Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah suatu upaya untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan misi Indonesia Sehat 2010,

dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan pelayanan kesehatan

dibidang promotif, preventif, kuratif, dan serta rehabilitatif dengan

menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan.

Perawat sebagai salah satu pelaksana pelayanan kesehatan harus bekerja sama

dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan demi

terwujudnya derajat kesehatan yang optimal.


Seiring dengan kemajuan IPTEK, masyarakat semakin menyadari akan

pentingnya pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ini menjadi motivasi

sekaligus tantangan bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu.


Manajemen keperawatan yang diprioritaskan dalam pengembangan

profesi keperawatan sangat diperlukan untuk dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang optimal kepada masyarakat. Ini berkaitan dengan tuntutan

profesi dan tuntutan global, bahwa setiap perkembangan dan perubahan

memerlukan pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap

perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).


Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan primer yang paling dekat

dengan masyarakat. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang

1
juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu terhadap masyarakat di wilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 2007). Agar dapat melaksanakan

fungsi dan tujuan tersebut diperlukan dukungan dari steakholder, organisasi,

dan manajemen yang baik sehingga program-program yang sudah

direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

B. Tujuan
Tujuan dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan edukatif.


2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data keperawatan komunitas
b. Menganalisa hasil pendataan keperawatan komunitas
c. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas
d. Memprioritaskan masalah keperawatan komunitas
e. Membuat perencanaan keperawatan komunitas
f. Melaksanakan pengelolaan pelayanan komunitas pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.


g. Mengevaluasi pelayanan keperawatan komunitas yang telah diberikan

kepada masyarakat.

C. Metode
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan

laporan ini yaitu:


1. Windshield survey
Pengembangan instrumen terlebih dahulu sebelum ke masyarakat.

Metode pengumpulan data ini dilakukan sebelum kegiatan yang lain

dilaksanakan.
2. Wawancara

2
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada

yaitu Kepala Puskesmas, Kelian Dinas, Kelian Banjar, Ketua PKK,

Pengurus Posyandu, serta ketua STT yang berada di lingkungan Banjar

Benbiu Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.


3. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan melihat secara langsung

kenyataan yang ada dilapangan. Data yang didapatkan merupakan data

fisik, tingkah laku, dan keadaan lingkungan.

4. Angket/Kuesioner
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada

KK secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang

mendukung metode lainnya. Survey kesehatan masyarakat dilakukan

kepada 190 KK merupakan seluruh KK yang ada di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.


5. Diskusi
Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi dengan tokoh-tokoh

masyarakat dan masyarakat melalui SMD dan MMD.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari empat BAB yaitu BAB I

yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode, Sistematika Penulisan.

BAB II yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi. BAB III yang terdiri dari Pembahasan, dan BAB IV yang meliputi

Kesimpulan dan Saran.

3
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

Pengumpulan data atau Survey Mawas Diri (SMD) dilaksanakan pada tanggal

5-6 April 2010 mulai dari pukul 10.00 sampai 18.00 WITA. Pelaksanaan SMD

dilaksanakan oleh mahasiswa secara door to door dengan metode Windshield

Survey, observasi, kuesioner, dan wawancara. Jumlah responden yang didapat

sebanyak 190 KK dari 257 KK yang ada di Banjar Benbiyu.

Adapun data yang dikaji pada survey ini meliputi:

1. Data wilayah

a. Lokasi

Provinsi : Bali

Kotamadya : Denpasar

Kecamatan : Denpasar Utara

Desa : Peguyangan Kaja

Banjar : Benbiyu

b. Batas wilayah

Utara : Br. Belusung

4
Timur : Br. Pondok

Selatan : Br. Benaya

Barat : Br. Den Yeh

c. Keadaan Tanah Menurut Pemanfaatannya

Sebagian besar tanah di wilayah Br. Benbiyu dimanfaatkan untuk

lahan perumahan dan persawahan, selain itu juga sebagian kecil lahan

dimanfaatkan untuk lahan industri.

d. Kondisi jalan dan transportasi

Kondisi jalan yang terdapat di Br. Benbiyu berupa jalan yang sudah

beraspal dengan kondisi yang masih bagus dan menjadi penghubung

antar wilayah sekitarnya. Jalan ini dapat dilalui oleh sarana

transportasi seperti sepeda, sepeda motor, mobil, dan truck.

Transportasi yang umum digunakan oleh masyarakat Br. Benbiyu

adalah sepeda motor dan mobil.

2. Data umum karakteristik penduduk

a. Populasi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Br. Benbiyu, Desa

Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi:

5
Gambar 2.1 Populasi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Br. Benbiyu Desa
Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.
Berdasarkan gambar 2.1 dapat dilihat bahwa dari 821 jiwa penduduk asli dan

pendatang di Br. Benbiyu, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 416

jiwa (50,7%) dan penduduk perempuan berjumlah 405 jiwa (49,3%). Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk

perempuan.

b. Populasi penduduk berdasarkan umur di Br. Benbiyu, Desa Peguyangan

Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

6
Gambar 2.2 Populasi penduduk berdasarkan umur di Br. Benbiyu Desa
Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi:

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dilihat bahwa populasi penduduk tertinggi di Br.

Benbiyu adalah antara umur 15-19 tahun yaitu sebanyak 86 jiwa yang

merupakan usia remaja, dan populasi terendah adalah pada umur 60-64 tahun

yaitu sebanyak 11 jiwa merupakan penduduk yang tergolong lanjut usia.

Dimana jumlah populasi keseluruhan dari Br. Benbiyu sebanyak 821 jiwa. Dari

keseluruhan populasi ini yang termasuk usia produktif yang dimulai dari umur

15-64 tahun sebanyak 550 orang.

7
c. Populasi penduduk berdasarkan agama di Br. Benbiyu, Desa Peguyangan

Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Gambar 2.3 Populasi penduduk berdasarkan agama di Br. Benbiyu Desa Peguyangan
Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi:

8
Berdasarkan gambar 2.3 dapat dilihat bahwa hampir seluruh penduduk Br.Benbiyu

beragama Hindu yaitu sebanyak 742 jiwa (90%), dan sisanya lagi beragama Islam

55 orang (7%), Budha 12 orang (2%), dan Protestan 12 orang (1%).

d. Populasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Br. Benbiyu, Desa

Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Gambar 2.4 Populasi penduduk berdasarkan pendidikan di Br. Benbiyu Desa


Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi:

9
Berdasarkan gambar 2.4 dapat disimpukan bahwa di Banjar Benbiyu sebagian

besar penduduk berpendidikan SMA yaitu sebanyak 244 orang (29,7%).

