KEGIATAN XV
KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
Rhismayanti 4411417053
JURUSAN BIOLOGI
2019
KEGIATAN XV
III. METODE
A. ALAT/BAHAN
1. Kancing genetika 2 macam warna dengan perbandingan 2:3
2. Dua kotak untuk rtempat kancing genetika
3. Alat tulis
B. CARA KERJA
1
(Jumlah genotip AA+ Jumlah genotip Aa)
2
Frekuensi Alel A =
Total
31+23
=
100
= 0, 54
1
(Jumlah genotip aa+ Jumlah genotip Aa)
2
Frekuensi Alel a =
Total
23+23
=
100
= 0, 46
Tabel 2. Uji Chi-Square Genotip
Pasangan
Fh Fo IFo-FhI IFo-FhI2 X2
Gamet
AA 25 31 6 36 1,44
Aa 50 46 4 16 0,18
aa 25 23 2 4 0,16
Total 100 100 12 56 1,78
Db Genotip
Db = n – 1 = 3 – 1 = 2
P = 0,25
Kriteria Pengujian
Kesimpulan Ho diterima
Jadi, percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Hardy Weinberg karena
Perbandingan Genotip mendekati perbandingan genotip dari perkawinan monohibrid =
AA: Aa : aa = 1,24 : 1,84 : 0,92
Db Genotip
Db = n – 1 = 2 – 1 = 1
P = 0,00
Kriteria Pengujian
Kesimpulan Ho diterima
Jadi, percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Hardy Weinberg karena
Perbandingan Alel dominan dan resesif mendekati perbandingan aslinya yaitu 3:2 dan
diperoleh perbandingan = Alel A: Alel a = 2,7 : 2,3
V. PEMBAHASAN
Hukum Hardy Weinberg adalah hukum yang menyatakan bahwa jika terdapat
keragaman gen (alel-alel) pada suatu populasi dengan sistem perkawinan yang
acak, maka frekuensi gen dari suatu generasi ke generasi berikutnya akan tetap
dalam keseimbangan (equilibrium) selama tekanan-tekanan lain (mutasi, migrasi
dan seleksi alam) tidak ada. Chi square sering digunakan untuk menilai
kesetimbangan Hardy Weinberg dalam sampel acak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi Hardy Weinberg adalah perkawinan secara acak, tidak ada
mutasi gen, tidak terjadi migrasi, dan tidak terjadi seleksi. Keseimbangan pada
hukum Hardy Weinberg dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu genotip yang ada
mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama, perkawinan secara acak, tidak ada
mutasi gen, tidak terjadi migrasi, dan tidak terjadi seleksi (Nugroho et al., 2016).
Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan dilakukan perhitungan untuk
mencari frekuensi genotip AA, Aa dan aa yang dihitung dari jumlah genotip yang
diketahui dibagi dengan jumlah alel keseluruhan dalam suatu populasi yaitu sebesar
100, kemudian dikalikan 100% untuk mengetahui besar persentase.Berdasarkan
percobaan kesetimbangan Hardy-Weinberg yang telah dilakukan pada tanggal 17
Mei 2019 oleh kelompok 3 dengan permisalan yang digunakan adalah kancing.
Kancing berwarna hijau sebagai gen dominan sedangkan kancing kuning sebagai
gen resesif yang perbandingan jumlah kancing keduanya sebesar 3:2. Percobaan
seleksi alam yang dilakukan sebanyak 100 kali pengambilan dan diperoleh hasil
yaitu, genotipe AA yaitu kancing warna hijau-hijau berjumlah 31 dengan frekuensi
sebesar 31%. Genotip Aa yaitu kancing warna hijau- kuning berjumlah 46 dengan
frekuensi 46% dan genotip aa yaitu kancing warna kuning- kuning berjumlah 23
dengan frekuensi sebesar 23%. Maka total frekeunsi yang diperoleh adalah 100%.
Selanjutnya nilai frekuensi masing-masing genotip dihitung nilai dari frekuensi
teoritis dari tiap genotip dengan menggunakan persamaan (p2 + 2pq + q2) yaitu 1.
Dari data pengamatan yang diperoleh hasil yaitu ( 0,2916+ 0,4968+ 0,2116= 1)
dimana p= 0,54 dan q= 0,46. Hasil yang diperoleh sesuai dengan hukum Hardy
Weinberg yang menyatakan bahwa jika terdapat keragaman gen (alel-alel) pada
suatu populasi dengan perkawinan acak, maka frekuensi gen dari satu generasi ke
generasi berikutnya akan tetap dalam keadaan seimbang selama tekanan-tekanan
lain tidak ada.
Frekuensi gen pada suatu populasi dapat berubah apabila terdapat faktor-faktor
yang berperan dalam mengubah frekuensi alel dan genotip, antara lain mutasi,
migrasi, perkawinan tidak acak, genetic drift dan seleksi alam. Migrasi dan genetic
drift diduga menjadi faktor yang mengubah frekuensi alel dan genotip pada
populasi. Hukum Hardy Weinberg menyebutkan apabila tidak ada faktor faktor
yang dapat mengubah frekuensi gen pada suatu populasi, dan populasi tersebut
mengadakan perkawinan secara acak dari generasi ke generasi berikutnya maka
frekuensi gen tersebut tidak akan mengalami perubahan. Faktor- faktor yang dapat
mengubah frekuensi gen dalam suatu populasi adalah adanya seleksi, mutasi,
migrasi, dan random drift (Engels, 2009).
