Istilah persepsi diri biasanya digunakan dalam istilah self concept (konsep diri), self
esteem (harga diri), self efficacy (efikasi diri) dan self or body image (citra diri/tubuh).
Akan tetapi memiliki perbedaan sebagai berikut (Burn, et al 2016) :
a. Konsep Diri (Think)
Kumpulan kepercayaan, sikap, pengetahuan, dan ide tentang diri sendiri
Berdasarkan atribut akademik, gender, ras, seksual, sosial, perilaku, dan atletik
Kompetensi / kecukupan: "Siapa aku?" "Aku bisa melakukannya!”
Kognitif, deskriptif: "Saya pelari yang baik."
b. Self Esteem (Feel)
Evaluasi pribadi atau penilaian diri, termasuk perasaan emosional (rasa hormat,
hormat, dan kepercayaan diri)
Penilaian kemampuan untuk menghadapi tantangan, hak untuk kebahagiaan dan
rasa hormat; percaya dir
Layak, sukses: "Saya baik-baik saja." "Saya suka dan menghargai diri sendiri.
Evaluatif, berpendapat: “Saya merasa senang menjadi pelari cepat.”
c. Self-Efficacy (Believe)
Percaya diri atau kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk berhasil
melakukan kegiatan atau tugas tertentu
Dipengaruhi oleh banyak faktor: Kinerja sebelumnya, perilaku orang lain,
dorongan verbal dari lainnya, dan reaksi fisiologis
Rendah: Takut akan risiko dan tidak pasti, perasaan gagal, manajemen kesan
Tinggi: Kesediaan mengambil risiko, rasa berhasil, percaya diri
d. Citra Diri / Tubuh
Gambaran dan perasaan seseorang tentang tubuh seseorang
Mempengaruhi emosi, pikiran, hubungan, dan perilaku
Penampilan fisik berkorelasi terkuat dari harga diri global
3 – 6 tahun
1. Mengambil inisiatif
2. Mengidentifikasi gender
3. Meningkatkan kewaspadaan diri
4. Keterampilan berbahsa meningkat
5. Dapat menggunakan serbet
6. Dapat menggunakan rok
7. Dapat mengenakan pakaian yang ditarik ke atas
8. Dapat mengenakan celana atu rok yang
menggunakan karet pinggang
9. Dapat memegang garpu dengan jari-jari
10. Dapat menggunakan pisau untuk mengoles
11. Dapat membuka retsleting
12. Dapat mengikat taki sepatu
13. Dapat mandi sendiri tanpa pengawasan
14. Dapat menggunakan pisau untuk memotong
15. Dapat menutup mulut dan hidung kalu bersin atau
batuk
16. Dapat berpakaian sendiri dengan lengkap
b. Diagnosa Domain 6 : Persepsi diri kesadaran tentang diri sendiri (Herdman &
Kamitsuru, 2018)
Kelas 1 : Konsep Diri persepsi total tentang diri sendiri
Keputusasaan
Kesiapan meningkatkan harapan Pola harapan dan keinginan yang
menggerakkan energi seseorang atas nama sendiri yang cukup untuk
kesejahteraan dan dapat diperkuat
NOC :
Koping
Pembuatan keputusan
Harapan
Penyesuaian psikososial
Harga diri
Kualitas hidup
Risiko pelemahan martabat
Gangguan identitas pribadi Ketidakmampuan mempertahankan persepsi
diri yang utuh dan terintegrasi
NOC :
Identitas
Kesadaran diri
Risiko gangguan identitas pribadi
Kesiapan meningkatkan konsep diri Pandangan atau ide tentang diri
sendiri yang cukup untuk kesejahteraan dan dapat diperkuat
NOC :
Citra tubuh
Identitas
Penampilan peran
Kesadaran diri
Harga diri
Kelas 2 : Harga Diri penilaian tentang arti, kapabilitasm kepentingan dan
keberhasilan diri sendiri
Harga diri rendah kronis Evaluasi diri/perasaan negatif tentang diri sendiri
atau kecakapan diri yang berlangsung lama
NOC : Harga diri
Risiko harga diri rendah kronis Resiko mengalami perasaan/evaluasi diri
yang negatif dan berkepanjangan tentang diri sendiri atau kemampuan diri
NOC :
Harga diri
Kesadaran diri
Harga diri rendah situasional Beresiko mengalami penilaian diri/perasaan
negatif dalam jangka panjang tentang diri sendiri atau kemampuan diri
NOC : Harga diri
Risiko harga diri rendah situasional Beresiko mengalami pandangan negatif
pada diri sendiri sebagai respon terhadap situasi yang tengah berlangsung
NOC :
Kesadaran diri
Harga diri
Kelas 3 : Citra tubuh suatu gambaran mental tentang tubuh diri sendiri
Gangguan citra tubuh Konfusi tentang gambaran mental tentang diri-
fisik individu
NOC : Citra tubuh
c. NOC (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013b)
Domain 3 : Kesejahteraan Psikologis (Outcome yang menggambarkan kesehatan
emosi dan persepsi individu terkait diri)
d. NIC (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013a)
Domain 3 : Perilaku