Sisanya adalah 189 orang (23%) berpendidikan SD, SMP 108 orang (13,2%),

Perguruan Tinggi 148 orang (18%), TK 10 orang, belum sekolah 61 orang

(1,2%) dan tidak sekolah 61 orang (1,2%). Tigkat pendidikan ini sangat penting

dan merupakan faktor pendukung dalam penyampaian sebuah informasi umum

ataupun kesehatan.

e. Populasi penduduk berdasarkan pekerjaan di Br. Benbiyu, Desa

Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Gambar 2.5 Populasi penduduk berdasarkan pekerjaan di Br. Benbiyu Desa


Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi :

10
Berdasarkan gambar 2.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Banjar

Benbiyu adalah sebagai pelajar (TK-SMA) yaitu sebanyak 217 0rang (26,4%).

Sedangkan sisanya adalah sebagai petani sebanyak 30 orang (3,7%), buruh

sebanyak 10 orang (1,2%), swasta 174 orang (21,2%), wiraswasta 63 orang

(7,7%), PNS 79 orang (9,6%), TNI 6 orang (0,7%), pensiun 9 orang (1,1%),

mahasiswa 17 orang (2,1%), dan tidak bekerja sebanyak 216 orang (26,3).

Dapat disimpulkan dari 389 penduduk yang bekerja, sebagian besar bekerja di

bidang swasta.

Gambar 2.6 Populasi penduduk yang memiliki Lansia di Br. Benbiyu Desa
Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

11
Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas keluarga yang memiliki lansia sebanyak

22% yaitu sebanyak 41 KK dari 190 KK yang ada berdasarkan hasil

survey.

Penyakit pada lansia

Gambar 2.7 Populasi penduduk berdasarkan masalah kesehatan pada lansia di


Br. Benbiyu Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai
bulan April 2010.

Interpretasi :

Berdasarkan gambar di atas dan jumlah lansia yang ada di Br. Benbiyu yang

berjumlah 41 orang, yang mengalami reumatik sebanyak 49%, batuk

sebanyak 17%, hipertensi 4%, gangguan pencernaan 4% dan lainnya sebanyak

26%. Maka dari data diatas dapat disimpulkan penyakit yang terbanyak yang

dialami oleh lansia adalah reumatik.

12
MENGATASI SAKIT PADA LANSIA

Gambar 2.8 Cara keluarga mengatasi sakit pada lansia di Br. Benbiyu Desa
Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan dari 41 keluarga yang

memiliki lansia, sebanyak 78% menangani penyakit pada lansia

dengan cara membawa ke pelayanan kesehatan, 10% merawat lansia

dirumah, 2% membawa ke pengobatan alternative dan 3% dibiarkan

saja. Maka dapat disimpulkan bahwa keluarga yang memiliki lansia

sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan sudah

memperhatikan kesehatan lansia.

13
POSYANDU LANSIA

Gambar 2.9 Pemanfaatan Kegiatan Posyandu Lansia di Br. Benbiyu Desa


Peguyangan Kaja, Kecamatan Utara sampai bulan April 2010.

Interprestasi :

Berdasarkan gambar diatas pemanfaatan kegiatan Posyandu lansia sudah

berjalan. Lansia yang mengikuti kegiatan sebanyak 59% dan yang tidak

mengikuti kegiatan sebanyak 41%.

14
Data Kesehatan Khusus Lingkungan

Gambar 2.10 Populasi Rumah Penduduk Yang Memiliki Ventilasi

Interpretasi:

Berdasarkan gambar 2.10, dari 190 KK sebanyak 11 KK (6%) yang rumahnya

tidak memiliki ventilasi. Jadi angka ini menunjukkan bahwa masih ada

masyarakat yang berisiko terserang penyakit khususnya penyakit pada saluran

pernafasan.

15
Gambar 2.11 Populasi Rumah Penduduk yang Pencahayaannya Cukup

Interpretasi:

Berdasarkan gambar 2.11, dari 190 KK sebanyak 15 KK (8%) yang rumahnya

tidak mendapatkan pencahayaan yang cukup. Jadi angka ini menunjukkan bahwa

16
masih ada masyarakat yang berisiko terserang penyakit khususnya penyakit pada

saluran pernafasan.

Gambar 2.12 Kondisi Rumah Penduduk di Banjar Benbiu Desa Peguyangan

Kaja

Interpretasi :

Berdasarkan gambar 2.12 dapat dilihat dari 190 KK sebanyak 11 KK (11 %)

dengan kondisi rumah yang tidak bersih. Angka ini menunjukan bahwa masih ada

masyarakat yang berisiko terserang penyakit seperti penyakit ISPA dan diare.

17
Gambar 2.13 Keberadaan Tempat Sampah dengan Tutup di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

Interpretasi :

18
Berdasarkan gambar 2.13 dilihat dari 190 KK terdapat 107 KK (56 %) yang tidak

memiliki tempat sampah dengan tutup. Angka kejadian ini menunjukan bahwa

masyarakat masih berisiko besar terserang penyakit terutama diare.

Gambar 2.14 Keberadaan Saluran Pembuangan Air Limbah di Banjar Benbiu

Desa Peguyangan Kaja

Interpretasi :

Berdasarkan gambar 2.14 sebagian besar KK (83 %) sudah memiliki SPAL di

rumah masing-masing.

19
Gambar 2.15 Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

Intepretasi:

Berdasarkan gambar 2.15 sebagian besar KK (94%) sudah memiliki SPAL yang

lancar.

20
Gambar 2.16 Keberadaan Ventilasi Asap dapur di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

Interpretasi :

Berdasarkan gambar 2.16 dapat dilihat 190 KK sebanyak 42 KK (22 %) tidak

memiliki ventilasi pada dapur. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada

masyarakat yang berisiko terserang penyakit terutama penyakit ispa

21
Gambar 2.17 Kondisi Resapan Septik Tank di Banjar Benbiu Desa Peguyangan

Kaja

Intepretasi:

Berdasarkan gambar 2.17 dapat dilihat bahwa dari 190 KK sebanyak 113 KK

(59%) sudah memiliki jarak resapan septic tank sekitar 10 meter sedangkan 77

KK (41%) belum memiliki septic tank berjarak 10 meter sehingga masyarakat

masih berisiko terserang penyakit terutama diare.

22
Gambar 2.18 Keberadaan Jentik Nyamuk di Banjar Benbiu desa Peguyangan Kaja

Intepretasi:

Berdasarkan gambar 2.18 dapat dilihat bahwa dari 190 KK sebanyak 14 KK (7%)

di rumahnya masih ditemukan jentik nyamuk. Angka kejadian ini menunjukkan

masih ada risiko masyarakat terserang penyakit demam berdarah.

