Makalah Penambangan Batubara
Makalah Penambangan Batubara
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan uraian
makalah tentang “EKSTERNALITAS DALAM PENGELOLAAN SDA”.
Makalah ini disusun sebagai syarat dalam mengikuti semester mata kuliah
Ekonomi SDA dan lingkungan Universitas Khairun.
Makalah ini merupakan wujud kontribusi kepada dunia pendidikan ditanah air.
Kemajuan zaman dan perkembangan dunia yang semakin maju menuntut kita agar
menjadi generasi yang cerdas, terampil, kreatif, mandiri dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya
bangsa. Sehingga memiliki daya saing yang tinggi juga berkarakter dan berakhlak
mulia.
Saya menyusun makalah ini berdasarkan pencarian di internet standar isi 2013
dan akan selalu berusaha menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya saya
memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Semoga berkenan melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, moral, maupun
materi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga uraian makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Amin.
JAMAL ARIFUDIN
NPM: 020312071
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia.
Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan.
Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin
banyak lahan tambang baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak
diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan
banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun
beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas
ekosistem.
PEMBAHASAN
PENAMBANGAN BATU BARA
Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari, menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjual
hasil dari bahan galian berupa mineral, batu bara, panas bumi, minyak dan gas. Seharusnya kegiatan pertambangan
memanfaatkan sumberdaya alam dengan berwawasan lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.
A. ASAL MULA BATU BARA
1. Pengertian Bahan Galian Batu Bara
Bahan Galian Batu bara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang
terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, Jenis sedimen ini
terperangkap dan mengalami perubahan material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam rawa-rawa yang
dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada
era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah
masa pembentukan Batubara yang paling produktif.
2. Materi Pembentuk Batubara
A. Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat sedikit endapan batubara dari periode
ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari
periode ini.
B. Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya merupakan tumbuhan tanpa bunga dan
biji serta berkembangbiak dengan spora.
C. Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah,
contohnya Pinus.
D. Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern, buah menutupi biji, jantan dan betina
dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.
3. Pembentukan Batubara
Ada dua proses yang terjadinya pembentukan batu bara, yaitu :
A. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen
utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang
dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
B. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
4. Kelas dan Jenis Batubara
A. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan. (luster) metalik. Mengandung antara 86
% – 98 % unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 %
B. Bituminus mengandung 68 – 86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari beratnya.
C. Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber panas yang kurang efisien
dibanding dengan bituminus.
D. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35 – 75 % dari beratnya.
E. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang paling rendah
KESIMPULAN
Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan kegiatan
eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas terhadap lingkungan
dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat bersifat negatif ataupun
positif, namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah terdapat dampak negatifnya,
hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab
bijaksana.
yang bisa dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan menyisakan lubang-
lubang besar bekas kegiatan pertambangan dan juga dampak-dampak yang lainnya.
Hal tersebut setidaknya dapat diminimalisir dan dikurangi dampaknya apabila kita
http://jamlexpossess.blogspot.co.id/2014/10/makalah-penambangan-batubara-tugas-sda.html
BATUBARA DI INDONESIA
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika
melampaui produksi Australia, Indonesia kemudian menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan
dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan
jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia,
cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi
saat ini diteruskan. Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-10
dengan sekitar 3.1 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of
World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah
yang lebih murah (sub-bituminous ) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram. http://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236
https://www.scribd.com/doc/185100459/Makalah-pertambangan-batu-bara#scribd