Anda di halaman 1dari 8

REVIEW ARTIKEL

ICONIC DESTINATION: A SNAPSHOT OF SUSTAINABLE TOURISM


IN PISA
Sarti, S. Dan Aliperti, G

Environment Impact Assesment

Dosen Pengampu:

Aditha Agung Prakoso, S.T., M.Sc.

Oleh:

Yolanda Marliza

S1 Hospitality Transfer Kelas C

NIM: 18.03749

PROGRAM STUDI S1 HOSPITALITY TRANSFER

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARUKMO

YOGYAKARTA

2018

1
Tema : Tingkat kesadaran wisatawan di Piazza dei Miracoli, Pisa, Italia,
terhadap isu-isu pariwisata berkelanjutan

Judul Artikel : Iconic Destination: a Snapshot of Sustainable Tourism in Pisa

Tahun : 2015

Penulis : Sarti, S. dan Aliperti, G.

Jurnal : AlmaTourism: Journal of Tourism, Culture and Territorial


Development

Lokasi Penelitian : Piazza dei Miracoli, Pisa, Italia

Keyword : Iconic destination, green tourism, sustainable tourism, travelers


behaviors

Tujuan : Artikel ini menjabarkan hasil penelitian penulis yang dilakukan di


objek wisata Piazza dei Miracoli, Pisa, Italia, tentang tingkat
kesadaran wisatawan (baik wisatawan lokal maupun
mancanegara) terhadapat pariwisata berkelanjutan dari dua
perspektif berbeda yaitu evaluasi diri dan perilaku berwisata.

Metode : Penelitian ini berfokus pada hasil survei yang dilakukan dengan
mengumpulkan data primer melalui kuesioner terstruktur dengan
lima poin pertanyaan tertutup terhadap 406 responden yang dipilih
secara acak. Kemudian data dianalisis menggunakan statistik
deskriftif dan tes chi square untuk mengukur hubungan antar
variabel.

Hasil : Pertama, penelitian ini menyelidiki mengenai profil responden


yang mengisi kuesioner, mulai dari jenis kelamin, pendidikan,
umur, pekerjaan dan kewarganegaraan. Hasil persentase terbesar
didapati bahwa responden didominasi oleh wanita, lalu sebagian
besar responden memiliki pendidikan terakhir sarjana, rentang
usia responden paling banyak di umur 26 – 45 tahun, dan
sebagian besar dari responden menyatakan sebagai pekerja
kantor dan pekerja profesional atau manajer. Berkenaan dengan
kewarganegaraan, responden utama berasal dari Eropa dan Italia,
lalu sebagian kecil lainnya berasal dari Amerika,
Australia/Oceania, dan Asia.

2
Kedua, penelitian ini menyelidiki tiga aspek utama dari layanan
pariwisata yaitu transportasi, akomodasi dan restoran (makanan
dan minuman). Hasil yang ditemukan adalah alat ransportasi yang
digunakan untuk mencapai Pisa adalah mobil pribadi. Lalu
berkenaan dengan akomodasi, 50% responden memilih untuk
menginap di hotel dan setengah darinya memilih menginap
dengan fasilitas sarapan.

Ketiga, penelitian ini menguji perilaku ramah lingkungan di


kalangan wisatawan. Mayoritas menyatakan diri mereka sebagai
konsumen yang ramah lingkungan dan menyatakan membeli
produk ramah lingkungan. Selanjutnya responden merasa lebih
memperhatikan mengenai keberlanjutan pada saat dirumah
dibandingkan pada saat berwisata.

Dan keempat, penelitian ini menganalisis hubungan antara


pariwisata dan berkelanjutan. Hasil menyatakan bahwa lebih
banyak responden yang menyatakan jarang mempertimbangkan
pilihan wisata yang ramah linkungan dan lebih dari setengah
responden menyatakan tidak mendapatkan saran dari pengelola
wisata atau akomodasi tentang perilaku ramah lingkungan untuk
dilakukan selama di destinasi wisata, seperti menghemat energi
listrik dan air atau menggunakan kembali handuk selama lebih
dari satu hari, dan sebagainya. Dalam hal ini hasil penelitian juga
membahas seputar pengetahuan wisatawan mengenai sertifikasi
lingkungan pada akomodasi yang mereka tempati. Dan hasil
penting lainnya menyangkut pernyataan responden mengenai
kesediaan membayar lebih untuk pariwisata yang lebih
berkelanjutan.

1. PENDAHULUAN

Artikel yang berjudul Iconic Destination: a Snapshot of Sustainable Tourism in Pisa


di susun oleh Sarti S. dan Aliperti G. dalam Journal of Tourism, Culture and Territorial
Development nomor 12 tahun 2015.