23
Gambar 2.19 Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Sebelum Makan dan Setelah BAB di Br. Benbiyu, Desa
Peguyangan Kaja

Interpretasi:

Berdasarkan gambar 2.19, dapat dilihat bahwa populasi penduduk yang

kadang-kadang mencuci tangan adalah 16 jiwa (8%), dan sisanya sebanyak 1

jiwa (1%) tidak pernah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum

makan dan setelah BAB. Ini menunjukkan masih ada risiko terjadinya

penyakit diare.

24
Gambar 2.20 Cara pengolahan air minum di Banjar Benbiyu, Desa

Peguyangan Kaja

Interpretasi :

Berdasarkan gambar 2.20, masih ada penduduk yang mengolah air minumnya

tidak dimasak yaitu sebanyak 9 jiwa (5%) dan ada sebanyak 2 jiwa (1%) yang

diolah dengan tidak dimasak disertai dimasak. Ini menunjukkan masih ada risiko

terjadinya penyakit diare.

25
Gambar 2.21 Cara membuang limbah air dapur dan air kamar mandi

Interpretasi :

Berdasarkan gambar 2.21, dapat dilihat populasi penduduk membuang limbah air

dapur dan air kamar mandi yang paling banyak adalah ke selokan yaitu sebanyak

141 jiwa (74%). Ini menunjukkan masih besarnya risiko terjadi penyakit diare.

26
Gambar 2. 22 Frekuensi keluarga menguras bak mandi atau

penampungan air

Interpretasi :

Berdasarkan tabel 2.22 dapat dilihat bahwa masih terdapat penduduk yang tidak

pernah menguras bak mandi sebanyak 11 jiwa (6%). Ini menunjukkan masih

adanya risiko terkena penyakit demam berdarah.

27
Gambar 2.23 Keberadaan Warga yang Merokok di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.23 dapat dilihat bahwa dari 190 KK sebanyak 92 KK

(48%) memiliki anggota keluarga yang merokok. Angka ini menunjukkan bahwa

kesadaran masyarakat tentang pengetahuan akan bahaya merokok kurang.

28
Gambar 2.24 Sebaran Tempat Populasi Merokok

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.24 Dapat dilihat bahwa dari 92 KK yang ada anggotanya

merokok , 5% merokok di ruang tertutup. 74% KK mengatakan anggota

keluarganya merokok di ruang terbuka dan tertutup.

29
KESEHATAN BAYI DAN BALITA

Gambar 2.25 Populasi anak yang diberikan ASI Ekslusif di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.25 dapat dilihat bahwa dari keluarga yang memiliki balita

masih sedikit yang memberikan ASI Eksklusif (30%). Angka ini menunjukkan

pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif masih kurang.

30
Gambar 2.26 Populasi Ibu yang Memanfaatkan Pasilitas Posyandu Balita Di

Banjar Benbiu Desa Peguyangan Kaja

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.26 Dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu sudah

memanfaatkan fasilitas posyandu balita (72%). Angka ini menunjukkan bahwa

kesadaran ibu mengenai pentingnya tumbuhkembang anak cukup tinggi.

31
Gambar 2.27 Jumlah Balita yang Telah Diimunisasi

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.27 Menunjukkan 100% balita telah diimunisasi

Gambar 2.28 Jumlah KK yang Memiliki KMS dan KIA

32
Intepretasi:

Berdasarkan gambar 2.28 dapat dilihat sebagian besar KK (94%) yang memiliki

Balita sudah memiliki KMS. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah

sadar akan pentingnya tumbuh kembang bayi dan balita.

GIZI

Gambar 2.29 Jumlah Masyarakat yang Garam Beryodium di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja.

Interpretasi

Berdasarkan ganbar 2.29 dapat dilihat bahwa masih ada masyarat 190 KK yang

tidak mengkonsumsi garam beryodium sebanyak 64 orang (34%).

33
Gambar 2.30 Masalah Kesehatan yang Diderita Keluarga

Interpretasi

Berdasarkan gambar 2.30 dapat dilihat yang penyakit sering diderita oleh

keluarga adalah ISPA Sebesar 37,5%.

