BAB I Ilham
BAB I Ilham
PENDAHULUAN
Selulosa merupakan polimer alam dengan keberadaan melimpah yang mewakili sekitar
1.5 x 1012 ton dari total produksi biomassa tahunan. Selulosa terdiri dari ikatan glukosa-
glukosa yang tersusun dalam suatu rantai linear dimana C-1 pada setiap glukosa berikatan
dengan C-4 pada glukosa selanjutnya [1]. Partikel nanoselulosa adalah material jenis baru
dari selulosa yang ditandai dengan adanya peningkatan kristalinitas, aspek rasio, luas
permukaan, dan peningkatan kemampuan dispersi serta biodegradasi. Adanya kemampuan
ini, partikel nanoselulosa dapat digunakan sebagai filler penguat polimer, aditif untuk produk-
produk biodegredable, penguat membran, pengental untuk dispersi, dan media pembawa obat
serta implan [2]p.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Jagung merupakan tanaman pangan kedua komoditas nasional setelah
padi yang tumbuh di hampir semua wilayah di Indonesia, dan produksinya makin meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data dari badan pusat statistis (BPS) dari tahun 2008 sampai dengan 2012
produksi jagung di wilayah Indonesia memiliki tren kenaikan. Dengan kenaikan produksi jagung
tersebut maka akan terjadi juga kenaikan dari biomassa atau bagian tanaman jagung yang
tidak dimanfaatkan. Salah satu bagian tanaman jagung yang belum dimanfaatkan ialah tongkol
jagung. Kebutuhan jagung saat ini mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari segi
produksi dimana permintaan pasar domestik ataupun internasional yang sangat besar untuk
kebutuhan pangan dan pakan. Besarnya kebutuhan akan jagung tidak dapat dipungkiri bahwa
limbah yang dihasilkan juga meningkat. Salah satunya yaitu tongkol jagung. tongkol jagung
hanya dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna. Kebanyakan masyarakat hanya mengambil
biji jagung yang menempel di tongkol jagung, kemudian tongkol jagung dibuang atau dibakar.
Komposisi serat tongkol jagung adalah 23,74% lignin, 65,96% selulosa, dan 10,82% hemiselulosa
(Meryandini dkk., 2009). Besarnya komponen selulosa pada tongkol jagung membuatnya
berpotensi sebagai bahan penguat pada matriks polimer sehingga sangat besar kemungkinan
tongkol jagung dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan NCC yang dilihat juga dari
komposisi dari serat dari tongkol jagung itu sendiri [3].
Dilihat dari komponen PVP yang sangat bagus digunakan sebagai bahan baku maka perlu
dilakukan penelitian tentang optimasi penggunaan disperse PVP pada pengisi NCC tongkol jagung
pada film lateks karet alam guna untuk mendapatkan ratio atau perbandingan dari penelitian
tersebut sehingga mendapatkan hasil penggunaan PVP yang terbaik.
Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi penggunaan disperse PVP pada pengisi NCC
tongkol jagung pada film lateks karet alam.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah:
1. Pengaruh pendispersian polovinilpirolidon dan nanokristal selulosa terhadap lateks karet
alam
2. Pengaruh perlakuan penggunaan dispersi PVP terhadap sifat mekanik produk lateks karet
alam berpengisi nanokristal selulosa dari limbah tongkol jagung
Formulasi lateks karet alam dan bahan kuratif yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 1.4 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif
Berat kering
Bahan
(gram)
60 % High Ammonia Lateks 100
50 % Dispersi Sulfur 1,8
50 % Dispersi ZDEC 1,8
30 % Dispersi ZnO 0,5
50 % Dispersi Antioksidan 1,2
10 % Dispersi KOH 1,8