Sedangkan nilai frekuensi alel A dan a diperoleh dengan cara: Alel a; Jumah
genotipe AA ditambah dengan setengah alel heterozigot yaitu Aa kemudian dibagi
dengan jumlah seluruh alel yaitu 100. Hasil yang diperoleh untuk frekuensi alel A
sebesar 0,54 dan untuk perhitungan alel a menggunakan cara yang sama namun
koefisien alel menggunakan jumlah alel a sehingga diperoleh 0, 46.
Perubahan pada frekuensi alel dalam sebuah populasi organisme yang saling
berkembangbiak menyebabkan terjadinya evolusi. Untuk memahami mekanisme
yang menyebabkan sebuah populasi berevolusi, adalah sangat berguna untuk
memperhatikan kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan oleh suatu populasi untuk
tidak berevolusi. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel
(variasi pada sebuah gen) pada sebuah populasi yang cukup besar akan tetap
konstan jika gaya dorong yang terdapat pada populasi tersebut hanyalah penataan
ulang alel secara acak selama pembentukan sperma atau sel telur dan kombinasi
acak alel sel kelamin ini selama pembuahan. Populasi seperti ini dikatakan sebagai
dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dan tidak berevolusi. Suatu populasi
dikatakan memenuhi Hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, apabila terjadinya
kawin acak diantara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki
peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotip yang
sama maupun berbeda dengannya. Melalui sistem kawin acak ini, frekuensi alel
akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi di samping kawin acak, ada
persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Penting untuk dimengerti
bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh
karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di
alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan
sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik (Suryo, 2015).
Kemudian untuk menguji terjadi penyimpangan dilakukan dengan uji chi-
square. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima pada penyimpangan
yang besar.Selain itu apabila penyimpangan tersebut semakin sering terjadinya
dapat dikatakan semakin normal dan cendrung lebih dapat diterima dari pada
penyimpangan yang jarang terjadi. Apabila X2hitung˂ X2tabel berarti menunjukkan
keseimbangan pada Hukum Hardy Weinberg, dan sebaliknya. Nilai heterozigositas
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila heterozigositas mendekati 0 maka nilai
heterozigositas rendah, dan apabilanilai heterozigositas mendekati 1 maka nilai
heterozigositas tinggi. Hasil X2tabel untuk frekuensi genotipe sebesar 1,92 dengan
derajat bebas 3 dan dapat ditarik kesimpulan X2hitung˂ X2tabel, 1,92 < 2,77
sehingga Ho diterima yaitu frekuensi genotipe AA, Aa dan aa sebesar 1:2:1.
Sedangkan nilai X2frekensi alel didapatan sebesar 0,014 sehingga nilai X2hitung˂
X2tabel, 0,014 < 0,02 sehingga Ho diterima yaitu frekuensi alel A dan a sebesar
3:2.
VI. KESIMPULAN
1. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa jika terdapat keragaman gen (alel-
alel) pada suatu populasi dengan perkawinan acak, maka frekuensi gen dari satu
generasi ke generasi berikutnya akan tetap dalam keadaan seimbang selama
tekanan-tekanan lain tidak ada.
2. Hasil yang diperoleh sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg, didapat nilai
frekuensi pada Hardy-Weinberg untuk genotipe AA sebesar 0,31 genotipe
frekuensi Aa sebesar 0,46 genotipe frekuensi aa sebesar 0,23 sehingga nilai dari
perhitungan frekuensi teoritis dari tiap genotipe dengan menggunakan
persamaan p2 + 2pq + q2 adalah 1.
Engels William. 2009. Exact Test for Hardy-Weinberg Proportions. Genetic Journal.
Vol (183): 1431-1441.
Nugroho, B. P. S., Sutopo & E. Kurnianto. 2016. Polimorfisme Protein Darah Ayam
Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam di Satuan Kerja Non Ruminansia
Temanggung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia. 2(1): 159-165.
Prasetyo, Agus dan Supratman . 2012. Dinamika Gen Dalam Populasi. Makalah.
Malang: PPs UM.
1. Bagaimanakah frekuensi alel dan frekensi genotip dari dua generasi yang
saudara hasilkan?
Hasil yang diperoleh dari dua generasi untuk frekensi alel sebesar 0,54: 0,46
atau 3:2 dan frekuensi genotipe sebesar 31: 46: 23 atau 1:2:1. Frekuensi yang
dihasilkan berbeda sangat nyata. Namun hasil yang diperoleh sesuai dengan
hukum Hardy-Weinberg, didapat nilai frekuensi pada Hardy-Weinberg untuk
genotipe AA sebesar 0,31 genotipe frekuensi Aa sebesar 0,46 genotipe frekuensi
aa sebesar 0,23 sehingga nilai dari perhitungan frekuensi teoritis dari tiap
genotipe dengan menggunakan persamaan p2 + 2pq + q2 adalah 1.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Perkawinan acak adalah suatu perkawinan dimana tiap individu dalam populasi
tersebut mempunyai kesempatan yang sama untuk kawin silang dengan individu
lain dalam populasi atau keadaan yang memungkinkan terjadinya perkawinan
antara jantan dan betina dewasa secara acak
2. Genetic drift adalah akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan gene
pool secara perlahan dari keadaan setimbang, namun semakin membesar seiring
berjalannya waktu.
DOKUMENTASI