34
B. Diagnosa Keperawatan

a. Analisa Masalah

Tabel 1. Analisa Data Keperawatan Komunitas di Banjar Benbiyu Desa

Peguyangan Kaja Wilayah Kerja UPT Puskesmas III Denpasar Utara

Tanggal 5-6 April 2010

No Data Subyektif Data Obyektif Masalah

Kesehatan
1 1. Sebagian besar dari jumlah 1. Telah Potensial

lansia yang mengikuti diadakannya peningkatan

kegiatan lansia kegiatan rutin kesehatan lansia di

bagi pemberian Banjar Benbiu

lansia seperti

senam lansia

2. 58,5% lansia

telah mengikuti

senam lansia

3. 78% keluarga

mengatakan

lansia dibawa ke

pelayanan

kesehatan bila

35
sakit

2 1. Sebagian besar dari jumlah a. Terdapatnya Potensial

ibu yang memiliki balita di posyandu balita peningkatan

Banjar Benbiu mengikuti 2. 72% ibu yang tumbuh kembang

kegiatan posyandu memanfaatkan balita di Banjar

fasilitas Benbiu Desa

posyandu balita Peguyangan Kaja

3. 30% balita

diberikan asi

ekslusif

4. 100% balita

diberikan

imunisasi

5. 94% balita

memiliki KMS
3 1. Ada beberapa rumah warga 1. 83% warga yang Risiko munculnya

di banjar Benbiu yang membuang penyakit diare

memiliki lingkungan limbah keselokan pada masyarakat

kurang sehat 2. 1% tidak Banjar Benbiu

mencuci tangan Desa Peguyangan

dengan air bersih Kaja berhubungan

dan sabun dengan kurang

sebelum makan pengetahuan

36
dan setelah masyarakat dalam

buang air besar memelihara

dan 8% jarang kesehatan

mencuci tangan lingkungan

3. 5% tidak

memasak air

yang diminum

4. 1% tidak

tersedianya air

bersih untuk

keperluan sehari-

hari

5. 6,8% yang

menderita diare
4 1. Ada beberapa rumah warga 1. 6% tidak Risiko timbulnya

di banjar Benbiu yang memiliki penyakit ISPA

memiliki lingkungan ventilasi rumah pada masyarakat

kurang sehat 2. 8% pencahayaan Banjar Benbiu

rumah tidak Desa Peguyangan

memadai Kaja berhubungan

3. 22% tidak dengan kurangnya

memiliki pengetahuan

pengeluaran asap masyarakat

37
dapur tentang penyakit

4. 20% yang ISPA

menderita ISPA

5. 48% anggota

keluarga ada

yang merokok
5 1. Masih adanya masyarakat 1. 34% masyarakat Risiko timbulnya

yang tidak mengkonsumsi tidak penyakit gondok

garam beryodium di banjar mengkomsumsi (hipertiroid) pada

Benbiu Desa Peguyangan garam masyarakat banjar

Kaja beryodium Benbiu Desa

Peguyangan Kaja

berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan

masyarakat

tentang penyakit

gondok

(hipertiroid)
6 1. Ada beberapa rumah warga 1. 7% rumah warga Risiko timbulnya

yang memiliki lingkungan yang memiliki penyakit demam

yang kurang sehat di banjar jentik nyamuk berdarah pada

Benbiu Desa Peguyangan 2. ada kondisi masyarakat Banjar

Kaja SPAL yang tidak Benbiu Desa

38
lancar sebanyak Peguyangan Kaja

6% berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan

masyarakat dalam

menjaga

kebersihan

lingkungan

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan analisa data maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan

komunitas sebagai berikut :

a. Potensial peningkatan kesehatan lansia di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja ditandai dengan telah diadakannya kegiatan rutin bagi

pemberian lansia seperti senam lansia, 58,5% lansia telah mengikuti

senam lansia, 78% keluarga mengatakan lansia dibawa ke pelayanan

kesehatan.

b. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di Banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja ditandai dengan terdapatnya posyandu balita, 72% ibu yang

memanfaatkan fasilitas posyandu balita, 30% balita diberikan asi ekslusif,

100% balita diberikan imunisasi, 94% balita memiliki KMS

c. Risiko munculnya penyakit diare berhubungan dengan kurang pengetahuan

masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan.

39
d. Risiko timbulnya penyakit ISPA pada masyarakat banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang penyakit ISPA.

e. Risiko timbulnya penyakit gondok (hipertiroid) pada masyarakat banjar

Benbiu Desa Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang penyakit gondok (hipertiroid).

f. Risiko timbulnya penyakit demam berdarah pada masyarakat banjar Benbiu

Desa Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

40
C. Rencana Tindakan

Tabel 2. Prioritas Masalah

Kriteria Jumlah
Pentingnya Kemungkinan Peningkatan terhadap
masalah untuk perubahan positif kualitas hidup bila
No Masalah dipecahkan jika masalah masalah diatasi
diatasi
1 Risiko timbulnya penyakit diare 3 3 3 9
2 Potensial peningkatan tumbuh 3 3 3 9

kembang balita
3 3 3 3 9
Resiko timbulnya penyakit ISPA
4 Resiko timbulnya penyakit demam 3 2 3 8

berdarah
5 2 2 3 7
Resiko timbulnya penyakit gondok

(hipertiroid)
6 1 2 3 6
Potensial peningkatan kesehatan

lansia

41
KETERANGAN

0 : Tidak Ada

1 : Rendah

2 : Sedang

3 : Tinggi

a. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI BANJAR BENBIYU, DESA PEGUYANGAN KAJA WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS III DENPASAR UTARA
TANGGAL 13-16 APRIL 2010

42
No Diagnosa Tujuan Sasaran Intervensi Waktu Tempat Sumber Rencana evaluasi
keperawatan
kriteria Standar

1 Risiko terjadinya TUPAN: Seluruh 1. Penyuluhan 16 April Balai Mahasiswa Respon - 80 % warga
penyakit Diare akibat Setelah diberikan warga tentang 2010, Banjar Puskesmas verbal di banjar
lingkungan yang askep selama 2 x 1 Banjar PHBS dan Jam 14.00- Benbiyu masyarakat benbiyu hadir
tidak sehat di Banjar minggu diharapkan Benbiyu diare selesai Wita Desa dalam
Benbiyu, Desa tidak terjadi risiko Desa Peguyangan kegiatan
Peguyangan Kaja, timbulnya penyakit Peguyangan Kaja penyuluhan
Kecamatan Denpasar di Banjar Benbiyu kesehatan
Utara berhubungan Desa Peguyangan. - warga
dengan kurangnya memahami
pengetahuan TUPEN: tentang
masyarakat tentang 1. Pengetahuan 2. Pengadaan penyakit diare
kesehatan lingkungan dan kerja bakti 16 April Lingkungan Mahasiswa - warga
ditandai dengan : ketrampilan 2010 Banjar Masyarakat mampu
a. 11% kondisi masyarakat Jam 14.00- Benbiyu menjawab
rumah tidak tentang selesai Wita Desa pertanyaan
bersih kesehatan Peguyangan yang
b. 56% tempat lingkungan Kaja diberikan
sampah tanpa meningkat - masyarakat
tutup 2. Masyarakat turut
c. 41% septik tank mengetahui berpartisipasi
tidak berjarak 10 perilaku dalam acara
meter hidup bersih kerja bakti
d. 8% kadang- dan sehat
kadang mencuci 3. Masyarakat
tangan dengan termotivasi
sabun dan air untuk
bersih sebelum menciptakan
makan dan lingkungan
setelah BAB, 1% sehat

43
tidak pernah cuci 1. Penyuluhan
tangan tentang ISPA
e. 5% air minum dan PHBS
tidak dimasak,
1% air dimasak
dan tidak
dimasak
f. 74% air limbah
dibuang ke
selokan

2 Risiko terjadinya TUPAN: Seluruh 2. Pengadaan 16 April Balai Mahasiswa Respon Masyarakat
penyakit ISPA akibat Setelah diberikan warga kerja bakti 2010 Banjar Puskesmas verbal mampu
lingkungan yang askep selama 2 x 1 Banjar Jam 14- Benbiyu masyarakat menjelaskan
tidak sehat di Banjar minggu diharapkan Benbiyu selesai Wita Desa tentang PHBS
Benbiyu, Desa tidak terjadi risiko Desa Peguyangan
Peguyangan Kaja, timbulnya penyakit Peguyangan Kaja
Kecamatan Denpasar di Banjar Benbiyu
Utara berhubungan Desa Peguyangan.
dengan kurangnya
pengetahuan TUPEN:
masyarakat tentang 1. Pengetahuan
kesehatan lingkungan dan 16 April Lingkungan Mahasiswa Respon non Masyarakat
ditandai dengan : ketrampilan 2010 Banjar Masyarakat verbal berfartisipasi
a. 11% kondisi Jam 14.00- Benbiyu dalam kegiatan
masyarakat
rumah tidak selesai Wita Desa kerja bakti
bersih tentang Peguyangan
b. 42% tidak kesehatan Kaja
memiliki lingkungan
ventilasi pada meningkat
dapur 2. Masyarakat
c. 37,5% warga mengetahui
mengatakan perilaku
penyakit yang

