ARTIKEL
Oleh:
1
2
3
PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN NILAI
KARAKTER PADA SISWA SMP NEGERI 2 WONOSARI
4
This study aims to determine the current condition of scouting extra-
curricular activity, the implementation of scouting in national character
education, the supporting and limiting factors to implement scouting extra-
curricular activity, and the role of scouting activities to cultivate character
value.The data was collected through three techniques, i.e. document
study, observation, and interview. The main instrument is the researcher
himself using supporting tool namely observation guidelines, interviev and
document study. The data was analyzed with Miles and Huberman model,
i.e data reduction, datadisplay and conclusion drawing/verification. The
data examination technique used source and technique triangulation.From
the result of the research, it can be concluded that the implementation of
scouting on the students of Wonosari 2 Junior High School is not
optimum yet. The condition of scouting extracurricular program in Junior
High School 2 Wonosari has not reached the set standard yet considered
from the ratio of the number of the scouting coach. To implement scouting
extracurricular program, the school arranges program plan in line with
scouting General Competence Requirement (SKU). The school holds
annual and weekly activities as routine agenda. In their coaching, the
scouting coaches have not implemented the required scouting method. The
school has not fully implemented the compulsory scouting extracurricular
activities as the implication of curriculum 2013 application. Some
supporting factors in the implementation of scouting extra-curricular
activities are the availability of the program, the availability of supporting
facilities, and the provision of fund from School Operation Aid (BOS),
support from students’ parents. The limiting factors are the execution of
weekly program and routine activities are not in line with school program.
Scouting activities play an effective role to cultivate students character in
relation to God Almighty, their own seft, others and environment through
interactive and challenging activities, such as camping, pioneering,
semaphore, outbound, scouting rope skills, and trase finding.
PENDAHULUAN
pendidikan nasional. Sekolah sudah terjebak dalam sistem yang menuntut hasil
yang lebih mengarah pada hard skills seperti yang tertera dalam nilai-nilai,
sehingga lulusan yang dihasilkan sampai saat ini masih belum mampu menjawab
5
permasalahan kebutuhan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi yang
disyaratkan dunia kerja. Sementara itu soft skills yang merupakan kecerdasan
6
Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur
dan keluarga dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk yang menarik, menantang,
menyenangkan, sehat, teratur dan terarah dengan menerapkan PDK dan MK.
Bab IV Pasal 13 point (1) Keputusan Munas Nomor 11 Tahun 2013 tentang
atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma
Pramukayang harus ditaati sebagai ukuran atau standar tingkah laku dalam
7
kehidupanbermasyarakat.Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan
Gerakan Pramuka Bab IV, Pasal 13 point (5) Keputusan Munas Nomor 11 Tahun
sesuai dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota
Dasadarma:
kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa
8
Gunungkidul;(4) peranan kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter pada
METODE PENELITIAN
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Desember 2016.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber primer dan
dikaji, hal ini sesuai pendapat Sugiyono ( 2015 : 306) mengungkapkan bahwa
faktor yang mendukung seperti tempat yang strategis karena di pusat kota
9
pendidik dan tenaga pemdidik yang mencukupi harusnya menjadi sekolah yang
memiliki nilai tambah dan menjadi sekolah model atau rujukan dari sekolah lain,
2016/2017 berjumlah 625 siswa dengan rincian yang diwajibkan untuk ikut
kegiatan ekstrakurikuler pramuka kelas VII dan VIII sejumlah 420 siswa, jumlah
Tabel 1.
Dilihat dari rasio jumlah Pembina dengan siswa, secara ideal jumlah Pembina
10
menyiapkan program kegiatan Pramuka untuk setiap satu semester atau setiap
Pramuka tetap berlandaskan pada asas-asas pramuka dan tidak melenceng dari
tujuan pramuka itu sendiri, sama seperti yang ada pada Kwartir Nasional Gerakan
ekstrakurikuler wajib kepramukaan masih sebatas model atau sistem reguler yang
reguler saja. Sesuai dengan imperatif dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
yang diwajibkan untuk dilaksanakandi sekolah tidak hanya model reguler atau
latihan rutin yang dilaksanakan di hari tertentu melainkan model blok dan
aktualisasi.
11
Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
Tabel 2.
