Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani yaitu: Thermos yang berarti


panas dan Dynamic yang berarti perubahan, dengan kata lain termodinamika
adalah fisika energi, panas, kerja, dan entropi . Jadi, secara kompleks termodinamika
adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara
energi panas dengan kerja. Suatu ukuran bayaknya energi atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi gantu/kerja disebut entropi . Entropi termasuk fungsi keadaan,
sehingga harga entropi hanya bergantung pada kedudukan awal dan akhir sistem
dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh untuk mencapai keadaan
akhir tersebut. Jadi pada proses siklus perubahan entropi sama dengan nol.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil
rekayasa teknologi. Selain itu, energi di alam semesta bersifat kekal, tidak
dapat dimusnahkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan
energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau
penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan hukum–hukum dasar pada
termodinamika. Dalam papper ini kami akan membahas tentang entropi dan hukum
kedua termodinamika serta pengaplikasian hukum kedua termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari. Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa
pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam paper ini adalah:
1. Apa pengertian entropi dan pernyataan hukum II termodinamika?
2. Bagaimana hubungan antara entropi dan hukum kedua termodinamika?
3. Bagaimana Perubahan pada entropi?
4. Penerapan Hukum Termodinamika II pada Air Conditioner (AC)?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penyusunan papper ini adalah :
1. Mengetahui pengertian entropi dan pernyataan hukum II termodinamika.
2. Mengetahui hubungan antara entropi dan hukum II termodinamika.
3. Mengetahui perubahan pada entropi.
4. Mengetahui penerapan hukum termodinamika II pada Air Conditioner (AC).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Carnot dan Mesin Carnot

Kalor mengalir secara spontan dari suatu benda / zat yang berada pada temperatur lebih
tinggi ke suatu benda/zat yang berada pada temperatur lebih rendah dan tidak dapat
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.

Perumusan Kelvin:

Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor
dari suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor menjadi usaha

Perumusan Clausius:

Tidak ada proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan kalor dari suatu
reservoar kalor bersuhu rendah dan pembuangan kalor dalam jumlah yang sama
kepada suatureservoar yang bersuhu lebih tinggi

Mesin Kalor

Mesin kalor adalah sesuatu alat yang menggunakan kalor/panas untuk melakukan
usaha/kerja.

Tiga ciri utama Mesin kalor :

1. Kalor dikirimkan ke mesin pada temperatur relatif tinggi dari suatu tempat yang
disebut reservoar panas.
2. Sebagian dari kalor input digunakan untuk melakukan kerja oleh working substance
dari mesin, yaitu material dalam mesin yang secara aktual melakukan kerja
(campuran bensin dan udara dalam mesin mobil).
3. Sisa dari kalor input panas dibuang pada temperatur lebih rendah dari temperatur
input ke suatu tempat yang disebut reservoar dingin.

Skema Mesin Kalor


RESERVOIR PANAS (TH)
Gambar ini melukiskan skema mesin kalor.
QH menyatakan besarnya input QH
kalor, dan H menyatakan
reservoir panas. MESIN w
QC menyatakan besarnya kalor
yang dibuang, dan C QC
menyatakan reservoir dingin. RESERVOIR DINGIN (TC)
W menyatakan kerja.

2
Skema Mesin Kalor Menurut Kelvin dan Clausius

Pernyataan kelvin Pernyataan clausius

Efisiensi Mesin Carnot

Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi, sebuah mesin kalor harus mengasilkan jumlah
kerja yang besar dari sekecil mungkin kalor input. Karenanya, efisiensi e dari suatu mesin
kalor didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan oleh mesin W dengan
kalor input QH:

Kerja yang dilakukan W


E= =QH
Input Panas

 Sebuah mesin, harus mengikuti prinsip konservasi energi. Sebagian dari kalor input
QH diubah menjadi kerja W, dan sisanya QC dibuang ke cold reservoir. Jika tidak ada
lagi
kehilangan energi dalam mesin, maka prinsip konservasienergi menghendaki bahwa:

QH= W + QC
 Sebuah mesin mobil memiliki efisiensi 22.0% dan menghasilkan kerja
sebesar 2510 J. Hitung jumlah kalor yang dibuang oleh mesin itu.

