga kepribadian anak saat ini akan berpengaruh secara langsung
Pada aspek moral berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa
seharusnya yang dilakukan anak dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock,
ditinjau dari psikoanalisa seperti mengenal norma-norma yang ada dikeluarga dan
hukuman, dan pujian yang sering dialami anak. Disamping itu anak juga sudah
baik-buruk.
dari kepercayaan ini, sistem kepercayaan yang khusus, jalan hidup dalam
merasakan rasa cinta dan kepercayaan terhadap Tuhan, dan masih banyak lagi.
5
Pendapat tersebut juga didukung oleh Suyadi (2010) menuliskan bahwa kecerdasan
terhadap keberadaan Tuhan. Maka dari itu orang tua sangat penting untuk
dengan ajarannya.
perkembangan psikososial anak usia sekolah menunjukkan hasil yang cukup karena
lebih banyak dipengaruhi oleh teman sebaya terlihat bahwa anak tidak ingin ikut
Menurut Wong (2009), anak usia 8 - 9 tahun lebih senang berada di dalam
membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sehingga dari keseluruhan aspek
tumbuh kembang ini dapat berjalan dengan baik jika anak mempunyai kesadaran
Untuk mendapatkan perkembangan anak usia sekolah yang sesuai, maka harus
melakukan persiapan ketahanan dan kesehatan yang optimal agar anak dapat
penelitian yang dilakukan Jansen (2012), dampak jika stimulasi tidak dilakukan
pada anak usia sekolah maka akan beresiko pada tahap perkembangan mental anak
sekolah yang menjadi terhambat, resiko terjadinya bullying, depresi dan resiko
perkembangan anak usia sekolah yang sesuai dapat menyebabkan anak menjadi
rendah diri sehingga pada saat masa dewasa anak dapat mengalami hambatan
yang dilakukan oleh Imelda (2017), terdapat 65% anak yang mengalami
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
permasalahan yang dihadapi dalam respon proses tumbuh kembang anak jika tidak
motorik (rendah diri dan mengucilkan diri dari kegiatan karena kekakuan), dan
Selain itu dalam perkembangan anak usia sekolah menurut Keliat (2007),
peran orang tua adalah memberikan stimulasi agar anak berkembang sesuai
perkembangan umurnya. Dimana peran orang tua yang baik dapat dilatar belakangi
oleh waktu yang dimiliki orang tua. Orang tua yang tidak bekerja memiliki waktu
yang banyak atau maksimal dengan anak, sehingga memiliki waktu untuk
menstimulus perannya (Suliha, 2002). Anak yang diasuh oleh orangtua yang
Yosoprawoto, 2012). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyana (2009)
perkembangan anaknya.
terdapat hubungan yang bermakna antara peran stimulasi orang tua terhadap
(2011) menyatakan peran keluarga yang baik dapat menentukan kemandirian pada
kembang anak, ini menunjukan adanya hubungan peran dan pola asuh keluarga
menyatakan adanya peran orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak
dengan memberikan stimulasi untuk membangun karakter pribadi yang baik anak.
Stimulasi adalah upaya orang tua atau keluarga untuk mengajak anak bermain
dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang (Saifah, 2011). Anak yang
anak yang kurang mendapatkan stimulus (Marmi & Rahardjo, 2015). Namun pada
keluarga yang kurang akan informasi mengenai tumbuh kembang dan cara
keterlambatan perkembangan yang bisa terjadi pada anak. Hasil penelitian Saadah
anak diantaranya pendidikan, umur, dan pengetahuan. Maka dari itu, perawat
memiliki peran penting sebagai pendidik dan pemberi asuhan dengan menjadikan
yang bermakna pada pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu (Yurika, 2009).
Asuhan pelayanan kesehatan yang diberikan perawat kepada anak usia sekolah
interpersonal yang melibatkan interaksi antara klien dan perawat yang memiliki
usia sekolah dapat mengungkapkan apa yang dirasa atau dialaminya. Hal ini dapat
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mendukung pemenuhan tahap tumbuh
asuhan keperawatan jiwa komunitas pada kelompok keluarga yang sehat jiwa,
keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (Keliat,
dilakukan pada tiga tingkat pencegahan yaitu primer, sekunder, dan tersier. Jenis
tindakan pencegahan itu meliputi promosi kesehatan bagi anak usia sekolah tentang
stimulasi tumbuh kembang dan pemberian konseling pada keluarga agar berprilaku
adaptif dalam penerapan stimulasi tumbuh kembang pada anak usia sekolah.
dalam berbagai bentuk upaya seperti promotif dan preventif, baik bagi individu,
Salah satu upaya promotif untuk anak usia sekolah adalah dengan stimulasi
konsep pengenalan dan motorik tumbuh kembang pada kelompok anak usia
masalah dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan mengajarkan cara
membantu anak usia sekolah secara kelompok untuk mencegah masalah kesehatan
kelompok ini telah dilakukan oleh Walter, Keliat dan Hastono (2010),
didapatkan data jumlah penduduk adalah 9.152 jiwa. Dengan jumlah usia anak -
anak adalah 808 jiwa. Selain hasil tersebut, dilakukan wawancara kepada ketua RW
06 bahwa penduduk yang dominan didaerah RW 06 adalah usia dewasa dan usia
anak-anak. Hasil wawancara juga dilakukan kepada 10 orang ibu yang memiliki
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada kader kesehatan yang ada di RW
06, didapatkan bahwa anak-anak RW 06 ini banyak yang nakal seperti suka
membully temannya, suka bolos sekolah, tidak mau mengerjakan tugas yang
11
diberikan, serta pembangkak kepada orang tua maupun orang dewasa lainnya. Dari
sendiri dengan gadget yang mereka miliki, jarang bermain bersama teman
kelompoknya karena terkadang mereka tidak dibolehkan keluar rumah oleh orang
tua mereka. Selain itu 3 dari 10 orang anak usia sekolah mengatakan bahwa mereka
malas bermain dengan kelompok temannya karena mereka jahat dan sering
mencemooh.
Berdasarkan data diatas, karya ilmiah akhir ini merupakan hasil asuhan yang
keperawatan pada usia sekolah dan manajemen asuhan : stimulasi tumbuh kembang
pada kelompok anak usia sekolah sesi 1-2 tentang konsep industri dan aspek
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas Andalas
2. Pendidikan
13
3. Penulis
dini oleh orang tua dan cara memberikan stimulasi perkembangan pada usia