Pegorganisasian
N0 Nama Model Sifat
Kegiatan
12
melakukan;(3)sistem berkelompok; (4) kegiatan yang menantang dan meningkat
jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda: (5) kegiatan di alam terbuka;
(6)Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan; (7) sistem tanda
Khusus), SPG (Syarat Pramuka Garuda); (8) sistem satuan terpisah untuk putra
adanya program yang disusun oleh pihak sekolah, sekolah juga mendatangkan
bendera, tali temali, tongkat dan peralatan PPGD (Pertolongan Pertama Gawat
Darurat), dana guna untuk keperluan agenda akhir semester atau tahunnya dalam
Operasional Sekolah), dan dukungan orang tua siswa, serta Anggota Dewan
13
di setiap minggu, bulanan dan tahun. Dalam evaluasi rutin mingguan mengenai
merta berjalan lancar sesuai rencana, dalam pelaksanaannya pasti ada kendala dan
pembina dengan jumlah peserta atau siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakuriler
Strategis Gerakan Pramuka bahwa salah satu yang menjadi kelemahan Gerakan
Pramuka saat ini adalah Kualitas dan kuantitas Pelatih dan Pembina Pramuka
kurang. Jumlah anggota Gerakan Pramuka sekitar 20 juta orang, sehingga rasio
ideal pembina dan anggota pramuka adalah 1:10. Oleh karena itu saat ini
diperlukan 2 juta orang pembina. Berdasarkan data yang tersedia, saat ini hanya
14
ada 1,2 juta pembina, sehingga masih dibutuhkan 800.000 ribu pembina lagi.
Dalam hal kualitas, saat ini perlu ditingkatkan karena jumlah cukup besar para
pembina tersebut tidak terbentuk melalui proses kaderisasi yang ada dalam
Gerakan Pramuka. Hal ini berdampak pada kualitas para Pembina yang rendah
jasmani dan karakter yang terpancar dari dalam pribadi siswa. Hal tersebut terlihat
dari berbagai metode kepramukaan yang digunakan seperti : cara kerja regu dan
kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim
dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat
berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya
sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak
15
berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di
tersebut.
dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada
ditiadakan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik.
dalam Dasa Darma Pramuka. Penanaman nilai karakter tersebut melalui kegiatan-
16
Ketrampilan tali temali dapat digunakan dalam berbagai keperluan
jembatan darurat.
percaya diri.
b. Ketrampilan pionering
menara pandang, tiang bendera, rak piring, rak sepatu atau jembatan.
17
sedangkan semaphore menggunakan media berupa bendera kecil dengan
diri.
d. Kegiatan pengembaraan
segera atau pertama kepada korban kecelakaan atau orang sakit yang
18
2) Implementasi nilai karakter
sebuah alat atau media kontrol sosial bagi sekolah atau pihak lainnya utuk
19
baik, maka sejumlah siswa yang menjadi anggota dalam organisasi tersebut dapat
Simpulan
di SMP Negeri 2 Wonosari masih jauh dari idial ditinjau dari rasio jumlah
SKU pramuka, program itu meliputi kegiatan tahunan dan kegiatan mingguan.
20
dukungan orang tua, dan sekolah juga menyediakan dana yang berasal dari
jumlahnya sangat memadai dapat diperdayakan lebih baik dengan cara diikutkan
terbatasnya jumlah pembina pramuka yang tidak sebanding dengan jumlah siswa
yang meliputi nilai- nilai dan perilaku yang berhubungan dengan : (1) Tuhan
Yang Maha Esa, seperti rajin beribadah, suka beramal, dan bersyukur; (2) Diri
sendiri, seperti jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras,
percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri,
sikap keingintahuan, dan cinta ilmu; (3) Sesama manusia, mencakup nilai
karakter santun, menghargai orang lain, demokratis, patuh pada nilai sosial; (4)
21
dan kegiatan cari jejak. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut siswa akan terlatih dan
kepramukaan.
Saran
kegiatan sesuai dengan program sekolah yang sudah ada, mengirimkan pembina-
pembina pramuka yang belum bersertifikat minimal Kursus Mahir Dasar untuk
Orang tua siswa selalu memberi dukungan dana, memantau dan mengawasi
DAFTAR PUSTAKA
22
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Pedoman Penyelenggaraan
Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan di Satuan Pendidikan.Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat Keputusan Munas. 2013. SK Munas No. 10 Tahun. 2013. Tentang Rencana
Strategi Pramuka
23