QH−QC QC TC
e= = 1- QH =1- TH
QH

Dari persamaan diatas untuk efisiensi e, diperoleh bahwa QH = W/e. Substitusi hasil ini
kedalam persamaanakan diketahui bahwa jumlah kalor yang dibuang Adalah:

W 1
Jawab : QC = QH - W = –w = 2510 j (0.22)=8900 J
e

Prinsip Carnot dan Mesin Carnot.

 Insinyur Prancis Sadi Carnot (1796–1832) mengusulkan bahwa sebuah mesin kalor
akan
memiliki efisiensi maksimum jika proses-proses dalam mesin adalah reversibel (dapat
balik).
 Suatu mesin kalor ideal adalah mesin di mana tiap proses yang terjadi adalah
reversibel tanpa kehilangan energi .Praktiknya ini tak mungkin, sebab selalu ada
energi yg hilang akibat gesekan dan konduksi kalor ke lingkungan.

3
Prinsip Carnot Adalah Sebuah Alternatif Penyataan Hukum II Termodinamika

Tidak ada mesin non-reversibel yang beroperasi antara dua reservoar pada suhu konstan
dapat mempunyai efisiensi yang lebih besar dari sebuah mesin reversibel yang beroperasi
antara temperatur yang sama. Selanjutnya, semua mesin reversibel yang beroperasi antara
temperatur yang sama memiliki efisiensi yang sama. Tidak ada mesin nyata yang beroperasi
secara reversibel. Akan tetapi, ide mesin reversibel memberikan standard yg berguna untuk
menilai performansi mesin nyata.

 Untuk mesin Carnot, perbandingan antara kalor yang dibuang QC dengan kalor input
QH dapat dinyatakan denganpersamaan berikut:

QC TC
=
QH TH

dengan TC dan TH dalam kelvins (K).

 Efisiensi mesin Carnot dapat dituliskan sebgai berikut:


QC TC
e = 1- = 1-
QH TH

Hubungan ini memberikan nilai efisiensi maksimum yang mungkin dari suatu mesin kalor
yang beroperasi antara TC dan TH.

Mesin Carnot, sebagai model ideal.

Sifat penting dari mesin Carnot adalah; semua kalor input QH berasal dari suatu
reservoir panas pada suatu temperatur tunggal TH dan semua kalor QC dibuang menuju
suatu reservoir dingin pada satu temperatur tunggal TC.

Sumber : https ://vdocuments.site >termodinamika ppt .com

4
2.2 Entropi dan Hukum II Termodinamika

Entropi adalah suatu ukuran bayaknya energi atau kalor


yang tidak dapat diubah menjadi kerja.

Entropi termasuk fungsi keadaan, sehingga harga entropi hanya bergantung pada
kedudukan awal dan akhir sistem dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh
untuk mencapai keadaan akhir tersebut. Jadi pada proses siklus perubahan entropi sama
dengan nol.
Perubahan entropi suatu sistem didefinisikan sebagai berikut ; namun kita dapat
menyatakan suatu pernyataan tentang sifat pusat yang disebut postulat entropi :
“ Jika suatu proses irreversibel terjadi pada sistem tertutup , entropi S pada sistem
selalu meningkat dan tidak pernah menurun”
Entropi berbeda dengan energi karena itu entropi tidak mematuhi hukum konservasi
energi. Energi dalam sistem tertutup bersifat terkonservasi, hal itu selalu konstan. Untuk
proses ireversibel, entropi pada sistem tertutup sellalu meningkat . Karena sifat ini
perubahan entropi sering disebut “the arrow of time” (panah waktu)

Sumber: Halliday / Resnick / Walker :Buku Fisika Dasar edisi 7 jilid 1. Erlangga :Jakarta

Pernyataan kualitatif:

Clausius : "Tidak mungkin mengubah panas sepenuhnya untuk bekerja"

Entropi dan Hukum ke-2

Kelvin – Planck : “Tidak mungkin ada mesin untuk memindahkan panas

dari sumber dingin ke sumber panas tanpa pekerjaan yang dilakukan ”

Entropi dan Ketidakteraturan

 Redistribusi partikel gas dalam wadah terjadi tanpa perubahan energi dalam total
sistem,
semua susunan ekivalen
 Jumlah cara komponen sistem dapat disusun tanpa merubah energi sistem terkait erat
dengan
kuantitas entropi (S)
 Entropi adalah ukuran ketidakteraturan sistem
 Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya sedikit seperti kristal padat
memiliki ketidakteraturan yang kecil atau entropirendah
 Sistem dengan cara tersusun ekivalen komponennya banyak seperti gas memiliki
ketidakteraturan besar atau entropi tinggi

