Anda di halaman 1dari 9

Fungsi Semen :

Semen dan air membentuk pasta yang mengeras dan mengikat agregat.

Semen Hidrolis vs Non Hidrolis


Semen Non Hidrolis yang tidak dapat mengikat atau mengeras di dalam air, contohnya
kapur.
Semen Hidrolis yang mempunyai kemampuan untuk mnegikat dan mengeras di dalam
air, contohnya kapur hidrolik, semen portland, dll.
Semen Hidrolis yang paling penting adalah Portland Semen

SEMEN PORTLAND
Semen Portland (Portland cement) berasal dari nama sebuah kota the Isle of Portland,
sebuah semenanjung di English Channel yang digunakan pertama kali tahun 1800.
Sejak masa itu, sejumlah besar inovasi dan peningkatan properti-sifat-kinerja semen
semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Pembuatan Semen Portland


-Proses Produksi untuk semen portland pertama melibatkan penggilingan batu kapur atau kapur
dari serpih atau tanah liat
-bahan baku proporsional,dicampur dan kemudian dibakar dalam rotary kiln sekitar 2500
derajat F sampai sebagian menyatu menjadi massa berukuran marmer yang dikenal sebagai
klinker
-setelah klinker mendingin, gipsum ditambahkan dan kedua bahan ditumbuk menjadi bubuk
halus yang merupakan semen portland.
I. Komponen
 Komponen utama : Oksida silika
 Dengan penambahan air mampu mengikat bahan lain
Campuran terpenting :
1. Tricalcium silicat 3CaO.SiO2 atau C3S
2. Dicalcium silicat 2CaO.SiO2 atau C2S
3. Tricalcium alumina 3CaO.Al2O3 atau C3A
4. Tetracalcium alumina ferrit 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF
5. MgO

II. Bahan Baku


1. Batu kapur CaCO3
2. Tanah liat Al2O3.2SiO2.xH2O
3. Pasir besi Fe2O3
4. Pasir kwarsa SiO2
Reaksi
CaCO3 + Al2O3.2SiO2.xH2O + Fe2O3 + SiO2
3CaO.SiO2 + 2CaO.SiO2 + 3CaO.Al2O3 + 4CaO.Al2O3.Fe2O3
C3S C2S C3A C4AF

III. Penggunaan
1. Bahan bangunan :
 Mortar (campuran semen, kapur, pasir)
 Beton (campuran semen, pasir, kerikil)
 Beton bertulang (beton + besi)
3. Bahan bangunan setengah jadi
 Eternit (campuran asbes & semen)
 Tegel (campuran semen & pasir)

IV. Proses Pembuatan


1) Dapat dilakukan dengan proses kering atau proses basah
2) Proses kering lebih hemat bahan bakar
SIFAT-SIFAT FISIK SEMEN
 Kehalusan butir
 Berat jenis dan berat isi
 Waktu Pengerasan Semen (waktu pengikatan awal/innitial setting time dan waktu
pengikatan akhir/final setting time)
 Kekekalan bentuk

V. Penggolongan semen berdasarkan kadar Ca silikat/aluminat


Semen Portland Tipe I :
 Regular type
 C3S (40 – 60 %), C2S (10 – 30 %), C3A (7 – 13 %)
 28 hari keras
Semen Portland Tipe II
 Moderate heat & hardening
 C2S > tipe I
Semen Portland Tipe III
 High early strength
 Partikel lebih halus
 C3S > tipe I
 3 hari keras
Semen Portland Tipe IV
 Low heat
 Untuk struktur yang masif
Semen Portland Tipe V
 Sulfate resistant
 C3A rendah & C4AF agak tinggi

VI. Peran tiap komponen


C3S :
1) memberi kekuatan pada saat permulaan
2) Penambahan kekuatan secara kontinyu
C2S :
1) Memberi kekuatan sedikit sampai 28 hari
2) Memberi efek kekuatan yang besar
C3A :
 memberi efek kekuatan yang besar selama 28 hari & berangsur-angsur hilang
C4AF :
 memberi efek kekuatan sedikit pada permulaan & Selanjutnya