44
sering diderita hidup bersih
adalah ISPA dan sehat
3. Masyarakat 1. Penyuluhan
termotivasi PHBS dan
DHF
untuk
menciptakan
lingkungan
sehat

TUPAN:
Setelah diberikan
3 Risiko terjadinya askep selama 2 x 1 2. Pengadaan
penyakit DHF akibat minggu diharapkan Seluruh kerja bakti 16 April Balai Mahasiswa Respon Masyarakat
lingkungan yang tidak terjadi risiko warga 2010 Banjar Puskesmas verbal memahami
tidak sehat di Banjar timbulnya penyakit Banjar Jam 14.00- Benbiyu masyarakat tentang
Benbiyu, Desa di Banjar Benbiyu Benbiyu selesai Wita Desa penyakit DHF
Peguyangan Kaja, Desa Peguyangan. Desa Peguyangan dan mampu
Kecamatan Denpasar Peguyangan Kaja menjawab
Utara berhubungan TUPEN: pertanyaan
dengan kurangnya 1. Pengetahuan yang diberikan
pengetahuan dan
masyarakat tentang ketrampilan
kesehatan lingkungan masyarakat 16 April Lingkungan Mahasiswa Respon non Masyarakat
ditandai dengan : tentang 2010 Banjar masyarakat verbal berpartisipasi
a. 7% ditemukan kesehatan Jam 14.00- Benbiyu aktif dalam
jentik nyamuk lingkungan selesai Wita Desa kegiatan kerja
b. 6% tidak pernah meningkat Peguyangan bakti
menguras bak 2. Masyarakat Kaja
mandi mengetahui
perilaku
hidup bersih

45
dan sehat
3. Masyarakat
termotivasi 1. Penyuluhan
untuk kesehatan
tentang ASI
menciptakan
Eksklusif dan
lingkungan imunisasi
sehat

TUPAN:
Setelah
4 Potensial peningkatan diberikan askep
tumbuh kembang selama 2 x 1 Ibu, balita, 13 April Balai Mahasiswa Respon Ibu-ibu
pada balita di Banjar minggu dan kader 2010 Banjar Puskesmas verbal mengetahui
Benbiyu Desa diharapkan balita di Jam10.00- Benbiyu masyarakat manfaat ASI
Peguyangan Kaja terjadi wilayah selesai Wita Desa eksklusif
Utara Kecamatan peningkatan Banjar Peguyangan
Denpasar ditandai tumbuh Benbiyu Kaja
dengan : kembang pada Desa 1. Penyegaran
a. 30% memberikan balita di Banjar Peguyangan kader
ASI eksklusif Benbiyu Desa Kaja posyandu
b. 72% Peguyangan lansia
memanfaatkan Kaja meliputi
posyandu balita pelatihan
c. 100% balita kader
sudah posyandu
diimunisasi lansia
lengkap
d. 94% memiliki 2. Penyuluhan
KMS kesehatan
tentang Gizi
Lansia

46
Potensial peningkatan TUPAN:
kesehatan lansia di Setelah 1. Penyuluhan
Banjar Benbiyu Desa `diberikan askep tentang
5 Peguyangan Kaja selama 2 x 1 Lansia dan penyakit 11-12 April Balai Mahasiswa Respon Kader dapat
Kecamatan Denpasar minggu kader lansia gondok 2010 Banjar Puskesmas verbal mendemonstra
Utara ditandai diharapkan di wilayah Benbiyu masyarakat sikan
dengan: terjadi Banjar Desa ketrampilan
a. 78% KK peningkatan Benbiyu Peguyangan dalam
memiliki lansia kesehatan lansia Desa Kaja melaksanakan
b. 78% lansia ke di Banjar Peguyangan posyandu
pelayanan Benbiyu Desa Kaja lansia
kesehatan Peguyangan
c. 59% lansia Kaja
mengikuti 13 April Balai Mahasiswa Respon Lansia
kegiatan lansia 2010 Banjar Puskesmas verbal memahami
Jam 10.00- Benbiyu masyarakat sumber-
selesai Wita Desa sumber
Peguyangan makanan yang
Kaja dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
tubuhnya.
Risiko terjadinya TUPAN:
penyakit gondok Setelah diberikan
akibat ketidak tahuan askep selama 2 x 1
6. warga dengan minggu diharapkan Seluruh 16 April Balai Mahasiswa Respon Masyarakat
penggunaan garam tidak terjadi risiko warga 2010 Banjar Puskesmas verbal memahami dan
beryodiumlingkungan timbulnya penyakit Banjar Jam 10.00- Benbiyu masyarakat mampu
yang tidak sehat di di Banjar Benbiyu Benbiyu selesai Wita Desa menjawab
Banjar Benbiyu, Desa Desa Peguyangan. Desa Peguyangan pertanyaan
Peguyangan Kaja, Peguyangan Kaja tentang
Kecamatan Denpasar 1. Pengetahuan penyakit

47
Utara berhubungan dan gondok
dengan kurangnya ketrampilan
pengetahuan masyarakat Masyarakat
masyarakat tentang tentang dapat memakai
kesehatan lingkungan penyakit garam
ditandai dengan : gondok beryodium
a. 34% tidak meningkat dalam
menggunakan 2. Masyarakat keperluan
garam beryodium termotivasi sehari-hari
untuk
menggunaka
n garam
beryodium

D. Pelaksanaan

1. Rencana Kegiatan

No Masalah Tujuan Sasaran Kegiatan Waktu Tempat Sumber Media Penanggung jawab
keperawatan dana
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