Sumber : https ://vdocuments.site >termodinamika ppt .com

5
Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika

 Sistem alami cenderung kearah tidak teratur, random,distribusi partikel kurang teratur
 Beberapa sistem cenderung lebih tidak teratur (es meleleh) tetapi ada juga yang lebih
teratur (air membeku) secara spontan
 Dengan meninjau sistem dan lingkungan terlihat semua proses yang berlangsung
dalam arah spontan akan meningkatkan entropi total alam semesta (sistem dan
lingkungan). Ini yang disebut dengan hukum kedua termodinamika
 Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau lingkungan,
tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan lingkungan harus positif:
Suniv = Ssistem + Ssurrounding > 0
 Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem menjadi semakin tidak teratur,
random dan energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih besar S disorder > S
order
 Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi juga fungsi keadaan yaitu hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada bagaimana proses terjadinya
∆Ssis = S final – S initial
 Jika entropi meningkat maka ∆Ssis akan positif, sebaliknya jika entropi turun, maka
∆Ssis akan negatif.

Sumber : https ://vdocuments.site >termodinamika ppt .com

Hukum Termodinamika II :

Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru,
yaitu Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan :

Jika suatu proses ireversibel terjadi pada sistem tertutup , entropi S pada sistem selalu
meningkat dan tidak pernah menurun

Total entropi jagad raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi ;

∆S jagad raya = 0 dan bertambah ketika proses irreversibel terjadi ;

∆S jagad raya > 0

Sumber: https://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/pernyataan-clausius-dan-kelvin-
planck-tentang-hukum-kedua/
https ://vdocuments.site >termodinamika ppt .com

6
Ireversibel: Suatu proses dikatakan Ireversibel jika sistem dan semua bagian sekelilingnya
tidak dapat kembali tepat kepada keadaan awalnya setelah proses berlangsung. Dalam proses
ireversibel entropinya selalu meningkat.
 Untuk setiap proses kuasistatis berlaku : ∫ 𝑑𝑄/T = 0
𝑓
 Perubahan Entropi : ∆S = Sf-Si = ∫𝑖 𝑑𝑄 /T
 Nilai Perubahan Entropi : ∆S ≥ 0

REVERSIBEL ∆S = 0

IRREVERSIBEL ∆S > 0

Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika terjadi
proses irreversibel (Clausius).

Pernyataan clausius tentang hukum kedua adalah :

Tidak ada proses yang mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah adanya
aliran panas dari suatu sistem pada suhu tertentu dan panas yang sama jumlahnya
dialirkan pada sistem lain yang mempunyai suhu lebih tinggi .

Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua adalah :

Tidak ada proses yang mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah adanya aliran
panas satu reservoar pada suhu tertentu dan mengubah seluruhnya menjadi
menghasilkan kerja W (usaha mekanik).

Pada pernyataan ini (kelvin-planck) hanya terjadi penurunan entropi dari suatu reservoar
tanpa diikuti dengan kenaikan entropi pada sistem lain, sehingga perubahan entropi
semestannya negatif. Hal ini tidak sesuai dengan hukum kedua termodinamika

Sumber: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1112756344&35
https://hendragalus.wordpress.com/2011/06/11/pernyataan-clausius-dan-kelvin-
planck-tentang-hukum-kedua/

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Menghitung Efisiensi Dari Suatu Mesin

1. Pembakar batu bara pada generator pembangkit listrik tenaga uap mampu
menghasilkan listrik sebesar 1,0 GW (109 ). Batubara yang dibakar mampu
menghasilkan uap untuk menggerakan turbin pada laju 7,2 x 105
kkal/detik.Berapakah efisiensi pembangkit listrik ini?
Penyelesaian :
W listrik = (1,0GW) (1,0s) = (109 J/s)(1s)
= 109 J
Energi termal yang masuk ke generator adalah :

W termal = (7,2 x 105 kkal/s) (4,18 x 103 J/kkal) (1 s)


=3,0 x 109 J
Efisiensi pembangkit lisrtik tersebut adalah :
𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 109 𝑗
E = 𝑊𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙 = 3,0 𝑥 109 𝑗 = 0,33 = 33%