KOMPOSISI SEMEN

FAKTOR AIR SEMEN


 Banyaknya air yang digunakan selama proses hidrasi akan mempengaruhi kekuatan
beton
 JIka air terlalu banyak, maka air akan membuat rongga-rongga di beton
 Jika air terlalu sedikit, maka akan mneyebabkan kelecakan atau kemudahan
pelaksanaan tidak tercapai
 Faktor Air Semen (FAS) adalah berat air dibagi dengan berat semen
Kelebihan beton
1. Harga relatif murah,
2. Tidak memerlukan perawatan (dibandingkan dengan baja
– perlu perawatan untuk mencegah korosi)
3. Tahan lama, karena tidak busuk dan lapuk,
4. Mudah dibentuk sesuai keinginan,

Kelemahan beton
1) Bahan dasar penyusun beton (agregat halus maupun
agregat kasar) bermacam-macam sesuai dengan lokasi
pengambilannya, sehingga cara perencanaan dan
pembuatannya bermacam-macam pula
2) Beton mempunyai beberapa kelas kekuatan sehingga harus
disesuaikan dengan bagian bangunan yang dibuat dan cara
pelakasanaannya bermacam-macam pula,
3) Beton punya kuat tarik yang rendah, sehingga getas, rapuh
dan mudah retak

Bahan Penyusun Beton


Bahan penyusun beton dikelompokan menjadi 2,
1. Bahan perekat (PASTA), yaitu air dan semen. Reaksi kimia dari air dan semen, pada waktu
beberapa jam setelah dicampur, akan merekat, dan dalam beberapa hari akan mengeras.
Berfungsi selain sebagai perekat juga sebagai pengisi rongga antara butiran pasir.
2. Bahan pengisi, yaitu pasir dan kerikil. Butiran pasir akan mengisi rongga antar butiran
kerikil, rongga antara butiran pasir akan diisi pasta.

KUAT TARIK BELAH


 Untuk gedung biasanya yang diperhitungkan hanya kekuatan tekan
 Berguna untuk beton bagi jalan dan landasan pesawat Terbang
UJI TARIK BELAH
Kuat tekan beton tergantung pada,
a. Umur beton, kuat tekan semakin tinggi dengan bertambahnya umur beton. Umur dihitung
sejak beton dibuat. Kenaikan kuat tekan beton mula-mula cepat, akan tetapi lama-kelamaan
menjadi lambat, dan tidak naik lagi setelah umur 28 hari. Sebagai standar kekuatan beton
dipakai umur 28 hari.
b. Kepadatan beton, kekuatan beton berkurang jika kepadatannya berkurang.
c. Faktor air semen (fas), adalah perandingan berat air dengan berat semen didalam campuran
adukan beton. Hubungan antara fas dengan kekuatan beton menurut Abrams (1919)
fc=A/(B1,5x)
dengan
fc = kuat tekan beton,
A,B= konstanta (fungsi dari sifat semen, agregat, dsb)
X= perbandingan berat semen dan air. nilai faktor air semen antara 0,4-0,6
d. Jumlah semen, Pada faktor air semen sama, jumlah semen menunjukan pula jumlah pasta
(air+semen). Jika semen sedikit, pasta sedikit, kurang menyelimuti agregat, kurang merekatkan
agregat.Terlalu banyak semen, pasta banyak, kekuatan beton rendah, karena kekuatan pasta
lebih rendah dari kekuatan agregat. Jumlah semen umumnya= 280-400 kg/m3beton.
e. Jenis semen, ada 5 jenis semen
1. Tipe I, semen normal atau semen biasa
2. TipeII, semen tahan sulfat dan panas hidrasi sedang,
3. Tipe III, semen yang kuat awalnya tinggi,
4. Tipe IV, semen yang panas hidrasinya rendah,
5. Tipe V, semen yang sangat tahan terhadap sulfat.
Selain itu ada juga semen jenis lain, yaitu semen pozolan.
f. Sifat agregat, sifat agregat yang mempegaruhi sifat beton,
1. Kekerasan permukaan,
2. bentuk agregat,
3. kekuatan agregat.

Berat jenis Beton


beton normal dibuat dengan agregat normal (bj pasir dan kerikil, antara 2,5-2,7), berat jenis
beton antara 2,3-2,4. Jika menggunakan agregat yang ringan atau diberi rongga udara bj beton
akan berkurang.
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton tergantung pada elastisitas agregat dan pastanya.
Untuk beton normal modulus elastisitasnya
Ec=4700√ f’c
Untuk beton dengan berat jenis wc=1,5-2,5 kg/dm3
Ec=(wc)1,5.0,043 √ f’c
f’c= kuat tekan beton (Mpa)
Ec= mod. Elastis (Mpa)
Wc=berat jenis beton Kg/dm3

Susutan Pengerasan
Terjadi karena penguapan air. Semakin banyak pasta, semakin besar susutannya.Semakin besar
fas, semakin besar susutannya.
Susutan beton=0,002
Susutan mortar=0,004
Susutan pasta=0,006

Kerapatan air
Beton rapat air (kedap air) adalah beton yang sangat padat sehingga air tdk dapat meresap ke
dalamnya.
1. Menambah butiran pasir halus (lebih kecil dari 0,30 mm),
2. Menambah jumlah semen.
Penggunaan beton kedap air untuk atap, dinding basement, waduk, tampungan air.

Ketahanan terhadap ausan dan kejut


untuk bangunan yang membutuhkan beton yang tahan aus, erosi,dan abrasi, seperti bendung,
lapangan terbang, dinding dan dasar saluran air, dasar terjunan air dsb.
SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON
Campuran beton dikatakan mempunyai sifat yang baik bila memnuhi persyaratan utama
campuran yaitu mempunyai kemampuan kemudahan pengerjaan / Workability /Kelecakan

Sifat KEMUDAHAN PENGERJAAN sukar untuk didefiniskan dengan tepat

KEMUDAHAN PENGERJAAN
 Kemampuan untuk mudah dipadatkan (compactibility)
 Kemampuan untuk mudah di alirkan (mobility)
 Kemampuan untuk tetap dapat bertahan seragam (stability) : tidak terjadi segregasi dan
bleeding

SIFAT DAPAT BERTAHAN STABIL


 Definisi : tidak terjadi perubahan terhadap keseragaman campuran akibat terjadinya
pemisahan butiran agregat dengan pasta semen selama proses pengangkutan,
pengecoran dan pemadatan.
 Bila terjadi pemisahan dikatakan bahwa campuran tersebut tidak stabil
 Fenomena beton tidak stabil adalah SEGREGASI dan BLEEDING

BLEEDING
 Definisi : Pemisahan air dari campuran beton
 Terjadi setelah pengecoran beton pada cetakan atau bekisting
 Terjadi jika kadar semen terlalu kecil, banyak air yang tidak habis bereaksi dan menuju
ke permukaan.
 Terjadi juga jika adukan semen terlalu kental.
 Beton dengan kualitas rendah pada permukaan beton(Laitance), lapisan ini akan
menghalangi perekatan antara beton di atasnya jika dilakukan pengecoran berikutnya,
lapisan ini pun akan menjadi tempat masukknya air (bocor)
 Kadar air harus dikurangi
 Menggunakan lebih banyak agregat butiran halus

SEGREGASI
 Beton dapat dianggap sebagai suatu massa dimana agregat kasar mengambang diatas
kompenen agregat halus dan pasta semen, sehingga terjadi pemisahan antara agregat
halus, agregat kasar dan pasta.
 Pemisahan tersebut terjadi jika daya kohesi adukan tidak mampu menahan butiran
agregat untuk tidak mengambang
 Jika kandungan air banyak, akan mudah dikerjakan, tetapi rentan segregasi.
 Diatasi dengan mengurangi ukuran butir agregat, mengubah gradasi agregat dan
additive

RANGKAK
 Jika tegangan dipertahankan tetap
 Akan terjadi pertambahan regangan
 Regangan tersebut merupakan fungsi dari waktu
 Disebut CREEP atau RANGKAK

SUSUT
 Berkurangnya volume akibat keluarnya air pada beton
 Disebut SUSUT / SRINKAGE

Anda mungkin juga menyukai