48
1 Risiko terjadinya TUPAN: Seluruh 1.Penyuluhan 16 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
penyakit Diare akibat Setelah diberikan warga tentang PHBS 2010, Banjar Lingkungan
lingkungan yang askep selama 2 x 1 Banjar dan lingkungan Jam 14.00- Benbiyu
tidak sehat di Banjar minggu diharapkan Benbiyu sehat selesai Wita Desa
Benbiyu, Desa tidak terjadi risiko Desa Peguyangan
Peguyangan Kaja, timbulnya penyakit Peguyangan Kaja
Kecamatan Denpasar di Banjar Benbiyu
Utara berhubungan Desa Peguyangan. 2. Pengadaan
dengan kurangnya kerja bakti
pengetahuan TUPEN:
masyarakat tentang 16 April Lingkungan Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
kesehatan lingkungan 1.Pengetahuan 2010 Banjar Lingkungan
ditandai dengan : dan Jam 14.00- Benbiyu
a. 11% kondisi ketrampilan selesai Wita Desa
rumah tidak bersih masyarakat Peguyangan
b. 56% tempat tentang Kaja
sampah tanpa kesehatan
tutup lingkungan
c. 41% septik meningkat
tank tidak berjarak 2.Masyarakat
10 meter mengetahui
d. 8% kadang- perilaku
kadang mencuci hidup bersih
tangan dengan dan sehat
sabun dan air 3.Masyarakat
bersih sebelum termotivasi
makan dan setelah untuk
BAB, 1% tidak menciptakan
pernah cuci tangan lingkungan
e. 5% air sehat
minum tidak
dimasak, 1% air 1. Penyuluhan
dimasak dan tidak tentang
dimasak PHBS dan

49
f. 74% air lingkungan
limbah dibuang ke sehat
selokan
TUPAN:
Setelah diberikan
askep selama 2 x 1
2 minggu diharapkan Seluruh 16 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
Risiko terjadinya tidak terjadi risiko warga 2010 Banjar Lingkungan
penyakit ISPA akibat timbulnya penyakit Banjar Jam 14- Benbiyu
lingkungan yang di Banjar Benbiyu Benbiyu 2. Pengadaan selesai Wita Desa
tidak sehat di Banjar Desa Peguyangan. Desa kerja bakti Peguyangan
Benbiyu, Desa Peguyangan Kaja
Peguyangan Kaja, TUPEN:
Kecamatan Denpasar
Utara berhubungan 1. Pengetahuan
dengan kurangnya dan
pengetahuan ketrampilan
masyarakat tentang masyarakat
kesehatan lingkungan tentang 16 April Lingkungan Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
ditandai dengan : kesehatan 2010 Banjar Lingkungan
a. 11% kondisi lingkungan Jam 14.00- Benbiyu
rumah tidak bersih meningkat selesai Wita Desa
b. 42% tidak 2.Masyarakat Peguyangan
memiliki ventilasi mengetahui Kaja
pada dapur perilaku
c. 37,5% warga hidup bersih
mengatakan dan sehat
penyakit yang 3. Masyarakat
sering diderita termotivasi
adalah ISPA untuk
menciptakan
lingkungan
sehat
1.Penyuluhan

50
tentang DHF
dan PHBS
TUPAN:
Setelah diberikan
askep selama 2 x 1
minggu diharapkan
tidak terjadi risiko
timbulnya penyakit
3 di Banjar Benbiyu Seluruh 16 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
Risiko terjadinya Desa Peguyangan. warga 2.Pengadaan 2010 Banjar Lingkungan
penyakit DHF akibat Banjar kerja bakti Jam 14.00- Benbiyu
lingkungan yang TUPEN: Benbiyu selesai Wita Desa
tidak sehat di Banjar 1. Penget Desa Peguyangan
Benbiyu, Desa ahuan dan Peguyangan Kaja
Peguyangan Kaja, ketrampilan
Kecamatan Denpasar masyarakat
Utara berhubungan tentang
dengan kurangnya kesehatan
pengetahuan lingkungan 16 April Lingkungan Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
masyarakat tentang meningkat 2010 Banjar Lingkungan
kesehatan lingkungan 2. Masyar Jam 14.00- Benbiyu
ditandai dengan : akat selesai Wita Desa
a.7% ditemukan mengetahui Peguyangan
jentik nyamuk Kaja
perilaku
b.6% tidak pernah
menguras bak hidup bersih
mandi dan seha
3. Masyar
akat
termotivasi
untuk
menciptakan
lingkungan
1. Penyuluhan

51
sehat kesehatan
tentang ASI
Eksklusif dan
TUPAN: imunisasi
Setelah
diberikan askep
selama 2 x 1
minggu
diharapkan
4 terjadi Ibu, balita, 13 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
Potensial peningkatan peningkatan dan kader 2010 Banjar Lingkungan
tumbuh kembang tumbuh balita di Jam10.00- Benbiyu
pada balita di Banjar kembang pada wilayah selesai Wita Desa
Benbiyu Desa balita di Banjar Banjar Peguyangan
Peguyangan Kaja Benbiyu Desa Benbiyu 1.Penyegaran Kaja
Utara Kecamatan Peguyangan Desa kader
Denpasar ditandai Kaja Peguyangan posyandu
dengan : Kaja lansia meliputi
a. 30% pelatihan kader
memberikan ASI posyandu
eksklusif lansia
b. 72%
memanfaatkan TUPAN: 2.Penyuluhan
posyandu balita Setelah kesehatan
c. 100% balita diberikan askep tentang Gizi
sudah diimunisasi selama 2 x 1 Lansia
lengkap minggu
d. 94% diharapkan
memiliki KMS terjadi
5 peningkatan Lansia dan
Potensial peningkatan kesehatan lansia kader lansia 1.Penyuluhan 11-12 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
kesehatan lansia di di Banjar di wilayah tentang 2010 Banjar Lingkungan
Banjar Benbiyu Desa Benbiyu Desa Banjar penyakit Benbiyu
Peguyangan Kaja Peguyangan Benbiyu gondok Desa

52
Kecamatan Denpasar Kaja Desa Peguyangan
Utara ditandai Peguyangan Kaja
dengan: Kaja
d. 78% KK
memiliki lansia
e. 78% lansia ke
pelayanan 13 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
kesehatan TUPAN: 2010 Banjar Lingkungan
f. 59% lansia Setelah diberikan Jam 10.00- Benbiyu
mengikuti askep selama 2 x 1 selesai Wita Desa
kegiatan lansia minggu diharapkan Peguyangan
tidak terjadi risiko Kaja
timbulnya penyakit
di Banjar Benbiyu
6. Desa Peguyangan. Seluruh 16 April Balai Swadaya Slide Mahasiswa,Kepala
Risiko terjadinya warga 2010 Banjar Lingkungan
penyakit gondok Banjar Jam 10.00- Benbiyu
akibat ketidak tahuan 1.Pengetahuan Benbiyu selesai Wita Desa
warga dengan dan Desa Peguyangan
penggunaan garam ketrampilan Peguyangan Kaja
beryodiumlingkungan masyarakat
yang tidak sehat di tentang
Banjar Benbiyu, Desa penyakit
Peguyangan Kaja, gondok
Kecamatan Denpasar meningkat
Utara berhubungan 2. Masyarakat
dengan kurangnya termotivasi
pengetahuan untuk
masyarakat tentang menggunaka
kesehatan lingkungan n garam
ditandai dengan : beryodium
b. 34% tidak
menggunakan
garam beryodium

53
54
2. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

Musyawarah masyarakat desa (MMD) bertujuan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada, masyarakat

memahami dan menyadari masalah kesehatan yang ada di lingkungannya,

masyarakat bersama mahasiswa dapat merumuskan dan menyusun rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan.

a. Struktur

Peserta yang hadir pada saat presentasi adalah 46 orang warga dan

4 orang undangan.

b. Proses

Musyawarah Masayarakat Desa (MMD) diadakan pada hari sabtu

tanggal 10 April 2010, dimulai pada pukul 19:30 Wita dan bertempat di

Balai Banjar Benbiu Desa Peguyangan Kaja Kecamatan Denpasar

Utara. Panitia MMD berasal dari mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Panitia yang

hadir pada saat itu sebanyak 41 orang. Secara keseluruhan acara

berlangsung baik. Warga masyarakat banjar Benbiu mulai berdatangan

pada pukul 19:00 WITA. Warga yang datang sebanyak 46 orang, terdiri

dari 30 laki-laki dan 16 perempuan, sedangkan untuk undangan yang

datang pada acara MMD yaitu, Kepala Desa Peguyangan Kaja, Kepala

Puskesmas III Denpasar Utara (diwakili), Kepala Puskesmas

Pembantu Peguyangan Kaja, dan Dosen dari PSIK UNUD.

55
Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC (Master of Ceremony),

selanjutnya kata sambutan oleh ketua panitia yang pada kesempatan

tersebut diwakilkan oleh wakil ketua panitia, kemudian kata sambutan oleh

Kepala Puskesmas III Denpasar Utara yang pada kesempatan tersebut

diwakilkan, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Kepala Desa

Peguyangan Kaja Kecamatan Denpasar Utara.

MC kemudian menyerahkan acara MMD kepada Moderator MMD.

MMD dimulai dengan penyajian data dan masalah yang ditemukan oleh

tim penyaji. Penyajian berlangsung selama 30 menit. Dalam penyajian

tersebut dipaparkan enam masalah keperawatan, yaitu:

1. Potensial peningkatan kesehatan lansia


2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita
3. Risiko timbulnya penyakit diare
4. Resiko timbulnya penyakit ISPA
5. Resiko timbulnya penyakit gondok (hipertiroid)
6. Resiko timbulnya penyakit demam berdarah
Setelah dipaparkan masalah diatas, dilakukan penentuan perioritas

masalah yang keputusanya diserahkan kepada warga peserta MMD.

Warga dibagi dalam 2 kelompok, yang masing-masing kelompok

difasilitasi oleh enam orang fasilitator dari pihak panitia. Masing-masing

kelompok juga didampingi oleh Kepala Dusun dan Kelian Banjar. Tiap

kelompok diberikan tugas untuk menentukan skor masalah sehingga

dapat ditentukan prioritas masalah. Hasil dari diskusi kelompok adalah

sebagai berikut:

Kelompok 1.

56
No Masalah Skor Peringkat
1 Risiko timbulnya penyakit 9 1

diare
2 9 2
Resiko timbulnya penyakit

ISPA
3 Resiko timbulnya penyakit 8 3

demam berdarah

Kelompok 2.

No Masalah Skor Peringkat


1 Potensial peningkatan tumbuh 9 1
kembang balita
2 7 2
Resiko timbulnya penyakit
gondok (hipertiroid)
3 6 3
Potensial peningkatan
kesehatan lansia

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kelompok 1 mempunyai dua

masalah dengan nilai skor yang sama, namun kelompok 1 telah menentukan

prioritas dari masalah-masalah tersebut. Dapat dilihat pula bahwa prioritas

kelompok 1 dan kelompok 2 ternyata memiliki nilai yang sama pada masalah

“Risiko timbulnya penyakit diare” dan “Potensial peningkatan tumbuh

kembang balita” sehingga moderator memutuskan untuk melakukan voting

terhadap dua masalah tersebut. Hasil voting adalah 16 orang memilih “Risiko

57
timbulnya penyakit diare” dan 11 orang memilih “Potensial peningkatan

tumbuh kembang balita”, sedangkan sisanya memilih abstein.

Dari hasil diskusi dua kelompok tersebut, maka diadapatkan prioritas

masalah sebagai berikut:

1. Risiko timbulnya penyakit diare berhubungan dengan kurang pengetahuan

masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan

2. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita berhubungan dengan tinggi

kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang ditunjang deengan keaktifan

kader balita

3. Resiko timbulnya penyakit ISPA pada masyarakat banjar Benbiu Desa

Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang penyakit ISPA

4. Resiko timbulnya penyakit demam berdarah peda masyarakat banjar

Benbiu Desa Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan

5. Resiko timbulnya penyakit gondok (hipertiroid) pada masyarakat banjar

Benbiu Desa Peguyangan Kaja berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang penyakit gondok (hipertiroid)

6. Potensial peningkatan kesehatan lansia berhubungan dengan tingginya

kesadaran masyarakat terhadap kesadaran lansia yang ditunjang dengan

adanya kader yang aktif.

58
Setelah dilakukan musyawarah tentang prioritas masalah, selanjutnya

diadakan kesepakan antara panitia dan warga Banjar Benbiu untuk

menentukan jadwal kegiatan POA (Planing Of Action). Terjadi sedikit

perdebatan antar warga tentang penentuan jadwal kegiatan. Namun pada

akhirnya diperoleh kesepakatan jadwal, yaitu:

1. Selasa, 13 April 2010. Diadakan penyuluhan tentang gizi pada lansia dan

ASI Esklusif pada keluarga dengan balita oleh mahasiswa PSIK FK

UNUD. Penyuluhan dilakukan bertepatan dengan acara pembukaan

posyandu yang diadakan di balai banjar Benbiu Kecamatan Denpasar

Utara.
2. Jumat, 16 April 2010. Diadakan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat oleh mahasiswa PSIK FK UNUD. Penyuluhan dilakukan

bertepatan dengan adanya rapat warga Banjar Benbiu Kecamatan

Denpasar Utara.
3. Jumat, 16 April 2010. Diadakan kerja bakti oleh mahasiswa PSIK FK

UNUD bersama warga Banjar Benbiu Kecamatan Denpasar Utara.

Karena masih terdapat perdebatan untuk menentukan waktu kegiatan,

maka waktu kegiatan akan menyesuaikan kemudian. Keputusan MMD

disahkan oleh Kepala Desa Peguyangan Kaja dan Kepala Puskesmas III

Denpasar Utara. Kemudian acara dilajutkan dengan serah terima hasil MMD

oleh Ketua Panitia kepada pihak Puskesmas yang kemudian dilanjutkan

kepada kepala desa. Musyawarah Masyarakat Desa kemudian ditutup dengan

pengarahan oleh Kepala Desa dan doa oleh panitia.

59
E. EVALUASI

Kegiatan pelatihan kader posyandu lansia yang dilaksanakan di balai

banjar benbiyu pada tanggal 11 dan 12 April 2010 berjalan sesuai rencana.

Sasaran yang hadir pada kegiatan tersebut adalah 100%.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan tumbuh kembang balita

di banjar benbiyu juga berjalan sesuai rencana. Adapun acara yang dilakukan

adalah penyuluhan kesehatan tentang ASI Ekasklusif pada tanggal 13 April

2010, dimana pada acara ini dihadiri oleh ibu-ibu dan balita.

Kegiatan yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kesehatan

pada lansia adalah penyuluhan kesehatan gizi bagi lansia yang dilaksanakan

bersamaan dengan acara pembukaan posyandu lansia dan balita paripurna,

acara tersebut berjalan sesuai rencana, lansia yang hadir sebanyak 52 orang

dan lansia yang hadir sangat antusias dalam mengikuti acara.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

dan kesehatan lingkungan adalah penyuluhan kesehatan tentang PHBS, DHF,

Diare, Gondok dan kerja bakti. Pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan sesuai

rencana dan dihadiri oleh 54 orang peserta.

60
BAB III

PEMBAHASAN

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan

professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan kelompok

risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal melalui

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi

61
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pelayanan kesehatan (CHS,1997).

Dalam upaya pelayanan kesehatan perlu adanya peran serta masyarakat

sebagai sumber daya dari pelayanan kesehatan. Dalam praktek keperawatan

komunitas di Banjar Benbiyu Desa Peguyangan Kaja Kecamatan Denpasar

Utara pada tanggal 4 sampai 17 april, pemanfaatan sumber daya tersebut

sudah berjalan cukup baik, namun perlu dikembangkan sehingga menjadi

lebih baik.

Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dari tanggal 4 sampai 17

april di Banjar Benbiyu Desa Peguyangan Kaja Kecamatan Denpasar Utara

didapatkan bahwa pada kegitana SMD, KK yang berhasil dikaji sebanyak 190

KK dari 257 KK. Pada kegiatan MMD warga yang hadir sebanyak 46 orang,

terdiri dari 30 laki-laki dan 16 perempuan. Kegiatan pelatihan kader posyandu

lansia dinilai cukup berhasil dengan kehadiran kader dalam pelatihan tersebut

adalah 100% pada hari pertama dan 75% pada hari ke 2, antusiasme kader

sangat baik dalam mengikuti pelatihan kader posyandu Lansia tersebut.

Antusiasme untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sangat

baik ini terbukti dari jumlah peserta yang hadir sebanyak 54 orang yang terdiri

dari ibu-ibu PKK dan para pemuda.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan

praktek keperawatan komunitas sudah dapat dilaksanakan secara optimal

walaupun pada saat pelaksanaannya menemui banyak kendala seperti

62
kesibukan masyarakat atau upacara agama yang berbarengan dengan jadwal

pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan Keperawatan Komunitas mulai dilaksanakan pada tanggal 4

April 2010 di Banjar Benbiyu Desa Peguyangan Kaja wilayah Kerja

63
UPT Puskesmas III Denpasar Utara diawali survey jumlah KK yang

terdapat di lingkunan banjar benbiyu. Kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan SMD (Survey Mawas Diri) yang dilaksanakan pada tanggal

5-6 April 2010. Masalah yang didapatkan dari kegiatan SMD adalah :

masalah lingkungan, masalah lansia, dan masalah balita. Untuk

menindaklanjuti masalah tersebut maka dilaksanakan kegiatan MMD

(Musyawarah Masyarakat Desa) pada tanggal 10 April 2010 yang

menghasilkan beberapa kesepakatan untuk memecahkan masalah

kesehatan tersebut.

2. Menindaklanjuti kesepakatan yang dibuat dalam MMD maka dibuatlah

kegiatan seperti :

a. Pelatihan kader lansia dan simulasi 5 meja pada

tanggal 11 dan 12 April 2010.

b. Penyuluhan tentang Gizi Lansia dan ASI Eksklusif

pada tanggal 13 April 2010 pada pukul 09.00 wita.

c. Penyuluhan tentang PHBS pada tanggal 16 April

2010 pada pukul 14.15 wita.

d. Melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan

lingkungan oleh warga banjar Benbiyu pada tanggal 16 april 2010

jam 16.00 Wita.

B. Kesan

64
Selama praktek Keperawatan Komunitas kami merasa mendapatkan

pengalaman yang baru. Pengalaman-pengalaman tersebut antara lain :

1. Kontak langsung untuk berkoordinasi

dengan Stakeholder, Kepala Keluarga, hingga individu dalam

masyarakat. Sehingga kami dituntut untuk peka dalam melakukan

interaksi dan cepat beradaptasi.

2. Memandu dan mengarahkan banyak orang

dengan pemikiran dan tujuan yang berbeda sehingga mengasilkan

keputusan bersama.

3. Waktu praktek yang berubah-ubah

menyesesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga kami dituntut

harus dalam keadaan siap kapan saja dibutuhkan oleh masyarakat.

4. Mengumpulkan masyarakat untuk ikut

dalam kegiatan yang diselenggarakan ternyata cukup sulit karena

kesibukan masyarakat yang sangat padat.

5. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat

masih ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan bahasa yang

digunakan khususnya berkomunikasi menggunakan bahasa bali halus.

C. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah :

1. Banjar Benbiyu Desa Peguyangan Kaja wilayah Kerja UPT

Puskesmas III Denpasar Utara :

65
a. Sarana dan Prasarana untuk mendukung program Posyandu

Lansia agar dilengkapi.

b. Mengadakan penyegaran kader posyandu lansia setiap 6

bulan sekali.

c. Program kerja dari hasil keputusan MMD (Musyawarah

Masyarakat Desa) agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan

dan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat.

2. UPT Puskesmas III Denpasar Utara

a. Mohon membina Kader Posyandu Lansia agar kegiatan

posyandu lebih optimal.

b. Mohon untuk pengadaan KMS Lansia

c. Mohon untuk mengadakan Puskesmas Keliling secara

berkala di Banjar Benbiyu (setiap 2-3 bulan sekali).

d. Mohon untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai

dengan kondisi yang dirasakan masyarakat.

66

Anda mungkin juga menyukai