2. Air dekat permukaan laut tropis mempunyai temperatur 298.2 K (25.0 °C), sementara
700 m di bawah permukaan mempunyai temperatur 280.2 K (7.0 °C). Telah diusulkan
bahwa air hangat sebagai hot reservoir dan air dingin sebagai cold reservoir dari
suatu mesin kalor. Tentukan efisiensi maksimum dari mesin ini?
Efisiensi maksimum yang mungkin dari suatu mesin kalor, adalah mesin Carnot yang
beroperasi antara TC dan TH Gunakan TH = 298.2 K danTC = 280.2 K ;
Penyelesaian :
𝑇𝐶 280,2𝐾
e = 1 - 𝑇𝐻 = 1- 298,2 =0,06 =6%
3. Berapakah efisiensi maksimum yang mungkin dari sebuah mesin ketel uap yang
beroperasi pada kisaran suhu 500℃ sampai dengan 270℃ ?
Penyelesaian :
Terlebih dahulu suhu mesin diubah ke skala kelvin ,TH =773 K
dan TL = 543 K.
𝑇𝐿 534
E = 1- 𝑇𝐻 =1- 773 = 0,3 = 30%
4. Sebuah reaktor nuklir mampu menghasilkan uap pada suhu 350℃ untuk menggerakan
turbin.Bila syhu rendah turbin 27℃
 Berapakah efisiensi maksimum turbin uap ini?
 Jika kalor ytang dapat dipasok oleh reaktor adalah 1012 J, berapakah kerja
yang dapat dihasilkan ?
Penyelesaian :
 Efisiensi maksimum yang mungkin adalah :
𝑇𝐿 300
E = 1- 𝑇𝐻 = 1- 623 = 0,48

 Kerja yang dihasilkan :


W= e QH n = 0,48 X 1012 J = 4,8 x 1011 J
Sumber : Wihantoro/sumarsono/Sunardi. Buku Fisika Dasar Universitas.Universitas Jendral
Sudirman: Purwekerto

8
3.2 Menghitung Perubahan Entropi

Contoh soal dan pembahasan entropi dan hukum II termodinamika

1. Menghitung perubahan entropi

Diketahui 2 Blok tembaga yang identik bermassa m= 1,5 kg ;blok L pada temperatur
Til = 60℃. Blok berada dalam kotak pengisolasi kalor dan dipisahkan oleh penyekat
isolasi. Ketika penyekat dilepas blok akirnya mencapai titik keseimbangan Tf= 40℃
Berapakah nilai perubahan entropi bersih (neto) pada sistem 2 blok selama proses
ireversibel ini; (kalor jenis tembaga =396 j/kg.K)

 Langkah 1

Energi yang di tranfer : dQ = mc dT


Dimana c adalah kalor jenis tembaga;
∆sL blok L selama perubahan total temperatur dari temperatur awal TiL
(60℃ = 333 K) ke temperatur akhir Tf ( 40℃ = 313K)

𝑓 𝑑𝑄 𝑇𝑓 𝑚𝑐 𝑑𝑇 𝑇𝑓 𝑑𝑇
Perubahan entropi : ∆𝑠𝐿 = ∫𝑖 . =∫𝑇𝑖𝐿. =mc∫𝑇𝑖𝐿.
𝑇 𝑇 𝑇
𝑇𝑓
= mc ln 𝑇𝑖𝐿

313 𝐾
∆𝑠𝐿= (1,5 kg) ( 386 j/kg.K ) 1n = - 35,86J/K
333 𝐾

9
 Langkah 2

Mencari ∆𝑠𝐿
Naikan temperatur reservoir dan blok menjadi 40℃
313𝐾
∆𝑠𝑅 = (1,5 kg) (386j/kg.K)1n = +38,23J/K
293𝑘

Perubahan net (rata-rata) entropi ∆𝑆 reversibel pada 2 blok sistem yang


mengalami 2 langkah proses reversibel adalah:

∆𝑆 reversibel ∆𝑠𝐿 + ∆𝑠𝑅 = -35,86J/K +38,23 K =2,4 J/K


Jadi perubahan net entropi untuk ∆𝑆ireversibel sebenarnya adalah
∆𝑺 ireversibel = ∆𝑺 reversibel = 2,4 J/K.
Sumber: Halliday / Resnick / Walker :Buku Fisika Dasar edisi 7 jilid 1. Erlangga
:Jakarta