Artikel ini menjabarkan tentang hasil penelitian penulis tentang tingkat kesadaran
wisatawan (baik wisatawan lokal maupun mancanegara) terhadapat pariwisata
berkelanjutan dari dua perspektif berbeda yaitu evaluasi diri dan perilaku berwisata. Hasil
penelitian dalam jurnal ini adalah gambaran dari tingkat kesadaran wisatawan yang ada di
lokasi penelitian yaitu Piazza dei Miracoli, Pisa, Italia, mengenai isu-isu pariwisata
3
berkelanjutan. Dimana didalamnya terdapat analisis kuesioner mengenai profil wisatawan,
perilaku ramah lingkungan mereka, perencanaan wisata berkelanjutan mereka, dan
kebiasaan mereka selama menetap di daerah tujuan wisata.

Artikel ini dibagi ke dalam beberapa bagian, antara lain: Introduction; Theoretical
background; Methodology; Findings; Conclusions, Future Reserch and Limitations. Berikut
review per bagian dari artikel ini.

1.1. Bagian 1: Introduction

Bagian pendahuluan dari artikel ini menjelaskan tentang isu-isu seputar pariwisata
berkelanjutan dan tujuan dari penelitian yang penulis lakukan. Paragraf ini juga
menjelaskan fungsi atau manfaat dari hasil penelitian mereka tentang parwisata
berkelanjutan kedepannya antara lain sebagai informasi terbaru untuk penelitian akademis
dan acuan bagi perusahaan berbasis pariwisata untuk menerapkan atau mendesain
pariwisata dengan basis berkelanjutan.

1.2. Bagian 2: Theoretical Background

Pada bagian ini dijelaskan bahwa pariwisata adalah suatu industri yang tidak hanya
berdampak pada kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, namun juga
mempengaruhi perubahan lingkungan dan iklim. Salah satu elemen terpenting dalam
dunia pariwisata adalah destinasi wisata dan daya tarik yang ada di dalamnya, termasuk
lingkungan. Pelestarian dan pelindungan lingkungan yang meliputi sumber daya alam,
budaya dan sejarah menjadi salah satu hal terpenting dalam dunia pariwisata. Cara yang
dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan tersebut ialah dengan
pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dikutip dalam paragraf pertama, Brundland
menyimpulkan arti dari pembangunan berkelanjutan.

Brundtland (World Commission on Environment and Development, 1987),


sustainable development is development that meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs.

Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa inti dari pembangunan berkelanjutan adalah
kegiatan pemenuhan kebutuhan pada saat ini yang tidak akan berdampak pada kegiatan
pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Kajian yang lebih mendalam tentang
pembangunan berkelanjutan di sisi pariwisata diuraikan oleh Blancas et al yang dikutip
pada paragraf kedua.

Blancas et al. (2015), sustainable tourism is a tourist activity which centres on


resource management in such a way that all economic, social and aesthetic
needs are met, while abiding by cultural integrity, essential ecological processes,
biological diversity and the life--‐ support system (UNWTO, 1993).

4
Dari penjelasan Blancas tersebut terlihat bahwa yang menjadi aktor utama dalam
pariwisata berkelanjuan adalah wisatawan, namun dalam jurnal ini penulis
mengidentifikasi tiga pelaku utama yang terlibat dalam pengembangan pariwisata
berkelanjutan, yaitu; warga/masyarakat dan wisatawan, perusahaan/bisnis di bidang
pariwisata dan badan publik atau pemerintahan.

1.3. Bagian 3: Methodology

Dalam bagian ini, dijelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada hasil survei yang
dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui kuesioner terstruktur dengan lima
pertanyaan tertutup terhadap 406 responden yang dipilih secara acak. Kemudian data
dianalisis menggunakan statistik deskriftif dan tes chi square untuk mengukur hubungan
antar variabel.

1.4. Bagian 4: Findings

Pada bagian ini, peneliti membahas mengenai hasil dari kuesioner yang telah
mereka bagikan kepada para sampel yaitu 406 wisatawan Piazza dei Miracoli, Pisa, yang
dipilih secara acak sebagai responden. Dibagian ini penulis juga menunjukkan jawaban
terbanyak dari masing-masing pertanyaan serta persantase perbedaan dengan hasil
jawaban lainnya. Persantase tersebut antara lain:

A. Profil responden
 Jenis Kelamin, wanita 53,20% sedangkan pria 46,80%
 Tingkat pendidikan, Sarjana 57,15%, Diploma 33% dan sekolah menengah 9,85%
 Umur, rentang umur 18 – 25 tahun 25,62%, rentang umur 26 – 45 tahun 44,83%,
rentang umur 46 – 65 tahun 29,06% dan umur diatas 65 tahun 0,49%
 Pekerjaan, pekerja profesional 44,83%, pekerja kantor 24,4%, dan siswa 22,66%
 Kebangsaan, Eropa 54,68%, Amerika 16,75%, Italy 14,28%, Asia 13,3%,
Australia/Oceania 0,99% dan Afrika 0%
B. Tiga aspek utama dari layanan transportasi
 Alat transportasi yang digunakan menuju objek wisata, mobil pribadi 45,81%,
kereta api 20%, bus 14%, dan sebanyak 12% menggunakan pesawat terbang
 Akomodasi/penginapan, lebih dari 50% menyatanggal tinggal di hotel, 12,32%
berkemah dan 7% tinggal di rumah teman atau kerabat
 Makanan dan minuman, 77% wisatawan mwnyatakan tidak pernah makan di
restoran fast food selama mereka berwisata di Pisa, 33% lainnya menyatakan
pernah makan di restoran fast food.
C. Perilaku ramah lingkungan di kalangan wisatawan
 Sebanyak 79,31% responden menyatakan diri mereka sebagai responden ramah
lingkungan, sedangakan 20,69% lainnya menyatakan belum menjadi responden
yang ramah lingkungan
5
 Kebiasaan membeli, 57% responden menyatakan membeli produk ramah
lingkungan, 35% jarang membeli produk semacam itu dan 8% lainnya menyatakan
tidak pernah membeli produk ramah lingkungan
 Kesadaran terhadap isu-isu keberlanjutan, 75,86% responden lebih sadar
lingkungan ketika mereka berada di rumah sedangkan 24,14% dari mereka
menyatakan lebih memperhatikan isu-isu berkelanjutan saat bepergian
D. Hubungan antara pariwisata dan keberlanjutan
 Keputusan wisatawan untuk memilih wisata berkelanjutan, 21,18% responden
menyatakan tidak pernah mempertimbangkan pilihan liburan yang ramah
lingkungan, 41,87% lainnya menyatakan jarang mempertimbangkan hanya 28,08%
responden yang menyatakan bahwa mereka sering mempertimbangkan pilihan
wisata ramah li ngkungan serta 9% responden selalu mempertimbangkan aspek-
aspek ini
 Saran atau penjelasan dari host (tuan rumah) tentang perilaku ramah lingkungan,
lebih dari 60% responden menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan saran
dari tuan rumah untuk berperilaku lebih ramah lingkungan untuk diterapkan pada
saat berwisata atau selama tinggal di akomodasi
 Sertifikasi ramah lingkungan di akomodasi, 24,63% responden menyatakan bahwa
akomodasi mereka memiliki sertifikasi lingkungan, 55,17% responden tidak
mengetahui tentang sertifikasi ini serta 20,20% sisanya menyatakan akomodasi
tempat mereka tinggal tidak memiliki sertifikasi lingkungan
 Kesedian untuk membayar lebih, 63% responden bersedia membayar lebih untuk
liburan yang lebih berkelanjutan dan sisanya belum bersedia.

Setelah itu, penulis mengembangkan atau menganalisis hasil temuan tersebut


menggunakan tes chi square dan regresi logistik dimana didapati bahwa menjadi
konsumen ramah lingkungan memiliki hubungan dengan pembelian produk ramah
lingkungan, jenis kelamin, usia, kewarganegaraan dan kesedian untuk membayar lebih
banyak. Namun penulis merasan bahwa hasil dari tes chi square tersebut tidak
memberikan informasi lebih lanjut makan penulis melalukan perhitungan model regresi
logistik dimana didapati hasil yang sama dengan hasil tes chi square kecuali dibagian
kebangsaan yang tdak ditemukan di model regresi logistik.
1.5 Conclusions, Future Reserch and Limitations
Di bagian ini penulis menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Mayoritas responden menyatakan sebagai konsumen ramah lingkungan dan sering


membeli produk ramah lingkungan

6
2. Umumnya wisatawan merasa lebih berkelanjutan pada saat dirumah daripada saat
bepergian
3. Pengunjung masih belum terlalu terlibat dalam mencari akomodasi dengan sertifikasi
lingkungan dan belum mendapatkan himbauan atau saran dari tuan rumah tentang
perilaku yang lebih berkelanjutan (seperti menghemat energi dan air atau
menggunakan kembali handuk selama lebih dari satu hari)

Penulis menyarankan kepada penelitian selanjutnya dapat mempelajari mengenai


kebiasaan ramah lingkungan wisatawan dimana mereka akan lebih peka atau menyadari
mengenai isu-isu keberlanjutan dirumah dibandingkan saat berada di akomodasi
penginapan itu merupakan kebiasaan atau hanya sekedar penghematan biaya saja
mengingat karena di rumah orang harus membayar saat menggunakan energi sedangkan
di penginapan hotel biaya energi listrik dan air sudah termasuk dalam tarif kamar.