Kelas : Terapi perilaku, terapi kognisi, peningkatan komunikasi, bantuan koping,
pendidikan pasien, peningkatan kenyamanan psikologis
Intervensi :
Latihan asertif
Peningkatan citra tubuh
Pujian
Peningkatan koping
Dukungan emosional
Peningkatan peran
Peningkatan kesadaran diri
Peningkatan harga diri
Konseling
Terapi kelompok
Fasilitasi hipnosis diri
Imajinasi terbimbing
Terapi relaksasi
Peningktan aktivitas fisik dari Jurnal Lars B Christansen. Emosi ibu berpengaruh
terhadap persepsi diri anak. SDT suatu kegiatan akan meningkatkan motivasi dan
kesejahteraan individu jika memberikan peluang pada aktivitas a) untuk merasa
terhubung secara sosial, b) untuk mengalami penguasaan dalam domain fisik, dan c)
memenuhi kebutuhan akan rasa otonomi dan pengertian untuk individu. SDT
digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan intervensi PA (physical
activity). Hipotesisnya adalah bahwa PA sekolah, yang dilakukan dalam iklim
sosial inklusif, dengan perspektif pengembangan pribadi dan menggabungkan co-
kreasi dengan siswa, akan mengarah pada pengalaman yang lebih positif dan
peningkatan kemampuan sosial dan fisik. Ini akan dimanifestasikan dalam
peningkatan persepsi sosial dan sosial.
Pengaturan emosi ibu Mother-Child Interactions and Preschoolers' Emotion
Regulation Outcomes: Nurturing Autonomous Emotion Regulation. Lincoln,
Courtney R; Russell, Beth S; Donohue, Erin B; Racine, Lauren E. Journal of Child
and Family Studies; New York Vol. 26, Iss. 2, (Feb 2017): 559-573. Intervensi
yang menargetkan meningkatkan persepsi negatif ibu terhadap anak-anak mereka,
mendidik pada ekspektasi prasekolah yang sesuai, dan memfasilitasi bermain
dewasa anak prasekolah dapat membantu ibu berinteraksi dengan anak-anak mereka
dengan cara yang mendorong regulasi emosi otonom anak-anak.
5. Tambahan
Konsep diri dan jenis kelamin (Houck et al., 2011).
Temuan ini — bahwa perempuan memiliki lebih banyak masalah internalisasi,
depresi, dan kegelisahan serta berkurangnya self-efficacy dan koping, dan
memiliki lebih sedikit perilaku agresi dan perilaku eksternal daripada laki-laki —
bersama-sama mendukung hipotesis bahwa agresi dan eksternalisasi mungkin
tidak berdampak negatif terhadap konsep diri sebagai sebanyak perilaku
menginternalisasi. Namun, tidak semua penelitian setuju dengan temuan ini dan
sering menunjukkan tingkat yang sama dari gangguan dan gejala kejiwaan
(Rucklidge). Hubungan antara gender, masalah perilaku, dan konsep diri tidak
dipahami dengan baik dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Konsep diri dan usia (Houck et al., 2011).
konsep diri umumnya menurun dengan bertambahnya usia dan mereka yang
memiliki masalah internalisasi beresiko lebih besar untuk konsep diri yang buruk.
Depresi :Sesuai penelitian Armstrong, Westen, dan Janicke (2013) bahwa ada
hubungan depresi dengan persepsi remaja yang memiliki kelebihan berat badan.
Bunuh diri : Sesuai penelitian Kim, et al (2009) bahwa ada hubungan antara Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian bunuh diri di kalangan anak laki-laki dan
perempuan.
Burn CE, et al.2016. Pediatric Primary Care 6th Edition. USA : Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan
Klasifikasi 2018-2020. (B. A. Keliat, H. S. Mediani, & T. Tahlil, Eds.) (Edisi 11).
Jakarta: EGC.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care of Infants and Children
(10th Editi). St.Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Houck, G., Kendall, J., Miller, A., Morrel, P., & Wiebe, G. (2011). Self Concept in Children
and Adolencents with ADHD. J Pediatric Nurs, 26(3), 239–247.
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2010.02.004
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013a). Nursing Interventions
Classification (NIC). (I. Nurjannah & R. D. Tumanggor, Eds.) (Edisi 6). Indonesia:
Elsevier.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013b). Nursing Outcome
Classification (NOC). (I. Nurjannah & Roxsana Devi Tumanggor, Eds.) (Edisi 5).
Indonesia: Elsevier.
Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yunita Jaclyn Isabella. (2011). Analisis Pengaruh Labelling Terhadap Konsep Diri pada