2. Penguapan dan pemuaian air di pericarp menghasilkan proses ireversibel.


Bagian pericarp pada biji popcorn adalah kontainer kecil penyimpanan air. Ketika
popcorn dipanaskan sampai temperatur 180°𝐶, didndig pericarp meletus dan dinding
dan cairan menguap begitu cepat , dimana uap meletuskan biji yang ada yang
merubah volumenya beberapa kali volumenya dari semula. Peletusan memproduksi
letusan yang terdengar jelas dari popcorn. Jika air dari pericarp memiliki massa air
sekitar 4 mg. Berapa perubahan entropi air selama proses penguapan dan pemuaian?

Menghitung perubahan ∆𝑺 untuk entropi air pada prose ireversibel dengan


menghitung ∆𝑆 untuk dua proses reversibel
 Penguapan 180℃ =180℃ = 453 K
 Pemuaian adiabatik uap (dia asumsikan sebagai proses adiabatik karena proses
terjadi secara cepat , sehingga uap tidak dapat bertukar energi berupa kalor
dengan lingkungannya
Langkah 1:
𝑸
∆𝑺 – 𝑻
𝑸 = 𝑳𝒎. Dengan kalor laten sebagai penguapan Lv = 2256 kJ/kg
maka:

𝑸 𝑳𝒗𝑴 𝟐𝟐𝟓𝟔 𝑿 𝟏𝟎𝟑 𝑱⁄𝑲𝑮


∆𝑺 1 =𝑻= = (𝟒 𝑿𝟏𝟎−𝟔 𝑲𝑮) 𝟒𝟓𝟑 𝑲
= = 1,99 X 𝟏𝟎−𝟐 J/K
𝑻

10
Langkah 2:
Pemuaian adiabatik:
∆𝑺 = 0

Perubahan total entropi untuk penguapan dan pemuaian adalah :


∆𝑆 = ∆𝑆1 + ∆𝑆2
= 1,99 X 10−2 J/kg + 0
= 0,02 J/KG
Setiap letupan yang dapat didengar jelas pada letusan popcorn menandai
terjadinya peningkatan entropi air sekitar 0,02 J/kg

Sumber: Halliday / Resnick / Walker :Buku Fisika Dasar edisi 7 jilid 1. Erlangga :Jakarta

3. Gambar pemuaian bebas gas ideal

Misalkan 1,0 mol gas nitrogen dimasukan pada bagian kiri kontainer pada gambar,
ketika keran dibuka dan volume gas menjadi 2 kali lipat. Berapa perubahan entropi
gas untuk proses ireversibel? Anggap gas bersifat ideal.
Penyelesaian:
𝑉𝑓
Q = n RT ln𝑉𝑖′ dimana n adalah jumlah mol gas yang ada;
Perubahan entropi untuk proses reversibel adalah:
𝑉𝑓
𝑄 𝑛𝑅𝑇 𝐼𝑛 ( ) 𝑉𝑓
𝑉𝑖
∆𝑠 rev = 𝑇 = 𝑇
=Nr ln 𝑉𝑖
𝑉𝑓
Mensubstitusikan n = 1,00 mol dan =2
𝑉𝑖

𝑉𝑓
∆𝑠 rev = nR ln = (1,00 mol) (8,31J/mol.K) (ln 2)
𝑉𝑖
= +5,76 𝐽/𝐾
Dengan demikian perubahan entropi untuk pemuaian bebas serta proses keadaan awal
dan akhir pada gambar di atas , bernilai positif berarti entropi meningkat;
∆𝒔 ireversibel = ∆𝒔 reversibel = +5,76 J/K

Sumber: Halliday / Resnick / Walker :Buku Fisika Dasar edisi 7 jilid 1. Erlangga :Jakarta

11
BAB IV
APLIKASI HUKUM II TERMODINAMIKA

4.1 Penerapan Hukum II Termodinamika Pada Air Conditioner (AC)

Pada mesin pendingin : Sebuah mesin kalor yang beroperasi secara terbalik. Air
conditioner ( AC ) menarik panas dari tempat dingin (di dalam ruangan) dan melepaskan
panas ke tempat yang lebih hangat.