Penulis juga menyebutkan tantangan kedepannya bagi para akademisi dan praktis
adalah untuk menghasilkan perubahan budaya dikalangan wisatawan menuju sikap,
kebiasaan dan kesadaran yang lebih terhadap pembangunan berkelanjutan.

2. KEUNGGULAN

Dari penelitian yang dijabarkan, terdapat beberapa keunggulan dalam penelitian Iconic
Destination: a Snapshot of Sustainable Tourism in Pisa ini, antara lain:

A. Penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan kesadaran wisatawan yang berkunjung


di Piazza dei Miracoli, Pisa, tentang isu-isu pariwisata berkelanjutan. Dimana selama
ini disebutkan bahwa pariwisata seharusnya bersifat berkelanjutan meskipun
pertanyaan tentang bagaimana mencapainya masih menjadi perdebatan. Bahkan
konsep ini masih belum terselangara di banyak destinasi wisata. Oleh karena itu
penelitian ini bisa menjadi salah satu tolak ukur tentang pengetahuan wisatawan
mengenai pariwisata berkelanjutan.

B. Penelitian ini dilakukan di destinasi wisata yang terkenal di dunia dan merupakan
tujuan wajib bagi wisatawan apabila berkunjung ke Italia karena di Piazza dei Miracoli
terdapat bangunan yang menjadi ikon negara Italia, yaitu menara miring Pisa.

C. Dikarenakan penelitian yang dilakukan di objek wisata terkenal maka sampel yang
digunakan dapat lebih bervariasi sehingga dapat mewakili dari beberapa tipologi turis
dan juga dari sisi pengetahuan mereka akan lebih bervariasi.

3. KEKURANGAN
Dalam penelitian ini didapati beberapa kekurangan, seperti:
A. Meskipun penelitian dilakukan di obejek wisata terkenal, namun sampel yang
mewakili masih kurang lengkap dan kurang bisa mewakili keseluruhan populasi.
Dilihat dari kewarganegaraan responden, masih terjadi ketidakseimbangan dimana
7
warga negara Eropa dan Italia mendominasi setengah dari responden bahkan warga
negara dan Benua Afrika tidak ada sama sekali.
B. Kurangnya penjelasan mengenai konsep konsep pariwisata berkelanjutan dan sangat
terfokus pada penjelasan hasil kuesioner dimana dalam penjelasan tersebut
menggunakan uji coba analisis data yang tidak terlalu dimengerti oleh orang awam
dan tabel hasil kuesioner yang dilampirkan kurang jelas dan sulit dipahami..

4. KESIMPULAN

Berikut kesimpulan dari review artikel yang berjudul Iconic Destination: a Snapshot of
Sustainable Tourism in Pisa di susun oleh Sarti, S. dan Aliperti, G., antara lain:

A. Peneliti menjabarkan hasil dari kuesioner yang sudah dibagikan kepada wisatawan di
Piazza dei Miracoli, Pisa, disertai dengan konsep perhitungannya.

B. Lalu dari hasil perhitungan dan tes yang dilakukan ditemukan bahwa menjadi
konsumen ramah lingkungan memiliki hubungan dengan pembelian produk ramah
lingkungan, jenis kelamin, usia, kewarganegaraan dan ketersedian untuk membayar
lebih banyak.

C. Reviewer kurang memahami pembahasan hasil tes chi square dan regresi logistik
strategis serta tabel hasil kuesioner yang dilampirkan.

DAFTAR PUSTAKA

Doran, Rouven, dkk. (2017). Intentions to Make Sustainable Tourism Choice: do Value
Orientations, Time Perspective and Efficacy Beliefs Explain Individual Differences?.
Scandinavian Journal of Hospitality and Tourism 7(3). 223 – 228.

Kurniawati, Rina. Konsep Pariwisata Berkelanjutan. Modul Pariwisata Berkelanjutan.25 – 36

Sarti, S., dkk. (2015). Iconic Destination: a Snapshot of Sustainable Tourism in Pisa. Journal of
Tourism, Culture and Territorial Development 6(12), 120 - 136.

Yoveva, I.K. (2014). Strategic Networks for Sustainable Tourism Development. Journal of
Tourism, Culture and Territorial Development 5(3). 19 – 35.

Anda mungkin juga menyukai