Oleh :
Halimas Dewi
NIM : P 27226018381
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Oleh :
Halimas Dewi
NIM : P 27226018381
Mengetahui,
Clinical Educator
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
E. Evaluasi ............................................................................................................... 16
iv
A. Hasil .................................................................................................................... 17
B. Pembahasan ........................................................................................................ 19
ABSTRACT
Objective: To know the benefits or infrared and therapy exercise against spasms
reduction, pain reduction and improvement in muscle strength increase range of
motion so as improve functional ability in the case of post repair anterior cruciate
ligament sinistra.
Methods: Giving modality infrared rays and exercise therapy using active and
hold relax.
Conclusions: Giving post repair anterior cruciate ligament sinistra infrared and
exercise therapy showed a reduction of pain, increased muscle strength and
decrease oedema.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah aktifitas olah raga. misalnya pada pemain sepak bola atau basket.
Insident cidera ACL berdasarkan ACL injury report: season 2006 adalah
0.9 cidera baru/tim/musim dan cidera ini menyebabkan para pemain sepak
serikat terjadi 250.000 cedera ACL, atau sekitar 1 dari 3000 populasi.
B. Rumusan Masalah
1
2
ligament sinistra?
C. Tujuan
Dalam rumusan masalah yang telah ada, maka ada beberapa tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
dan tulang tibia tidak ada kesesuaian bentuk. Dimana kedua condylus
bentuknya lebih rata. Pada bagian dorsal terdapat simpul yang kuat,
diperkuat oleh berbagai ligament. Sendi ini tersusun oleh tulang femur,
tulang patella, tulang tibia, dan tulang fibula (De Wolf and Mens JMA.
1994).
Repaired ACL
robek. Dengan reparasi, ligamen yang rusak yang ada dijahit (dijahit).
Jika ligamen telah terlepas dari tulang (avulsi) maka fragmen tulang
di luar kapsul sendi seperti sebagai bagian dari tendon hamstring) atau
3
4
1) Kekuatan sendi
2) Nyeri
lutut.
5
Komplikasi
1) Kontraktur otot
2) Atrofi otot
3) Rupture
4) Osteoathritis skunder
Prognosis
1) quo ad vitam
2) quo ad sanam
komplikasi.
3) quo ad fungsionam
fungsional penderita.
4) quo ad cosmeticam
penampilan penderita.
7
1) Definisi
Sujatno, Ig.1993 )
2) Klasifikasi
a) Gelombang pendek
b) Gelombang panjang
3) Efek fisiologis
4) Efek terapeutik
b) Relaksasi otot
5) Indikasi
a) Penyakit kulit
6) Kontra indikasi
Terapi Latihan
1) Active exercisse
b) Mengurangi bengkak
2) Hold Relax
yang mengalir kejaringan semakin besar dan zat ‘P’ ikut terangkut
( Kisner, 1996 ).
10
BAB III
LAPORAN STATUS KLINIK
A. Pengkajian Fisioterapi
Anamnesis
tanya jawab kepada pasien. Tanya jawab ini dapat dilakukan secara
1996 )
Anamnesa umum :
Tempat & tgl lahir : Muara jaya, 23 Agustus 1990 (29 tahun)
sinistra
Anamnesa khusus :
untuk berjalan.
10
11
fisioterapi.
Riwayat penyakit dahulu : Dua tahun yang lalu os juga pernah mengalami
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 73 x/menit,
Pernapasan : 20 x/menit,
Temperatur : 36˚C,
Berat badan : 55 kg
2) Inspeksi :
Statis :
Dinamis:
digerakkan.
3) Palpasi
4) Perkusi
Tidak dilakukan
5) Auskultasi
Tidak dilakukan
dilakukan oleh pasien itu sendiri. Pada kasus ini, pemeriksaan gerak
ekstensi knee, tetapi tidak full ROM dan terdapat rasa nyeri.
kedaan diam dan rileks. Dalam pemeriksaan ini knee joint untuk
gerakan fleksi terbatas, adanya nyeri dan end fell firm. Untuk
rasa nyeri.
14
Pemeriksaan Khusus
Scale)
B. Problematika Fisioterapi
Impairment
5) Adanya Oedema
Functional limitation
pada saat jongkok, kesulitan saat naik turun tangga dan pasien
Disability
C. Tujuan Fisioterapi
4) Mengurangi oedema
2) Meningkatkan ADL.
D. Pelaksanaan Fisioterapi
1) Persiapan alat
2) Persiapan pasien
3) Pelaksanaan fisioterapi
Terapi Latihan
2) Hold relax
3) Edukasi
16
E. Evaluasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
T1 2 4 5
T2 2 4 5
T3 2 3 4
T4
1 3 4
T5
1 3 4
T6
0 2 3
T1 S 0-0-110 S 0-0-115
T2 S 0-0-110 S 0-0-115
T3 S 0-0-110 S 0-0-115
T4
S 0-0-115 S 0-0-120
T5
S 0-0-115 S 0-0-120
T6
S 0-0-115 S 0-0-120
17
18
Otot Penggerak T1 T2 T3 T4 T5 T6
Fleksor 3 3 3 4 4 4
Ektensor 3 3 3 3 3 4
Titik pengukuran T1 T2 T3 T4 T5 T6
B. Pembahasan
Nyeri
3
Nyeri diam
2 Nyeri tekan
Nyeri gerak
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Peningkatan lingkup gerak sendi leher gerak aktif dan pasif yang
160
140
120
100
80 Aktif
LGS Pasif
60
40
20
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
20
Kekuatan Otot
Peningkatan kekuatan otot dibuktikan dngan pengukuran grafik MMT.
3
Fleksor
2 Ektensor
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Oedema
50
45
40
35 Tuberositas Tibia
5 cm keatas
30
10 cm keatas
25
15 cm keatas
20 5 cm kebawah
15 10 cm kebawah
10 15 cm kebawah
5
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
21
BAB V
KESIMPULAN
sinistra setelah melakukan terapi dengan modalitas infra red (IR), terapi
latihan menggunakan active asisted exercise dan hold relax selama 6 kali
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Appley G.A & Salomon L.1995. Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem
Appley. Terjemahan edisi ketujuh. Jakrta : Widya Medika.
De Wolf and Mens JMA. 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Cetakan
Kedua. Houten: Bohn Stafleu Van Loghum.