Kinerja AC dapat dibagi 3 bagian :


1. Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu
dapat dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke
kondensor, setelah itu menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan
mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu tekanan di
dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi cairan di dalam pipa
kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus menguap
untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke kompresor.
Demikian siklus kembali terulang.
2. Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu : bagian muka
atau bagian depan dan bagian belakang atau bagian yang panas. Bagian depan bagian
dari evaporator merupakan bagian dingin, dimana fan menghembuskan udara meniup
evaporator sehingga udara yang keluar dari bagian depan udara dingin. Sedangkan
bagian belakang fan meniup kondensor untuk mendinginkan sehingga udara yang
keluar udara panas dari kondensor.
3. Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang paling
banyak variasinya dan paling banyak menimbulkan gangguan-gangguan. Pada
prinsipnya dapat dibagi dalam 2 bagian : fan motor dan kompresor serta alat-alat
pengaman dan pengaturnya.

Gambar : siklus sistem kerja AC

12
Garis Besar Prinsip Kerja Air Conditioner (AC) Berdasarkan Hukum II
Termodinamika Adalah Sebagai Berikut:

Pada prinsipnya pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni udara
didinginkan oleh refrigerant/pendingin (biasanya freon), lalu freon ditekan menggunakan
kompresor sampai tekanan dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh udara lingkungan
sehingga mencair. Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu
siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara
dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.

 Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk
memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam
kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
 Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan
kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun
besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi
kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari
substansi yang akan didinginkan.
 Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser
relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada
pada pipi-pipa evaporator.
 Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase
uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup
ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah
kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di
dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase
uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui
evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
 Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang
ada pada kondenser.
 Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka
untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan
didinginkan.
 Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan
didinginkan maka entalpi, substansi yang akan didinginkan akan menjadi
turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan
didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus
sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.

13
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon yang
mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan),
dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya
refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi
dua area:

sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi
ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan
kipas pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil
yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui
teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil
lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan
panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil.
Sebuah thermostat mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.

Ulasan:

Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari
suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.

Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih
dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari
Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya
digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab
lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk.

Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan lempeng bimetal yang peka terhadap
perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian
yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng
membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC
aktif/jalan.

Sumber : //http://murninana.blogspot.com/2013/05/sistem-kerja-mesin-pendingin-ac.html
http://wiryawangpblog.blogspot.com/2013/09/sistem-kerja-mesin-
pendingin_7891.html

14
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

1. Suatu proses ireversibel adalah proses yang tidak dapat balik melalui perubahan
kecil pada lingkungan. Arah dimana proses ireversibel berlangsung diatur oleh
perubahan entropi ∆𝑆 sistem yang berlangsung dalam proses . Entropi S adalah suatu
sifat keadaan (fungsi keadaan ) sistem ; dengan kata lain, hal itu hanya bergantung
pada keadaan sistem dan tidak pada cara di mana sistem tersebut mencapai keadaan.
Postulat entropi “Jika suatu proses ireversibel terjadi dalam sistem tertutup, entropi
sistem selalu meningkat dan tidak akan pernah menurun”.

2. Hukum termodinamika II merupakan pengembangan dari postulat entropi; Jika suatu


prose ireversibel terjadi dalam sistem tertutup, entropi sistem selalu meningkat untuk
proses ireversibel dan terjaga konstan untuk proses reversibel. Entropi tidak akan
pernah menurun dalam bentuk persamaan: ∆𝑆 ≥ 0.

3. Terdapat dua cara yang ekiuvalen untuk mendefinisikan perubahan entropi :


 Berdasarkan temperatur sistem dan energi yang didapatkan sistem atau yang
hilang dari sistem dalam bentuk kalor.
 Melalui cara yang mana atom - atom molekul yang menyusun sistem dapat di
atur.

4. Pada mesin pendingin : Sebuah mesin kalor yang beroperasi secara terbalik. Air
conditioner ( AC ) menarik panas dari tempat dingin (di dalam ruangan) dan
melepaskan panas ke tempat yang lebih hangat. Pada prinsipnya pendinginan udara
pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni udara didinginkan oleh
refrigerant/pendingin (biasanya freon), lalu freon ditekan menggunakan kompresor
sampai tekanan dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh udara lingkungan
sehingga mencair. Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi
suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil
kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai